Anda di halaman 1dari 14

Kendali Motor Induksi

Teknik Pengendalian
Mesin Listrik

Motor Induksi Tiga Fasa


Secara umum motor induksi dibagi menjadi dua
buah yaitu motor induksi satu fasa dan motor
induksi tiga fasa.
Secara prinsip cara kerja kedua motor ini
adalah sama yaitu karena adanya induksi
yaitu adanya medan putar pada belitan utama
(stator) yang memotong batang-batang rotor
sehingga akan timbul induksi pada rotor.
Motor arus bolak-balik (motor AC) adalah suatu
mesin yang berfungsi untuk mengubah dari
energi lisrik arus bolak balik menjadi energi
mekanis atau energi gerak berupa gerakan
putar dari rotor.

Prinsip kerja motor induksi tiga fasa adalah sebagai


berikut :
A. Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada
kumparan stator, timbullah kecepatan medan
putar (Ns),
B. Perputaran medan putar pada stator tersebut
akan memotong batang-batang konduktor pada
bagian rotor.
C. Akibatnya, pada bagian rotor akan timbul
tegangan induksi (ggl) sebesar : E2S = 4,44 f2 N2
(untuk satu fasa), dimana E2S adalah tegangan
induksi saat rotor berputar.
D. Karena pada rotor timbul tegangan induksi, dan
rotor merupakan rangkaian yang tertutup,
sehingga pada rotor akan timbul arus (I).

E. Adanya arus (I) didalam medan magnet, akan


menimbulkan gaya (F) pada rotor.
F. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F)
pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban,
maka rotor akan berputar searah dengan medan
putar stator.
G. Agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
perbedaan antara kecepatan medan putar stator
(ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).
H. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut
slip (S) dinyatakan dengan :
I.

Apabila nr = ns tegangan tidak terinduksi dan


arus tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor,
dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor
akan ditimbulkan apabila nrlebih kecil dari ns.

Pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa

Mengubah jumlah kutup. Hal ini sesuai dengan


persamaan no. 2. Dimana putaran berbanding
terbalik dengan jumlah kutup. Semakin besar
jumlah kutup maka putaran motor yang dihasilkan
akan semakin kecil. Begitu juga sebaliknya
Mengubah Frekuensi sumber. Hal ini sesuai
dengan persamaan no 2. Dimana putaran
berbanding lurus dengan frekuensi. Semakin
besar nilai frekuensinya maka semakin besar pula
kecepatan putaran motor yang dihasilkan.
Mengubah Tegangan sumber. Untuk dapat
mengatur kecepatan motor induksi tiga fasa
dengan variabel tegangan bisa dilihat pada
persamaan torsi motor induksi sebagai berikut :

Dimana :
P = Daya ; T = Torsi; =
Kecepatan sudut

1.Starting dengan menggunakan


tegangan penuh dari jaringan
Metode starting ini sering disebut
dengan metode Direct Online (DOL).
Metode ini sering digunakan untuk
starting motor-motor listrik yang
berdaya kecil.
Starting menggunakan metode ini
tidak perlu melakukan mengatur atau
menurunkan tegangan pada saat
starting.

Direct Online (DOL)


Starting

2.Starting dengan menggunakan


sambungan bintang segitiga
Starting jenis
ini banyak
digunakan pada
motor induksi
rotor sangkar
yang memiliki
daya diatas
5kW (sekitar
7HP).

Karakteristik Starting Motor


Star-Delta

Karakteristik yang pertama adalah


penggunaan starter bintang segitiga ini
dapat mengurangi lonjakan arus dan torsi
pada saat start.
Pada saat start, starter terhubung secara bintang
(star).
Gulungan stator hanya akan menerima tegangan
sekitar 0,578 (satu per akar tiga) dari tegangan
jaringan (V line).
Arus dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil
dari pada starter DOL.
Setelah mendekati kecepatan putaran tertentu,
starter akan berpindah terkoneksi ke Delta.
Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat start
motor tidak terbebani dengan berat.

Jika daya motor ini sebesar 6,6 kVA, pada


beban penuh arusnya akan sama seperti
perhitungan di bawah ini :
Untuk sistem tegangan jaring 220/380 Volt
:
Arus ini adalah arus yang juga mengalir
dalam kumparan-kumparan motor.
Untuk sistem tegangan jaring 127/220 Volt
:
Nilai arus sebesar 17,2 A diatas adalah
arus jaringan. Maka arus tiap phasanya
adalah sebagai berikut

Tegangan kumparannya sama dengan 220 volt.


Jika motor langsung dihubungkan dengan
jaringan, maka besar arus asutnya akan sama
sebesar 6 x arus nominalnya. Jadi :
Untuk perhitungan a. : 6 x 10 A = 60 A
Untuk perhitungan b. : 6 x 17,3 A = 103,8 A

Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapat


karakteristik yang kedua dari starting stardelta pada motor induksi 3 phasa yaitu arus
saluran dalam hubungan bintang akan
bernilai 1/3 dari nilai yang dimiliki oleh
saluran yang menggunakan hubungan delta.
Nilai arus phasa sambungan star sebesar 10 A
sedangkan nilai arus phasa pada sambungan
delta sebesar 17,3 A.

Karakteristik ketiga yang dimiliki


oleh starting motor star-delta adalah
pada rangkaian star (bintang)
besarnya nilai tegangan tiap
phasanya akan sama dengan 1/3
kali nilai tegangan jaringan.
Begitu pula dengan arus yang
mengalir.
Arus tiap phasanya akan bernilai 1/3
dari nilai arus jaringan. V jaringan =
Vphasa 3, untuk arus juga sama I
jaringan = Iphasa 3.

3. Starting dengan
menggunakan tahanan
primer (Primary Resistance
Starting)
Starting
menggunakan tahanan primer
adalah suatu cara untuk mengatur
tegangan yang masuk ke motor melalui
tahanan yang biasa dikenal dengan
tahanan primer.
Disebut tahanan primer, karena tahanan
ini langsung dihubungkan pada sisi stator
motor.
Metode starting ini menggunakan prinsip
tegangan jatuh.

Primary Resistance
Starting

Anda mungkin juga menyukai