Peran Variasi Intracultural dan Gaya Tanggapan Bettina Lamm HEIDI KELLER Universitas Osnabrueck, Jerman Ada pemahaman yang luas bahwa pengasuhan adalah kegiatan budaya. Model budaya dari pengasuhan terdiri praktek bersama dan ide-ide bersama yang berorientasi lebih luas tujuan sosialisasi. Tujuan sosialisasi mewujudkan terutama dua dimensi dasar, lembaga dengan otonomi tiang dan heteronomi dan jarak interpersonal dengan kutub keterkaitan dan keterpisahan. Kagitibasi (1996) mengusulkan tiga model budaya yang didefinisikan oleh ini dua dimensi. Model kemerdekaan ditandai dengan emosional (keterpisahan) dan ekonomis (otonomi) kemerdekaan. Individu dianggap sebagai yang unik, terpisah dari orang lain, dan didefinisikan oleh atribut stabil dan sifat. Kepercayaan diri dan daya saing adalah tujuan sosialisasi penting. Model ini dominan di industri Barat dan masyarakat informasi postindustrialized berlaku untuk perkotaan, keluarga berpendidikan. Model budaya saling ketergantungan diidentifikasi dengan emosional (keterkaitan) serta ekonomis (Heteronomi) saling ketergantungan. individu terutama dianggap sebagai bagian yang saling terkait dari kelompok, khususnya keluarga. Tujuan sosialisasi ketaatan, rasa hormat, dan loyalitas arah (tua) anggota keluarga berkontribusi terhadap pemeliharaan fungsi harmonik sistem sosial hirarkis. Model saling lazim di pedesaan tradisional, keluarga berbasis subsisten. Model keterkaitan otonom menggabungkan saling ketergantungan emosional dengan kemandirian ekonomi. tujuan sosialisasi berfokus pada pengembangan otonomi serta mendorong integrasi ke dalam keluarga sangat dievaluasi. Model ini menggambarkan keluarga kelas menengah perkotaan berpendidikan dalam masyarakat dengan saling warisan budaya. Artikel ini berfokus pada intracultural variasi dan respon gaya sebagai ekspresi model budaya. Hal ini dapat dikatakan bahwa orang-orang independen mencoba untuk mewujudkan keunikan dan, dengan demikian, bertujuan untuk berbeda satu sama lain, sedangkan orang saling mencoba untuk mewujudkan harmonis kesamaan dan tidak untuk tetap keluar dari grup. Oleh karena itu, variasi intracultural dapat diharapkan lebih besar pada kelompok independen dibandingkan dengan orang-orang saling tergantung. Namun, ada Beberapa penelitian yang memahami variasi intracultural sebagai mewakili informasi yang bermakna tentang lingkungan budaya dan tidak varians hanya kesalahan (misalnya, Schwartz & Sagie, 2000). Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa variasi intracultural dan perilaku respon adalah aspek bermakna dari model budaya orangtua. Dengan demikian, akan lebih bermanfaat untuk belajar aspek-aspek tersebut di samping perbandingan sarana budaya karena mereka memberikan informasi yang membantu kita untuk lebih memahami kompleksitas model budaya orangtua.