Anda di halaman 1dari 11

VIDEO ANALOG

Syuhud Hendra Prastiawan


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuh Waluh Purwokerto, 53182.
Email: hendrasondrett@gmail.com

Abstrak
Video Analog adalah Gambar dan Audio direkam dalam bentuk sinyal magnetik pada pita
magnetik. Video Digital adalah gambar dan suara digital direkam dalam pita magnetik, tetapi
menggunakan sinyal digital berupa kombinasi angka 0 dan 1(binar). Percobaan ini mengamati
keluaran sinyal Luma dan Chroma pada S-Video ke Composite dan VGA ke Composite, dan
mengamati hasil keluaran gambar yang didapatkan dari rangkaian S-Video ke Composite dan
VGA ke Composite yang telah dirangkai sendiri. Luma adalah pembawa informasi kecerahan
(Brightness), Sinyal ini disediakan agar tv hitam putih dapat menampilkan gambar yang berasal
dari sinyal berwarna. Chroma adalah Sinyal digunakan untuk membawa informasi warna,
terpisah dari luma. terdiri dari sinyal selisah warna (R-Y) dan sinyal selisih warna (B-Y). Untuk
tv berwarna harus dapat menerima ke tiga macam sinyal. S-Video Merupakan format sinyal
video 2 kabel yang terdiri dari Sinyal Y atau sinyal luminance, Sinyal C atau warna yang
merupakan penggabungan dari sinyal (R-Y) dan (B-Y) menjadi satu kabel. Konektor untuk sinyal
Y/C menggunakan konektor khusus yang dinamakan mini-din yang berisi 4 pin, 2 pin untuk
Y/C input dan 2 pin untuk Y/C out. Composite Merupakan bentuk format sinyal video satu kabel
dan memberikan kualitas gambar dibawah kualitas sinyal video Y/C. Konektor yang digunakan
untuk penyambungan sinyal ini adalah jenis RCA (warna kuning). Pada percobaan ini S-Video
Composite dan VGA Composite disambungkan pada Video Converter VCA to Video secara
bertahap, menuju LCD untuk mengetahui keluaran gambar pada laptop menggunakan kabel yang
telah dirangkai sendiri.
Kata Kunci: Video Analog,Video digital

1. PENDAHULUAN
1.1 Video Analog dan Digital
Secara singkat, sinyal video analog dalam bentuk gelombang, sementara sinyal video digital
dalam bentuk 1s dan 0s. Namun, sebelum salah format video yang ditampilkan pada layar video
Anda, gambar video pertama melalui serangkaian tahapan: Tahap pembuatan (video atau animasi),
tahap penyimpanan (pada tape, DVD, atau hard drive), dan layar stage (penampilan di TV atau
monitor). Sebuah gambar video dapat melakukan perjalanan melalui semua tahapan baik sebagai
analog atau digital, atau mungkin akan diubah dari satu ke yang lain dan kembali lagi. Konversi
analog / digital atau digital / analog seperti mengurangi integritas sinyal video dan menurunkan
kualitas video dan harus dihindari bila mungkin, namun konversi sebagian besar tidak dapat dihindari
tanpa terbaru mahal komponen video. Karena video analog ditampilkan melalui serangkaian scan
dan video digital ditampilkan melalui cahaya dan intensitas warna pada titik-titik tetap (piksel),
konversi menghasilkan kehilangan sinyal dan kesalahan. Idealnya sinyal video akan analog atau
digital dari satu ujung ke ujung lainnya. Namun, karena sinyal digital dapat disalin, disimpan dan
ditransmisikan lebih akurat daripada sinyal analog, sistem video yang ideal akan menjadi digital dari
ujung
ke
ujung.
Sebagian besar komputer membuat, menyimpan dan mengirimkan sinyal video digital, tapi sebelum
mengirimkan sinyal-sinyal ke layar video (monitor) mereka biasanya dikonversikan ke sinyal analog
dan kehilangan sinyal terjadi dalam konversi. Setelah perangkat video digital display menekan pasar,
dua konversi berlangsung, salah satu dari digital ke analog (dalam komputer) dan satu lagi dari
SYUHUD HENDRA PRASTIAWAN
VIDEO ANALOG

belakang analog ke digital (dalam tampilan video). Kedua konversi menciptakan banyak kehilangan
sinyal yang menurunkan kualitas video. Namun, dengan popularitas baru-baru port video digital pada
komputer (kartu antarmuka video adapter digital) dan perangkat display digital seperti menampilkan
proyektor, LCD dan plasma, migrasi menuju end-to-end video digital telah dimulai Idealnya,.
Konversi antara analog dan sinyal video digital harus dihindari bila mungkin.
Semua sinyal video mulai keluar sebagai baik analog atau digital tetapi biasanya berakhir sebagai
sinyal analog pada perangkat layar karena perangkat layar kebanyakan analog. Hal ini karena
perangkat tampilan digital masih baru dan sangat mahal. Ketika datang ke kabel untuk kualitas video
maksimal, mengadaptasi atau mengkonversi antara semua format tampilan video (tercantum di
bawah) harus dihindari bila mungkin. Sebagai contoh, meskipun komputer Anda mungkin memiliki
kedua video komposit (RCA jack satu) dan s-video (satu 4-pin jack) dan tampilan video Anda hanya
memiliki video komposit (RCA jack satu), akan lebih baik untuk menghubungkan dua jack video
komposit daripada beradaptasi s-video jack ke jack video komposit pada perangkat layar Anda.
Di bawah ini adalah daftar jenis kabel video dengan penjelasan singkat:
Video Komposit (Analog) Semua sinyal video ditransmisikan melalui kabel 75-ohm coaxial tunggal
diakhiri dengan RCA, BNC atau RF (F-type) konektor. Brightness (Y) dan warna (C) sinyal
digabungkan menjadi satu sinyal komposit. Menggabungkan dan kemudian memisahkan sinyal video
menyebabkan beberapa kerugian sinyal. Perhatikan bahwa komposit video sering bingung dengan
video Komponen (lihat di bawah) karena keduanya sering menggunakan tiga kabel RCA konektor,
namun di mana komposit video menggunakan kuning, RCAs merah dan putih (kuning untuk video
dan merah dan putih untuk audio) Komponen video menggunakan tiga RCAs (biasanya merah,
hijau dan biru) yang didedikasikan untuk video saja.
1.2 Luma
Sinyal Y atau Luminance, merupakan penggabungan ketiga sinyal RGB (Y = R+G+B). Sinyal ini
disediakan agar tv hitam putih dapat menampilkan gambar yang berasal dari sinyal berwarna. Sinyal
sinkronisasi horisontal dan vertikal tergabung pada sinyal ini.

1.3 Chroma
Sinyal chroma (warna) yang terdiri dari sinyal selisah warna (R-Y) dan sinyal selisih warna (BY). Untuk tv berwarna harus dapat menerima ke tiga macam sinyal.
1.4 S-Video
Merupakan format sinyal video 2 kabel yang terdiri dari Sinyal Y atau sinyal luminance, dan
Sinyal C atau warna yang merupakan penggabungan dari sinyal (R-Y) dan (B-Y) menjadi satu kabel.
Konektor untuk sinyal Y/C menggunakan konektor khusus yang dinamakan mini-din yang berisi 4
pin, 2 pin untuk Y/C input dan 2 pin untuk Y/C out. Melalui Y/C input akan diperoleh gambar dengan
kualitas sedikit dibawah video komponen.
1.5 Composite (CVBS)
CVBS merupakan singkatan dari Composite Video Blanking dan Sync atau Color Video
Blangking dan Sync atau ada pula yang menyebutkan Composite Video Burst signal. Merupakan
SYUHUD HENDRA PRASTIAWAN
VIDEO ANALOG

bentuk format sinyal video satu kabel dan memberikan kualitas gambar dibawah kualitas sinyal video
Y/C. Konektor yang digunakan untuk penyambungan sinyal ini adalah jenis RCA (warna kuning) dan
ada pula yang menggunakan konektor jenis BNC. Untuk membentuk sinyal video menjadi satu kabel,
beberapa negara tidak ada kesepakatan dalam sistim atau cara penggabungannya (ENCODE).
Sehingga didunia saat ini dikenal dikenal 3 macam sistim warna sinyal video CVBS, yaitu Sistem
NTSC, dikembangkan oleh Amerika Serikat sekitar tahun 50an, Sistem PAL, merupakan perbaikan
dari sistim NTSC yang dikembangkan oleh Jerman sekitar tahun 60an dan diikuti oleh negara-negara
Eropa Barat, dan Sistem SECAM yang dikembangkan oleh Prancis sekitar tahun 60 an dan diikuti
oleh negara-negara eks Soviet-Union. Output dari sirkit video detektor yang terdapat pada pesawat tv
merupakan sinyal video CVBS dan sinyal suara FM (5.5Mhz).
2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Dalam pengujian Video Analog maka perlu ada beberapa alat dan bahan yang harus disiapkan
untuk kelancaran dalam melakukan pengujian tersebut. Alat dan bahan tersebut adalah :
a. Laptop / Komputer
b. Kabel RCA
c. Kabel Mini-Din
d. Kabel VGA
e. Osiloscop digital
f. Video Converter VCA to Video
g. Project Board
h. Resistor 20,100,120,150,390,470 Ohm
i. Capacitor 33uF (15 buah), 10uF
j. Jumper
k. LCD
3. METODE PELAKSANAAN
Dalam pengujian Video Analog, perlu dilakukan langkah-langkah yang jelas dalam melakukan
pengujian tersebut. Dan berikut langkah yang dilakukan dalam pengujian Video Analog:
a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Menyalakan computer atau laptop, dan menyalakan LCD.
c. Menyambungkan kabel VGA dari computer ke VGA output pada Video Converter VCA to
Video.
d. Merangkai rangkaian VGA to Composite pada project board seperti pada gambar 1.1.
rangkaian VGA to Compotsite.
e. Menyambungkan kabel VGA to Composite (kabel VGA ke RCA) yang telah dirangkai pada
project board ke input VGA pada Video Converter VCA to Video dan kabel RCA
disambungkan ke LCD.
f. Mengamati gambar yang ditampilkan LCD dari laptop/Komputer.
g. Mengamati sinyal Luma dan Chroma pada VGA to Composite dengan Osiloscop Digital.
Kabel Positif disambungkan ke kabel putih untuk Chroma, dan Merah untuk Luma. kabel
negatif disambungkan ke Ground.
h. Merangkai rangkaian S-Video to Composite (kabel Mini-Din ke RCA) pada project board
seperti pada gambar 2.1. rangkaian S-Video to Compotsite.
i. Menyambungkan kabel S-Video to Composite (kabel Mini-Din ke RCA) yang telah dirangkai
pada project board ke input S-Video pada Video Converter VCA to Video dan kabel RCA
disambungkan ke LCD.
j. Mengamati gambar yang ditampilkan LCD dari laptop/Komputer.
k. Mengamati sinyal Luma dan Chroma pada S-Video to Composite dengan Osiloscope Digital.
Kabel Positif disambungkan ke kabel putih untuk Chroma, dan Merah untuk Luma. kabel
negatif disambungkan ke Ground.
4. PEMBAHASAN

SYUHUD HENDRA PRASTIAWAN


VIDEO ANALOG

Gambar 1.0. Tampilan pada laptop untuk pengujian


4.1 VGA to Composite
4.1.1 Dari percobaan yang telah dilakukan untuk pengujian VGA to Composite menggunakan
rangkaian seperti berikut.

Gambar 1.1. Rangkaian VGA to Composite


Untuk kaki positif pada capacitor mengetahui sinyal chroma dan kaki negatif untuk
mengetahui sinyal luma

SYUHUD HENDRA PRASTIAWAN


VIDEO ANALOG

Gambar 1.2. Rangkaian pada Project Board


4.1.2

Dari percobaan yang telah dilakukan untuk pengujian VGA to Composite, maka didapatkan
hasil sinyal sebagai berikut.

Gambar 1.3. Hasil keluaran Sinyal Luma dan Chroma


Channel 1 (Kuning) untuk keluaran sinyal Luma dan Channel 2 (Biru) untuk keluaran
sinyal Chroma. Menggunakan 200 mV Volt/Div dan 250 ns Time/Div.

SYUHUD HENDRA PRASTIAWAN


VIDEO ANALOG

1.4. Hasil keluaran gambar VGA to Composite


4.2 S-Video to Composite
4.2.1 Dari percobaan yang telah dilakukan untuk pengujian S-Video to Composite menggunakan
rangkaian seperti berikut.

Gambar 2.1. Rangkaian S-Video to Composite


Untuk kaki positif pada capacitor mengetahui sinyal chroma dan kaki negatif untuk
mengetahui sinyl luma

SYUHUD HENDRA PRASTIAWAN


VIDEO ANALOG

Gambar 2.2. Rangkaian pada Project Board


4.2.2

Dari percobaan yang telah dilakukan untuk pengujian S-Video to Composite, maka didapatkan
hasil sinyal sebagai berikut..

2.3. Hasil keluaran Sinyal Chroma sebelum dan sesudah menggunakan Capacitor
Channel 1 (Kuning) untuk keluaran sinyal Chroma setelah menggunakan Capacitor
dan Channel 2 (Biru) untuk keluaran sinyal Chroma sebelum menggunakan Capacitor.
Menggunakan 200 mV Volt/Div dan 250 ns Time/Div

SYUHUD HENDRA PRASTIAWAN


VIDEO ANALOG

Gambar 2.4. Hasil keluaran Sinyal Luma dan Chroma

Gambar 2.5. Hasil keluaran gambar S-Vidoe to Composite

SYUHUD HENDRA PRASTIAWAN


VIDEO ANALOG

5. KESIMPULAN
1. Dari percobaan yang telah dilakukan pada VGA to Composite dapat disumpulkan bahwa hasil
gambar yang didapatkan tidak sesuai dengan tampilan dilaptop, gambar terpecah menjadi 3
bagian yang sama dan tidak berwarna. Mungkin dikarenakan jenis resistor yang digunakan
menggunakan Resistansi 5% atau emas sedangkan pada gambae rangkaian menggunakan
10%, atau juga gangguan pada kabel VGA atau RCA untuk merangkai.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan pada S-Video to composite dapat disipulkan bahwa hasil
gambar yang didapatkan tidak beraturan dan berubah-ubah tetapi menghasilkan warna dan
gambar yang sama seperti tampilan pada laptop. Mungkin dikarenakan capacitor yang
digunakan seharusnya menggunakan 1 buah 470uF sedangkan pada percobaan ini
menggunakan 15 buah 33uF, atau juga gangguan pada kabel mini-din atau RCA untuk
merangkai.
6. DAFTAR PUSTAKA
Verawati,
(Pengertian
video
analog
dan
video
digital),
(Online)
(http://verawatikrisnen18.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-video-analog-dan-digital.html
diakses tanggal 5 september 2015)
Anonim,
(Memahami
dan
mengenal
format
sinyal
video),
(Online)
(http://bagiservice.blogspot.co.id/2014/02/memahamidan-mengenal-format-sinyal.html
diakses
tanggal 11 februari 2014)
Anonim, (Vga breakout cable), (Online) (http://www.instructables.com/id/Vga-breakoutcable/step4/Vga-to-composite/ diakses tanggal 20 april 2013)
Suhas, (Do it yourself S-Video to RCA (Composite) Cable / Adapter), (Online)
(http://suhastech.com/do-it-yourself-make-a-svideo-to-rca-composite-cable-adapter/
diakses
tanggal 12 july 2009)
Anonim,
(video
analog
dan
digital),
(online),
(online),
(https://hartonookey.wordpress.com/2013/01/24/video-analog-dan-digital/ di akses tanggal 24
januari 2013)

7. LAMPIRAN
SYUHUD HENDRA PRASTIAWAN
VIDEO ANALOG

SYUHUD HENDRA PRASTIAWAN


VIDEO ANALOG

10

SYUHUD HENDRA PRASTIAWAN


VIDEO ANALOG

11

Anda mungkin juga menyukai