Anda di halaman 1dari 18

N PERLINDUNGAN HARTA BEND

NIE SAMARINDA

PANDUAN PERLINDUNGAN HARTA BENDA MILIK PASIEN


BAB I
PENGERTIAN
A. PENDAHULUAN
Seringkali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak atau tiba-tiba
rnisalnya kecelakaan, pingsan, bencana alarn yang mengakibatkan timbulnya
korban. Hal ini dapat mengakibatkan suatu kondisi yang cukup berbeda yakni
kepanikan, kacau, kecurigaan. Baik korban yang mengalarni maupun orang yang
melihat atau menolong. Kadang kala sering juga dalam kesempatan tersebut
kewaspadaan kurang akibat situasi yang tidak menentu. Sehingga dapat berakibat
adanya kehilangan barang atau benda terutama dan korban yang mengalami
bencana.
Negara Indonesia rnempunyai landasan hukurn yang cukup kuat untuk
dapat melindungi hak pribadi seseorang untuk mendapatkan penlindungan yang
layak tanpa terkecuali baik untuk diri pribadi maupun barang atau benda yang
dirniliknya. Sehingga setiap orang yang berada di tempat manapun tidak merasa
terancam baik secara fisik ataupun non fisik akibat kehilangan barang atau benda
B. Pengertian
1. Perlindungan adalah proses menjaga atau perbuatan untuk melindungi.
2. Barang milik pasien adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh pasien
rumah sakit baik pasien rawat jalan mau pun pasien yang sedang dalam
perawatan rumah sakit yang mempunyai arti dan bisa dinilai dengan
uang.
3. Tempat penyimpanan / penitipan barang adalah suatu sarana atau
tempat untuk menyimpan barang-barang berharga milik pasien rumah sakit
yang tertutup dan terkunci serta jauh dari jangkauan pihak luar.

Tujuan
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya adanya
kehilangan harta benda pribadi pada pasien/pengunjung/karyawan selama
berada di rumah sakit.
2. Mengurangi kejadian yang berhuhungan dengan adanya kecurian dan
pihak dalam atau luar pada pasien/pengunjung/karyawan.

BAB II
RUANG LINGKUP
Tempat penyimpanan / penitipan barang milik pasien bertujuan agar
dapat mengamankan/melindungi barang-barang milik pasien yang dititipkan
dengan utuh dan lengkap. Dan merupakan salah satu hak pasien yang selalu
dihubungkan dengan pemeliharaan kesehatan bertujuan agar pasien mendapatkan
upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan bantuan dari tenaga kesehatan yang
memenuhi standar pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan UU No 44
tahun 2009 tentang Rumah sakit.

Panduan ini diterapkan kepada semua pasien/pengunjung/karyawan

selama berada dalam rumah sakit.


Pelaksana panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja di rumah
sakit (medis ataupun non medis).

Prinsip
1. Semua pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus
mendapat perlindungan harta benda pribadi dengan benar saat masuk
rumah sakit dan selama berada dirumah sakit.
2. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus
berusaha menjaga harta benda pribadi.
3. Tujuan utarna perlindungan harm benda adalah untuk menjaga keamanan
yang memiliki harta benda tersebut.
4. Perlindungan harta benda digunakan pada proses pasien/pengunjung/
karyawan masuk dalam

rumah sakit atau selama berada dalam

lingkungan rurnah sakit.

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

1. Seluruh Staf Rumah Sakit


a. Mernahami dan menerapkan prosedur perlindungan harta benda pribadi
milik pasien/pengunjung.
b. Memastikan prosedur perlindungan

harta

benda

pribadi

milik

pasien/pengunjung yang benar ketika pasien/pengunjung selarna berada


di rumah sakit.
c. Melaporkan kejadian salah prosedur perlindungan harta benda milik
pasien/pengunjung/karyawan
2. SDM yang bertugas
Perawat:

Bertanggung jawab memberikan perlindungan harta benda pasien


dan memastikan perlindungan tersebut tercatat di pada laporan di

rawat inap.
Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat
kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus dipindah
tempatnya.

Petugas Keamanan/Security

Bertanggung jawab memberikan pengamanan harta benda pasien

dan mernastikan pengamanan tersebut tercatat pada laporan.


Mernastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat
kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus dipindah

3.

tempatnya
Kepala Instalasi / KepalaRuang
Memastikan seluruh staf di Instalasi mernahami prosedur

perlindungan harta benda pasien.


Menyelidiki semua insiden salah perlindungan harta benda pasien
dan mernastikan terlaksananya suatu tindakan untuk rnencegah
terulangiiya kembati kejadian tersebut.

4. Manajer
Memantau dan memastikan panduan perlindungan harta benda dikeloLa

dengan baik oleh Kepala Instalasi.


Menjaga standarisasi dalam rnenerapkan panduan perlindungan harta
henda pasien/pengunjung/karyawan.

BAB III
TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA
1. PERLNDUNGAN PASIEN
Berlaku untuk pasien yang berada di rawat inap dimana dalam hal ini
pasien mengenakan perhiasan atan barang berharga lainnya dan sedang
dalam kondisi akan dilakukan tindakan pelayanan medis.
1) Tatalaksana perlindungan harta benda pasien
a. Semua pasien sebelum masuk rawat

inap

harus

diinformasikan bahwa rumah sakit tidak bertanggung


jawab jika ada harta benda yang hilang sebab pada saat
akan masuk rawat inap sudah di informasikan oleh Unit
Pendaftaran.
b. Pastikan bahwa pasien sudah menyetujui dan mengerti
tentang infonnasi yang disampaikan tentang perlindungan
harta benda.
c. Pastikan pasien memberikan Surat Pernyataan bahwa
bersedia tidak akan menuntut apapun pada pihak rumah
sakit apabila terjadi kehilangan harta benda karena sudah
diinformasikan bahwa rumab sakit tidak bertanggung atasa
harta benda pribadi milik pasien.
d. Pastikan adanya proses serah

terima penyimpanan

sementara untuk harta benda pribadi milik pasien apabila


pada pasien tersebut tidak ada keluarga yang mendampingi
dan akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.
e. Segera hubungi pihak keamanan untuk kasus kehilangan
harta benda milik pasien jika ada peristiwa kehilangan.
f. Jika perlu hubungi pihak yang berwajib untuk menangani
kasus kehilangan harta benda milik pasien jika kasus
tersebut berlanjut.
2) Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda
pasien.
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan
perlindungan harta benda pasien:

Pada

saat

pasien

tidak

ada

keluarga

yang

mendampingi sedangkan pada pasien tersebut akan

dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.


Pada saat pasien mengalami hilang kesadaran/hilang

ingatan
b. Para staf RSUD.A.W.SJAHRANIE SAMARINDA harus
memberikan perlindungan harta benda pasien dengan benar
dengan menanyakan kejelasan inforrnasi yang disampaikan
oleh Unit Pendaftaran untuk tidak rnenirnggalkan harta
benda khususnya yang berharga diluar pengamatan pasien,
kemudian

membandingkannya

dengan

adanya

Surat

Pernyataan yang tercantum di rekam medis. Jangan


menyebutkan sernua informasi tentang perlindungan dan
meminta pasien untuk mengkonfirmasi dengan jawaban
ya / tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak
mengetahui untuk menjaga harta bendanya sendiri.
Informasi rnengenai bahwa rumah sakit tidak bertanggung
jawab atas barang benda milik pasien diinformasikan ulang
oleh perawat yang bertugas menangani pasien secara
personal sebelum pasien menjalani suatu prosedur.
d. Perlindungan hat-ta benda sebaiknya mencakup 2 detail
wajib, yaitu :
Didata semua harta benda pada saat pasien masuk
Mendata semua pengunjung yang datang
berkunjung di wang perawatan lenipat pasien
dirawat.

2. PENGUNJUNG
1. Tatalaksana perlindungan harta benda pengunjung
a. Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar
sebelum masuk dalam lingkungan rumah sakit dengan
menggunakan tanda pengenal yang masih berlaku (KTP.
SIM, Paspor) dan harta benda apa saja yang dibawa.
b. Pastikan pada pengunjung agar menjaga harta benda yang
dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta
benda yang dibawanya.
c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada semua
pengunjung jika terjadi kecelakaan, bencana atau hilang
kesadaran/ingatan pada din pengunjung tersebut dan tidak
ada pengecualian selama berada dalam lingkungan rumah
sakit.
d. Jika

terjadi

kesadaran/ingatan

kecelakaan/bencana
pada

pengunjung

atnu

hilang

secara

tiba-tiba

pastikan segera berikan perlindungan terhadap diri dan


harta benda pengunjung. kernudian catat

pada buku

laporan dan laporkan pada pihak manajemen rumah sakit.


e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan
terhadap harta benda maka harta benda harus dipastikan
dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemudian
dikoordinaskan pada pihak manajemen
f. Harta benda pengunjung tidak boleh dititipkan kepada
pihak rumah sakit walaupun bersifat sementara dan kondisi
pengunjung masih memungkinkan untuk menjaga harta
bendanya sendiri karena rurnah sakit tidak bertanggung
jawab perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam
kondisi tertentu.
g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu
jika pengunjung dalam kondisi terluka atau hilang
kesadaran/ingatan

maka

harus

memberikan

Surat

Pernyataan Penitipan dengan disertai tanda pengenal


(KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi oleh
tanda tangan/cap jempol pengunjung.

h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan sebaiknya


mencakup 2 detail wajib yang dapat mengidentifikasi
pengunjung, yaitu:
Tanda pengenal masih berlaku.
Tanda pengenal harus asli/bukan fotocopy
i. Jelaskan prosedur perlrndungan harta benda sementara dan
tujuannya kepada pengunjung.
j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelum
memberikan perlindungan harta benda pada pengunjung.
k. Saat menanyakan identitas dan harta benda pengunjung,
selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: Siapa nama
Anda? barang apa yang anda titipkan ? (jangan
rnenggunakan pertanyaan tertutup seperti Apakah narna
anda Ibu Susi?)
l. Jika pengunjung tidak mampu memberitahukan narnanya
(misalnya pada pengunjung tidak sadar, bayi, disfasia,
gangguan jiwa), verifikasi harta benda pengunjung kepada
keluarga / pengantarnya. Jika mungkin, tanda pengenal
jangan dijadikan satu-satunya bentuk identiflkasi pada saaat
menitipkan harta benda. Tanya ulang narna dan alarnat
pengunjung, kernudian bandingkan jawaban pengunjung
dengan data yang lertulis dibuku laporan..
m. Pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan tiap kali
pergantian jaga petugas kearnanan
n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda
pengunjung hams menanyakan ulang identitas pengunjung
dan membandingkan data yang diperoleh dan laporan
verifikasi pihak keamanan.
o. Pada kasus pengunjung yang lidak mau diberikan
perlindungan harta benda:
Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab,

seperti:
menolak diberikan perlindungan harta benda
Tidak ada kepercayaan dari pengunjung
Proses
perlindungan
harta
benda
hams
diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika

tidak dilakukan. Alasan pengunjung harus dicatat

pada buku laporan petugas kearnanan.


Jika pengunjung menolak untuk

diberikan

perlindungan harta bendanya, petugas harus lebih


waspada dan mencari cara lain untuk memberikan
perlindungan pada harta benda pengunjung dengan
benar

sebelum

dilakukan

tindakan

petayanan

kesehatan
2. Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan
perlindungan harta benda pengunjung:
Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).
Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana.
Pada saat terjadi kasus pencurian.
Pada saat pengunjung hilang kesadaran/ingatan
b. Para staf RSKB Rawamangun harus mengkonfirmasi
pengunjung dalam perlindungan harti benda dengan benar
dengan menanyakan nama dan harta benda yang akan
dilindungi, kernudian niembandingkannya dengan data
berdasarkan infornasi yang didapat dan laporan petugas
keamanan. Jangan menyebutkan nama dan harta benda
yang

dilindungi

dan

meminta

pengunjung

untuk

mengkonfirrnasi dengan jawaban ya / tidak.


c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak
rnau diberikan perlindungan pada harta benda yang
dibawanya. Perlindungan harta benda harus di pastikan
diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas
menangani

pengunjung

secara

personal

pada

saat

pengunjung datang.
3. KARYAWAN
1. Tatalaksana perlindungan haiti benda karyawan
a. Semua karyawan hams bertanggung jawab sendiri atas
harta benda yang dibawanya.
b. Pastikan pada karyawan agar menjaga harta benda yang
dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta
benda yang dibawanya.

c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada sernua


karyawan jika terjadi kecelakaan, bencana atau hilang
kesadaran/ingatan pada diri karyawan tersebut dan tidak
ada pengecualian selama berada dalam lingkungan rumah
sakit.
d. Jika

terjadi

kecelakaan/bencana

atau

hilang

kesadaran/ingatan pada karyawan secara tiba -tiba pastikan


segera berikan perlindungan terhadap diri dan harta benda
karyawan, kemudian catat pada buku laporan dan laporkan
pada pihak manajemen rurnah sakit.
e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan
terhadap harta benda maka harus dipastikan harta benda
dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemudian
dikoordinasikan pada pihak manajemen..
f. Harta benda karyawan tidak boleh dititipkan kepada pihak
rumah sakit walaupun bersifat sementara dan kondisi
pengunjung masih rnemungkinkan untuk menjaga harta
bendanya sendiri karena rumah sakit tidak bertanggung
jawab perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam
kondisi tertentu.
g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu
jika

karyawan

kesadaran/ingatan

dalam

kondisi

maka

harus

terluka

atau

hilang

memberikan

Surat

Pernyataan Penitipan dengan disertai tanda pengenal


(KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi oleh
tanda tangan/cap jempol karyawan.
h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan
sebaiknya

mencakup

detail

wajib

yang

dapat

mengidentifikasi pengunjung, yaitu :


Tanda pengenal masib berlaku.
Tanda pengenal harus aslil bukan fotocopy
i. Jelaskan prosedur perlindungan haiti benda sernentara dan
tujuannya kepada karyawan.
j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelurn
rnemberikan perlindungan harta benda pada karyawan.

k.

Saat menanyakan identitas dan harm benda karyawan,


selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: Siapa nama
Anda? barang apa yang anda titipkan ? (jangan
menggunakan pertanyaan tertutup seperti( Apakah nama

anda Ibu Susi?).


l. Jika karyawan tidak mampu memberitahukan namanya
(misalnya pada karyawan tidak sadar. disfasia, gangguan
jiwa), verifikasi harta benda karyawan kepada teman
sejawat/unit kerjanya. Jika rnungkin, tanda pengenal
jangan dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi pada saat
menitipkan harta benda Tanya ulang nama dan alamat
pengunjung, kemudian bandingkan jawaban karyawan
dengan data yang tertulis dibuku laporan.
m. Pengecekan buku laporan dilakukan tiap kali pergantian
jaga petugas keamanan.
n. Unit yang memberikan perlindungan pada haria benda
karyawan harus menanyakan ulang identitas karyawan dan
membandingkan data yang diperoleh dan laporan verifikasi
pihak kearnanan.
o. Pada kasus karyawan

yang

tidak

mau

diberikan

perlindungan harta benda:


Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab,
seperti:
Menolak

diberikan

perlindungan harta

benda.
Tidak ada kepercayaan dan karyawan
Proses perlindungan harta benda harLis
diinformasikan akan risiko yang dapat tenjadi jika
tidak dilakukan. Alasan karyawan harus dicatat

pada buku laporan petugas keamanan.


Jika karyawan menolak untuk

diberikan

perlindungan harta bendanya, petugas harus lebih


waspada dan mencari cari lain untuk memberikan
perlindungan pada harta benda pengunjung dengan

benar sebelum dilakukan tindakan pelayanan


kesehalan.
2. Tindakan/ prosedur yang

membutuhkan

perlindungan

harta

benda.
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang niembutuhkan
perlindungan harta benda karyawan:
Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).
Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana
Pada saat terjadi kasus pencurian.
Pada saat karyawan hilang kesadaran/ingatan
b. Para staf RSKB Rawamangun harus mengkonfirrnasi
karyawan dalarn perlindungan harta benda dengan benar
dengan rnenanyakan nama dan harta benda yang akan
dilindungi, kemudian membandingkannya dengan data
berdasarkan informasi yang didapat dan laporan petugas
kearnanan. Jangan rnenyebutkan nama dan harta benda
yang

dilindungi

dan

meminta

karyawan

untuk

rnengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak.


c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung
tidak rnau diberikan perlindungan pada harta benda yang
dibawanya. Perlindungan harta benda hams di pastikan
diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas
menangani

pengunjung

secara

personal

pada

saat

pengunjung datang.
TATA CARA PERLINDUNGAN
Jenis Perlindungan
Perlindungan yang tersedia di RSUD.A.W.SJAHRANIE SAMARINDA adalah
sebagai berikut:
a. Perlindungan harta benda pasien
b. Perlindungan harta benda pengunjung
c. Perlindungan harta benda karyawan
Menitipkan Harta Benda
Proses perlindungan harta benda yang tersedia di RSUD.A.W.SJAHRANIE
SAMARINDA adalah sebagai berikut:

a. Pasien
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pasien dalam kondisi
akan ada tindakan pelayanan kesehatan dan tidak ada keluarga yang
mendampingi atau dalam kondisi hilang kesadaran.
b. Pengunjun
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi
korban kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada
keluarga yang mendampingi.
c. Karyawan
Proses perlindungan harm benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi
korban kecelakaan/bilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada
keluarga yang mendampingi.
Pelaporan Insiden/ Kejadian Kesalahan Perlindungan Harta Benda Pasien
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Misidentifikasi data / pencatatan di buku laporan.
b. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
c. Misidentifikasi laporan investigasi
d. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi.
e. Kesalahan penulisan tanda untuk karat benda yang mendapat
perlindungan di buku Japoran
2. Beberapa penvebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:
1) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
Salah memberikan landa pada harm benda pasien
Kesalahan mengisi buku laporan.
Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salab.
Pencatatan yang tidak benar / tidak Iengkap / tidak terbaca
2) Kegagalan verifikasi
Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi
Tidak mernatuhi protokol verifikasi
3) Kesulitan kornunikasi.
Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi. atau
keterbatasan bahasa pasien
Kegagalan untuk pernbacaan kembali
Kurangnya kultur/budaya organisasi
4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pasien
pastikan keamanan dan keselarnatan pasien
Pengunjung
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:

Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di


buku laporan.
Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
Registrasi garida saat mendata harta benda yang dilindungi
2. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:
1) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
Salah memberikan tanda pada harta benda
pengunjung.
Kesalahan mengisi buku laporan.
Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak
terbaca
2) Kegagalan verifikasi
Tidak adekuatnya/ tidak adanya protokol verifikasi
Tidak mematuhi protokol verifikasi
3) Kesulitan komunikasi
Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau
keterbatasan bahasa pengunjung
Kegagalan untuk pembacaan kembali
Kurangnya kultur / budaya organisasi
4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda
pengunjung pastikan keamanan dan keselamatan karyawan
Salah memberikan tanda path haiti benda

pengunjung
Keslahan mengisi buku laporan.
Penulisan data berdasar haiti benda yang dititipkan

salah
Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak

terbaca
5) Kegagalan verifikasi
Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi.
Tidak mematuhi protokol verifikasi
6) Kesulitan komunikasi.
Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau

7)

keterbatasan bahasa pengunjung.


Kegagalan untuk pernbacaan kembali.
Kurangnya kultur / budaya organisasi

Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda


pengunjung pastikan keamanan dan keselarnatan pengunjung

Hal hal yang perlu diperhatikan pada saat :


1. Pada Saat Penitipan Barang.
Pada saat penitipan barang, baik di rawat jalan maupun rawat inap,
Petugas administrasi memberi penjelasan kepada pasien dengan bahasa
yang mudah dimengerti mengenai

tata tertip dan prosedur penitipan

barang miliknya berdasarkan peraturan yang berlaku dirumah sakit serta


menjelaskan kriteria barang yang boleh atau tidak boleh dititip kepada
petugas. Kemudian sama-sama kedua belah pihak (petugas dan pihak
pasien/keluarga) memastikan kondisi barang yang dititp.
2. Pada Saat Penyimpanan Barang.
Pada saat penyimpanan barang berharga milik pasien petugas
administrasi rumah sakit wajib menjaga dan melindungi barang yang
dititip oleh pasien agar tidak rusak dan aman dari pencurian /kehilangan.

3. Pada Saat Pengembalian Barang.


Pada saat pengembalian barang berharga milik pasien yang dititip,
petugas harus memastikan orang yang memegang format penitipan barang
ini adalah yang mewakili pasien dengan mencocokkan tanda tangan ysng
bersangkutan dengan tanda tangan di Format penitipan Barang.
Kalau memang sesuai, maka barang dikembalikan sesuai dengan

yang tercatat lalu dibuat berita acara serah terima dibuku penitipan barang
pasien. Pihak yang menerima barang dan yang menyerahkan barang samasama membubuhkan tanda tangan di berita acara serah terima barang.

BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi Perlindungan Harta Milik Pasien adalah:

1. Formulir penitipan barang.


2. Formulir pengembalian barang.

Rujukan
1. Undang-undang RI No 44 tahun 2009 tentangRumahSakit.

Anda mungkin juga menyukai