Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

DEMAM (FEBRIS) DI RUANG ZAAL ANAK


RSUD Dr. H. MOH. ANWAR SUMENEP

Disusun Oleh:
DIANA NORMA ISLAMI
714.6.2.0554

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
2016

KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah dengan rasa syukur ke hadirat Allah SWT karena hanya
dengan rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Praktika State
Keperawatan Anak dengan makalah yang dengan judul Asuhan Keperawatan
Pada Anak Dengan Demam (Febris) .
Tentunya dalam penyusunan makalah ini telah banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak baik bantuan moril maupun materil, oleh karena itu dalam
kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
disertai doa semoga Beliau mendapatkan imbalan yang layak dari Allah SWT
kepada :
1. Bapak. Joni hariyanto S.Kep. Ns, selaku kepala ruangan zaal anak
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesainya
praktika ini.
2. Ibu. Zakiyah Yasin S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing akademik yang
telah membimbing saya untuk menyelesaikan praktika.
Akhirnya dengan kerendahan hati, saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga karya yang sederhana ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Sumenep, 08 Agustus 2016


Penulis

DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
LAPORAN PENDAHULUAN..............................................................................4
KONSEP DASAR PENYAKIT.............................................................................4
HOSPITALISASI PADA ANAK.........................................................................10
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN...............................................16
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A.J DENGAN DEMAM (FEBRIS)
DI RUANG ZAAL ANAK RSUD Dr. H. MOH. ANWAR SUMENEP...........19
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS.................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KONSUL PEMBIMBING KEPALA RUANGAN
ZAAL ANAK
LEMBAR KONSUL PEMBIMBING AKADEMIK
LAMPIRAN..........................................................................................................41

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Anak dengan


Demam (Febris) di ruangan Zaal Anak, RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep

sumenep, Agustus 2016


Mahasiswa

Diana norma islami


NPM: 714.6.2.0554

Kepala Ruangan

Pembimbing Akademik

Joni Hariyanto S.Kep. Ns

Zakiyah Yasin S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN 0720108501

LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. PENGERTIAN
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu
tubuh secara abnormal.
Febris (demam) yaitu meningkatnya temperature tubuh secara abnormal
(Asuhan Keperawatan Anak 2001).
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas
normal yaitu lebih dari 38 0C (Fadjari Dalam Nakita 2003).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkatdiatas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggitersebut turun
ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Penyebab suhuyang mungkin tercatat dapat mencapai dua
derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatatdemam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila demam seperti initerjadi dalam dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara duaserangan
demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terusmenerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demamuntuk beberapa hari yang kemudian diikuti
oleh kenaikan suhu seperti semula.Suatu tipe demam kadang-kadang

dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demamintermiten


untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat
dihubungkan segeradengan suatu sebab yang jela seperti : abses,
pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadangsama sekali tidak
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek
90% daripara pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya
merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit
virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harustetap
waspada terhadap inveksi bakterial.
B. ETIOLOGI
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan
toksemia, keganasan atau reaksiterhadap pemakaian obat, juga pada
gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak,koma).
Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
diperlukan

antara

lain:ketelitian

penggambilan

riwayat

penyakit

pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalananpenyakit dan


evaluasi pemeriksaan laboratorium. serta penunjang lain secara tepat dan
holistik.Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adala cara
timbul demam, lama demam, tinggidemam serta keluhan dan gejala lian
yang menyertai demam.Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan
dimana seorang pasien mengalami demam terusmenerus selama 3 minggu
dan

suhu

badan

diatas

38,3

derajat celcius

dan

tetap

belum

didapatpenyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara


intensif dengan menggunakan saranalaboratorium dan penunjang medis
lainnya.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Anak rewel (suhu lebuh tinggi dari 37,8oc 40oc)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernafasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan

D.

WOC
Eksogen pirogen
(seperti : bakteri, virus, kompleks antigen antibodi)

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan awal
Darah rutin, urin dan
feses rutin, morfologi
darah tepi, hitung jenis
lekosit
2. Pemeriksaan atas indikasi
Kultur darah, urin atau
feses, pengambilan cairan
serebro spinal, toraks
foto.
Klasifikasi:
1.
2.
3.
4.

Demam septik
Demam remitten
Demam intermiten
Demam kontinyu

Merangsang pembentukan sel host inflamasi


(seperti : makrofag, netrofil, sel kuffer,
makrofag splenic dan alveolar)

Memproduksi endogen pirogen


(interleukin 1, interleukin 6, faktor nekrosis tumor, dan sitokin pirogen lain)

Sintesa prostaglandin dalam hipotalamus

Merangsang hipotalamus anterior


meningkatkan titik patokan suhu (set point)

DEMAM (FEBRIS)
adalah peningkatan suhu tubuh
diatas normal, yaitu suhu tubuh
diatas 37,5oC atau teraba panas.

MK: Hipertermi

Peningkatan
evaporasi

Peningkatan metabolisme tubuh

Berkeringat, wajah merah,


teraba panas

Penggunaan energi meningkat


Pengeluaran cairan tubuh
berlebihan
Kelemahan
Turgor kulit buruk
Mukosa bibir kering
Konjungtiva anemis

Anak rewel, gelisah

MK: Intoleransi aktivitas


Penatalaksanaan
1. Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam
2. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
3. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah
terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan
berakibat rusaknya sel-sel otak.
4. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyakbanyaknya
5. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
6. Kompres hangat suam-suam kuku pada dahi,
ketiak,lipat paha.
7. Pemberian antipiretik, seperti parasetamol

MK: Resiko kekurangan volume


cairan tubuh

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji coba darah
Contoh pada demam dengu terdapat leucopenia pada hari ke dua atau
hari ketiga. Pada dbd dijumpai trombosito penia dan hemokonsentrasi.
Masa

pembekuan

masih

normal,masa

perdarahan

biasanya

memanjang,dapat ditemukan penurunan factor II,V,VII,IX dan


XII.Pada

pemeriksaan

kimia

darah

tampak

hipoproteinemia,

hiponatremia, hipokloremia. Sgot, serum glutamit piruvat(sgpt), ureum


dan ph darahg mungkin meningkat, referse alkali menurun
2. Pembiakan kuman dari cairan tubuh atau lesi permukaan atau sinar
tembus rutin. Contoh pada dbd air seni mungkin ditemukan
albuminorial ringan.
3. Dalam tahap melalui biopsy pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga
dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atu limfan
geografi
4. Ultrasonografi, endoskopi atau scaning masih dapat diperiksa
F. PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya menurunkan demam dapat dilakukan secara fisik, obatobatan, maupun kombinasi keduanya
1. Secara fisik
- Tempatkan anak dalam ruangan bersuhu normal
- Pakaikan anak pakaian yang tidak tebal
- Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air
meningkat
- Memberikan kompres
2. Obat-obatan
- Pemberian obat antipiretik, analgetik, dan anti inflamasi
- Pemberian antibiotic sesuai indikasi

HOSPITALISASI PADA ANAK


A. Pengertian Hospitalisasi
Suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana mengharuskan
anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangan kembali ke rumah.
Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga mengalami
kebiasaan kebiasaan yang asing, Lingkungannya yang asing,orang tua yang
kurang yang mendapat dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas.
Rasa cemas pada orangtua akan membuat stress anak meningkat. Dengan
demikan asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak terapi tapi juga
pada orang tuanya.
B. Pendekatan Yang di Gunakan Dalam Hospitalisasi
1. Pendekatan Empirik
Dalam menanamkan kesadaran diri terhadap para personil yang terlibat
dalam hospitalisasi, Metode pendekatan empirik menggunakan strategi,
yaitu:
a) Melalui dunia pendidikan yang ditanamkan secara dini kepada
peserta didik.
b) Melalui penyuluhan atau sosialisasi yang diharapkan kesadaran diri
mereka sendiri dan peka terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Pendekatan Melalui Metode Permainan
Yaitu pendekatan dilakukan melalui permainan yang sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Raksi hospitalisasi bersifat
individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan anak, pengalaman
sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia dan
kemampuan koping yang dimilikinya. Pada umumnya reaksi anak trhadap
sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan
rasa nyeri.

C. Hospitalisasi Pada Anak


Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai :

10

a) Pengalaman yang mengancam


b) Stressor
Keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga.
Bagi anak hal ini mungkin terjadi karena :
a) Anak tidak memahami mengapa dirawat/terluka.
b) Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan,
lingkungan dan kebiasaan sehari-hari.
c) Keterbatasan mekanisme koping.
Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisasi dipengaruhi :
a) Tingkat perkembangan usia.
b) Pengalaman sebelumnya.
c) Support sistem dalam keluarga.
d) Keterampilan koping.
e) Berat ringannya penyakit.
D. Stress Hospitalisasi
Stress yang umumnya terjadi berhubungan dengan hospitalisasi :
1. Takut

Unfamiliarity

Lingkungan rumah sakit yang menakutkan

Rutinitas rumah sakit

Prosedur yang menyakitkan

Takut akan kematian

2. Isolasi
Isolasi merupakan hal yang menyusahkan bagi semua anak terutama
berpengaruh pada anak dibawah usia 12 tahun. Pengunjung, perawat dan
dokter yang memakai pakaian khusus (masker, pakaian isolasi, sarung
tangan, penutup kepala) dan keluarga yang tidak dapat bebas berkunjung.
3. Privasi yang telambat
Terjadi pada anak remaja : rasa malu, tidak bebas berpakaian.
E. E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hospitalisasi Pada Anak

11

1. Berpisah dengan orang tua dan sibling.


2. Fantasi-fantasi dan unrealistic anxienties tentang kegelapan, monster,
pembunuhan dan diawali oleh situasi yang asing. binatang buas.
3. Gangguan kontak sosial jika pengunjung tidak diizinkan
4. Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit.
5. Prosedur yang menyakitkan
6. Takut akan cacat atau mati.
F. F. STRESSOR PADA INFANT
Separation anxiety (cemas karena perpisahan)
Pengertian trhadap ralita trbatas hubungan dngan ibu sangat dekat
Kemampuan bahasa terbatas
Respon infant akibat prpisahan dibagi tiga tahap
1. Tahap protes (fase of protes)
o Menangis kuat
o Menjerit
o Menendang
o Berduka
o Marah
2. Tahap putus asa (phase of despair)
o Tangis anak mulai berkurang
o Murung, diam, sedih, apatis.
o Tidak tertarik dengan aktivitas di sekitarnya
o Menghisap jari
o Menghindari kontak mata
o Berusaha menghindar dari orang yang mendekati
o Kadang anak tidak mau makan.
3. Tahap menolak (phase dethacement/denial)
o Secara samar anak seakan menerima perpisahan (pura-pura)
o Anak mulai tertarik dengan sesuatu di sekitarnya
o Bermain dengan orang lain
o Mulai mmbina hubungan yang dangkal dengan orang lain
o Anak mulai terlihat gembira

12

G. REAKSI ANAK PADA HOSPITALISASI


Reaksi anak pada hospitalisasi dapat dibagi pada beberapa tahap yaitu:
a. Masa bayi(0-1 th)
Dampak perpisahan
Pembentukan rasa P.D dan kasih sayang
Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
- Menangis keras
- Pergerakan tubuh yang banyak
- Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
b. Masa todler (2-3 th)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon
perilaku anak dengan tahapnya.
Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat
bermain, sedih, apatis
Pengingkaran/ denial
c. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )

Menolak makan
Sering bertanya
Menangis perlahan
Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan

Perawatan di rumah sakit :


a. Kehilangan control
b. Pembatasan aktivitas: Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman.
Sehingga ada perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif,
marah, berontak,tidak mau bekerja sama dengan perawat.
d. Masa sekolah (6 sampai 12 tahun)
Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan
yang dicintai , keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan
kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam

13

keluarga, kehilangan kelompok sosial, perasaan takut mati, kelemahan


fisik Reaksi nyeri bisa digambarkan dgn verbal dan non verbal
e. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya
Saat MRS cemas karena perpisahan tersebut Pembatasan aktifitas
kehilangan control. Reaksi yang muncul :
Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
Tidak kooperatif dengan petugas
Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :
- bertanya-tanya
- menarik diri
- menolak kehadiran orang lain.
H. REAKSI ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI
Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi:
Takut dan cemas
Perasaan sedih dan frustasi:
Kehilangan anak yang dicintainya
Prosedur yang menyakitkan
Informasi buruk tentang diagnosa medis
Perawatan yang tidak direncanakan
Pengalaman perawatan sebelumnya
Perasaan sedih : Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang

lain
Perasaan frustasi : Kondisi yang tidak mengalami perubahan Perilaku tidak

kooperatif, putus asa, menolak tindakan, menginginkan pulang


Reaksi saudara kandung terhadap perawatan anak di RS : Marah, cemburu,
benci, rasa bersalah

14

15

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul
demam, gejala lain yangmenyertai demam (miasalnya: mual muntah,
nafsu makan, diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan sendidll), apakah
anak menggigil, gelisah atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik.
3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan
laboratotium, foto rontgent ataupun USG
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
2. Ketidakefektifan thermoregulasi berhubungan dengan proses penyakit,
fluktuasi suhu lingkungan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang dan diaporesis
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

berhubungan

dengan

peningkatan TIK
5. Resiko cidera berhubungan dengan infeksi mikroorganisme
6. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan kejang demam
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO
1.

DIAGNOSA

TUJUAN

DAN INTERVENSI

KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL
Hipertermi
b/d Tujuan:
Setelah dilakukan
proses infeksi
tindakan
keperawatan selama
x24
diharapkan

jam

atau

sesuai
anak

suhu

untuk

tidak

normal

(36o-37oc)
- Nadi dan RR dalam

16

tanda vital setiap 2


indikasi
2. Anjurkan

batas normal
KH :
- Suhu tubuh dalam

batas normal

tanda-

jam

tubuh paien dalam

rentang

1. Monitor

memakai

selimut

dan pakaian tebal


3. Anjurkan
anak
banyak minum
4. Berikan kompres
hangat
5. Kolaborasi
pemberian

- Tidak

ada

antipiretik

perubahan warna
kulit tidak ada
2.

Ketidakseimbanga
n

nutrisi

dari

kurang

kebutuhan

tubuh b/d intake


yang kurang dan
diaphoresis

pusing
Tujuan:
Setelah dilakukan
tindakan
x24

jam
nutrisi

adekuat
KH :
- Tidak

ada

berat badan
Tidak ada tanda
tanda

anak

malnutrisi
Nafsu makan
meningkat

bukan

merupakan
kontraindikasi
2. Anjurkan
anak
makan sedikit tapi

penurunan
-

kesukaan
yang

keperawatan selama
pemenuhan

1. Tanyakan makanan

sering
3. Anjurkan

makan

makanan

selagi

hangat
4. Berikan
lunak
5. Timbang

makanan
berat

badan setiap hari


6. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang

3.

diet yang sesuai


1. Ukur tanda tanda

Intoleransi aktivitas Tujuan :


Setelah dilakukan
berhubungan
vital sebelum dan
tindakan
dengan kelemahan
sesudah beraktivitas
keperawatan selama 2. Tingkatkan aktivitas
fisik
x24
jam
perawatan diri klien
3. Ajarkan
pasien
diharapkan
metode
Toleransi aktivitas
penghematan
pasien meningkat
energy
untuk
KH :
- RR :20 kali/menit
aktivitas: Luangkan
- Nadi: 116
waktu
istirahat
kali/menit
selama
aktivitas,
- Kulit dan bibir tidak
pucat
lebih baik duduk

17

dari pada berdiri


saat

melakukan

aktivitas kecuali hal


ini memungkinkan
4. Identifikasi
dan
dorong
klien

18

kemajuan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A.J DENGAN DEMAM (FEBRIS)


DI RUANG ZAAL ANAK
RSUD Dr. H. MOH. ANWAR SUMENEP

Laporan ini disusun untuk memenuhi laporan praktika


State keperawatan anak
Tempat Ruang

: Ruang zaal anak


RSUD Dr. H. MOH. ANWAR

Tanggal

: 05 Agustus 2016

Disusun Oleh:
DIANA NORMA ISLAMI
714.6.2.0554
Mengetahui,

Dosen Pembimbing
Akademik

Kepala Ruangan Zaal


Anak

Zakiyah Yasin S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN 0720108501

Joni hariyanto S.Kep. Ns

19

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan

2. Tempat tgl lahir/usia

3. Jenis kelamin

4. A g a m a

5. Pendidikan

6. Alamat

7. Tgl masuk

8. Tgl pengkajian

9. Diagnosa medik

(jam:

B. Identitas Orang tua


1. Ayah
a. N a m a

b. U s i a

c. Pendidikan

d. Pekerjaan

e. A g a m a

f. Alamat

2. Ibu
a. N a m a

b. U s i a

c. Pendidikan

d. Pekerjaan

e. Agama

f. Alamat

20

C. Identitas Saudara Kandung


No

NAM A

USIA

HUBUNGAN

STATUS KESEHATAN

II. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluhan Utama
Riwayat Keluhan Utama

:
:

Keluhan Pada Saat Pengkajian:

B. Riwayat Kesehatan Lalu


1. Prenatal care
a. Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di:
Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu:

b. Riwayat terkena radiasi:


c. Riwayat berat badan selama hamil:
e. Riwayat Imunisasi TT:
f.

Golongan darah ibu:

Golongan darah ayah:

2. Natal
a, Tempat melahirkan:
b. Jenis persalinan:
c. Penolong persalinan:
e. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan :

21

3. Post natal
a. Kondisi bayi:
APGAR:
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami :
c. Klien pernah mengalami penyakit:
pada umur:
diberikan obat oleh:
d. Riwayat kecelakaan:
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram

Ket :

D. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)


No.

Jenis immunisasi

Waktu pemberian

Frekuensi

1.
2.
3.
4.
5.
E. Riwayat Tumbuh Kembang
1. Pertumbuhan Fisik
a. Berat badan:
b. Tinggi badan:
c. Waktu tumbuh gigi:

kg.
cm.
bulan.

2. Perkembangan tiap tahap usia anak saat


a. Berguling
:
bulan
b. Duduk
:
bulan

22

Reaksi setelah
pemberian

Frekuensi

c.
d.
e.
f.
g.
h.

Merangkak
:
bulan
Berdiri
:
tahun
Berjalan
:
tahun
Senyum kepada orang lain pertama kali :
tahun:
Bicara pertama kali :
tahun dengan menyebutkan:
Berpakaian tanpa bantuan:

F. Riwayat Nutrisi
1. Pemberian ASI
2. Pemberian susu formula
a. Alasan pemberian
b. Jumlah pemberian
c. Cara pemberian

:
:
:

Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
G. Riwayat Psikososial
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Anak tinggal bersama:


Lingkungan berada di:
Rumah dekat dengan:
kamar klien:
Rumah ada tangga:
Hubungan antar anggota keluarga:
Pengasuh anak :

di:
tempat bermain:

H. Riwayat Spiritual
1. Support sistem dalam keluarga:
2. Kegiatan keagamaan:

I. Reaksi Hospitalisasi
1. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
a. Ibu membawa anaknya ke RS karena:
b. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak:
c. Perasaan orang tua saat ini:
d. Orang tua selalu berkunjung ke RS:
e. Yang akan tinggal dengan anak:
2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

23

J. Aktivitas sehari-hari
1. Nutrisi
Kondisi
a.
b.
c.
d.
e.

Sebelum Sakit

Saat Sakit

Sebelum Sakit

Saat Sakit

Sebelum Sakit

Saat Sakit

Selera makan
Menu makan
Frekuensi
Pantangan makan
Cara makan

2. Cairan
Kondisi
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
4.

Jenis minuman
Frekuensi minum
Kebutuhan cairan
Cara pemenuhan
Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi
Tempat pembuangan
Frekuensi (waktu)
Konsistensi
Kesulitan
Obat pencahar
Istirahat tidur
Kondisi

Sebelum Sakit

a. Jam tidur
- Siang
- Malam
b. Pola tidur
c. Kebiasaan sebelum tidur
d. Kesulitan tidur
5. Olah Raga
Kondisi
a.
b.
c.
6.

Program olah raga


Jenis dan frekuensi
Kondisi setelah olah raga
Personal Hygiene
Kondisi

a. Mandi
- Cara
- Frekuensi
- Alat mandi
b. Cuci rambut

24

Saat Sakit

Sebelum Sakit

Saat Sakit

Sebelum Sakit

Saat Sakit

- Frekuensi
- Cara
c. Gunting kuku
- Frekuensi
- Cara
d. Gosok gigi
- Frekuensi
- Cara
7. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi
a.
b.
c.
d.
8.
a.
b.
c.
d.
e.

Sebelum Sakit

Kegiatan sehari-hari
Pengaturan jadwal harian
Penggunaan alat Bantu aktifitas
Kesulitan pergerakan tubuh
Rekreasi
Kondisi

Sebelum Sakit

Perasaan saat sekolah


Waktu luang
Perasaan setelah rekreasi
Waktu senggang klg
Kegiatan hari libur

K. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
2. Kesadaran
:
3. Tanda tanda vital :
a. Tekanan darah
b. Denyut nadi
c. Suhu
d. Pernapasan
4. Berat Badan
:
5. Tinggi Badan :
6. Kepala
Inspeksi

:
:
:
:

mmHg
x / menit
o
C
x/ menit

Keadaan rambut & Hygiene kepala

a. Warna rambut
b. Penyebaran
c. Mudah rontok
d. Kebersihan rambut
Palpasi

:
:
:
:

Benjolan : ada / tidak ada

:
25

Saat Sakit

Saat Sakit

Nyeri tekan : ada / tidak ada

Tekstur rambut : kasar/halus

7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak
:
b. Bentuk wajah
:
c. Gerakan abnormal :
d. Ekspresi wajah
:
Palpasi
Nyeri tekan / tidak

Data lain

8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra

: Edema / tidak
Radang / tidak

b. Sklera
c. Conjungtiva

: Icterus / tidak
: Radang / tidak
Anemis / tidak

d. Pupil

: - Isokor / anisokor
- Myosis / midriasis
- Refleks pupil terhadap cahaya :

e. Posisi mata :
Simetris / tidak
f.
g.
h.
i.
j.

Gerakan bola mata


Penutupan kelopak mata
Keadaan bulu mata
Keadaan visus
Penglihatan

:
:
:
:
:
: - Kabur / tidak
- Diplopia / tidak

Palpasi
Tekanan bola mata

Data lain

9. Hidung & Sinus


Inspeksi
a. Posisi hidung
:
b. Bentuk hidung
:
c. Keadaan septum :
26

d. Secret / cairan
Data lain

:
:

10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga
:
b. Ukuran / bentuk telinga
:
c. Aurikel
:
d. Lubang telinga
: Bersih / serumen / nanah
e. Pemakaian alat bantu
:
Palpasi
Nyeri tekan / tidak
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne
b. Weber
c. Swabach
Pemeriksaan vestibuler
Data lain

:
:
:
:
:

11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi
- Karang gigi / karies
- Pemakaian gigi palsu
b. Gusi
Merah / radang / tidak
c. Lidah
Kotor / tidak

:
:
:
:
:

d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak
- Basah / kering / pecah
- Mulut berbau / tidak
- Kemampuan bicara
Data lain
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa
b. Nyeri tekan
c. Nyeri menelan
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid

:
:
:
:
:

:
:
:

: Membesar / tidak

27

Palpasi
a. Kelenjar thyroid
: Teraba / tidak
b. Kaku kuduk / tidak :
c. Kelenjar limfe
: Membesar atau tidak
Data lain
:
14. Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada
:
b. Irama pernafasan :
c. Pengembangan di waktu bernapas
d. Tipe pernapasan :
Data lain

:
:

Palpasi
a. Vokal fremitus
b. Massa / nyeri
Auskultasi

:
:

a.

Suara nafas
Bronchovesikuler
b. Suara tambahan
Perkusi

: Vesikuler / Bronchial /
: Ronchi / Wheezing / Rales

Redup / pekak / hypersonor / tympani


Data lain

15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis

Perkusi
Pembesaran jantung

Auskultasi
a. BJ I
:
b. BJ II
:
c. BJ III
:
d. Bunyi jantung tambahan
Data lain

:
:

16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit
b. Ada luka / tidak
Auskultasi

:
:

Peristaltik

:
28

Palpasi
a. Hepar
b. Lien
c. Nyeri tekan

:
:
:

Perkusi
a. Tympani
b. Redup
Data lain

:
:
:

17. Genitalia dan Anus


18. Ekstremitas
Ekstremitas atas

a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri
- Pergerakan abnormal
- Kekuatan otot kanan / kiri
- Tonus otot kanan / kiri
- Koordinasi gerak
b. Refleks

:
:
:
:
:
:

c. Sensori
- Nyeri
- Rangsang suhu
- Rasa raba
Ekstremitas bawah

:
:
:

a. Motorik
- Gaya berjalan :
- Kekuatan kanan / kiri
- Tonus otot kanan / kiri
b. Refleks

:
:
:

c. Sensori
- Nyeri
- Rangsang suhu
- Rasa raba
Data lain

:
:
:
:

19. Status Neurologi.


Saraf saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu
:
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan
:
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil
:
29

- Gerakan kelopak mata


- Pergerakan bola mata
- Pergerakan mata ke bawah & dalam
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori
- Refleks dagu
- Refleks cornea
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran

:
:
:
:
:
:
:
:
:

g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)


- Refleks menelan
:
- Refleks muntah
:
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang :
- Suara
:
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan :
- Mengangkat bahu
:
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah
:
Tanda tanda peradangan selaput otak
a. Kaku kuduk
:
b. Kernig Sign
:
c. Refleks Brudzinski
d. Refleks Lasegu :
Data lain

:
:

XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 6 Tahun )


Dengan menggunakan DDST
1. Motorik kasar
2. Motorik halus
3. Bahasa
4. Personal social
XII. Test Diagnostik
= Laboratorium

30

= Foto Rotgen, CT Scan, MRI, USG, EEG, ECG

XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)

31

A. Analisa Data
Data

Masalah

32

Penyebab

B. Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas

33

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


(Nursing Care Plan)
HARI/
TGL

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

TUJUAN

INTERVENSI

34

RASIONAL

35

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien

No. RM :

Umur

Dx Medis :

Hari/Tgl

Dx. Keperawatan

Jam

Implementasi

36

TTD/
Nama

Evaluasi

TTD/
Nama

37

DAFTAR PUSTAKA
Komite medik RSUP Dr. Sardjito, 2000. Standar Pelayanan Medis, Edisi 2,
Cetakan I, Medika FK UGM, Yogyakarta
Amin, Hardi. 2015. Asuhan Keperawatan Nanda NIC NOC. Mediaction:
Jogjakarta
Taylor, C & Ralph, S. 2013. Diagnosis keperawatan dengan rencana asuhan.
Jakarta: EGC
Ismoedijanto. Demam pada anak. Sari Pediatri. 2000 (2);103-108.
Kania, Nia. (2007). Penatalaksanaan demam pada anak. Disampaikan dalam acara
Siang Klinik Penanganan Kejang Pada Anak. Bandung.
Mansjoer, Arif., dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit Media
Aesculapius: Jakarta
NANDA International. (2012). Nursing Diagnoses: Definitions &Classifications
2012. Jakarta :EGC
Soedarmo., dkk. (2012). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. IDAI: Jakarta
Wilkinson, J.M. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
Nic dan Kriteria Hasil Noc. EGC: Jakarta
Wong, D.I. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta
www.scribd.com

38

LEMBAR KONSUL PEMBIMBING KEPALA RUANGAN


ZAAL ANAK

NAMA
NPM

: DIANA NORMA ISLAMI


: 714.6.2.0554

PEMBIMBING KARU

: Joni hariyanto S.Kep. Ns

No.

Tanggal

Uraian

Revisi

Paraf

Mengetahui,
Kepala Ruangan Zaal Anak

Joni hariyanto S.Kep. Ns

39

LEMBAR KONSUL PEMBIMBING AKADEMIK

NAMA
: DIANA NORMA ISLAMI
NPM
: 714.6.2.0554
PEMBIMBING AKADEMIK : Zakiyah Yasin S.Kep., Ns., M.Kep
No.

Tanggal

Uraian

Revisi

Paraf

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Akademik

Zakiyah Yasin S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN 0720108501

40

LAMPIRAN

41

Anda mungkin juga menyukai