Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU

KEKERASAN
Tindakan Keperawatan Bina Hubungan Saling Percaya
Masalah : Risiko Perilaku kekerasan
Pertemuan : Ke 1 (satu)
Hari/tanggal : Selasa, 1 September 2015
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
4. Tindakan Keperawatan
a. Memberikan salam dan panggil nama klien
b. Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan
c. Menjelaskan maksud hubungan interaksi
d. Menjelaskan kontrak yang akan dibuat
e. Memberi rasa aman dan tunjukkan sikap empati
f. Lakukan kontak singkat tetapi sering
g. Penuhi kebutuhan dasar pasien.
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Halo, selamat pagi Bapak. Perkenalkan, saya perawat Ayu. Mulai
hari ini saya bertugas untuk merawat Bapak selama 1 minggu ke depan.
Nama Bapak siapa? nama lengkapnya? suka dipanggil siapa? oh ya,
baiklah. Saya panggil Bapak Ketut saja ya. Hari ini saya jaga pagi dari
jam 8 sampai jam 2 sore. Jadi, jika Bapak ada keperluan, bisa mencari
saya di ruang perawat
b. Evaluasi/ Validasi
Bagaimana kabarnya hari ini, Pak? tadi pagi Bapak sudah sarapan?
c. Kontrak
Topik:
Hari ini kita akan berbincang-bincang untuk saling mengenal
Waktu:
Lamanya 15 menit, bagaimana Pak? Jadi, kita akan ngobrol dari jam 10
sampai jam 10 lewat 15 menit nanti ya?

Tempat:
Ingin ngobrol dimana, Pak? Bagaimana jika di teras depan kamar
Bapak?
2. Fase Kerja
Bagaimana perasaan dan keadaan Bapak hari ini? Apakah ada yang
dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita berbincang-bincang?
Bapak tidak usah khawatir karena kita berada di tempat yang aman.
Saya dan perawat-perawat di sini akan selalu menjadi teman dan
membantu Bapak
Bapak, bisa saya bertanya tentang identitas Bapak, baik alamat,
keluarga, hobi atau mungkin keinginan untuk saat ini?
Bagus sekali Bapak sudah dapat menceritakannya dengan sangat
detail. Bapak dulu bekerja dimana? Bapak suka dengan pekerjaan itu?
Bagaimana dengan teman-teman disana?
Bagaimana dengan teman-teman sekamar Bapak? Bapak sudah kenal
dengan mereka semua? Ada berapa orang semuanya? bagus sekali Bapak
bisa menghafal semua nama teman-temannya dengan baik
Wah terima kasih Bapak karena sudah mau berkenalan dengan saya
dan sekarang saya akan memberitahu identitas saya, Bapak mau kan
mendengarkan?
Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman,
jadi Bapak tidak perlu sungkan lagi.Bila ada masalah bisa diceritakan pada
saya, Bapak mau kan berteman dengan saya?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang
bincang?
Obyektif :

Pasien mau menjawab setiap pertanyaan yang

diberikan perawat serta mampu bercerita dengan nyaman dengan


sesekali melihat ke arah perawat.
4. Rencana Tindak Lanjut
Coba bisa diulang tadi, nama saya siapa?Wah, bagus sekali Pak bisa
ingat nama saya.

Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Bapak dan Bapak sudah
bisa mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau berkenalan dan
berteman dengan saya.
Baiklah, sesuai janji di awal, hari ini kita akan berbincang-bincang
selama 15 menit dan ternyata waktunya sudah habis. Jika ada yang ingin
Bapak bicarakan, Bapak bisa mencari saya di ruang perawat.
5. Kontrak
Topik :
Bagaimana jika nanti siang kita berbincang-bincang lagi? Nanti kita
akan membahas tentang penyebab perasaan marah dan cara mengontrol
marah bapak.
Tempat:
Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap
disini?
Waktu:
Kira-kira 20 menit lagi ya. Kalau begitu, Saya pamit dulu. Terima
kasih Bapak. Sampai jumpa lagi.
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU
KEKERASAN
Tindakan Keperawatan Klien Dapat Mengidentifikasi Penyebab Perasaan
Marah, Tanda dan Gejala, Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan,
Akibatnya Serta Cara Mengontrol Secara Fisik
Masalah : Risiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan : Ke 2 (dua)
Hari/tanggal : Selasa, 1 September 2015

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan khusus
Klien Dapat Mengidentifikasi Penyebab Perasaan Marah, Tanda dan
Gejala, Perilaku Kekerasan yang Dilakukan, Akibatnya Serta Cara
Mengontrol Secara Fisik
4. Tindakan Keperawatan
a. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaanya
b. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan marah, jengkel/
kesal
c. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami soal marah, jengkel/
kesal.
d. Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien
e. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel/ kesal yang dialami klien
f. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan klien
g. Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan
h. Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan
i.
j.
k.
l.
m.
n.

masalahnya selesai
Bicarakan akibat/ kerugian dari cara yang telah dilakukan klien
Bersama klien simpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien.
Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat
Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien
Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih
Ajarkan pasien untuk mengontrol amarah dengan cara relaksasi napas

dalam minimal 5 kali dan memukul bantal atau kasur


o. Bantu klien menstimulasi cara tersebut (role play)
p. Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara
tersebut
q. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat
marah.
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang Bapak. Apa kabar siang ini?
b. Evaluasi/ Validasi
Tadi kita sudah berkenalan. Bapak masih ingat dengan nama saya? bagus
sekali Bapak masih mengingat nama saya.
c. Kontrak
Topik:

Melanjutkan pertemuan kita tadi pagi dan sesuai dengan kesepatan kita,
siang ini kita akan mencoba mempraktikkan kembali dalam membina
hubungan dengan orang lain dengan cara berkenalan baik dengan sesama
klien maupun dengan perawat, dan kita juga akan membicarakan tentang
penyebab bapak marah, dan bagaimana cara mengontrol rasa marah bapak.
Waktu:
Kita ngobrol 20 menit hari ini, bagaimana Pak? Jadi, kita akan ngobrol
dari jam 13.00 sampai jam 13 lewat 20 menit nanti ya?
Tempat:
Bagaimana kalau ngobrolnya di teras depan kamar bapak saja?
2. Fase Kerja
Penampilan Bapak hari ini bagus, rapi dan bersih. Bagus sekali, Pak. Hal
seperti ini harus dipertahankan.
Bapak sudah mandi tadi? Bapak kelihatan segar sekali.
Bapak, seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin melihat Pak
berkenalan dengan teman (klien) dan perawat, coba sekarang Bapak
praktikkan.
Bagus sekali, ternyata Bapak mampu berkenalan. Bagaimana rasanya,
Pak? senang kan punya banyak teman.
Bapak sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya? Bisa
Bapak sebutkan salah satu teman bapak kembali? wah, hebat sekali Bapak.
Bapak, sekarang kita akan membicarakan tentang perasaan yang bapak
alami selama ini.
Apa yang menyebabkan bapak marah? Apalagi penyebab yang lain?
Samakah dengan yang sekarang? O..iya, jadi ada ..... penyebab marah bapak.
Pada saat penyebab marah itu ada, seperti .....
Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar,
mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal? Setelah itu apa
yang bapak lakukan? Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Menurut bapak
adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?
Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan
kegiatan fisik. Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul
perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, bapak dapat melakukan: tarik
nafas dalam dan pukul kasur dan bantal. Mari kita coba latihan tarik nafas

dalam: berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup
perlahan lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba
lagi, tarik dari hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan
minimal 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya
Mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Dimana kamar bapak? Jadi
kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, sekarang saya
contohkan teknik mengontrol marah dengan memukul bantal.
Coba sekarang giliran bapak yang melakukan, pukul kasur dan bantal. Ya,
bagus sekali bapak melakukannya.
Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak
latihan memukul kasur dan bantal serta tarik nafas dalam? Baik pak ini
jadwalnya, kapan bapak mau latihan tarik nafas dalam dan memukul bantal
atau kasur. Jika bapak melakukannya coret disini ya pak
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Subyektif

: Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincangbincang tentang perasaan marah dan cara latihan
menyalurkan marah? Bapak juga tadi sudah mampu
mempraktikkan latihan untuk mengontrol emosi dengan
cara memukul bantal/kasur, dan tarik napas dalam apabila
akan marah.

Obyektif

: Pasien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan


perawat

serta

mampu

mempraktikkan

memukul

bantal/kasur dan tarik napas dalam.


b. Rencana Tindak Lanjut
Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita. Saya senang
Bapak mau mengobrol dengan saya. Iya jadi ada 2 penyebab yang
membuat bapak marah ........ (sebutkan) dan bapak rasakan ..... (sebutkan)
dan yang bapak lakukan .... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan).
Berapa tadi cara mengontrol marah jika perasaan marah bapak
muncul?Baiklah bapak sudah memasukkan kedua cara tadi ke dalam

jadwal kegiatan sehari-hari bapak.. jadi kalau ada keinginan marah,


gunakan kedua cara tadi ya pak.
c. Kontrak
Topik :
Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang latihan patuh
minum obat, Bapak setuju?
Tempat:
Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini?
Waktu:
Jam 09.00 ya, Pak. Kita akan ngobrol kira-kira 15 menit lagi ya. Baik,
saya permisi dulu, Bapak bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya
terimakasih ya atas waktunya

STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU


KEKERASAN
Tindakan Keperawatan Klien Dapat Mendemonstrasikan Cara Mengontrol
Perilaku Kekerasan Secara sosial atau verbal
Masalah : Risiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan : Ke 3 (tiga)
Hari/tanggal : Rabu, 2 September 2015

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Keadaan umum klien tenang, klien mengatakan pernah bertengkar dengan
tetangganya, penampilan(pakaian) sedikit rapi namun tidak sesuai, kontak
mata bagus saat diajak bicara.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan secara sosial atau verbal
4. Tindakan Keperawatan
a. Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien
b. Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih
c. Bantu klien menstimulasi cara tersebut (role play)
d. Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara
tersebut
e. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat
marah.
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi Pak, masih ingat dengan saya? bagaimana kabar Bapak
sekarang?
b. Evaluasi

Bagaimana perasaan Bapak sekarang? Bagaimana pak, sudah


dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?
Bagaimana dengan minum obatnya sesuaikah dengan jadwalnya? Apa
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur dan obatnya
diminum?
c. Kontrak
(Topik) : Sesuai dengan janji saya ke Bapak kemarin, sekarang kita
ngobrol tentang cara mengontrol marah dengan cara verbal.
(Waktu) : Kita ngobrolnya 15 menit saja ya Pak hari ini. Apakah
Bapak bersedia?
(Tempat) : Bapak kita ngobrolnya seperti biasa ya Pak, ditempat ini
saja.
2.

Kerja
Sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga
caranya pak, yaitu :
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah
serta tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: Bu, tolong
ambilkan saya air minum itu. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: Maaf saya tidak bisa melakukannya karena
sedang ada kerjaan.
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal, bapak dapat mengatakan: Saya jadi ingin marah
karena perkataanmu itu
Coba bapak praktekkan. Bagus pak
Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali bapak dalam
sehari mau latihan bicara yang baik ?
Bisa kita buat jadwalnya? Coba masukkan dalam jadwal latihan seharihari, misalnya meminta makan, minta obat atau minta uang, dll. Begitu
juga dengan latihan tarik nafas dalam, latihan pukul bantal/kasur, dan
jadwal minum obat tetap dilanjutkan seperti jadwal sebelumnya

3. Terminasi
a.

Evaluasi
Subyektif: Bapak, setelah ngobrol ngobrol tadi bagaimana perasaan
Bapak sekarang?
Obyektif: Klien dapat mempraktikkan dalam mengontrol perasaan
marah, kontak mata ada.

b.

Tindak Lanjut
Sepertinya pertemuan kita hari ini sudah cukup, sekarang Bapak bisa
beristirahat, kalau Bapak mau bercerita lagi / hal lain yang ingin
disampaikan,

Bapak bisa cari saya, atau mencari perawat yang

lainnya.
c.

Kontrak yang akan datang


Topik: Pak besok pagi bagaimana kalau kita ngobrol lagi, tentang cara
mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual.
Waktu: Bapak besok sore kita ngobrolnya selama 15 menit ya pak ?
Tempat: Pak, dimana nanti kita ngobrolnya? Bapak mau di ruangan
ini lagi?

STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU


KEKERASAN

Tindakan Keperawatan Klien Mendemonstrasikan Cara Mengontrol Perilaku


Kekerasan Dengan Cara Spiritual
Masalah : Risiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan : Ke empat (empat)
Hari/tanggal : Kamis, 3 September 2015

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Khusus:
Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien
b. Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih
c. Ajarkan klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual,
yang mana yang dimaksud adalah dengan bersembahyang
d. Bantu klien menstimulasi cara tersebut (role play)
e. Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara
tersebut
f. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat
marah.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat sore bapak, bagaimana keadaannya sekarang ?
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur
bantal dan bicara yang baik?
b. Evaluasi
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur
bantal dan bicara yang baik?
c. Kontrak

Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mengontrol


marah bapak yaitu dengan ibadah? bagaimana jika kita berbincangbincang selama 15 menit, bapak setuju ?
2. Fase Kerja
Coba bapak ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan
Bagus
Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik
nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya, rebahkan badan agar rileks.
Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila
bapak merasa marah. Bapak bisa melakukan tri sandya ?
Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Jam
berapa bapak akan sembahyang?
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif: Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap?
Coba bapak ulangi kembali cara mengontrol perasaan marah dengan
cara spiritual atau ibadah.
Obyektif : Pasien mau menjawab pertanyaan perawat.
b. Tindak lanjut
Nah, ini sudah 15 menit jadi kita cukupkan dulu pembicaraan kita.
Nanti jika bapak membutuhkan bantuan bisa mencari saya di ruang
perawat dan juga bisa pada perawat yang lain.
c. Kontrak yang akan datang
Topik
: Kita akan membicarakan tentang pentingnya dukungan
Waktu

keluarga terhadap bapak


: Bapak sebentar setelah makan sore sekitar pukul 19.00

Tempat

saya akan kembali lagi


: Kita bertemu di tempat ini lagi ya Pak.

STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU


KEKERASAN
Tindakan Keperawatan Klien Dapat Mendemonstrasikan Cara Mengontrol
Perilaku Kekerasan Dengan Obat
Masalah : Risiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan : Ke 5 (lima)
Hari/tanggal : Jumat, 4 September 2015
A. Proses Keperawatan
2. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif,
mengasikkan dirinya.
3. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan

hiperaktif

melakukan

kegiatan

yang

4. Tujuan khusus
Mengontrol Perilaku Kekerasan Dengan Obat
5. Tindakan Keperawatan
a. Jelaskan jenis- jenis obat yang diminum klien (pada klien dan
keluarga)
b. Diskusikan menfaat minum obat dan kerugian jika berhenti minum
obat tanpa seijin dokter
c. Jelaskan prinsip benar minum obat (nama, dosis, waktu, cara minum).
d. Anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu.
e. Anjurkan klien melapor kepada perawat/ dokter bila merasakan efek
yang tidak menyenangkan.
f. Berikan pujian pada klien bila minum obat dengan benar.
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1.

Orientasi
a.

Salam terapeutik
Selamat pagi Pak, apa kabar hari ini? Masih ingat dengan saya?
Bagus Bapak masih ingat dengan saya

b.

Evaluasi
Apa yang Bapak rasakan hari ini? sudah dilakukan latihan tarik nafas
dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan
latihan secara teratur? Coba kita lihat jadwal kegiatannya. Apakah
selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak marah?
Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya? Hasilnya bagaimana
pak?

c.

Kontrak
Topik:
Bagaimana kalau sekarang kita bicara tentang pentingnya minum obat
dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa
marah?
Waktu:
Ya seperti janji kita kita bicara 15 menit dari pukul 19.00 19.15
WITA
Tempat:

Bagaimana kalau kita ngobrolnya disini saja? Sekarang saya akan


jelaskan tentang pentingnya minum obat.
2.

Kerja
Bapak sudah dapat obat dari dokter? bapak sudah tau bagaimana
kegunaan obat bapak? warna obat bapak apa? dan apakah bapak meminta
obat jika bapak sakit? baiklah, Pak ini obatnya, bapak perlu minum obat
ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang. Bapak perlu secara teratur
minum obat dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter.
Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak.

3.

Fase terminasi
a.

Evaluasi

Subjektif:setelah ngobrol tadi, apa yang Bapak rasakan? Bapak


masih ingat apa yang kita bicarakan tadi? Bagaimana perasaan
bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol perasaan
marah dengan cara minum obat yang benar?
Coba bapak sebutkan lagi cara minum obat yang benar
Objektif: klien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.
b.

Tindak lanjut
Bapak, sudah 15 menit kita ngobrol ngobrolnya,sekarang Bapak
bisa beristirahat, nanti kita ngobrol lagi. Terima kasih.

c.

Kontak yang akan datang


Topik:
Bagaimana kalau besok pagi kita membicarakan tentang mengontrol
perilaku kekerasan dengan mengungkapkan, meminta, menolak
dengan benar.
Waktu: kita nanti ngobrol ngobrolnya 15 menit ya Pak?
Tempat:Kita betemu disini saja ya ni? Di teras depan kamar. kalau
begitu sampai bertemu nanti ya, Pak.Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai