Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP TEORI DIARE

A. DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair
atau setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO
(1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).

B. ETIOLOGI
1 Faktor Infeksi :
- Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio Kholera)
- Virus (Enterovirus)
- Parasit (Cacing)
- Kandida (Candida Albicans)
2 Faktor Parentral :
Infeksi di bagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3 Faktor Malabsorbsi :
Karbohidrat, lemak, protein.
4 Faktor Makanan :
Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak
kurang matang.
5 Faktor Psikologis :
Rasa takut, cemas.
C. PATOFISIOLOGI
Faktor infeksi F malabsorbsi F makanan F. Psikologi
KH,Lemak,Protein

Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat cemas
kembang dlm tik diserap
usus

Hipersekresi air pergeseran air dan hiperperistaltik


dan elektrolit elektrolit ke rongga
( isi rongga usus) usus menurunya kesempatan usus
menyerap makanan

D I AR E

Frek. BAB meningkat distensi abdomen

Kehilangan cairan & elekt integritas kulit


berlebihan perianal

gg. kes. cairan & elekt As. Metabl mual, muntah

Resiko hipovolemi syok sesak nafsu makan

Gang. Oksigenasi BB menurun

Gangg. Tumbang
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1 Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun
pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11
bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi,
hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada anak
yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai
terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan
kuman enterik menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi.
Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
2 Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
3 Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir
saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran :
3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari
14 hari (diare kronis).
4 Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit
menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
5 Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah
dan susu. Kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara
pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi
makanan, kebiasan cuci tangan.
6 Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
7 Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,
lingkungan tempat tinggal.
8 Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
a Pertumbuhan
o Kenaikan BB karena umur 1 3 tahun berkisar antara 1,5-2,5
kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
o Kenaikan lingkar kepala : 12 cm ditahun pertama dan 2 cm
ditahun kedua dan seterusnya.
o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama
dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 16 buah
o Erupsi gigi : geraham pertama menyusul gigi taring.
b Perkembangan
o Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.
Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, mulai
menunjukan kelakuannya, cinta diri sendiri atau egoistik, mulai
kenal dengan tubuhnya, tugas utamanya adalah latihan
kebersihan, perkembangan bicara dan bahasa (meniru dan
mengulang kata sederhana, hubungan interpersonal, bermain).
o Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.
Autonomy vs Shame and doundt
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak
toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh dari
kemampuannya untuk mandiri (tak tergantung). Melalui
dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri,
jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yanag
terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu
seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat
berkembang pada diri anak.
o Gerakan kasar dan halus, bicara, bahasa dan kecerdasan,
bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :
1 Berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2
hitungan (GK)
2 Meniru membuat garis lurus (GH)
3 Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)
4 Melepas pakaian sendiri (BM)
9 Pemeriksaan Fisik
a Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.
b Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun.
c Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup
pada anak umur 1 tahun lebih.
d Mata : cekung, kering, sangat cekung
e Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltik meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual
muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan
kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena
asidosis metabolik (kontraksi otot pernafasan)
g Sistem Kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang .
h Sistem Integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt,
suhu meningkat > 375 0 C, akral hangat, akral dingin (waspada
syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada
daerah perianal.
i Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-
400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa
mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu
bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan
adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
10 Pemeriksaan Penunjang
1 Laboratorium :
Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
Serum elektrolit : Hiponatremi, Hipernatremi, hipokalemi
AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat,
pcO2 meningkat, HCO3 menurun )
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2 Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

PENATALAKSANAAN DIARE
Rehidrasi
1 Jenis cairan
1 Cara rehidrasi oral
o Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti
oralit, pedyalit setiap kali diare.
o Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
2 Cara parenteral
o Cairan I : RL dan NS
o Cairan II : D5 salin,nabic. KCL
D5 : RL = 4 : 1 + KCL
D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL
o HSD (half strengh darrow) D 2,5 NS cairan khusus pada
diare usia > 3 bulan.

2 Jalan pemberian
1 Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)
2 Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran
menurun)

3 Jumlah Cairan ; tergantung pada :


1 Defisit ( derajat dehidrasi)
2 Kehilangan sesaat (concurrent less)
3 Rumatan (maintenance).

4 Jadwal / kecepatan cairan


1 Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat
badanya kurang lebih 13 kg ,maka pemberianya adalah :
o BB (kg) x 50 cc
o BB (kg) x 10 20 = 130 260 cc setiap diare = 1 gls.
2 Terapi standar pada anak dengan diare sedang :
+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt

TERAPI
1 Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
klorpromazine 0,5 1 mg / kg BB/hari
2 Obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
3 Antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

Dietetik
a Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau
susu
b Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat
diberi elemen atau semi elemental formula.

Supportif
Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 5 tahun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
diare atau output berlebihan dan intake yang kurang.
2 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan skunder terhadap diare.
3 Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
sekunder terhadap diare.
4 Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan
frekwensi diare.
5 Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB
menurun terus menerus.
6 Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan
cairan skunder terhadap diare.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan
dan
elektrolit dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :
o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S: 36-37,5 0 C,
RR : < 40 x/mnt )
o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong,
UUB tidak cekung.
o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari.
Intervensi :
1 Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan
mukosa dan pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi
pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit
2 Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat
keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.
3 Timbang berat badan setiap hari
R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan
kehilangan cairan 1 lt
4 Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3
lt/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
5 Kolaborasi :
- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, BUN untuk
mengetahui faal ginjal (kompensasi).
- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit
agar seimbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal,
antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk
menghambat endotoksin.

Diagnosa 2 :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake dan out put
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama di Rumah Sakit kebutuhan
nutrisi terpenuhi
Kriteria :
- Nafsu makan meningkat
- BB meningkat atau normal sesuai umur
Intervensi :
1 Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat
tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas atau dingin dapat
merangsang mengiritasi lambung dan saluran usus.
2 Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau
sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
3 Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan
4 Monitor intake dan out put dalam 24 jam
R/ Mengetahui jumlah output dapat merencanakan jumlah makanan.
5 Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
a Terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu
b Obat-obatan atau vitamin ( A)
R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses
pertumbuhan

Diagnosa 3 :
Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
dampak sekunder dari diare
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi
peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)
- Tidak terdapat tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungtio leisa)
Intervensi :
1 Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh
( adanya infeksi)
2 Berikan kompres hangat
R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi
panas tubuh
3 Kolaborasi pemberian antipirektik
R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 :
Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan
frekwensi BAB (diare)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di rumah sakit integritas
kulit tidak terganggu
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan
baik dan benar
Intervensi :
1 Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
2 Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila
basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
R/ Mencegah terjadinya iritasi kulit yang tak diharapkan oleh karena
kelembaban dan keasaman feces
3 Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/ Melancarkan vaskularisasi, mengurangi penekanan yang lama
sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .

Diagnosa 5 :
Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu
beradaptasi

Kriteria hasil :
Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel
Intervensi :
1 Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan
R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga
2 Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS
R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS
3 Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan
pengobatan
R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan
kemampuannya
4 Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik
verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)
R/ Kasih sayang serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan
rasa aman pada klien.
5 Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak
LAPORAN PENDAHULUAN STRESS HOSPITALISASI PADA ANAK

A. Pengertian Hospitalisasi
Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama
individu tersebut dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan suatu proses
yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk
tinggal di RS, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya ke rumah.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena
stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering
berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau
malah sebaliknya.
6. Prilaku petugas Rumah Sakit.

B. Perubahan Yang Terjadi Akibat Hospitalisasi


1. Perubahan konsep diri.
Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh
citra tubuh , perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial
diri, harga diri dan identitasnya.

2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih
rendah dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.

3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.

4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak
realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas
dan sulit bekerjasama mengatasi masalahnya.
5. Takut dan Ansietas
Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap
penyakitnya.

6. Kehilangan dan perpisahan


Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan
yang asing dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah
dengan pasangan dan terasing dari orang yang dicintai.

C. Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi


Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia
perkembangan anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung
yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi
anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan,kehilangan, perlukaan
tubuh,dan rasa nyeri.

Reaksi anak pada hospitalisasi :


1. Masa bayi(0-1 th)
Dampak perpisahan
Pembentukan rasa P.D dan kasih sayang
Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
- Menangis keras
- Pergerakan tubuh yang banyak
- Ekspresi wajah yang tak menyenangkan

2. Masa todler (2-3 th)


Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku
anak dengan tahapnya.
> Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
> Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat
bermain, sedih, apatis
> Pengingkaran/ denial
-Mulai menerima perpisahan
-Membina hubungan secara dangkal
- Anak mulai menyukai lingkungannya

3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )


- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan

Perawatan di rumah sakit :


- Kehilangan kontrol
- Pembatasan aktivitas
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada
perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,tidak
mau bekerja sama dengan perawat.

4. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun


Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang
dicintai , keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan.
Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dlm keluarga, kehilangan
kelompok sosial,perasaan takut mati, kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa
digambarkan dgn verbal dan non verbal.

5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )


Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat
MRS cemas karena perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas kehilangan control
Reaksi yang muncul :
> Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
> Tidak kooperatif dengan petugas
Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :
- bertanya-tanya
- menarik diri
- menolak kehadiran orang lain

D. Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi


Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi & Perasaan yang muncul dalam
hospitalisasi:
Takut dan cemas,perasaan sedih dan frustasi:
Kehilangan anak yang dicintainya:
- Prosedur yang menyakitkan
- Informasi buruk tentang diagnosa medis
- Perawatan yang tidak direncanakan
- Pengalaman perawatan sebelumnya & Perasaan sedih:
Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang lain & Perasaan
frustasi: Kondisi yang tidak mengalami perubahan Perilaku tidak kooperatif,putus
asa,menolak tindakan,menginginkan P.P & Reaksi saudara kandung terhadap
perawatan anak di RS: Marah,cemburu,benci,rasa bersalah

E. Intevensi Keperawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi


Fokus intervensi keperawatan adalah
- meminimalkan stressor
- memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada
anggota keluarga
- mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit

Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara :
- Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
- Mencegah perasaan kehilangan control
- Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa
nyeri
Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan :
1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
2. Modifikasi ruang perawatan
3.Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah: - Surat menyurat, bertemu
teman sekolah.
Mencegah perasaan kehilangan kontrol:
- Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
- Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
- Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
- Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua
dalam
perencanaan kegiatan
Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri:
> Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkan rasa nyeri
> Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
> Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
> Tunjukkan sikap empati
> Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang
dilakukan melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang
kemampuan psikologis anak menerima informasi ini dengan terbuka.

Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak:


> Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk
belajar .
> Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
> Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
> Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
> Memberi support kepada anggota keluarga.

Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit


> Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.
> Mengorientasikan situasi rumah sakit.

Pada hari pertama lakukan tindakan :


- Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
- Kenalkan pada pasien yang lain.
- Berikan identitas pada anak.
- Jelaskan aturan rumah sakit.
- laksanakan pengkajian.
- Lakukan pemeriksaan fisik.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. P
DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTROENTERITIS
DI RUANG NUSA INDAH
RUMAH SAKIT dr. SOEPRAOEN MALANG

Tanggal dikaji : 26 Maret 2012


Tanggal MRS : 25 Maret 2012
No. Register : 111193
Dx. Medis : Gastroenteritis

A BIODATA
Nama : An. P
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat tanggal lahir: -
Umur : 2 tahun
Anak ke : 3 (tiga)
Nama ayah : Tn. E
Nama ibu : Ny. S
Pekerjaan ayah : TNI AD
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Bandulan Gg. 8 RT 1/RW 06 Malang
Sumber rujukan / informasi : Ibu klien

B RIWAYAT SEKARANG
1. Keluhan Utama
- Saat MRS :
Ibu klien mengatakan bahwa klien mual, muntah 2x, diare encer lebih dari
3x sehari disertai panas dan badan lemah.
- Saat Pengkajian :
Ibu klien mengatakan bahwa klien masih diare, badan panas dan lemah,
mual tapi sudah tidak muntah.

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Ibu pasien mengatakan pada tanggal 25 Maret 2012, klien mengalami mual
disertai muntah sebanyak 2x, diare lebih dari 3x sehari, badan pasien panas
dan lemah dan raut wajah pucat, kemudian klien dibawa ke UGD Rumkit
dr. Soepraoen untuk diperikasa dan di UGD disarankan untuk rawat inap di
ruang Nusa Indah.

C RIWAYAT KELAHIRAN
- PRENATAL
1. Usia kehamilan :
9 bulan 15 hari
2. Masalah selama hamil :
Saat kehamilan ibu klien tidak mengalami muntah-muntah pada awal
kehamilan.
- PERINATAL
1. Proses kelahiran :
normal
2. BB/PB lahir :
3kg/50 cm
3. Masalah/komplikasi kelahiran :
Saat kelahiran tidak ada masalah bayi langsung menangis setelah lahir

D RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Penyakit sebelumnya :
Ibu klien mengatakan tidak pernah sakit parah hingga masuk dirumah sakit,
anaknya hanya sering sakit ringan seperti batuk, pilek, dan demam
2. Obat-obatan :
Ibu klien mengatakn klien belum mengonsumsi obat
3. Tindakan operasi/riwayat cedera:
-
4. Imunisasi :
Ibu mengatakan klien rutin mengikuti imunisasi dan imunisasi lengkap
( DPT, BCG, POLIO, dan Campak ). Tapi ibu tidak dapat menunjukkan
tanggal pelaksanaan imunisasi buku KIA,karena tidak dibawa ke RS

E RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ibu klien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan penyakit menurun
Diabetes Melitus, Hipertensi

F RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


1. Pertumbuhan
BB/TB : 10,5 kg/ 80 cm
LLA :-
Lkep : 48 cm
LD :-
2. Perkembangan
Personal social :
Ibu klien mengatakan bahwa anak sudah dapat menyikat gigi, memakai dan
melepaskan pakaian
Motorik halus :
Ibu klien mengatakan klien sudah dapat berjalan, menumpuk 4 mainan
Bahasa :
Ibu klien mengatakan sudah bisa menunjuk gambar, menggabung beberapa
kata, nenunjuk beberapa bagian tubuh
Motorik kasar :
Ibu klien mengatakan bahwa klien sudah bisa menendang bola
GENOGRAM

41 42

17 11 2

Keterangan :
: sudah meninggal

: perempuan

: laki-laki

: tinggal serumah

: klien

G POLA KEBIASAN SEHARI-HARI DIRUMAH DAN DIRUMAH


SAKIT
NO KEBIASAAN DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
Ibu kx mengatakan bahwa Ibu kx mengatakan bahwa
kx makan 3x sehari selama dirawat kx tidak mau
dengan menu 4 sehat 5 makan sama sekali diet yang
1 Makan
sempurna dengan disajikan di rumah sakit
komposisi nasi, soto, dengan komposisi nasi, lauk,
sayur, ikan, tempe. sayur, buah.
Ibu kx mengatakan bahwa Ibu kx mengatakan bahwa kx
kx minum air putih 2 gelas minum teh manis dan air
per hari dan ASI 6x per putih dengan frekuensi
2 Minum
hari. meningkat juga jumlah
meningkat.

Ibu kx mengatakan kx Ibu kx mengatakan kx BAB


BAB 3x sehari dengan lebih dari 3x dengan
konsistensi lunak, bau konsistensi cair atau encer
3 Eliminasi BAB khas feses, warna kuning. warna bening kesulitan sulit
untuk menahan upaya
menagani dengan obat dan
oralit.
Ibu kx mengatakan kx Ibu kx mengatakan BAK
BAK 5x sehari warna tidak dapat dievaluasi karena
kuning bau khas urine dan kx menggunakan pampers.
4 Eliminasi BAK
kesulitan tidak ada saat
BAK.

Ibu kx mengatakan bahwa Ibu kx mengatakan bahwa kx


kx biasa tidur siang 3 tidak teratur tidurnya karena
5 Istirahat/tidur jam/hari dan tidur malam sering terbangun.
11 jam/hari.

Ibu kx mengatakan bahwa Ibu kx mengatakan bahwa


kx dapat melakukan aktifitas mobilisasi kx
aktifitas berpakaian mengalami penurunan.
6 Aktifitas
mobilitas di TT berpindah
dan berjalan dengan
mandiri.
Ibu kx mengatakan bahwa Ibu kx mengatakan kx
kx ke toilet jika ingin BAB memakai pampers sehingga
dan BAK. kx BAB dan BAK di
7 Lain-lain
pampers.

H. PEMERIKSAAN FISIK
1 Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi :-
2. Tanda vital
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/mnt
RR : 24 x/mnt
Suhu : 37 C
3. Sistem integument (kulit,rambut,kuku)
Kulit : tugor kulit kembali < 3 detik
Rambut : persebaran rambut merata,bersih,warna hitam
Kuku : normal, keadaan kuku bersih
4. Kepala dan leher
Kepala : simetris, ubun-ubun tidak cekung
Mata : bentuk simetris, konjungtiva tak anemis, mata cowong
Hidung : bentuk simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung,
hidung keadaan kotor
Telinga : bentuk simetris, bersih, tidak ada lesi
Mulut : tidak ada luka,mukosa bibir kering
Leher : bentuk simetris,tidak ada peningkatan JVP
5. Sistem Respirasi
Inpeksi : bentuk simetris, gerak pernapasan tidak teratur
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
krepitasi
Perkusi : suara paru resonan (+/+)
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
6. Sistem Kardiovaskuler
Inpeksi : tidak tampak pulsasi
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS IV mid clavikula line sinistra
Perkusi : batas jantung kanan ICS IV mid clavikula sinistra
terdengar keredupan batas jantung atas ICS II mid clavikula sinistra
terdengar keredupan
Auskultasi : BJ I terdengar Lup pada ICS IV (trikuspid)
BJ I terdengar Lup pada ICS V (mitral)
BJ II terdengar Dup pada ICS II kanan (aorta)
BJ II terdengar Dup pada ICS II kiri (pulmonal)
7. Sistem Persyarafan
GCS (Gaslow Coma Scale)
4/5/6
1 : kx tidak membuka mata secara spontan
1 : kx tidak dapat berorientasi dengan baik
1 : kx tidak dapat mengikuti perintah dengan baik
8. Sistem Pencernaan
Inspeksi : tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi
Auskultasi : bising usus 14x/menit
Perkusi : bunyi abdomen hipertympani
Palpasi : tidak terdapat massa, terdapat distensi abdomen

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium :
NO JENIS PEMERIKSAAN NILAI NORMAL HASIL
.
_ _ _ _
2. Pemeriksaan lain (foto rontgent, usg, EEG, MRI, CT Sceaning, dsb) :
-

J. TERAPI
- Infus KAEN 3B 1000cc/24 jam
- Ceftriaxon 2x500gr
- Ondansenton 3x1 mg
- L bio 1x1 sachet
- Zink 2x20mg
- Paracetamol k/p
NO. TGL/JAM DATA MASALAH KEMUKINAN
PENUNJANG PENYEBAB

1. 26 Maret 2012/ DS : ibu klien Kekurangan volune Kehilangan


09.00 mengatakan klien bab cairan volume cairan
>3x sehari dengan akibat diare
konsitensi encer
Klien sering minta
minum
DO : kx BAB >3x
sehari,konstitensi
encer, mata cowong,
mukosa bibir kering

2. 26 Maret 2012/ DS : ibu mengatakan Ketidakseimbangan Anoreksia


09.00 kx tidak mau makan nutrisi kurang dari
sama sekali, kx hanya kebutuhan tubuh
mau minum ASI
DO : BB turun 1,5 kg
Kx terlihat lemah
Makanan dari RS
tidak pernah dimakan.

ANALISA DATA

Nama : An. P
Umur : 2 th
No. Reg : 111193
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : An. P
Umur : 2 th
No. Reg : 111193

NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL T.T


. MUNCU TERATASI
L
1. 26 Maret Kekurangan volume cairan
2012/ berhungan dengan Kehilangan
09.00 volume cairan akibat diare
Ditandai dengan
DS: ibu klien mengatakan klien
bab >3x sehari dengan konsitensi
encer
Klien sering minta minum
DO : kx BAB >3x sehari
,konstitensi encer, mata cowong,
mukosa bibir kering

2. 26 Maret Ketidakseimbangan nutrisi


2012/ kurang dari kebutuhan tubuh
09.00 berhungan dengan anoreksia
DS : ibu mengatakan anak tidak
mau makan sama sekali, kx hanya
mau minum ASI
DO : BB turun 1,5 kg
Kx terlihat lemah
Makanan dari RS tidak pernah
dimakan
PERENCANAAN

Nama : An. P No. Reg : 111193


Umur : 2th
Dx. Medis : Gastroentitris

N DIAGNOSA PERENCANAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN
1 Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 Lakukan BHSP 1 Klien kurang kooperatif
berhungan dengan selama 24 jam defisit volume cairan 2 Kaji Frekuensi, Konsitensi, feces yang 2 Mengetahui tingkat dehidrasi
Kehilangan volume cairan teratasi dengan kriteria hasil : keluar
akibat diare Mempertahankan urine output sesuai 3 Observasi TTV 3 Memantau perkembangan klien
dengan usia dan BB 4 Anjurkan klien untuk banyak minum 4 Mengganti cairan yang hilang
TTV dalam keadaan normal 5 Monitoring tanda-tanda dehidrasi 5 Mengetahui tingkat dehidrasi

Tidak ada tanda dehidrasi 6 Anjurkan klien tidak makan makanan 6 Mencegah timbulkan diare
yang dapat menimbulkan diare
Turgor kulit kembali dalam 3 dtk
7 Kolaborasi dengan tim medis 7 Mendapatkan terapi yang
sesuai
2. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 BHSP 1 Klien kurang kooperatif
kurang dari kebutuhan tubuh selama 24 jam kebutuhan nutrisi klien 2 Kaji Pemenuhan Nutrisi 2 Mengetahui tingkat nutrisi
berhubungan dengan teratasi dengan kriteria hasil : klien
anoreksia BB klien seimbang dengan usianya 3 Jelaskan pentingnya pemenuhan 3 Memotivasi untuk

Klien terlihat segar nutrisi bagi klien meningkatkan pemenuhan


nutrisi
4 Berikan makanan semenarik mungkin 4 Meningkatkan napsu makan
5 Berikan makan dalam keadaan hangat 5 Meningkatkan napsu makan
6 Beri makan sedikit tapi sering 6 Meningkatkan napsu makan
7 Kolaborasikan dengan tim gizi 7 Mengetahui diit yang sesuai
8 Kolaborasikan dengan dokter 8 Mendapatkan terapi yang
sesuai
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : An. P No. Reg : 111193


Umur : 2th
Dx. Medis : Gastroentitris

NO. DX
NO TGL. JAM TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI T.T

1. 26 I 11.00
Maret 1 Melakukan observasi TTV 1 Hasil TTV
2012 TD : tidak terkaji
RR : 25x/menit
S : 37,5 c
N : 84x/ menit
11.15 2 Melakukan observasi Status Dehidrasi 2 Turgor kembali 3dtk,
mukosa bibir lembab
11.20 3 Melakukan observasi input dan output cairan 3 Klien minum air putih 500cc,
infuse selama MRS 3 flash
11.30 4 Menganjurkan keluarga untuk memberikan asupan oral 4 Klien tidak mau makan,hanya
yang adekuat minum ASI
12.00 5 Melakukan kolaborasi dengan tim medis 5 Klien mendapat terapi L bio
2. 26 II 11.00 1 Melakukan BHSP 1 Klien kurang kooperatif
Maret 11.15 2 Melakukan pengkajian input makan klien 2 Klien sudah mau makan
2012 biskuit
11.20 3 Memonitor mual muntah 3 Klien tadi pagi muntah
sebanyak 1x
11.30 4 Menganjurkan makan sedikit tapi sering 4 Klien tidak mau makan yang
disediakan RS
11.30 5 Menganjurkan makan makanan yang hangat 5 Klien tidak mau makan yang
disediakan RS
11.30 6 Memberi makanan semenarik mungkin 6 Klien tidak mau makan yang
disediakan RS
12.00 7 Melakukan kolaborasi dengan tim gizi 7 Klien mendapatkan diit
rendah serat
12.00 8 Melakukan kolaborasi dengan tim medis 8 Klien mendapatkan terapi
- Infus KAEN 3B 1000cc/24
jam
- Ceftriaxon 2x500gr
- Ondansenton 3x1 mg
- L bio 1x1 sachet
- Zink 2x20mg
- Paracetamol k/p
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : An. P
Umur : 2 th
No. Reg : 111193

NO. DX TGL/JA CATATAN PERKEMBANGAN TTD.


M
I 27 Maret S : Ibu kx mengatakan bahwa BAB kx sudah
2012/ berkurang menjadi 2x dalam sehari.
13.00 O:
- Kx tampak BAB 2x sehari
- Mata kx tampak cowong, Mukosa bibir
kering
- TTV :
TD = tidak terkaji, RR = 25x/menit, S=
37,5 C, N = 84x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi no. 2,3,4,5,6

S : Ibu kx mengatakan bahwa kx masih tidak


II 27 Maret mau makan
2012/ O:
13.00 - Kx tampak lemah, tidak mau makan
- Mukosa bibir kering
- TTV :
TD = tidak terkaji, RR = 25x/menit, S=
37,5 C, N = 84x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi no. 2,3,4,5,6,8
DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta


Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC.
Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta
http://wwwbroniescom.blogspot.com/2010/05/makalah-hospitalisasi.html
http://www.psychologymania.com/2012/08/hospitalisasi-pada-anak.html
http://kumpulan-askepaskep.blogspot.com/2011/03/hospitalisasi-pada-anak.html

Anda mungkin juga menyukai