Anda di halaman 1dari 6

ALAT PEMISAH SAMPAH ORANIK DAN

ANORGANIK DALAM TEMPAT SAMPAH


BERBASIS MICROCONTROLLER

Disusun oleh :
Syuhud hendra P
1403030021

PROGRAM STUDY TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016

PENDAHULUAN
Seringkali kita mengeluh saat melihat tumpukan sampah di jalan-jalan, di tempat pembuangan
sampah (TPS) maupun di tempat pembuangan akhir (TPA) karena selain menimbulkan bau
yang tidak sedap, gangguan pemandangan juga sebagai sumber penyakit. Seketika itu juga
kita sering menyalahkan pemerintah atau pengelola perumahan setempat yang tidak becus
mengelola sampah tanpa kita sadari kita adalah sumber dari sampah-sampah yang menumpuk
itu. Masalah sampah bisa menjadi masalah yang sangat serius jika kita tidak secara bersamasama bertanggungjawab mengatasinya.
Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan,
industri dan kegiatan pertanian. Atau dengan kata lain sampah adalah bagian dari sesuatu
yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal
dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang
biologis. Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah botol, plastik
wadah pembungkus makanan dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas
koran, HVS, maupun karton.
Yang menyebabkan sampah di TPS atau TPA menumpuk adalah tercampurnya sampah
organik dan anorganik. Para pemulung maupun orang yang biasa memanfaatkan sampah
tersebut tidak dapat menggunakan sampah yang sudah tercampur antara sampah organic dan
anorganik. Oleh karena itu konsep pemisahan sampah harus diubah yaitu dengan adanya
ALAT PEMISAH SAMPAH
MICROCONTROLLER

ORGANIK

DAN

ANORGANIK

DALAM

BERBASIS

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada pembatasan masalah dapat dirumuskan beberapa permasalahan
antara lain:
1. Bagaimana pembuatan alat pemisah sampah organik dan anorganik?
2. Bagaimana proses kerja alat pemisah sampah organik dan anorgank?

TUJUAN & MANFAAT PENELITIAN

Pemisahan sampah ini menjadi awal yang baik bagi masyarakat dalam pengolahan sampah
yang semakin maju. Seiring bertambahnya kesadaran manusia akan kepeduliannya terhadap
penyelamatan bumi terutama dalam masalah sampah.
Begitu banyaknya jenis sampah yang terdapat di lingkungan sekitar, hal ini memicu
pembuatan alat pemisahan sampah antara organik dengan anorganik dengan basis
microcontoler, sampah organik dengan anorganik harus dipisahkan agar nantinya tidak
menumpuk di TPA, karena sampah anorganik semacam plastik ini harus di hancurkan dengan
cara di bakar, sedangkan untuk proses pembakaran, sampah plastik harus dipisahkan dengan
sampah organik agar mempermudah proses tersebut.
Dengan adanya alat pemisah sampah organik dan anorganik di dalam tempat sampah yang
berbasis microcontroller ini akan mempermudah seseorang dalam pembuangan sampah
karena tidak perlu memisahkan secara manual.

TINJAUAN PUSTAKA

Listrik merupakan salah satu materi fisika dalam yang banyak dimanfaatkan dan terdapat
dalam kehidupan sehari-hari, eneginya digunakan dalam banyak bidang. Baik dalam skala
kecil, misalnya baterai maupun dalam skala besar misalnya sumber penerangan jalan.
Bagaimana dalam tubuh kita, apakah terdapaty listrik juga? Jika ada mengapa kita masih
dapat tersetrum oleh listrik? Bagaimana listrik tersebut dapat mengalir?
Pada dasarnya setiap tubuh kita terdiri listrik, mengapa ini dapat terjadi? Seperti yang kita
tahu bahwa, arus listrik dapat terjadi karena adanya interaksi antar atom-atom melalui
elektronnya. Memingat bahwa tubuh kita terdiri dari atom-atom yang saling berinteraksi terus
menerus, maka dapat kita simpulkan bahwa didalam tubuh kita terdapat energi listrik.
Misalnya saja pada saat tangan kita mencoba memgang sebuah buku, dengan serta merta
atom-atom kulit melalui elektronnya memancarkan gaya coloumb dengan atom dari buku.
Dalam kajian secara khusus, listrik dalam tubuh manusia dipelajari dalam bidang ilmu
biolistrik. Sistem kelistrikan dalam tubuh manusia diataranya adalah mekanisme otak,
jantung, ginjal, paru-paru, sistem pencernaan, hormon, oto-otot dan lain-lain
(Pakpahan,2013). Oleh karena itu, jika kita mengukur tegangan listrik dalam tubuh. Maka
akan didapat beda potensial. Menurut data, sel dalam tubuh kita memiliki tegangan sebesar
-90 MVolt pada saat rileks dan 40Mvolt pada saat beraktifitas.
Salah satu penjelasan sederhana yaitu kelistrikan pada sistem syaraf, sistem syaraf ini
menghantarkan impulsa berupa ion-ion yang membentuk arus. Serat syaraf terdapat dua jenis,
yiutu serat syaraf yang berdiameter besar dan berdiameter kecil. Secara teori kelistrikan maka
serat yang lebih besar akan menghantarkan impulsa lebih cepat karena kecepatan impulsnya
berbanding lurus dengan luas, sehingga hambatnnya mengecil. Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut : Dengan R adalah hambatan, rho adalah hambatan jenis, l
panjang syaraf, dan A luas syaraf.
Menurut Prof. Physiol dan dr. Ys. Santoso sel-sel dalam tubuh manusia yang jumlahnya lebih
dari satu triliun, masing masing mempunya muatan listrik sebesar 90V/m dengan muatan
positif diluar membran sel dan muatan negatif didalamnya. Jika muatan listrik dalam sel
tersebut dibuat hubungan seri (semua) maka tubuh manusia berpotensi menghasilkan
tegangan listrik listrik yang besar. Untuk membuat listrik rumah kita memakai tegangan
standar 220Volt hanya diperlukan hubungan seri sel sebanyak 2500 sel saja.
Ada beberapa contoh manusia di dunia yang dapat mengendalikan dan menghasilkan listrik
pada tubuhnya, misalnya saja seseorang asal cina yang mengeluarkan listrik
untuk menyetrum dan menyembuhkan penyakit dengan mengalirkan gelomnag listrik ke
tubuh pasiennya. Hal ini terjadi karena denga menimbulkan dan mengatur listrik maka akan
dihasilkan medan elektromagnetik yang mengelilingi tubuhnya.

METODE PENELITIAN

Dalam pembuatan alat pemisah sampah organik dan anorganik dalam tempat sampah berbasis
microcontroller ini, hal utama harus menentukan penempatan letak sensor karena sensor lah
piranti utama yang di gunakan dalam pembacaan arus listrik yang mengalir dari tubuh
manusia.
Alat pemisah sampah ini bekerja dengan adanya sensor untuk mendeteksi apakah sampah
tersebut termasuk oranik ataukah anorganik, sensor ini berjalan dengan adanya
microcontroller di dalam sistem tersebut, karena dengan adanya microcontroller ini kita dapat
mengatur sistem kerja pada sensor dengan cara memasukan program kedalam microcontroller
tersebut.
Alat ini terdapat pada penutup tempat sampah sedangkan pada bagian dalam tempat sampah
tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian utama untuk sampah organik dan bagian
kedua digunakan untuk sampah anorganik. Proses pemisahan sampah dengan metode
hambatan dan arus listrik. Seperti yang kita tau bahwa tubuh manusia dapat mengalirkan arus
listrik, Sedangkan sensor terdapat di bagian tutup tempat sampah sehingga ketika kita
membuang sampah, arus pada tubuh kita akan mengalir ke sensor yang terdapat pada tutup
melalui sampah yang telah kita buang. Sensor yang telah di program maka akan otomatis
membaca aliran arus pada sampah tersebut. Sensor di program dengan metode besarnya arus
yang mengalir, Karena apabila sampah yang kita buang jenis organik maka arus yang
mengalir lebih besar daripada sampah anorganik semacam plastik.

Anda mungkin juga menyukai