D UMUR 1 HARI
DENGAN CEPHAL HEMATOMA DI RSUD
Dr. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2014
Disusun oleh :
MARDIYANA PUSPITASARI
NIM. B11.150
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun oleh :
MARDIYANA PUSPITASARI
NIM. B11.150
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Penguji II
AMBARSARI, S.ST
NIK. 201087048
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. D dengan Cephal Hematoma di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu Dra Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Retno Wulandari, S.ST selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
3.
Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT selaku dosen pembimbing yang telah membantu
dan memberikan bimbingan pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4.
Bapak drs. Basoeki Soetarjo selaku direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta
yang telah memberikan ijin untuk melakukan studi pendahuluan di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
5.
Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6.
7.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juni 2014
Penulis
vi
1. Kesuksesan adalah hasil usaha kerja keras, ketekunan, kesabaran dalam tindak
dan berfikir. Dan akhirnya menyerahkan segala sesuatu Kepada Yang Maha
Kuasa.
2. Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena
di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan
untuk berhasil.
3. Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban, yang menjadi kewajiban adalah
perjuangan kita untuk menjadi sukses.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
2. Ibu tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan,
motivasi baik secara mental maupun materi dalam usahaku
meraih mimpiku.
3. Kakakku tercinta (mbak yuli dan mas nanang) yang selalu
memberiku semangat, motivasi, dukungan dalam setiap
langkahku meraih impian.
4. Bu Dheny Rohmatika yang telah sabar membimbing dan
mengarahkanku dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Teman-teman
kelas
3C
dan
orang-orang
vii
yang
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama
: Mardiyana Puspitasari
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
PENDIDIKAN
1. SD Negeri Dukuh II Tangen Sragen
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
ii
iii
iv
INTISARI ......................................................................................................
vi
vii
viii
ix
xi
xii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................
19
24
ix
40
41
42
42
42
42
43
43
47
B. Pembahasan .............................................................................
92
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................
99
B. Saran ........................................................................................
103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Apgar score pada bayi baru lahir. 11
Tabel 4.2 Nilai Apgar Score pada Bayi Ny. D....
xi
53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lembar Observasi
Lampiran 9.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Millenium Development Goals (MDGs) keempat adalah
menurunkan angka kematian anak (Prasetyawati, 2012). Menurut hasil SDKI
Angka Kematian Bayi (AKB) ditahun 2007 yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup
dan di tahun 2012 mengalami penurunan sedikit yaitu 32 per 1.000 kelahiran
hidup sedangkan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015
adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012).
Penyebab dari kematian bayi adalah masalah neonatal 62 %, diare 17 %,
kelainan kongenital 6 %, meningitis 5 %, pneumonia 4 %, tetanus 2 %, dan tidak
diketahui penyebabnya 4 % (Prasetyawati, 2012). Masalah janin dan bayi baru
lahir yang masih sering dijumpai adalah dikarenakan kehamilan postterm,
pertumbuhan janin terhambat, kelainan genetik, penyakit dan perlukaan pada
bayi baru lahir atau trauma lahir (Prawirohardjo, 2010).
Trauma lahir merupakan trauma pada bayi sebagai akibat tekanan mekanik
selama persalinan. Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain
primigravida, disproporsi sefalopelvik (ibu pendek, kelainan rongga panggul),
persalinan yang berlangsung terlalu lama atau cepat, oligohidramnion, presentasi
abnormal (sungsang), ekstraksi forceps atau vakum, versi dan ekstraksi, bayi
berat lahir sangat rendah atau sangat prematur, makrosomia, ukuran kepala janin
besar dan anomali janin. Trauma lahir dapat mengakibatkan kelainan pada
sebanyak 255 (10,14 %), bayi yang cedera lahir sebanyak 16 (0,64 %), dan bayi
baru lahir dengan cephal hematoma sebanyak 7 (0,28 %).
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan masih adanya angka kejadian
bayi baru lahir dengan cephal hematoma. Apabila tidak tertangani dengan baik,
cephal hematoma dapat mengakibatkan infeksi luka kepala dan dapat
mengakibatkan kematian yang dapat menambah Angka Kematian Bayi (AKB).
Maka penulis tertarik mengambil kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Baru Lahir dengan Cephal Hematoma di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah Varney agar
dapat terdeteksi secara dini komplikasi yang terjadi dan dapat dilakukan
tindakan antisipasi sehingga dapat segera ditangani.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah : Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. D dengan
Cephal Hematoma di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney?.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
1) Melakukan pengkajian secara lengkap pada bayi Ny. D dengan
cephal hematoma.
2) Melakukan interpretasi data yaitu meliputi diagnosa kebidanan,
merumuskan masalah, dan kebutuhan pada bayi Ny. D dengan
cephal hematoma.
3) Merumuskan diagnosa potensial pada bayi Ny. D dengan cephal
hematoma.
4) Mengidentifikasi antisipasi atau tindakan segera pada bayi Ny. D
dengan cephal hematoma.
5) Menyusun perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada bayi
Ny. D dengan cephal hematoma.
6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun dalam
pelaksanaan tindakan pada bayi Ny. D dengan cephal hematoma.
7) Melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan dengan teliti pada
bayi Ny. D dengan cephal hematoma.
b. Penulis mampu menemukan kesenjangan antara teori dan praktek pada
kasus bayi dengan cephal hematoma.
c. Penulis mampu memberi alternatif pemecahan masalah pada kasus bayi
dengan cephal hematoma.
D.
F. Sistematika Penelitian
Sistematika Penyusunan Karya Tulis Ilmiah mulai dari BAB I sampai BAB V
yaitu :
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat mengenai latar
belakang masalah, perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan
penulisan yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, keaslian
studi kasus serta sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bab ini penulis menjelaskan tentang pengertian bayi baru lahir, ciriciri bayi baru lahir normal, reflek-reflek fisiologis pada bayi baru
lahir, tahapan bayi baru lahir, asuhan pada bayi baru lahir normal,
pengertian cephal hematoma, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala,
penatalaksanaan dan pembahasan yang menggunakan manajemen
kebidanan 7 langkah Varney yang meliputi, pengumpulan data,
interpretasi data, diagnosa atau masalah potensial, antisipasi, rencana
tindakan, pelaksanaan dan evaluasi, SOAP sebagai landasan
melakukan pembuatan kasus, penetapan landasan hukum dan
kerangka teori.
dengan
data
perkembangan
menggunakan
SOAP.
PENUTUP
Bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran, kesimpulan
merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan
kasus bayi dengan cephal hematoma, sedangkan saran merupakan
alternative pemecahan masalah dan tanggapan dari kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Bayi Baru Lahir (BBL) Normal
a. Definisi
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan berat antara 25004000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Putra, 2012).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram
(Dewi, 2012).
Menurut Depkes. Kes. RI (2005), Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 sampai 4000 gram (Marmi, 2012).
b. Ciri-ciri bayi baru lahir
Menurut Putra (2012), ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah
sebagai berikut :
1) Berat badan 2500-4000 gram.
2) Panjang badan 48-52 cm.
3) Lingkar dada 30-38 cm.
4) Lingkar kepala 33-35 cm.
5) Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.
6) Pernafasan 40-60 kali/menit.
10
Nilai : 0
Nilai : 1
Nilai : 2
Appearance
Pucat /
Tubuh merah,
Seluruh tubuh
(warna kulit)
ekstremitas biru
kemerahan
Pulse
Tidak ada
< 100
>100
Tidak ada
Ekstremitas sedikit
Gerakan aktif
(denyut jantung)
Grimace
fleksi
Activity
Tidak ada
Sedikit gerak
Langsung
menangis
Respiration
Tidak ada
Lemah / tidak
(pernafasan)
teratur
Sumber : Dewi (2012).
Menangis
11
12
13
14
mempertahankan
hidupnya
karena
adanya
kelanjutan
metabolisme anaerobik.
b) Peredaran darah
Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui
vena umbilicus lalu sebagian ke hati dan sebagian lainnya langsung
ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik
kiri darah di pompa melalui aorta keseluruh tubuh, sedangkan yang
dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian
melalui duktus arteriosus ke aorta.
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan
mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun yang diikuti
dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini
menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan
tekanan jantung kanan, dan hal tersebutlah yang membuat foramen
ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam
pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan
tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena rangsangan
biokimia (PaO2 yang naik) serta duktus arteriosus yang berobliterasi.
Hal ini terjadi pada hari pertama.
15
c) Suhu tubuh
Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan
bayi baru lahir kehilangan panas tubuhnya.
(1) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi kebenda sekitarnya yang
kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari
tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung). Sebagai
contoh, konduksi bisa terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas
timbangan,
memegang
bayi
saat
tangan
dingin
dan
16
(4) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada
kecepatan dan kelembaban udara (perpindahan panas dengan
cara mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi ini dipengaruhi
oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, dan
aliran udara yang melewati. Apabila BBL dibiarkan dalam suhu
kamar 250 C, maka bayi akan kehilangan panas melalui
konveksi, radiasi, dan evaporasi yang besarnya 200 kg/BB,
sedangkan yang dibentuk hanya sepersepuluhnya saja. Agar
dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi.
d) Metabolisme
Pada jam-jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari
perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari
pembakaran lemak. Setelah mendapat susu, sekitar di hari keenam
energy diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing-masing
sebesar 60 dan 40 %.
e) Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air. Kadar
natrium juga relatif lebih besar dibandingkan dengan kalium karena
ruangan ekstraseluler yang luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena :
a. Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.
17
18
4) Ikterus / Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia adalah keadaan normal pada bayi baru
lahir
selama
minggu
pertama,
karena
belum
sempurnanya
lahir
yang
disebabkan
oleh
penumpukan
bilirubin
(Maryunani, 2013).
5) Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh
Clastridium Tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun
yang menyerang system saraf pusat) (Maryunani, 2013).
6) Kejang
Kejang pada bayi baru lahir adalah suatu aritma serebral dan
perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi motorik
maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak
(Maryunani, 2013).
7) Infeksi / sepsis
Sepsis adalah infeksi berat yang umumnya disebabkan oleh
bakteri, yang bisa berasal dari organ-organ dalam tubuh seperti paruparu, usus, saluran kemih atau kulit yang menghasilkan toksin /
racun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang organ
dan jaringan tubuh sendiri (Maryunani, 2013).
19
8) Dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa
hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau
hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi
isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air
(dehidrasi hipotonik) (Maryunani, 2013).
9) Cedera lahir atau trauma lahir
Menurut Dewi (2012), trauma pada bayi baru lahir adalah
cedera yang didapatkan saat persalinan. Trauma ini bisa disebabkan
oleh makrosomia, premature, chepalo pelvic disproportion (CPD),
distosia, persalinan lama, presentasi abnormal, dan persalinan
dengan tindakan (vaccum atau forceps). Trauma atau cedera pada
bayi baru lahir dapat dibedakan menjadi :
a) Cedera kepala (caput suksedaneum, cephal hematoma, dan
perdarahan intracranial),
b) Cedera leher dan bahu (fraktur klavikula dan brakial palsi).
c) Cedera intraabdomen (perdarahan di hati, limpa atau kelenjar
adrenal).
2. Cephal Hematoma
a. Pengertian
Cephal hematoma merupakan suatu perdarahan subperiostal
tulang tengkorak berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan
tidak melewati sutura. Cephal hematoma timbul pada persalinan dengan
20
tindakan seperti tarikan vakum atau cunam, bahkan dapat pula terjadi
pada kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala
bayi (Puspita, 2013).
Cephal hematoma adalah pembengkakan pada daerah kepala yang
disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat perdarahan pada
subperiostinum (Dewi, 2012).
Cephal
hematoma
merupakan
pengumpulan
darah
di
21
Prawirohardjo
(2010),
patofisiologi
terjadinya
cephal
22
23
d) Observasi
cephal
hematoma
pada
kepala
bayi,
serta
24
f)
hematoma
pada
umumnya
tidak
memerlukan
radiologik
pada
cephal
hematoma
hanya
25
26
untuk
mengetahui
dan
mengukur
tingkat
sosial
27
tentang
kesehatan
dan
penyakit
yang
sering
dalam
pendekatan
selanjutnya
sesuai
tingkat
untuk
mempermudah
kunjungan
rumah
bila
28
(2) HPHT
Sesuai dengan hukum naegele, yaitu hari pertama haid
terakhir ditambah 7 hari dikurangi 3 bulan ditambah 1 tahun.
Untuk mengetahui umur kehamilan (Varney, 2007).
(3) HPL
Untuk mengetahui taksiran persalinan (Varney, 2007).
b) Riwayat penyakit selama hamil
Data-data diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat hamil dan yang akan
berpengaruh pada bayi yang dilahirkan (Ambarwati, 2010).
c) Riwayat penyakit persalinan ini
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin bayi, keadaan
bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini dikaji untuk
mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau
tidak (Ambarwati, 2010).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat riwayat
penyakit menurun seperti hipertensi, jantung, asma dan lain-lain. Dan
untuk- mengetahui apakah dalam keluarga terdapat riwayat penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, HIV / AIDS (Nursalam, 2003).
5) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada riwayat keturunan
kembar (Nursalam, 2003).
29
6) Riwayat operasi
Untuk mengetahui apakah sebelumnya pernah melakukan tindakan
bedah atau operasi (Nursalam, 2003).
b. Data Obyektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
kebidanan, data penunjang (Hidayat, 2008).
1) Pemeriksaan Khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit pertama,
kelima dan kesepuluh untuk mengetahui gejala sisa, meliputi :
Appearance (warna kulit), Pulse rate (frekuensi nadi), Grimace
(reaksi rangsang), Activity (tonus otot), Respiration (Pernafasan)
(Kosim, 2005).
2) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, lemah dari
pasien (Saifuddin, 2003). Pada kasus bayi baru lahir dengan
cephal hematoma, keadaan umumnya adalah sedang
(Feling, 2009).
b) Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran bayi meliputi tingkat kesadaran
(sadar penuh yaitu memberikan respon yang cukup terhadap
stimulus yang diberikan, apatis yaitu acuh tak acuh terhadap
keadaan sekitarnya, gelisah yaitu tidak responsive terhadap
30
31
Pada kasus bayi baru lahir dengan cephal hematoma, pada kepala
teraba benjolan, berwarna merah dan agak basah (Kosim, 2005).
b) Mata
Keluar
nanah,
bengkak
pada
kelopak
mata,
perdarahan
kemungkinan
adanya
kelainan
kongenital
labio-
32
h) Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, perdarahan tali pusat,
dinding perut, adanya benjolan, gastroskisis, omlfalokel, bentuk
(Sudarti, 2013).
i) Kulit
Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, ruam, mongolian, memar
dan setiap trauma kelahiran (Chapman, 2006).
j) Genetalia
Kelamin laki-laki : Testis berada dalam, penis berlubang, dan ada
di ujung penis. Kelamin perempuan : Vagina, uretra berlubang,
labia mayora dan labia minora (Sudarti, 2013).
k) Ekstremitas
Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili, adakah tulang
yang retak misalnya clavikula (Varney, 2007).
l) Tulang punggung
Adakah kerusakan yang terlihat misalnya masa, lekuk atau
tonjolan (Varney, 2007).
m) Anus
Berlubang atau tidak, fungsi spingter ani (Sudarti, 2013).
4) Pemeriksaan Reflek
a) Reflek morro
Tangan pemeriksa menyangga pada punggung dengan posisi 45
derajat, dalam keadaan rileks kepala dijatuhkan 10 derajat,
33
34
5) Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar kepala
Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada
lingkar oksipito-frontal. Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata
dari tiga kali pengukuran, normalnya pada bayi adalah 32-37 cm
(Chapman, 2006).
b) Lingkar dada
Deteksi dini bayi berat lahir rendah, normalnya adalah 30-38 cm
(Putra, 2012).
c) Berat badan
Menimbang
berat
badan
tujuannya
untuk
mengetahui
35
: Interpretasi Data
36
pada kepala dengan batas yang tegas dan tidak melampaui tulang
tengkorak (Wiknjosastro, 2010).
2) Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang menggambarkan pendokumentasian
hasil analisa dan fisik klien, yang dirumuskan dalam data fokus
(Rukiyah dkk, 2009).
a) Keadaan umum : Sedang (Wiknjosastro, 2010).
b) Kesadaran
c) TTV
Suhu
Nadi
Respirasi
37
antisipasi
memungkinkan
dilakukan
pencegahan
dan
38
4. Langkah IV : Antisipasi
Pada langkah ini perlunya tindakan segera bidan atau dokter dan atau
ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi (Sudarti, 2013).
Pada kasus bayi dengan cephal hematoma antisipasi yang dilakukan
yaitu berkolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian obat
IVFD (Intra Vena Fluid Drip) dekstrose 10 % + Adonai 25 mg 5 tetes / menit
mikrodrip, Taxegram 2 x 150 mg IV / 8 jam dan Arcocillin 2 x 150 mg IV/8
jam (Prawirohardjo, 2006).
5. Langkah V
: Perencanaan
cephal
hematoma
tidak
perlu
dilakukan
pemeriksaan
laboratorium.
b. Melakukan pemeriksaan radiologik kepala atau CT-scan kepala bila
terdapat kelainan neurologis atau jika terdapat fraktur tulang tengkorak.
39
40
C. Catatan Perkembangan
Menurut Varney (2007), metode pendokumentasian yang digunakan
dalam asuhan kebidanan pada bayi dengan cephal hematoma adalah SOAP,
adalah sebagai berikut :
S
Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa sebagai langkah 1 Varney.
Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien
hasil laboratorium dengan test diagnostic lain yang dirumuskan dalam
data untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney.
Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif serta identifikasinya.
1. Diagnosa atau masalah
2. Antisipasi diagnose atau masalah
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter.
41
Planning
Menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebidanan sebagai
pola pikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan
dengan pendekatan manajemen kebidanan.
D. Landasan Hukum
Permenkes No.1464/menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan :
Bab III Penyelenggaraan Praktik
Pasal 11
1. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf I
diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
2. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berwenang untuk :
a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K 1,
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0 28 hari) dan
perawatan tali pusat.
b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
c. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
f. Pemberian konseling dan penyuluhan.
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi
Laporan kasus adalah laporan yang dilakukan dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal
(Notoatmodjo, 2012). Jenis laporan ini adalah laporan kasus yang menggunakan
asuhan kebidanan dengan manajemen Varney yang terdiri dari 7 langkah.
42
43
Inspeksi
dilakukan
dengan
menggunakan
indra
44
pemeriksaan
dengan
mengetuk-
45
c. Observasi
Observasi adalah suatu data hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Mula-mula
rangsangan dari luar mengenai indra, dan terjadilah pengindraan,
kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian akan
dilanjutkan dengan adanya pengamatan (Notoatmodjo, 2012). Hal-hal
yang perlu diobservasi meliputi keadaan umum bayi, benjolan pada
kepala.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsung dari
objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara
komersial atau non komersial (Notoatmodjo, 2012).
a) Dokumentasi
Dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang berhubungan
dengan
dokumentasi
resmi
maupun
dokumentasi
tidak
resmi
46
digunakan dalam pembuatan studi kasus ini diambil dari referensi tahun
2003-2013.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Ruang
: HCU Neonatus
Tanggal masuk
: 18 Maret 2014
No Registrasi
: 01-2374-22
A. IDENTITAS
1. IDENTITAS BAYI
a. Nama Bayi
: Bayi Ny. D
b. Umur
: 1 Hari
: Laki-laki
e. BB / PB
: 3000 gram / 49 cm
2. IDENTITAS IBU
IDENTITAS SUAMI
a. Nama
: Ny. D
Nama
: Tn. S
b. Umur
: 32 tahun`
Umur
: 33 tahun
c. Agama
: Islam
Agama
: Islam
e. Pendidikan : SMP
Pendidikan
: SMP
f. Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaan
: Swasta
g. Alamat
47
48
: 14 Juni 2013
b. HPL
: 21 Maret 2014
c. UK
: 40 minggu
d. Keluhan-keluhan pada :
Trimester I
49
b. Jenis persalinan
2) Kotiledon
: 20 buah
: 50 cm
: Sentralis
5) Cairan ketuban
: 500 cc
6) Kelainan
: Tidak ada
e. Lama persalinan :
1) Kala I
: 2 jam 20 menit
2) Kala II
: 2 jam - menit
3) Kala III
: - jam 15 menit
50
4) Kala IV
: 2 jam - menit
6 jam 35 menit
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit saat hamil :
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit apapun saat hamil
seperti, anemia, demam, flu, batuk dan diare.
b. Riwayat penyakit sistemik :
a) Jantung
b) Ginjal
c) Asma
d) TBC
: Ibu
mengatakan
tidak
pernah
batuk
f) DM
g) Hipertensi
51
i)
Lain-lain
52
NILAI
YANG
JUMLAH
DINILAI
Menit
5 Menit
Menit
2
Appearance
Biru /
Badan
Badan
(Warna
pucat
merah
ekstremitas
muda,
merah muda
Kulit)
dan
ekstremitas
biru
Pulse
Tidak
(Denyut
teraba
< 100
>100
Lambat
Menangis
Jantung)
Grimace
Tidak
(Tonus Otot)
teraba
kuat
Activity
Lemas / Gerakan
Aktif
(Aktifitas)
Lumpuh
Sedikit
Respiratory
Tidak
Lambat,
Baik,
(Pernafasan)
teraba
tidak teratur
menangis
kuat
JUMLAH
2. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Suhu
: 380C
c. Pernafasan
: 72 x/menit
Kesadaran : Composmentis
53
d. Nadi
: 128 x/menit
Kepala
b.
Ubun-ubun
: Berdenyut
c.
Muka
d.
Mata
e.
Telinga
f.
Mulut
g.
Hidung
h.
Leher
i.
Dada
j.
Perut
k.
Tali pusat
l.
Punggung
m. Ekstremitas
n.
Genetalia
o.
Anus
: Berlubang,
ditandai
dengan
keluarnya
mekonium.
4. Reflek
a)
Reflek moro
54
b) Reflek rooting
c)
Reflek walking
d) Reflek grasping
bayi
disentuh
dengan
jari
telunjuk).
e)
Reflek sucking
f)
5. Antropometri
a. Lingkar kepala
: 34 cm
b. Lingkar dada
: 33 cm
c. Lila
: 10 cm
d. BB / PB
: 3000 gram / 49 cm
6. Eliminasi :
a. Urine
b. Mekonium
55
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
: Belum dilakukan
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
Bayi Ny. D umur 1 hari, dengan Cephal Hematoma
Data Dasar :
DS
: 1.
2.
3.
DO : 1.
2.
Keadaan umum
: Lemah
Kesadaran: Composmentis
TTV
3.
BB / PB / LLA
: 3000 gram / 49 cm / 10 cm
4.
LK / LD
: 34 cm / 33 cm
56
5.
Apgar score
: 6-78
6.
Jenis kelamin
: Laki-laki
7.
Kepala
8.
Reflek Morro
9.
Reflek rooting
bayi
diberi
rangsangan
diberi
(menyentuhkan
rangsangan
jari
telunjuk
ke
57
B. MASALAH
Gangguan rasa tidak nyaman pada bayi akibat ada benjolan di kepala,
bayi menangis saat diraba kepalanya, gangguan nafas ringan dan
peningkatan suhu
C. KEBUTUHAN
Memberi rasa nyaman pada bayi dengan mengurangi sentuhan pada
benjolan di kepala dan tidak mengangkat kepala bayi terlalu sering.
58
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 19 Maret 2014
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 19 Maret 2014
1.
59
2.
3.
: Mengompres
daerah
cephal
hematoma
5.
6.
7.
: Menjaga
kehangatan
tubuh
bayi
dalam
9.
60
VII. EVALUASI
Tanggal : 19 Maret 2014
1. Keadaan Umum
TTV
:N
S
: Lemah
: 128 x/menit
: 72 x/menit
: 380 C
61
62
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 20 Maret 2014
Subjektif :
1. Bidan mengatakan bayinya menangis saat diraba kepalanya.
2. Bidan mengatakan tidak sering mengangkat kepala bayi agar benjolan di
kepala tidak meluas.
Objektif :
1. Keadaan umum
: Baik
2. TTV
: N
S
3. Eliminasi
Kesadaran : Composmentis
: 370 C
: BAK : 10 kali/ hari
BAB : 3 x/hari
4. Kepala
5. Pemeriksaan reflek :
a.
Reflek Morro
b.
Reflek rooting
c.
Reflek walking
63
d.
Reflek grasping
e.
Reflek suching
f.
6. Infus
: D5 10 tetes/menit
7. Oksigen
: 2 liter/menit
8. Incubator
: Suhu 330 C
9. Pemeriksaan laboratorium :
Tanggal : 20 Maret 2014
a. Golongan darah : B
b. HB
: 11,9 g/dl
c. Hematokrit
: 36 %
d. Leukosit
e. Trombosit
f. Eritrosit
: 3,8 juta/ul
g. Glukosa darah
: 43 mg/dl
h. Natrium darah
i. Kalium darah
j. Chlorida
64
Assesment :
Bayi Ny. D umur 2 hari dengan cephal hematoma
Planning :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
65
Evaluasi :
: Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
: 138 x/menit
R : 70 x/menit
:N
S
: 370 C
2. Tidak ditemukan tanda infeksi pada daerah cephal hematoma pada kepala
bayi.
3. Infus D5 10 tetes/menit dan oksigen 2 liter/menit masih terpasang dengan
baik, bayi terjaga kehangatannya di dalam incubator dengan suhu 330 C
dan bayi sudah terpenuhi nutrisi ASI sesuai kebutuhan.
66
67
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 21 Maret 2014
Subjektif :.
1. Bidan mengatakan bayi Ny. D masih rewel.
2. Bidan mengatakan bayi Ny. D menangis saat diraba kepalanya.
3. Bidan mengatakan tidak sering mengangkat kepala bayi agar benjolan di
kepala tidak meluas.
Objektif :
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. TTV
3. Eliminasi
4. Kepala
5. Pemeriksaan reflek :
a. Reflek Morro
b. Reflek rooting
c. Reflek walking
68
d. Reflek grasping
e. Reflek suching
6. Infus
: D5 10 tetes/menit
7. Oksigen
: 2 liter/menit
8. Incubator
: Suhu 330 C
Assesment :
Bayi Ny. D umur 3 hari dengan cephal hematoma
Planning :
1.
2.
: Mengobservasi
tanda-tanda
infeksi
cephal
69
3.
4.
6.
7.
8.
9.
: Menjaga
kehangatan
tubuh
bayi
dalam
IV,
70
secara IV.
Evaluasi :
2. Tidak ditemukan tanda infeksi pada cephal hematoma pada kepala bayi,
benjolan dengan diameter 3 cm.
3. Infus D5 10 tetes/menit dan oksigen 2 liter/menit masih terpasang dengan
baik, bayi terjaga kehangatannya di dalam incubator dengan suhu 330 C
dan nutrisi bayi sudah terpenuhi dengan pemberian ASI.
4. Advis dokter dengan pemberian Ampicilin 145 mg/ 12 jam, Ceftazidime
150 mg/12 jam IV, Gentamicin 15 mg/ 24 jam, salep thrombobhop 3
oles/hari pada daerah cephal hematoma sudah dilaksanakan.
71
Subjektif :
1. Bidan mengatakan bayi Ny. D masih rewel.
2. Bidan mengatakan bayi Ny. D masih menangis saat diraba kepalanya.
3. Bidan mengatakan tidak sering mengangkat kepala bayi agar benjolan di
kepala tidak meluas.
Objektif :
1. Keadaan umum
: Baik
Kesadaran : Composmentis
2. TTV
3. Eliminasi
: BAK : 11 x/hari
BAB : 2 x/hari
4. Kepala
5. Infus
: D5 10 tetes/menit
6. Oksigen
: 2 liter/menit
7. Incubator
: Suhu 320 C
Assesment :
Bayi Ny. D umur 4 hari dengan cephal hematoma
72
Planning :
1.
2.
3.
4.
5.
: Menjaga
kehangatan
tubuh
bayi
di
dalam
7.
8.
9.
73
Evaluasi
1. Tidak ditemukan tanda infeksi pada cephal hematoma pada kepala bayi.
2. Bayi telah diobservasi keadaan umum dan vital sign :
Keadaan umum
: Baik
TTV
74
75
DATA PERKEMBANGAN IV
Subjektif :
: Baik
2. TTV
3. Eliminasi
4. Kepala
5. Infus
: D5 10 tetes/menit
6. Oksigen
: 1 liter/menit
7. Incubator
: Suhu 320 C
USG : Cephal hematoma pada kepala bayi sudah mengecil dan tidak
terjadi perdarahan dan infeksi.
Assesment :
Bayi Ny. D umur 5 hari dengan cephal hematoma
76
Planning :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
145
mg/12
jam
secara
IV
dan
77
Evaluasi :
: Baik
78
DATA PERKEMBANGAN V
Subjektif :
1. Bidan mengatakan bayi Ny. D sudah membaik.
2. Bidan mengatakan benjolan di kepala bayi Ny. D sudah mengecil tetapi
bayi masih menangis saat diraba kepalanya.
Objektif :
1. Keadaan umum
: Baik
Kesadaran : Composmentis
2. TTV
3. Eliminasi
4. Kepala
5. Infus
: D5 10 tetes/menit
6. Incubator
: Suhu 320 C
Assesment :
Bayi Ny. D umur 6 hari dengan cephal hematoma
Planning :
1.
2.
79
3.
4.
5.
6.
7.
145
mg/12
jam
secara
IV
dan
: Baik
Kesadaran : Composmentis
80
81
DATA PERKEMBANGAN VI
Tanggal : 25 Maret 2014
Subjektif :
1. Bidan mengatakan benjolan di kepala bayi Ny. D sudah mengecil.
2. Bidan mengatakan bayi Ny. D sudah membaik.
3. Bidan mengatakan tali pusat bayi sudah puput.
Objektif :
1. Keadaan umum
: Baik
Kesadaran : Composmentis
2. TTV
3. Eliminasi
4. Kepala
5. Tali pusat
6. Infus
: D5 10 tetes/menit
7. Incubator
: Suhu 320 C
Assesment :
Bayi Ny. D umur 7 hari dengan cephal hematoma
Planning : Tanggal : 25 Maret 2014
1.
82
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Evaluasi :
1. Tidak ditemukan infeksi cephal hematoma pada kepala bayi dan benjolan
sudah mengecil.
2. Telah diobservasi keadaan umum dan vital sign bayi.
Keadaan umum
: Baik
TTV
83
Subjektif :
1. Bidan mengatakan bayi Ny. D sudah tidak menangis saat diraba
kepalanya.
2. Bidan mengatakan bayi Ny. D sudah membaik dan tidak rewel.
3. Ibu mengatakan ingin pulang.
Objektif :
1. Keadaan umum
: Baik
2. TTV
3. Eliminasi
4. Kepala
Assesment :
Bayi Ny. D umur 8 hari, normal
Planning :
84
: Memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada
ibu
85
1. Keadaan umum
: Baik
TTV
BB
: 3700 gram
86
Subjektif :
1. Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 18 Maret 2014 pukul 15.00
WIB.
2. Ibu mengatakan ingin melakukan kontrol ulang keadaan bayinya.
3. Ibu mengatakan sudah tidak ada benjolan pada kepala bayi.
4. Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menetek dengan baik dan ASI sudah
lancar.
Objektif :
1. Keadaan umum
: Baik
Kesadaran : Composmentis
2. TTV
3. Lingkar lengan
: 11 cm
4. Berat badan
: 4000 gram
5. Kepala
Assesment :
Bayi Ny. D umur 15 hari, normal
Planning : Tanggal : 02 April 2014
87
3. Pukul 10.40 WIB` : Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya secara
on demand dan tetap menjaga kebersihan bayi.
4. Pukul 10.50 WIB : Memberi KIE tentang perawatan bayi sehari-hari
kepada ibu sebelum bayi dibawa pulang :
a. Tujuan dari perawatan bayi sehari-hari ini adalah untuk
memastikan
bahwa
bayi
tersebut
tetap
terjaga
kandida.
Kandidiasis
merupakan
suatu
88
89
mungkin,
langkah
selanjutnya
adalah
membuka
ventilasi
atau
jendela
dan
90
pasang lampu sorot 75 watt dengan jarak 45 cm (hatihati dengan pemakaian lampu sorot pada bayi) segera
ganti popok bila bayi basah. Bila bayi masih tetap
hypotermi atau kedinginan segera bawa bayi ke RS
terdekat untuk dirawat di dalam incubator.
3) Warna kulit kuning
Kadar bilirubin total yang tinggi di dalam darah
(hyperbilirubinemia) pada bayi baru lahir adalah
Fisiologis, hal ini disebabkan belum matangnya
fungsi hati untuk mengkonjugasi bilirubin yang larut
dalam lemak.
4) Bayi tampak biru atau pucat.
Bila bayi terlihat biru pada kuku jari tangan atau kaki
atau disekitar mulut,segera bangunkan bayi anda,
rangsang taktil agar bayi menangis bila bayi menangis
artinya bayi bisa bernafas. Bila bayi tidak menangis
dan masih terlihat biru segera bawa bayi kepetugas
kesehatan, puskesmas terdekat.
5) Menjelaskan pada ibu apabila bayi mengalami salah
satu tanda bahaya tersebut, untuk segera membawa
bayi ke tenaga kesehatan.
91
Evaluasi :
1. Keadaan umum
: Baik
92
B. PEMBAHASAN
Pembahasan asuhan kebidanan pada kasus bayi dengan cephal
hematoma ini dilakukan setelah melaksanakan penerapan asuhan kebidanan
yang dikaitkan antara teori yang digunakan sebagai landasan di dalam
melaksanakan manajemen kebidanan. Dari hal tersebut dapat diambil adanya
persamaan dan kesenjangan antara teori dan praktek serta alternatif tindakan
dalam mengatasi permasalahan dan menilai keberhasilan pemecahan masalah.
1. Pengkajian Data Dasar
Berdasarkan teori, data subjektif pada bayi baru lahir dengan
cephal hematoma adalah keluarga atau tenaga kesehatan mengatakan
terdapat pembengkakan atau benjolan pada kepala (Surasmi, 2003).
Sedangkan pada pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum bayi
sedang, kesadaran : composmentis (Matondang, 2007). Dan pada
pemeriksaan fisik pada kepala teraba benjolan, berwarna merah dan agak
basah (Kosim, 2005), pemeriksaan penunjang : dilakukan CT-scan kepala
apabila ditemukan fraktur tulang tengkorak (Prawirohardjo, 2010) .
Pada pengkajian kasus Bayi Ny. D umur 1 hari dengan cephal
hematoma, diperoleh data subjektif yaitu ibu mengatakan bayinya lahir
dengan proses persalinan dengan menggunakan alat yang dimasukkan
melalui jalan lahir yang dilakukan oleh dokter untuk mengeluarkan bayi
pada tanggal 18 Maret 2014 dan terdapat benjolan berwarna merah di
kepala bayi. Sedangkan data objektif didapatkan keadaan umum lemah
kesadaran composmentis, TTV : Nadi : 128 x/menit, suhu : 38 0C,
93
Wiknjosastro
(2010),
diagnosa
kebidanan
yang
94
tidak nyaman pada bayi akibat ada benjolan di kepala, bayi menangis saat
diraba kepalanya, gangguan nafas ringan dan peningkatan suhu.
Sedangkan kebutuhan yang harus diberikan yaitu memberi rasa nyaman
pada bayi dengan mengurangi sentuhan terlalu sering pada benjolan di
kepala dan tidak mengangkat kepala bayi terlalu sering.
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan praktek di lapangan yaitu pada kasus bayi baru lahir dengan
cephal hematoma masalah pada bayi bukannya hanya peningkatan suhu
dan bayi menangis saat diraba kepalanya tetapi bayi juga mengalami
gangguan nafas ringan.
3. Diagnosa Potensial
Pada kasus bayi baru lahir dengan cephal hematoma diagnosa
potensial yang mungkin terjadi adalah terjadi infeksi pada luka di kepala
(Prawirohardjo, 2010). Pada kasus Bayi Ny. D dengan cephal hematoma
diagnosa potensial yang muncul yaitu infeksi pada kepala bayi. Pada
langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada di lapangan.
4. Antisipasi atau Tindakan segera
Menurut Prawirohardjo (2006), antisipasi yang dilakukan yaitu
berkolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian obat IVFD
(Intra Vena Fluid Drip) dekstrose 10 % + Adonai 25 mg 5 tetes / menit
mikrodrip, Taxegram 2 x 150 mg IV / 8 jam dan Arcocillin 2 x 150 mg
IV/8 jam.
95
96
97
98
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini penulis mengambil kesimpulan dan saran setelah melakukan
asuhan kebidanan pada bayi Ny. D dengan cephal hematoma di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta yang meliputi :
A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian yang penulis lakukan pada kasus bayi baru lahir pada
bayi Ny. D umur 1 hari dengan cephal hematoma yang dirawat mulai tanggal
19 Maret 2014 sampai 02 April 2014, penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut :
1.
2.
99
100
4.
101
bayi bila basah, ambil sampel darah pada bayi secara IV untuk
pemeriksaan laboratorium.
6. Pada kasus bayi Ny. D dengan cephal hematoma, pelaksanaan yang
diberikan meliputi mengobservasi keadaan umum dan vital sign bayi 1
kali /2 jam, mengobservasi cephal hematoma pada kepala bayi 1 kali /4
jam, mengkompres daerah cephal hematoma menggunakan air hangat 1
kali /6 jam, mengobservasi BAK dan BAB bayi setiap 2 jam, pasang infus
D5 10 tetes/menit dan oksigen 2 liter/menit, melakukan kolaborasi dengan
dr. SpA dengan pemberian terapi Ampicilin 145 mg/ 12 jam, Ceftazidime
150 mg/12 jam IV, Gentamicin 15 mg/ 24 jam, salep thrombobhop 3-4
oles/hari pada daerah cephal hematoma, menjaga kehangatan tubuh bayi
dalam incubator dengan suhu 330 C, memberi nutrisi pada bayi dengan
pemberian ASI dengan pemberian melalui sendok 30 cc/2 jam,
mengganti kassa steril pada tali pusat bayi bila basah, ambil sampel darah
pada bayi secara IV untuk pemeriksaan laboratorium.
7. Evaluasi yang didapat pada kasus bayi Ny. D dengan cephal hematoma
setelah diberikan asuhan selama 8 hari rawat inap dan 7 hari kemudian
kunjungan ulang yaitu keadaan umum : Baik, kesadaran : Composmentis,
TTV : N : 136 x/m, R : 48 x/m, S : 36,60 C, BB : 3700 gram, sudah tidak
terdapat benjolan di kepala, bayi sudah diberi nutrisi ASI, peningkatan
suhu sudah teratasi, bayi sudah tidak mengalami gangguan nafas, telah
dilakukan personal hygiene bayi, ibu sudah diberitahu bahwa bayi boleh
102
pulang dan ibu bersedia untuk kontrol bayinya satu minggu lagi, ibu
sudah mengerti cara merawat bayi di rumah.
8. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. D dengan cephal
hematoma dengan menerapkan 7 langkah Varney, ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktek yaitu pada pengkajian data : dilakukan
pemeriksaan penunjang USG kepala bayi, di interpretasi data : pada
masalah, bayi mengalami gangguan nafas ringan, antisipasi : diberikan
Ceftazidime 150 mg/12 jam IV, perencanaan : dilakukan pemeriksaan
laboratorium, diberikan obat Ceftazidime 150 mg/12 jam IV, pemasangan
oksigen 2 liter/menit, bayi diletakkan di incubator dengan suhu 330 C, dan
tidak diberikan obat untuk mencegah perdarahan yaitu adonai,
pelaksanaan : dilakukan pemeriksaan laboratorium dan diberikan obat
Ceftazidime 150 mg/12 jam IV, pemasangan oksigen 2 liter/menit, bayi
diletakkan di incubator dengan suhu 330 C dan tidak diberikan obat untuk
mencegah perdarahan yaitu adona, evaluasi : gangguan nafas pada bayi
sudah teratasi.
9. Alternatif pemecahan masalah yaitu : dilakukannya pemeriksaan USG
kepala yaitu untuk memastikan adanya cephal hematoma pada kepala
bayi, dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui keadaan
bayi dan untuk memastikan bayi tidak terdapat komplikasi lain, diberikan
Ceftazidime 150 mg/12 jam IV dan dilakukan pemasangan oksigen 2
liter/menit untuk mengatasi gangguan nafas pada bayi, bayi diletakkan di
incubator dengan suhu 330 C untuk menjaga kehangatan tubuh bayi agar
103
bayi tidak terjadi hipotermi, tidak diberikan obat adonai untuk mencegah
perdarahan dikarenakan tidak ada tanda-tanda terjadinya perdarahan pada
daerah cephal hematoma.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan
diatas
maka
perlu
adanya
upaya
104
3. Bagi Institusi
a. Rumah sakit
Diharapkan rumah sakit agar lebih meningkatkan mutu pelayanan
asuhan kebidanan yang ada khususnya pada bayi dengan cephal
hematoma.
b. Pendidikan
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai sumber
bacaan atau referensi untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan
khususnya pada bayi dengan cephal hematoma.
Lampiran 1
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1