Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

LP DAN ASKEP KASUS DIARE

1
2
3
4
5
6
7
8
9

DISUSUN OLEH :
DIANA NORMA ISLAMI
MINKA DIAYUTRI
ULFATUL RISKA
ENDANG YULIATI NINGSIH
LAILI NURWITA WULANDARI
KHOLIFATUR RAHMAH
MARDIYANA YUNIDA PUTRI
MILLATUL HANIFAH
YAHYA

(714.6.2.0554)
(714.6.2.0549)
(714.6.2.0543)
(714.6.2.0560)
(713.6.2.0472)
(713.6.2.0471)
(713.6.2.0473)
(713.6.2.0474)
(714.6.2.0499)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
TAHUN AKADEMIK 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Makalah Diare
Adapun maksud penyusunan makalah ini sebagai syarat memenuhi tugas Keperawatan
Anak.
Makalah ini dapat selesai atas dukungan dan partisipasi dari beberapa pihak.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga sadar makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga membutuhkan beberapa kritik dan saran dari semua pihak
agar dapat membangun penulisan tugas makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan berharap akan berguna bagi penulisan selanjutnya.

Sumenep, 19 Maret
2016
Kelompok II

DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Gastroenteritis biasa disebut diare adalah salah satu penyakit yang banyak
terjadi di Indonesia. Gastroenteritis dapat menyerang pada semua kelompok usia.
Tidak jarang penyakit ini menyebabkan kematian pada si penderita. Hal ini
dikarenakan oleh ketidakmampuan si penderita menoleransi kehilangan elektrolit
dan cairan dari tubuhnya.
Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih
dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadangkadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).
Angka kejadian diare, di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini
masih tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 angka
kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk. Selama tahun 2006 sebanyak 41
kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare
yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal
tersebut, utamanya disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk
dan perilaku hidup tidak sehat (Tadda, asri. 2010).

1.2

Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan teori dari diare ?
2. Bagaimana konsep dan teori dari stress hospitalisasi pada anak ?
3. Bagaimana ASKEP kasus pada pasien diare ?

1.3

Tujuan
1. Memahami konsep dan teori dari diare.
2. Memahami konsep dan teori dari stress hospitalisasi pada anak.
3. Memahami ASKEP kasus pada pasien diare.

1.4

Manfaat
1. Dapat mengetahui dan mempelajari lebih rinci tentang penyakit diare dan
mampu menerapkan teori teori yang di dapat di dalam instisusi pendidikan.
2. Sebagai salah satu sumber literatur dalam perkembangan dibidang profesi
keperawatan.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1

KONSEP DAN TEORI DIARE


2.1.1

DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih

banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair
atau setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO
(1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).
Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih
dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadangkadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan, peningkatan
volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari
3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, Aziz Alimul, 2008).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair (Suriadi dan Rita Yulianni, 2006).
2.1.2

ETIOLOGI
1

2
3
4

Faktor Infeksi :
- Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio Kholera)
- Virus (Enterovirus)
- Parasit (Cacing)
- Kandida (Candida Albicans)
Faktor Parentral :
Infeksi di bagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
Faktor Malabsorbsi :
Karbohidrat, lemak, protein.
Faktor Makanan :
Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang
matang.
Faktor Psikologis :
Rasa takut, cemas.

2.1.3

PATOFISIOLOGI

Faktor infeksi

F malabsorbsi
KH,Lemak,Protein

F makanan

F. Psikologi

Masuk dan ber


kembang dlm
usus

meningk.Tek osmo
tik

toksin tak dapat


diserap

Hipersekresi air
dan elektrolit
( isi rongga usus)

pergeseran air dan


elektrolit ke rongga
usus

cemas

hiperperistaltik
menurunya kesempatan usus
menyerap makanan

D I AR E

Frek. BAB meningkat

distensi abdomen

Kehilangan cairan & elekt


berlebihan
gg. kes. cairan& elekt
Resiko hipovolemi syok

integritas kulit
perianal
As. Metabl
sesak
Gang. Oksigenasi

mual, muntah
nafsu makan
BB menurun
Gangg. Tumbang

2.1.4

TANDA DAN GEJALA


Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih dalam

sehari, yang kadang disertai:


1.
2.
3.
4.
5.

Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran

2.1.5

TERAPI PENGOBATAN DIARE


Dasar pengobatan diare adalah :
1)
2)
3)
4)

Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.


Dietetik.
Obat-obatan.
Pencegahan

2.2

Menggunakan air bersih dan sanitasi yang baik.


Memasak makanan dan air minum hingga matang.
Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
Menghindari makanan yang telah terkontaminasi oleh lalat.
Tidak mengkonsumsi makanan yang basi.
Menghindari makanan yang dapat menimbulkan diare.
Makan dan minum secara teratur.

KONSEP DAN TEORI STRESS HOSPITALISASI PADA ANAK


2.2.1

PENGERTIAN HOSPITALISASI
Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama

individu tersebut dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan suatu proses yang
karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal
di RS, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya ke rumah.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena
stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering
berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau
malah sebaliknya.
6. Prilaku petugas Rumah Sakit.
2.2.2
2.2.3

Perubahan Yang Terjadi Akibat Hospitalisasi

1. Perubahan konsep diri.


Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh citra
tubuh , perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial diri, harga diri
dan identitasnya.
2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih
rendah dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak
realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan
sulit bekerjasama mengatasi masalahnya.
5. Takut dan Ansietas
Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap
penyakitnya.
6. Kehilangan dan perpisahan
Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan
yang asing dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah dengan
pasangan dan terasing dari orang yang dicintai.
2.2.3

Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi


Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia

perkembangan anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung yang


tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak terhadap
sakit adalah kecemasan karena perpisahan,kehilangan, perlukaan tubuh,dan rasa nyeri.
Reaksi anak pada hospitalisasi :
1. Masa bayi(0-1 th)
Dampak perpisahan
Pembentukan rasa P.D dan kasih saying
Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
- Menangis keras
- Pergerakan tubuh yang banyak
- Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
2. Masa todler (2-3 th)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku anak dengan

tahapnya.
> Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
> Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain,
sedih, apatis
> Pengingkaran/ denial :
- Mulai menerima perpisahan
- Membina hubungan secara dangkal
- Anak mulai menyukai lingkungannya
3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )
- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
Perawatan di rumah sakit :
- Kehilangan kontrol
- Pembatasan aktivitas
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada perasaan
malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,tidak mau bekerja
sama dengan perawat.
4. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun
Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai ,
keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol
berdampak pada perubahan peran dlm keluarga, kehilangan kelompok sosial,perasaan
takut mati, kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa digambarkan dgn verbal dan non verbal.
5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat MRS
cemas
karena perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas kehilangan control Reaksi yang
muncul :
> Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
> Tidak kooperatif dengan petugas
Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :
- bertanya-tanya
- menarik diri
- menolak kehadiran orang lain
2.2.4 Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi & Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi:
Takut dan cemas,perasaan sedih dan frustasi
Kehilangan anak yang dicintainya

- Prosedur yang menyakitkan


- Informasi buruk tentang diagnosa medis
- Perawatan yang tidak direncanakan
- Pengalaman perawatan sebelumnya & Perasaan sedih:
Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang lain & Perasaan
frustasi: Kondisi yang tidak mengalami perubahan Perilaku tidak kooperatif,putus
asa,menolak tindakan,menginginkan P.P & Reaksi saudara kandung terhadap perawatan
anak di RS: Marah,cemburu,benci,rasa bersalah
2.2.5 Intevensi Keperawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi
Fokus intervensi keperawatan adalah meminimalkan stressor, memaksimalkan manfaat
hospitalisasi

memberikan

dukungan

psikologis

pada

anggota

keluargadan

mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit.


Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara :
- Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
- Mencegah perasaan kehilangan control
- Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri
Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan :
1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
2. Modifikasi ruang perawatan
3.Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah: - Surat menyurat, bertemu teman
sekolah.
Mencegah perasaan kehilangan kontrol:
-

Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.


Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua
dalam perencanaan kegiatan

Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri:


-

Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang

menimbulkan rasa nyeri


Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
Tunjukkan sikap empati
Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan
melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan
psikologis anak menerima informasi ini dengan terbuka.

Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak:

Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk

belajar .
Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
Memberi support kepada anggota keluarga.

Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit


-

Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.


Mengorientasikan situasi rumah sakit.

Pada hari pertama lakukan tindakan :


-

Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya.


Kenalkan pada pasien yang lain.
Berikan identitas pada anak.
Jelaskan aturan rumah sakit.
Laksanakan pengkajian.
Lakukan pemeriksaan fisik.

2.3 ASKEP KASUS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. P
DENGAN DIAGNOSA MEDISGASTROENTERITIS
DI RUANG NUSA INDAH
RUMAH SAKIT dr. SOEPRAOEN MALANG
Tanggal dikaji
Tanggal MRS
No. Register
Dx. Medis

: 26 Maret 2012
: 25 Maret 2012
: 111193
: Gastroenteritis

2.3.1 PENGKAJIAN
A BIODATA
Nama
: An. P
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat tanggal lahir: Umur
: 2 tahun
Anak ke
: 3 (tiga)
Nama ayah
: Tn. E
Nama ibu
: Ny. S
Pekerjaan ayah
: TNI AD
Pekerjaan ibu
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Alamat
: Bandulan Gg. 8 RT 1/RW 06 Malang
Sumber rujukan / informasi : Ibu klien
B RIWAYAT SEKARANG
1. Keluhan Utama
- Saat MRS
:
Ibu klien mengatakan bahwa klien mual, muntah 2x, diare encer lebih dari 3x
sehari disertai panas dan badan lemah.
- Saat Pengkajian
:
Ibu klien mengatakan bahwa klien masih diare, badan panas dan lemah, mual tapi
sudah tidak muntah.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ibu pasien mengatakan pada tanggal 25 Maret 2012, klien mengalami mual
disertai muntah sebanyak 2x, diare lebih dari 3x sehari, badan pasien panas dan
lemah dan raut wajah pucat, kemudian klien

dibawa ke

UGD Rumkit dr.

Soepraoen untuk diperikasa dan di UGD disarankan untuk rawat inap di ruang
Nusa Indah.

C RIWAYAT KELAHIRAN
- PRENATAL
1. Usia kehamilan
:
9 bulan 15 hari
2. Masalah selama hamil :
Saat kehamilan ibu klien tidak mengalami muntah-muntah pada awal kehamilan.
- PERINATAL
1. Proses kelahiran
:
normal
2. BB/PB lahir
:
3kg/50 cm
3. Masalah/komplikasi kelahiran:
Saat kelahiran tidak ada masalah bayi langsung menangis setelah lahir
D RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Penyakit sebelumnya :
Ibu klien mengatakan tidak pernah sakit parah hingga masuk dirumah sakit,
anaknya hanya sering sakit ringan seperti batuk, pilek, dan demam
2. Obat-obatan
:
Ibu klien mengatakn klien belum mengonsumsi obat
3. Tindakan operasi/riwayat cedera:
4. Imunisasi
:
Ibu mengatakan klien rutin mengikuti imunisasi dan imunisasi lengkap ( DPT,
BCG, POLIO, dan Campak ). Tapi ibu tidak dapat menunjukkan tanggal
pelaksanaan imunisasi buku KIA,karena tidak dibawa ke RS
E RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu klien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan penyakit menurun Diabetes Melitus,
Hipertensi
F RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. Pertumbuhan
BB/TB
: 10,5 kg/ 80 cm
LLA
:Lkep
: 48 cm
LD
:2. Perkembangan
Personal social
:
Ibu klien mengatakan bahwa anak sudah dapat menyikat gigi, memakai dan
melepaskan pakaian

Motorik halus
:
Ibu klien mengatakan klien sudah dapat berjalan, menumpuk 4 mainan
Bahasa
:
Ibu klien mengatakan sudah bisa menunjuk gambar, menggabung beberapa kata,
nenunjuk beberapa bagian tubuh
Motorik kasar
:
Ibu klien mengatakan bahwa klien sudah bisa menendang bola

GENOGRAM

41

Keterangan :

17

42
11

: sudah meninggal
: perempuan
: laki-laki
: tinggal serumah
: klien
G POLA KEBIASAN SEHARI-HARI DIRUMAH DAN DIRUMAH SAKIT
N
O

KEBIASAAN

DI RUMAH

DI RUMAH SAKIT

Ibu kx mengatakan bahwa Ibu kx mengatakan bahwa


kx makan 3x sehari dengan selama dirawat kx tidak mau
1

Makan

menu 4 sehat 5 sempurna makan sama sekali diet yang


dengan

komposisi

nasi, disajikan

soto, sayur, ikan, tempe.

di

rumah

sakit

dengan komposisi nasi, lauk,

sayur, buah.
Ibu kx mengatakan bahwa Ibu kx mengatakan bahwa kx
kx minum air putih 2 gelas minum teh manis dan air
per hari dan ASI 6x per putih
2

Minum

hari.

dengan

meningkat
meningkat.

juga

frekuensi
jumlah

Ibu kx mengatakan kx Ibu kx mengatakan kx BAB


BAB 3x sehari dengan lebih

dari

3x

dengan

konsistensi lunak, bau khas konsistensi cair atau encer


3

Eliminasi BAB

feses, warna kuning.

warna bening kesulitan sulit


untuk

menahan

upaya

menagani dengan obat dan


oralit.
Ibu kx mengatakan kx Ibu kx mengatakan BAK
BAK
4

Eliminasi BAK

5x

sehari

warna tidak dapat dievaluasi karena

kuning bau khas urine dan kx menggunakan pampers.


kesulitan tidak ada saat
BAK.
Ibu kx mengatakan bahwa Ibu kx mengatakan bahwa kx
kx biasa tidur siang 3 tidak teratur tidurnya karena

Istirahat/tidur

jam/hari dan tidur malam sering terbangun.


11 jam/hari.
Ibu kx mengatakan bahwa Ibu kx mengatakan
kx

Aktifitas

dapat

aktifitas

melakukan aktifitas

bahwa

mobilisasi

kx

berpakaian mengalami penurunan.

mobilitas di TT berpindah
dan

berjalan

dengan

mandiri.
Ibu kx mengatakan bahwa Ibu

kx

mengatakan

kx

kx ke toilet jika ingin BAB memakai pampers sehingga


7

Lain-lain

dan BAK.

H. PEMERIKSAAN FISIK
1
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis

kx

BAB

pampers.

dan

BAK

di

2.

3.

4.

Status gizi
:Tanda vital
TD
: 90/60 mmHg
Nadi
: 100 x/mnt
RR
: 24 x/mnt
Suhu
: 37 C
Sistem integument (kulit,rambut,kuku)
Kulit
: tugor kulit kembali < 3 detik
Rambut
: persebaran rambut merata,bersih,warna hitam
Kuku
: normal, keadaan kuku bersih
Kepala dan leher
Kepala
: simetris, ubun-ubun tidak cekung
Mata
: bentuk simetris, konjungtiva tak anemis, mata cowong
Hidung
: bentuk simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, hidung

keadaan kotor
Telinga
: bentuk simetris, bersih, tidak ada lesi
Mulut
: tidak ada luka,mukosa bibir kering
Leher
: bentuk simetris,tidak ada peningkatan JVP
5.
Sistem Respirasi
Inpeksi
: bentuk simetris, gerak pernapasan tidak teratur
Palpasi
: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi
Perkusi
: suara paru resonan (+/+)
Auskultasi
: tidak ada suara tambahan
6.
Sistem Kardiovaskuler
Inpeksi
: tidak tampak pulsasi
Palpasi
: ictus cordis teraba pada ICS IV mid clavikula line sinistra
Perkusi
: batas jantung kanan ICS IV mid clavikula sinistra terdengar

7.

8.

keredupan batas jantung atas ICS II mid clavikula sinistra terdengar keredupan
Auskultasi
: BJ I terdengar Lup pada ICS IV (trikuspid)
BJ I terdengar Lup pada ICS V (mitral)
BJ II terdengar Dup pada ICS II kanan (aorta)
BJ II terdengar Dup pada ICS II kiri (pulmonal)
Sistem Persyarafan
GCS (Gaslow Coma Scale)
4/5/6
1 : kx tidak membuka mata secara spontan
1 : kx tidak dapat berorientasi dengan baik
1 : kx tidak dapat mengikuti perintah dengan baik
Sistem Pencernaan
Inspeksi
: tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi
Auskultasi
: bising usus 14x/menit
Perkusi
: bunyi abdomen hipertympani
Palpasi
: tidak terdapat massa,terdapat distensi abdomen

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.

Pemeriksaan laboratorium :

NO

JENIS PEMERIKSAAN

NILAI NORMAL

HASIL

.
_

2.

Pemeriksaan lain (foto rontgent, usg, EEG, MRI, CT Sceaning, dsb) : -

J. TERAPI
- Infus KAEN 3B 1000cc/24 jam
- Ceftriaxon
2x500gr
- Ondansenton
3x1 mg
- L bio
1x1 sachet
- Zink
2x20mg
- Paracetamol
k/p

NO

TGL/JAM

.
1.

DATA

MASALAH

PENUNJANG
26

Maret DS

2012/ 09.00

ibu

klien Kekurangan volune Kehilangan

mengatakan
bab

klien cairan

>3x

dengan

KEMUKINAN
PENYEBAB

sehari

volume
akibat diare

konsitensi

encer
Klien sering minta
minum
DO : kx BAB >3x
sehari,konstitensi
2.

26

Maret encer, mata cowong, Ketidakseimbangan

2012/ 09.00

mukosa bibir kering

nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

DS : ibu mengatakan
kx tidak mau makan
sama

sekali,

kx

hanya mau minum


ASI
DO : BB turun 1,5
kg
Kx terlihat lemah
Makanan dari RS
tidak
dimakan.

ANALISA DATA
Nama
: An. P
Umur
: 2 th
No. Reg
: 111193

pernah

Anoreksia

cairan

2.3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama
Umur
No. Reg
NO
.

: An. P
: 2 th
: 111193

TGL
MUNCU
L

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TGL
TERATASI

T.T

1.

26

Maret Kekurangan volume cairan berhungan

2012/

dengan Kehilangan volume cairan akibat

09.00

diare
Ditandai dengan
DS: ibu klien mengatakan klien bab >3x
sehari dengan konsitensi encer
Klien sering minta minum
DO : kx BAB >3x sehari ,konstitensi
encer, mata cowong, mukosa bibir kering

2.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


26

Maret

2012/
09.00

kebutuhan

tubuh

berhungan

dengan

anoreksia
DS : ibu mengatakan anak tidak mau
makan sama sekali, kx hanya mau minum
ASI
DO : BB turun 1,5 kg
Kx terlihat lemah
Makanan dari RS tidak pernah dimakan

2.3.3 PERENCANAAN
Nama

: An. P

Umur
Dx. Medis

: 2th
: Gastroentitris

No. Reg : 111193

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Kekurangan volume

PERENCANAN
TUJUAN
cairan Setelah dilakukan

INTERVENSI
tindakan 1 Lakukan BHSP
2 Kaji Frekuensi, Konsitensi,
berhungan dengan Kehilangan keperawatan selama 24 jam
feces yang keluar
volume cairan akibat diare
defisit volume cairan teratasi
3 Observasi TTV
dengan kriteria hasil :
4 Anjurkan
klien
untuk
Mempertahankan urine output
banyak minum

Ketidakseimbangan

5
sesuai dengan usia dan BB
TTV dalam keadaan normal
Tidak ada tanda dehidrasi
6
Turgor kulit kembali dalam 3
dtk
7

nutrisi

Monitoring

RASIONAL
1 Klien kurang koo
2 Mengetahui
dehidrasi
3

tanda-tanda 4

klien
Mengganti

cair

dehidrasi
Anjurkan klien tidak makan 5

hilang
Mengetahui

makanan

dehidrasi
Mencegah timbu

Mendapatkan te

yang

dapat

menimbulkan diare
Kolaborasi dengan

tim

medis

kurang dari kebutuhan tubuh

Memantau perk

sesuai

berhubungan dengan anoreksia


Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan selama 24 jam


kebutuhan nutrisi klien teratasi
dengan kriteria hasil :
BB klien seimbang

dengan

1
2

BHSP
Kaji Pemenuhan Nutrisi

Jelaskan
pemenuhan

usianya
Klien terlihat segar

1
2

pentingnya 3
nutrisi

bagi

Klien kurang koo


Mengetahui ting
klien
Memotivasi

meningkatkan p

klien
4
4

Berikan

makanan

semenarik mungkin
5
Berikan makan dalam

keadaan hangat
6
Beri makan sedikit tapi

nutrisi
Meningkatkan
makan
Meningkatkan
makan
Meningkatkan
makan

L.

sering
7
Kolaborasikan dengan tim

gizi
Kolaborasikan

8
dengan

Mengetahui

sesuai
Mendapatkan te
sesuai

dokter

2.3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Nama

: An. P
No. Reg : 111193

Umur
Dx. Medis
NO. DX

JAM

: 2th
: Gastroentitris

TINDAKAN KEPERAWATAN

EVALUASI

T.T

11.00
1

Melakukan observasi TTV

11.15

Melakukan observasi Status Dehidrasi

11.20

Melakukan observasi input dan output cairan

11.30

Menganjurkan

asupan oral yang adekuat


Melakukan kolaborasi dengan tim medis

ret

12

ret

12.00
II

11.00
11.15
11.20

12
11.30
11.30
11.30
12.00
12.00

keluarga

untuk

1 Hasil TTV
TD : tidak terkaji
RR : 25x/menit
S : 37,5 c
N : 84x/ menit
2 Turgor kembali 3dtk,
mukosa bibir lembab
3 Klien minum air putih
500cc, infuse selama MRS

memberikan

1
2

Melakukan BHSP
Melakukan pengkajian input makan klien

Memonitor mual muntah

Menganjurkan makan sedikit tapi sering

Menganjurkan makan makanan yang hangat

Memberi makanan semenarik mungkin

Melakukan kolaborasi dengan tim gizi

Melakukan kolaborasi dengan tim medis

3 flash
Klien

makan,hanya minum ASI


Klien mendapat terapi L

tidak

mau

bio
1
2

Klien kurang kooperatif


Klien sudah mau makan

biskuit
Klien tadi pagi muntah

sebanyak 1x
Klien tidak mau makan

yang disediakan RS
Klien tidak mau makan

yang disediakan RS
Klien tidak mau makan

yang disediakan RS
Klien mendapatkan diit

rendah serat
8 Klien mendapatkan terapi
- Infus KAEN
3B
1000cc/24
jam
- Ceftriaxon
- Ondansenton
- L bio

2x500gr
3x1 mg
1x1

sachet
- Zink
- Paracetamol

2x20mg
k/p

2.3.5 EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN


Nama
Umur
No. Reg
NO. DX
I

: An. P
: 2 th
: 111193
TGL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN
TTD.
27 Maret S : Ibu kx mengatakan bahwa BAB kx sudah
2012/

berkurang menjadi 2x dalam sehari.


O:
- Kx tampak BAB 2x sehari
- Mata kx tampak cowong, Mukosa bibir

13.00

kering
- TTV :
TD = tidak terkaji, RR = 25x/menit,

S=

37,5 C, N = 84x/ menit


A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi no. 2,3,4,5,6
II
27
2012/
13.00

Maret

S : Ibu kx mengatakan bahwa kx masih tidak


mau makan
O:
- Kx tampak lemah, tidak mau makan
- Mukosa bibir kering
- TTV :
TD = tidak terkaji, RR = 25x/menit,

S=

37,5 C, N = 84x/ menit


A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi no. 2,3,4,5,6,8

BAB 3
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih dalam

sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadang-kadang juga
disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).

Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih dalam
sehari, yang kadang disertai:
1
2
3
4
5

Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran

Dalam menangani diare ada beberapa terapi dalam pengobatan tersebut, antara
lain:
1
2
3
4

3.2

Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.


Dietetik.
Obat-obatan.
Pencegahan
Menggunakan air bersih dan sanitasi yang baik.
Memasak makanan dan air minum hingga matang.
Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
Menghindari makanan yang telah terkontaminasi oleh lalat.
Tidak mengkonsumsi makanan yang basi.
Menghindari makanan yang dapat menimbulkan diare.
Makan dan minum secara teratur.

Saran
Dalam pembuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan

makalah masih terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam
penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada
semua pembaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan
makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta
Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa KeperawatanAplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC.
Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.
Markum.AH. 1999.Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC.Jakarta
Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi.EGC.Jakarta
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: Salemba
Medika.
Suriadi dan Rita Yulianni. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta:
Penebar Swadaya.
http://wwwbroniescom.blogspot.com/2010/05/makalah-hospitalisasi.html
http://www.psychologymania.com/2012/08/hospitalisasi-pada-anak.html
http://kumpulan-askepaskep.blogspot.com/2011/03/hospitalisasi-pada-anak.htm

Anda mungkin juga menyukai