1
2
3
4
5
6
7
8
9
DISUSUN OLEH :
DIANA NORMA ISLAMI
MINKA DIAYUTRI
ULFATUL RISKA
ENDANG YULIATI NINGSIH
LAILI NURWITA WULANDARI
KHOLIFATUR RAHMAH
MARDIYANA YUNIDA PUTRI
MILLATUL HANIFAH
YAHYA
(714.6.2.0554)
(714.6.2.0549)
(714.6.2.0543)
(714.6.2.0560)
(713.6.2.0472)
(713.6.2.0471)
(713.6.2.0473)
(713.6.2.0474)
(714.6.2.0499)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Makalah Diare
Adapun maksud penyusunan makalah ini sebagai syarat memenuhi tugas Keperawatan
Anak.
Makalah ini dapat selesai atas dukungan dan partisipasi dari beberapa pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga sadar makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga membutuhkan beberapa kritik dan saran dari semua pihak
agar dapat membangun penulisan tugas makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan berharap akan berguna bagi penulisan selanjutnya.
Sumenep, 19 Maret
2016
Kelompok II
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Gastroenteritis biasa disebut diare adalah salah satu penyakit yang banyak
terjadi di Indonesia. Gastroenteritis dapat menyerang pada semua kelompok usia.
Tidak jarang penyakit ini menyebabkan kematian pada si penderita. Hal ini
dikarenakan oleh ketidakmampuan si penderita menoleransi kehilangan elektrolit
dan cairan dari tubuhnya.
Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih
dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadangkadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).
Angka kejadian diare, di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini
masih tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 angka
kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk. Selama tahun 2006 sebanyak 41
kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare
yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal
tersebut, utamanya disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk
dan perilaku hidup tidak sehat (Tadda, asri. 2010).
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan teori dari diare ?
2. Bagaimana konsep dan teori dari stress hospitalisasi pada anak ?
3. Bagaimana ASKEP kasus pada pasien diare ?
1.3
Tujuan
1. Memahami konsep dan teori dari diare.
2. Memahami konsep dan teori dari stress hospitalisasi pada anak.
3. Memahami ASKEP kasus pada pasien diare.
1.4
Manfaat
1. Dapat mengetahui dan mempelajari lebih rinci tentang penyakit diare dan
mampu menerapkan teori teori yang di dapat di dalam instisusi pendidikan.
2. Sebagai salah satu sumber literatur dalam perkembangan dibidang profesi
keperawatan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair
atau setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO
(1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).
Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih
dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadangkadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan, peningkatan
volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari
3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, Aziz Alimul, 2008).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair (Suriadi dan Rita Yulianni, 2006).
2.1.2
ETIOLOGI
1
2
3
4
Faktor Infeksi :
- Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio Kholera)
- Virus (Enterovirus)
- Parasit (Cacing)
- Kandida (Candida Albicans)
Faktor Parentral :
Infeksi di bagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
Faktor Malabsorbsi :
Karbohidrat, lemak, protein.
Faktor Makanan :
Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang
matang.
Faktor Psikologis :
Rasa takut, cemas.
2.1.3
PATOFISIOLOGI
Faktor infeksi
F malabsorbsi
KH,Lemak,Protein
F makanan
F. Psikologi
meningk.Tek osmo
tik
Hipersekresi air
dan elektrolit
( isi rongga usus)
cemas
hiperperistaltik
menurunya kesempatan usus
menyerap makanan
D I AR E
distensi abdomen
integritas kulit
perianal
As. Metabl
sesak
Gang. Oksigenasi
mual, muntah
nafsu makan
BB menurun
Gangg. Tumbang
2.1.4
Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran
2.1.5
2.2
PENGERTIAN HOSPITALISASI
Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama
individu tersebut dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan suatu proses yang
karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal
di RS, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya ke rumah.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena
stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering
berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau
malah sebaliknya.
6. Prilaku petugas Rumah Sakit.
2.2.2
2.2.3
tahapnya.
> Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
> Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain,
sedih, apatis
> Pengingkaran/ denial :
- Mulai menerima perpisahan
- Membina hubungan secara dangkal
- Anak mulai menyukai lingkungannya
3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )
- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
Perawatan di rumah sakit :
- Kehilangan kontrol
- Pembatasan aktivitas
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada perasaan
malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,tidak mau bekerja
sama dengan perawat.
4. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun
Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai ,
keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol
berdampak pada perubahan peran dlm keluarga, kehilangan kelompok sosial,perasaan
takut mati, kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa digambarkan dgn verbal dan non verbal.
5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat MRS
cemas
karena perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas kehilangan control Reaksi yang
muncul :
> Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
> Tidak kooperatif dengan petugas
Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :
- bertanya-tanya
- menarik diri
- menolak kehadiran orang lain
2.2.4 Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi & Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi:
Takut dan cemas,perasaan sedih dan frustasi
Kehilangan anak yang dicintainya
memberikan
dukungan
psikologis
pada
anggota
keluargadan
Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
belajar .
Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
Memberi support kepada anggota keluarga.
: 26 Maret 2012
: 25 Maret 2012
: 111193
: Gastroenteritis
2.3.1 PENGKAJIAN
A BIODATA
Nama
: An. P
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat tanggal lahir: Umur
: 2 tahun
Anak ke
: 3 (tiga)
Nama ayah
: Tn. E
Nama ibu
: Ny. S
Pekerjaan ayah
: TNI AD
Pekerjaan ibu
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Alamat
: Bandulan Gg. 8 RT 1/RW 06 Malang
Sumber rujukan / informasi : Ibu klien
B RIWAYAT SEKARANG
1. Keluhan Utama
- Saat MRS
:
Ibu klien mengatakan bahwa klien mual, muntah 2x, diare encer lebih dari 3x
sehari disertai panas dan badan lemah.
- Saat Pengkajian
:
Ibu klien mengatakan bahwa klien masih diare, badan panas dan lemah, mual tapi
sudah tidak muntah.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ibu pasien mengatakan pada tanggal 25 Maret 2012, klien mengalami mual
disertai muntah sebanyak 2x, diare lebih dari 3x sehari, badan pasien panas dan
lemah dan raut wajah pucat, kemudian klien
dibawa ke
Soepraoen untuk diperikasa dan di UGD disarankan untuk rawat inap di ruang
Nusa Indah.
C RIWAYAT KELAHIRAN
- PRENATAL
1. Usia kehamilan
:
9 bulan 15 hari
2. Masalah selama hamil :
Saat kehamilan ibu klien tidak mengalami muntah-muntah pada awal kehamilan.
- PERINATAL
1. Proses kelahiran
:
normal
2. BB/PB lahir
:
3kg/50 cm
3. Masalah/komplikasi kelahiran:
Saat kelahiran tidak ada masalah bayi langsung menangis setelah lahir
D RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Penyakit sebelumnya :
Ibu klien mengatakan tidak pernah sakit parah hingga masuk dirumah sakit,
anaknya hanya sering sakit ringan seperti batuk, pilek, dan demam
2. Obat-obatan
:
Ibu klien mengatakn klien belum mengonsumsi obat
3. Tindakan operasi/riwayat cedera:
4. Imunisasi
:
Ibu mengatakan klien rutin mengikuti imunisasi dan imunisasi lengkap ( DPT,
BCG, POLIO, dan Campak ). Tapi ibu tidak dapat menunjukkan tanggal
pelaksanaan imunisasi buku KIA,karena tidak dibawa ke RS
E RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu klien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan penyakit menurun Diabetes Melitus,
Hipertensi
F RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. Pertumbuhan
BB/TB
: 10,5 kg/ 80 cm
LLA
:Lkep
: 48 cm
LD
:2. Perkembangan
Personal social
:
Ibu klien mengatakan bahwa anak sudah dapat menyikat gigi, memakai dan
melepaskan pakaian
Motorik halus
:
Ibu klien mengatakan klien sudah dapat berjalan, menumpuk 4 mainan
Bahasa
:
Ibu klien mengatakan sudah bisa menunjuk gambar, menggabung beberapa kata,
nenunjuk beberapa bagian tubuh
Motorik kasar
:
Ibu klien mengatakan bahwa klien sudah bisa menendang bola
GENOGRAM
41
Keterangan :
17
42
11
: sudah meninggal
: perempuan
: laki-laki
: tinggal serumah
: klien
G POLA KEBIASAN SEHARI-HARI DIRUMAH DAN DIRUMAH SAKIT
N
O
KEBIASAAN
DI RUMAH
DI RUMAH SAKIT
Makan
komposisi
nasi, disajikan
di
rumah
sakit
sayur, buah.
Ibu kx mengatakan bahwa Ibu kx mengatakan bahwa kx
kx minum air putih 2 gelas minum teh manis dan air
per hari dan ASI 6x per putih
2
Minum
hari.
dengan
meningkat
meningkat.
juga
frekuensi
jumlah
dari
3x
dengan
Eliminasi BAB
menahan
upaya
Eliminasi BAK
5x
sehari
Istirahat/tidur
Aktifitas
dapat
aktifitas
melakukan aktifitas
bahwa
mobilisasi
kx
mobilitas di TT berpindah
dan
berjalan
dengan
mandiri.
Ibu kx mengatakan bahwa Ibu
kx
mengatakan
kx
Lain-lain
dan BAK.
H. PEMERIKSAAN FISIK
1
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
kx
BAB
pampers.
dan
BAK
di
2.
3.
4.
Status gizi
:Tanda vital
TD
: 90/60 mmHg
Nadi
: 100 x/mnt
RR
: 24 x/mnt
Suhu
: 37 C
Sistem integument (kulit,rambut,kuku)
Kulit
: tugor kulit kembali < 3 detik
Rambut
: persebaran rambut merata,bersih,warna hitam
Kuku
: normal, keadaan kuku bersih
Kepala dan leher
Kepala
: simetris, ubun-ubun tidak cekung
Mata
: bentuk simetris, konjungtiva tak anemis, mata cowong
Hidung
: bentuk simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, hidung
keadaan kotor
Telinga
: bentuk simetris, bersih, tidak ada lesi
Mulut
: tidak ada luka,mukosa bibir kering
Leher
: bentuk simetris,tidak ada peningkatan JVP
5.
Sistem Respirasi
Inpeksi
: bentuk simetris, gerak pernapasan tidak teratur
Palpasi
: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi
Perkusi
: suara paru resonan (+/+)
Auskultasi
: tidak ada suara tambahan
6.
Sistem Kardiovaskuler
Inpeksi
: tidak tampak pulsasi
Palpasi
: ictus cordis teraba pada ICS IV mid clavikula line sinistra
Perkusi
: batas jantung kanan ICS IV mid clavikula sinistra terdengar
7.
8.
keredupan batas jantung atas ICS II mid clavikula sinistra terdengar keredupan
Auskultasi
: BJ I terdengar Lup pada ICS IV (trikuspid)
BJ I terdengar Lup pada ICS V (mitral)
BJ II terdengar Dup pada ICS II kanan (aorta)
BJ II terdengar Dup pada ICS II kiri (pulmonal)
Sistem Persyarafan
GCS (Gaslow Coma Scale)
4/5/6
1 : kx tidak membuka mata secara spontan
1 : kx tidak dapat berorientasi dengan baik
1 : kx tidak dapat mengikuti perintah dengan baik
Sistem Pencernaan
Inspeksi
: tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi
Auskultasi
: bising usus 14x/menit
Perkusi
: bunyi abdomen hipertympani
Palpasi
: tidak terdapat massa,terdapat distensi abdomen
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Pemeriksaan laboratorium :
NO
JENIS PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL
HASIL
.
_
2.
J. TERAPI
- Infus KAEN 3B 1000cc/24 jam
- Ceftriaxon
2x500gr
- Ondansenton
3x1 mg
- L bio
1x1 sachet
- Zink
2x20mg
- Paracetamol
k/p
NO
TGL/JAM
.
1.
DATA
MASALAH
PENUNJANG
26
Maret DS
2012/ 09.00
ibu
mengatakan
bab
klien cairan
>3x
dengan
KEMUKINAN
PENYEBAB
sehari
volume
akibat diare
konsitensi
encer
Klien sering minta
minum
DO : kx BAB >3x
sehari,konstitensi
2.
26
2012/ 09.00
DS : ibu mengatakan
kx tidak mau makan
sama
sekali,
kx
ANALISA DATA
Nama
: An. P
Umur
: 2 th
No. Reg
: 111193
pernah
Anoreksia
cairan
: An. P
: 2 th
: 111193
TGL
MUNCU
L
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TGL
TERATASI
T.T
1.
26
2012/
09.00
diare
Ditandai dengan
DS: ibu klien mengatakan klien bab >3x
sehari dengan konsitensi encer
Klien sering minta minum
DO : kx BAB >3x sehari ,konstitensi
encer, mata cowong, mukosa bibir kering
2.
Maret
2012/
09.00
kebutuhan
tubuh
berhungan
dengan
anoreksia
DS : ibu mengatakan anak tidak mau
makan sama sekali, kx hanya mau minum
ASI
DO : BB turun 1,5 kg
Kx terlihat lemah
Makanan dari RS tidak pernah dimakan
2.3.3 PERENCANAAN
Nama
: An. P
Umur
Dx. Medis
: 2th
: Gastroentitris
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Kekurangan volume
PERENCANAN
TUJUAN
cairan Setelah dilakukan
INTERVENSI
tindakan 1 Lakukan BHSP
2 Kaji Frekuensi, Konsitensi,
berhungan dengan Kehilangan keperawatan selama 24 jam
feces yang keluar
volume cairan akibat diare
defisit volume cairan teratasi
3 Observasi TTV
dengan kriteria hasil :
4 Anjurkan
klien
untuk
Mempertahankan urine output
banyak minum
Ketidakseimbangan
5
sesuai dengan usia dan BB
TTV dalam keadaan normal
Tidak ada tanda dehidrasi
6
Turgor kulit kembali dalam 3
dtk
7
nutrisi
Monitoring
RASIONAL
1 Klien kurang koo
2 Mengetahui
dehidrasi
3
tanda-tanda 4
klien
Mengganti
cair
dehidrasi
Anjurkan klien tidak makan 5
hilang
Mengetahui
makanan
dehidrasi
Mencegah timbu
Mendapatkan te
yang
dapat
menimbulkan diare
Kolaborasi dengan
tim
medis
Memantau perk
sesuai
dilakukan
tindakan
dengan
1
2
BHSP
Kaji Pemenuhan Nutrisi
Jelaskan
pemenuhan
usianya
Klien terlihat segar
1
2
pentingnya 3
nutrisi
bagi
meningkatkan p
klien
4
4
Berikan
makanan
semenarik mungkin
5
Berikan makan dalam
keadaan hangat
6
Beri makan sedikit tapi
nutrisi
Meningkatkan
makan
Meningkatkan
makan
Meningkatkan
makan
L.
sering
7
Kolaborasikan dengan tim
gizi
Kolaborasikan
8
dengan
Mengetahui
sesuai
Mendapatkan te
sesuai
dokter
: An. P
No. Reg : 111193
Umur
Dx. Medis
NO. DX
JAM
: 2th
: Gastroentitris
TINDAKAN KEPERAWATAN
EVALUASI
T.T
11.00
1
11.15
11.20
11.30
Menganjurkan
ret
12
ret
12.00
II
11.00
11.15
11.20
12
11.30
11.30
11.30
12.00
12.00
keluarga
untuk
1 Hasil TTV
TD : tidak terkaji
RR : 25x/menit
S : 37,5 c
N : 84x/ menit
2 Turgor kembali 3dtk,
mukosa bibir lembab
3 Klien minum air putih
500cc, infuse selama MRS
memberikan
1
2
Melakukan BHSP
Melakukan pengkajian input makan klien
3 flash
Klien
tidak
mau
bio
1
2
biskuit
Klien tadi pagi muntah
sebanyak 1x
Klien tidak mau makan
yang disediakan RS
Klien tidak mau makan
yang disediakan RS
Klien tidak mau makan
yang disediakan RS
Klien mendapatkan diit
rendah serat
8 Klien mendapatkan terapi
- Infus KAEN
3B
1000cc/24
jam
- Ceftriaxon
- Ondansenton
- L bio
2x500gr
3x1 mg
1x1
sachet
- Zink
- Paracetamol
2x20mg
k/p
: An. P
: 2 th
: 111193
TGL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN
TTD.
27 Maret S : Ibu kx mengatakan bahwa BAB kx sudah
2012/
13.00
kering
- TTV :
TD = tidak terkaji, RR = 25x/menit,
S=
Maret
S=
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih dalam
sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadang-kadang juga
disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih dalam
sehari, yang kadang disertai:
1
2
3
4
5
Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran
Dalam menangani diare ada beberapa terapi dalam pengobatan tersebut, antara
lain:
1
2
3
4
3.2
Saran
Dalam pembuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan
makalah masih terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam
penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada
semua pembaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan
makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta
Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa KeperawatanAplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC.
Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.
Markum.AH. 1999.Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC.Jakarta
Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi.EGC.Jakarta
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: Salemba
Medika.
Suriadi dan Rita Yulianni. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta:
Penebar Swadaya.
http://wwwbroniescom.blogspot.com/2010/05/makalah-hospitalisasi.html
http://www.psychologymania.com/2012/08/hospitalisasi-pada-anak.html
http://kumpulan-askepaskep.blogspot.com/2011/03/hospitalisasi-pada-anak.htm