MATERI 1
NIAT DAN IKHLAS
A. Pengertian Niat
Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan. Niat merupakan amal hati
secara murni, bukan amal lidah. Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di dalam hati
lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada keteguhan. Al khaththaby
mendefenisikan niat adalah tujuan yang terdetik di dalam hatimu dan menuntut darimu. Al
Baidhawi juga mendefenisikan niat adalah dorongan hati yang dilihatnya sesuai dengan
suatu tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau mengenyahkan mudharat dari sisi
keadaan maupun harta.
Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan
keduniaan, harus ikhlash karena Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu
diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih mempunyai dua sendi, yang tidak akan
diterima di sisi Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:
1. Niat yang ikhlas dan benar
2. Sesuai dengan Al Quran dan Sunnah.
Pentingnya Niat yang Ikhlas (Ikhlasunniyah)
Ikhlas merupakan ruhnya amal, maka tanpa ikhlas, sebagus dan sebesar apapun
amal tidak akan ada artinya disisi Allah swt.
Allah azza wa jalla tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas
dalam mencari keridhoannya semata.(H.R. Abu Daud dan Nasai).
Syarat diterimanya amal atau perbuatan:
a. Bersungguh-sungguh
b. Ikhlas dalam berniat
c. Sesuai dengan syariat Islam (AlQuran dan Sunnah)
Penentu nilai/kualitas suatu amal.
Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya
bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju Allah dan
RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa berhijrah kepada
dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya,
maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya.(H.R. Bukhori dan Muslim).
Mendatangkan pahala dan berkah dari Allah(Q.S. 2:262; 4:145-146).
A. Dalil-Dalil Al Quran dan Hadits
Di antara kalian ada yang mengehendaki dunia dan di antara kalian ada orang
yang mengehendaki akhirat (QS Al Imran:152)
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya
kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di
akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di
2
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (Hud 15-16). Dan firman Allah
yang lain dalam QS 2:262; 4:145; 4:145-146; Al Isra:18-19; Asy Syra: 20).
Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya
bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju Allah dan
RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa berhijrah kepada
dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya,
maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya.(H.R. Bukhori dan Muslim).
Ada satu pasukan perang yang hendak menyerbu Kabah. Tatkala mereka berada
di suatu padang sahara, maka barisan yang pertama dan terakhir dibuat buta. Aisyah
berkata, Aku bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin barisan yang pertama
dan yang terakhir dibuat buta, padahal di antara mereka ada orang-orang awam yang
lemah dan juga bukan termasuk golongan mereka?Beliau menjawab,Barisan pertama
dan yang terakhir dibuat buta, kemudian mereka dibangkitkan menurut niatnya.(H.R.
Bukhori, Muslim, dll)
B. Beberapa Unsur yang Membentuk Keikhlasan
1. Orang yang mukhlis harus memperhatikan pandangan Khaliq bukan pandangan
makhluk.
2. Apa yang lahir pada diri orang yang mukhlis harus sinkron dengan batinnya, yang
tampak dengan yang tersembunyi.
3. Menganggap sama antara pujian dan celaan manusia.
4. Tidak boleh memandang ikhlasnya sehingga ia takjub kepada diri sendiri, sehingga
ketakjubannya itu merusak dirinya.
5. Melupakan tuntutan pahala amal di akhirat. Sebab orang yang mukhlis tidak merasa
aman terhadap amalnya, yang bisa saja dicampuri bagian untuk dirinya. Menurut
pandangan orang mukhlis, amal yang dikerjakannya itu tidak layak dimintai suatu
balasan dan ia melihat pahala sebagai suatu kebaikan Allah terhadap dirinya.
6. Takut penyusupan riya dan hawa nafsu ke dalam jiwa, sementara dia tidak
menyadarinya.
C. Cara-Cara Untuk Menumbuhkan Niat yang Ikhlas
1. Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal.
2. Menambah pengetahuan tentang Allah dan hari kiamat.
3. Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan AlQuran, karena Al Quran adalah
penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS 10:57) termasuk riya, ujub dan
sumah.
4. Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena Allah
tanpa diketahui orang lain.
5. Menghindari/mengurangi saling memuji.
6. Berdoa, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik.
D. Teladan Sejarah
1. Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata,
Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya orang yang
pertama-tama diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia didatangkan ke
3
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
4
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
MATERI 2
MAKNA SYAHADATAIN
MAKNA SYAHADAT
1. Syahadat di sebut pula kalimat kebenaran (Az-Zuhruf:86).
2. Kebenaran yang hanya hak di sembah yaitu Alloh swt (Al-Arof:59).
3. Setiap insan mempunyai tanggung jawab terhadap Syahadat tauhid (AzZuhruuf:26-27).
1. Kalimat syahadat dapat meluruskan kehidupan umat. (Yusuf:40).
2. Makna syahadat mengandung makna Tauhid Uluhiyyah yaitu Ikhlas dan
Mutabaah (mengikuti sunnah ) , (Al-Anam:162-163).
3. Makna Syahadat adalah makna zat yang di sembah dan di taati juga berserah
diri
kepadanya
,bukan
sekedar
makna
yang
substansinya
menciftakan,berkreasi,mengadakan dll (Al-Ahzab:36),(Al-Maidah:49).
4. Makna Syahadat adalah menerima dengan sepenuh hati dengan substansi yang
di tentukan di dalamnya seperti mentaati dan berpegang teguh terhadap tuntutanya
(Al-Hasr:7).
HUKUM SYAHADAT .
@. Kalimat syahadat wajib di ucapkan minimal satu kali seumur hidup
walaupun sebenarnya di perintah untuk memperbanyaknya .
@. Kalimat syahadat wajib di yakini kebenarannya ,hakekatnya dan di amalkan isi
kandungan dan segala konsekwensinya (Az-Zuhruf :86).
@. Kalimat syahadat harus di yakini dengan ikhlas dan tulus hanya untuk Alloh
swt tanpa ada kesyirikan di dalamnya atau cacat.
RUKUN SYAHADAT.
Ada dua jenis rukun syahadat :
@. Rukun syahadat yang bersifat lapdzi yaitu dua bagian yang terkandung pada
dua bagian makna lapadz syahadat.
1.
Lapadz (Laa Illaha ),Tiada yang di taati,di sembah,di patuhi selain Alloh
swt.
2.
Lapadz ( Laaillaha) kecuali Alloh.
@. Dua hukum yang bersifat maknawi yaitu dua bagian yang terkandung pada
dalam makna syahadat.
1.
penetapan ketuhanan dan membatasinya sebagai tuhan yang haq.
2.
Penapian ketuhanan semua tuhan yang bathil selain Alloh swt.
5
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
APLIKASI MAKNA SYAHADAT.
@. Aplikasi makna syahadat bahwa kita mengetahui dan mengamalkan hakekat
syahadat meluruskan niat dan tujuan kita agar selaras dengan
konsekwensinya,membersihkan dari semua yang bertentangan dengan maknanya
dan ingkar kepada thogut yaitu berlepas diri dari semua yang bertentangan dengan
kesempurnaan tauhid
(Al-Baqoroh :256).
@. Syahadat dapat teraflikasikan dengan dua hal:
1.
terpenuhinya syarat-syarat syahadat.
2.
Tidak adanya hal-hal yang membatalkan syahadat.
6
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
MATRI 3
THAHARAH (BERSUCI)
A. Najis dan Tatacara Thaharahnya
1.
Pengertian Thaharah
Macam-MacamTaharah
Pengertian Najis
Menurut bahasa, najis artinya kotor. Menurut istilah, najis adalah segala sesuatu
yang dianggap kotor menurut syara (Hukum Islam). Suatu benda atau barang yang
terkena najis disebut mutanajjis. Benda mutanajjis dapat disucikan kembali,
misalnya pakaian yang kena air kencing dapat dibersihkan dengan cara menyucinya.
Berbeda dengan benda najis, seperti bangkai, kotoran manusia dan hewan tidak
dapat disucikan lagi, sebab ia tetap najis.
Kotoran adalah segala sesuatu yang kotor atau tidak bersih. Tidak semua yang kotor
selalu dikatakan najis, misalnya daki di badan, ketombe di kepala, noda air kopi
atau sirop, dan sebagainya.
Perlu dibedakan antara najis dan hadats. Najis kadang kita temukan pada badan,
pakaian dan tempat. Sedangkan hadats terkhusus kita temukan pada badan. Najis
bentuknya konkrit, sedangkan hadats itu abstrak dan menunjukkan keadaan
seseorang. Ketika seseorang selesai berhubungan badan dengan istri (jima), ia
dalam keadaan hadats besar. Ketika ia kentut, ia dalam keadaan hadats kecil.
Sedangkan apabila pakaiannya terkena air kencing, maka ia berarti terkena najis.
Hadats kecil dihilangkan dengan berwudhu atau tayamum dan hadats besar dengan
8
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
mandi. Sedangkan najis, asalkan najis tersebut hilang, maka sudah membuat benda
tersebut suci.
4.
Ada bebrapa cara yang perlu diperhatikan dalam hal bersuci dari najis, yaitu
sebagai berikut:
a.
Barang yang kena najis mughalazhah seperti jilatan anjing atau babi,
wajib dibasuh 7 kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur
tanah
b.
Barang yang terkena najis mukhaffafah, cukup diperciki air pada tempat
najis tersebut.
9
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
c.
Barang yang terkena najis mutawassithah dapat disucikan dengan cara
dibasuh sekali, asal sifat-sifat najisnya (warna, baud an rasa) itu hilang. Adapun
dengan cara tiga kali cucian atau siraman lebih baik.
Jika najis hukmiah cara menghilangkannya cukup dengan mengalirkan air saja
pada najis tadi.
B. Hadas Kecil dan Tatacara Thaharahnya
1.
Pengertian hadas
Secara bahasa, hadas berarti kejadian atau peristiwa. Sedangkan menurut istilah
sayri hadas berarti kejadian-kejadian tertentu pada diri seseorang yang
menghalangi sahnya ibadah yang dilakukannya. Orang yang berhadas dan
mengerjakan salat, maka salatnya tidak sah.
Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: Allah tidak akan menerima salat seseorang dari kamu jika berhadas,
sehingga berwudu. (HR. al Bukhari dan Muslim).
2.
Macam-macam Hadas
Hadas dibagi menjadi dua yaitu hadas kecil dan hadas besar.
a.
Hadas kecil: hadas yang cara menghilangkannya dengan bewudu atau
tayamum
b.
Hadas besar: hadas yang cara menghilangkannya dengan mandi wajib atau
janabah.
3.
sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur, meskipun hanya angin,
e)
4.
hilang akalnya, seperti mabuk, gila, atau pingsan walaupun hanya sesaat.
TAYAMUM
b.
Tatacara Tayamum
a.
b. Mengusap muka dengan debu tanah, dengan dua kali usapan sambil
mengucapkan niat. Niat (untuk diperbolehkan mengerjakan shalat)
Lafadz niat:
Nawaitut-tayammuma li istibaahatish-shalaati fardhal lillahi taala
Artinya: aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan shalat fardhu karena
Allah
11
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
c. Meletakkan dua belah tangan diatas debu yang berbeda untuk diusapkan
ke dua belah tangan sampai siku-siku.
5.
WUDHU
Syarat dan Rukun Wudhu
a.
Syarat wudhu:
1.
Islam
2.
3.
4.
4.
5.
12
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
f.
g.
h.
Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki hingga tiga kali.
i.
Dalam mengerjakan rukun wudhu wajib dikerjakan dengan berturutturut (tertib)
bertemunya alat kelamin laki-laki dan wanita, baik keluar mani maupun tidak,
keluarnya darah haid, nifas, wiladah dan istihadah.
keluar air mani, baik ada sebabnya maupun tidak seperti mimpi, dan
orang yang mati.
2.
MANDI BESAR
13
b.
c.
f.
Niat
Menghilangkan najis
b.
f.
Mendahulukan mengambil air wudhu, yakni sebelum disunahkan
berwudhu lebih dahulu.
g. Beriringan, artinya tidak lama waktu antara membasuh sebagian anggota
yang satu dengan yang lain.
Larangan Bagi Orang yang Sedang Junub
14
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
Bagi mereka yang sedang berjunub, yakni mereka masih berhadats besar tidak
boleh melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.
Melaksanakan shalat
b.
c.
d.
e.
f.
Berdiam di masjid
b.
c.
2.
3.
Berwudhu
4.
Menyirami rambut dengan sambil menggosok atau menyilanginya
dengan jari
5.
Menyirami seluruh badan dengan mendahulukan anggota badan sebelah
kanan dan menggosoknya dengan rata.
6.
Apabila dianggap telah rata dan bersih, maka selesailah mandi kita.
15
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
MATERI 4
PENTINGNYA SHALAT
Shalat adalah rukun kedua dari rangkaian lima rukun-rukun Islam, dan shalat adalah
rukun yang paling ditekankan setelah dua kalimat syahadat.
Shalat adalah washilah (media) antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Nabi
Shallallahualaihi Wasallam telah bersabda,
Sesungguhnya apabila seorang hamba mengerjakan shalat, maka ia sedang bermunajat
kepada Rabb-nya2
Dan Allah berfirman dalam hadits Qudsi:
( ) .
. (
( ) .
) .
) .
(
. (
).
Aku membagi ash-Shalat (surat Al-Fatihah) antara Diri-Ku dan diri hamba-Ku menjadi
dua bagian, dan bagi hamba-Ku adalah apa yang dipintanya. Apabila hamba tersebut
membaca, Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam, maka Allah Taala
berfirman, Hamba-Ku telah memuji-Ku. Jika ia mengucapkan, Yang Maha Pemurah,
lagi Maha Penyayang, maka Allah berfirman, Hamba-Ku telah memujiku. Jika ia
mengucapkan, Yang Menguasai hari Pembalasan, maka Allah berfirman, Hamba-Ku
telah memuliakan-Ku. Jika ia mengucapkan, Hanya kepada-Nya kami menyembah, dan
hanya kepada-Nya kami memohon, maka Allah berfirman, Inilah bagian bagi Diri-Ku
dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku dalah apa yang dia minta. Dan jika ia mengucpakan,
Berilah petunjuk kepda kami atas jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah Engkau beri
kenikmatan bagi yang mengikutinya, bukan jalan-jalan yang Engkau murkai dan bukan
pula yang Kau sesatkan, maka Allah berfirman, Ini hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa
yang dimintanya.3
Shalat adalah latihan atas beragam bentuk peribadahan dalam serangkaian ritual shalat
(yang tersusun) dari setiap pasangan yang indah. Takbir yang dengannya ibadah shalat
dibuka, berdiri yang di dalamnya kalamullah (Al-Quran) dibacakan oleh para pelaku
shalat, ruku yang di dalamnya Rabb diagungkan, berdiri dari ruku(itidal) yang dipenuhi
dengan pujian kepada Allah, sujud yang padanya Allah Taala disucikan dengan keMahatinggian-Nya, hadirnya sepenuh hati padanya doa, lalu duduk untuk memohon dan
memuliakan, serta diakhiri dengan salam.
16
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
Shalat adalah permohonan atas perkara-perkara yang penting dan pencegahan dari
perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Allah Taala berfirman:
Dan mohonlah kalian dengan kesabaran dan shalat. (QS. Al-Baqarah: 45).
Juga firman-Nya:
Raihlah apa-apa yang diwahyukan kepadamu dari Al-Kitab dan tegakkanlah shalat.
Sesungguhnya shalat melarang dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. (QS. AlAnkabuut: 45).
Shalat adalah cahaya di dalam hati-hati kaum Mukminin dan yang melapangkan (dadadada) mereka. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda,
.
Shalat adalah cahaya.4
Juga sabda beliau:
.
Barangsiapa yang menjaga shalat, dijadikan baginya cahaya, petunjuk dan keselamatan
di hari kiamat.5
Shalat adalah kebahagiaan jiwa kaum Mukminin dan keindahan pandangan-pandangan
mereka. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda, Dijadikanlah indah dalam
pandanganku ketika shalat.6
Shalat adalah penyebab dihapuskannya kesalahan dan penolak beragam keburukan.
Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda, Bagaimana menurut kalian apabila ada
sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi lima kali sehari
padanya. Masihkan tertinggal kotoran walapun sedikit? Para Sahabat menjawab,
Tidaklah ada kotoran yang tertinggla sedikit pun. Beliau melanjutkan, Demikianlah
perumpamaan shalat yang lima waktu. Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan
dengannya.7
Juga sabda beliau Shallallahualaihi Wasallam, Shalat yang lima waktu dan shalat Jumat
hingga hari Jumat berikutnya sebagai penebus atas apa yang ada di antaranya, selama
tidak melakukan dosa-dosa besar.8
17
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
Shalat berjamaah lebih utama 70 derajat dari pada shalat sendirian. (Riwayat Ibnu Umar
dari Nabi Shallallahualaihi Wasallam).
Ibnu Masud radhiyallahu anhu mengatakan, Barangsiapa ingin dimudahkan untuk
bertemu dengan Allah di kemudian hari dalam keadaan Muslim, maka hendaklah ia
menjaga seluruh shalat-shalat yang lima waktu dimana saja ada seruan adzan.
Sesungguhnya Allah Taala mensyariatkan bagi Nabi kalian sunnah-sunnah agama. Dan
sesungguhnya kesemuanya itu termasuk sunnah-sunnah agama. Maka sekiranya kalian
mengerjakan shalat-shalat tersebut di rumah-rumah kalian sebagaimana shalatnya orang
yang lalai di rumahnya, maka sungguh kalian telah meninggalkan Sunnah Nabi kalian.
Dan apabila kalian meninggalkan Sunnah Nabi kalian, maka sungguh kalian akan sesat.
Tidaklah seorang laki-laki besuci(berwudhu) dan membaguskan wudhunya, kemudian ia
berangkat ke masjid dari masjid-masjid yang ada ini, melainkan Allah akan menuliskan
(menetapkan) baginya satu kebaikan pada ayunan langkahnya, dan mengangkat satu
derajatnya, serta menghapuskan satu kesalahan(dosa)nya. Sungguh kami telah melihat
bahwa tiada seorang pun yang meninggalkannya melainkan dia seorang munafiq yang
telah jelas kemunafiqkannya. Dan sungguh ada seseorang yang menunaikankannya dengan
dipapah pada kedua kakinya hingga ia berdiri pada barisannya.9
Khusyu dalam shalat adalah adanya kehadiran hati, dan penjagaan terhadapnya
termasuk dari sebab-sebab masuk surga. Allah Taala berfirman (yang artinya),
Sesungguhnya beuntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)orang-orang yang khusyu
dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki;
maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di
balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat(yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang
memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan
mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Mukminuun 1-11).
Ikhlas hanya kepada Allah Taala dalam shalat dan melaksanakannya sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam As-Sunnah merupakan dua syarat asasi bagi diterimanya ibadah
shalat. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda,
.
Sesungguhnya amal itu bergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang adalah
apa yang diniatkannya.10 Juga sebagaimana sabda beliau Shallallahualaihi Wasallam,
MATERI 4
GOWZUL FIKRI
Sering sekali kita tidak menyadari akan musuh-musuh Islam yang terus mengintai. Mereka
sangat rapih sekali dalam kaderisasi dan sangat bersemangat dalam menghancurkan Islam.
Lihatlah umat Islam sendiri. Umat Islam sendiri malah banyak yang acuh terhadap
agamanya.Diajak kajian malah beralasan berbagai macam. Sebenarnya, apasih ghozwul
fikr itu? Mari kita simak cuplikan berikut ini.
Ghozwul fikri adalah Infasi pemikiran yang dilakukan secara terencana dan rapi, yang oleh
musuh-musuh islam dijadikan sebagai senjata yang sangat efektif untuk menghancurkan
Islam dan kaum muslimin. Mereka adalah; Zahudi, Kristen, Imperialisme, Sekulerisme,
Liberalisme dan yang lainnya. Perang yang mereka lakukan ini (baik perang secara militer
maupun secara pemikiran) adalah merupakan kebenaran apa yang telah Allah khabarkan
kepada kita sejak berabad-abad yang lalu, bahwa mereka tidak akan pernah berhenti dari
memerangi islam dan kaum muslimin sampai kaum muslimin mengikuti milah (aqidah,
ibadah serta gaya hidup mereka). Firman Allah dalam surat Al-baqoroh: 120 dan 217.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)".
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(Albaqoroh:120)
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan
kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang
murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah
yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya. (Al-baqoroh: 217)
Ghozwul fikri dapat diibaratkan seperti contoh di bawah ini. Seorang wanita berjilbab rapi
tampak sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk
menghadap
murid-muridnya.
Di
tangan
kirinya
ada
kapur,
di
tangan
kanannya
ada
penghapus.
Sang guru berkata, Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur,
di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah Kapur!,
jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah Penghapus!. Murid-muridnya pun
mengangguk tanda mengerti dan kemudian mengikuti. Sang guru berganti-gantian
mengangkat tangan antara kiri dan kanan, semakin lama semakin cepat.
Beberapa saat kemudian, sang guru kembali berkata, Baik, sekarang perhatikan. Jika
19
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
saya angkat kapur, maka berserulah Penghapus!, jika saya angkat penghapus, maka
katakanlah, Kapur!. Dan dijalankanlah adegan seperti tadi, namun tentu saja muridmuridnya kerepotan dan kelabakan dan sangat sulit untuk merubahnya.
Tapi, lambat laun mereka bisa beradaptasi dan tidak lagi terasa sulit. Selang beberapa saat
permainan
terhenti.
Sang
guru
tersenyum
pada
murid-muridnya.
Anak-anak, begitulah kondisi kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, dan bathil itu
bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita
memaksakan kepada kita lewat berbagai cara untuk membalik sesuatu, dari yang haq
menjadi
bathil
dan
sebaliknya.
Pertama-tama mungkin akan sulit bagi kita untuk menerima hal tersebut, tapi karena terus
menerus disosialisasikan melalui pelbagai cara yang menarik, akhirnya lambat laun kalian
akan terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak
akan
pernah
berhenti
membalik
nilai.
Pacaran tidak lagi dianggap sesuatu yang tabu, selingkuh dan zinah tidak lagi jadi
persoalan, pakaian mini menjadi hal yang lumrah, sex before married menjadi suatu
hiburan, materialis, hedonis dan permisif menjadi gaya hidup pilihan, dan sebagainya
Yap, kita lihat dua fenomena sekarang. Ramai diberitakan seorang ustadz terkenal
berpoligami dan di saat yang sama ramai pula diperbincangkan seorang anggota dewan
yang terhormat terlibat kasus perzinahan dan perselingkuhan. Coba bertanyalah pada diri
sendiri, mana yang mengundang reaksi lebih keras ? masyaAllah, tidak dapat disangkal
bahwa seorang ustadz yang nyata-nyata menggunakan cara yang halal dan sah untuk
berpoligami lebih hebat reaksinya. Bandingkan dengan kasus anggota DPR, hanya
beberapa kelompok umat yang dengan dada teriris dan hati pilu menyaksikan kebobrokan
mental tersebut. Bahkan sebagian lainnya menganggap, kasus itu sudah biasa dan lazom
terjadi dalam dunia politik. Astaghfirullah. Sungguh sangat memprihatinkan menyaksikan
dua fakta yang terjadi di masyarakat sekarang ini. Hukum Allah dihujat sementara jalanjalan setan semakin mendapat tempat dan bebas melenggangbelum lagi hampir setiap
hari masyarakat di nina bobokan dengan sajian informasi infotainment yang sarat dengan
ghibah dan sinetron yang penuh dengan budaya permisif, hedonis dan materialis. Jika
demikian
akan
dikemanakan
generasi
muda
kita
?
Kemudian sang guru berkata, Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa kita sadari, kalian
semua
sedikit
demi
sedikit
menerimanya.
alternatif
jawaban
dengan
menggunakan
tongkat,
dll.
Akhirnya sang guru memberikan jalan keluar, ia gulung karpetnya dan ia ambil
Qurannya. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. Kemudian ia menjelaskan,
Anak-anak, begitulah kondisi umat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam
tidak akan menginjak kalian dengan terang-terangan, karena tentu kalian akan menolaknya
dengan mentah-mentah. Seorang preman pun tidak akan rela jika Islam dihina di hadapan
mereka. Tapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan ke pinggir, sehingga kalian
tidaksadar.
Jika seseorang ingin membangun rumah yang kuat, maka dibangunnyalah pondasi yang
kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika
ingin membongkar rumah, tentu susah kalau membongkar pondasinya dulu, tentu saja
hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, lemari disingkirkan
dulu, satu per satu dipindahkan, baru kemudian rumah dihancurkan
Yap, begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam
dengan terang-terangan, tapi secara perlahan-lahan mencopot kalian. Mulai dari perangai
kalian, cara hidup, tingkah laku, model pakaian, dsb, sehingga meskipun kalian muslim
tapi kalian telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka inginkan
Itulah fenomena Ghozwul Fikri ( perang pemikiran ) yang terus berlangsung hingga saat
ini. Inilah yang dijalankan musuh-musuh Islam
21
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
MATERI 5
PENYELENGGARAAN JENAZAH
A.
Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal
Sikap seorang muslim jika ada muslim lain yang meninggal adalah:
a. Menutup (memejamkan) matanya,
Doa menutup mata muslim yang baru saja meninggal :
b.
c.
d.
e.
f.
ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong mengurus
keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi atau basahan,
sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.
Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring ke
belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah dengan ibu
jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung jenazah. Lalu perut jenazah
diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin keluar. Kemudian
jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya dibersihkan dengan tangan kiri yang
dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut tangan diganti, mulut; gigi dan lubang
hidungnya juga dibersihkan.
Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu kepalanya,
kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan dirapikan dengan sisir,
dengan memperhatikan agar rambut yang gugur dikembalikan. Setelah itu dibasuh bagian
kanan kemudian bagian kirinya badannya, lalu tubuhnya dibaringkan ke kiri dan dibasuh
bagian belakang sebelah kanan. Kemudian dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh pula
bagian belakang badannya yang sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan air bercampur
sidr, setelah itu air bercampur sidr tadi dihilangkan dengan menyiraminya secara merata
dengan air bersih. Kemudian sekali lagi disiram dengan air bercampur sedikit kapur.
Dengan melakukan rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi, namun
masih disunnahkan melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad bersabda kepada
para wanita yang memandikan putrinya Ummi Kulsum:
Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal itu
perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang terakhir.
Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat wudhunya. (H.R Bukhari)
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka najis
itu wajib dibersihkan.
Niat dalam pemandian jenazah :
a. Dewasa Laki-laki
b. Dewasa Perempuan
c. Anak Laki-laki
d. Anak Perempuan
24
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
C.
Mengafani Jenazah
D. Menyhalati Jenazah
a. Syarat-syarat shalat jenazah
1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani
2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali bila shalat
dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari hadas
dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan menghadap
kiblat.
b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah
25
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
Shalat jenazah tidak dengan ruku dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat.
Caranya sebagai berikut. Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat, lalu
mengerjakan :
1. Niat, sengaja mengerjakan shalat atas jenazah dengan 4 takbir, menghadap kiblat,karena
Allah.
Laki-laki Dewasa
Wanita Dewasa
Anak Laki-laki
Anak Perempuan
Mayit Gaib
() () (
Keterangan :
26
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
27
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
c.
d.
Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti tersebut ke
dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam keadaan kosong dan
terbuka, kemudian setelah mayat dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu ditutup lalu
ditimbun dengan tanah.
e.
28
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari arah kaki
kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.
f.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
29
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan pendiriannya seusai
ia dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang ditanya di dalam kubur.
Sumber :
Rahmani,Haidir Ali.Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.Surabaya:Nuriah.S
30
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
MATERI 6
UKHUWAH ISLAMIAH
Pengertian Ukhuwwah al -Islamiyah . Dalam kamus bahasa arab Ukhuwwah ( ) berarti
persaudaraan . Jika kita sebut Ukhuwwah al-Islamiyyah ini berarti Ukhuwwah yang
terjalin antar muslim karena ke-islaman-nya, bukan karena faktor lain.
Allah
Swt.
berfirman:
Artinya: Orang-orang beriman itu
Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (al-Hujarat,
10)
Dalam tafsir al-Jalalain, kata Ikhwah ini ditafsirkan Ikhwah fi ad-Din yaitu bersaudara
karena agama.
Dalam Tafsir al-Khazin dijelaskan bahwa Iman dapat mengikat hubungan seseorang
seperti terikatnya hubungan karena faktor keturunan, dan Islam laksana seorang ayah
karena ia dapat mengikat hubugan antar pemeluknya seperti seorang ayah mengikat
hubungan antar anak-anaknya.
Imam al-Manawi dalam menafsirkan ayat diatas berkata:
Artinya: (Orang muslim itu bersaudara) yaitu mereka disatukan oleh Ukhuwwah islamiyah
karena kehadiran ajaran Nabi Muhammad, karena mereka telah memiliki kepentingan
sama dalam meneguk iman, dan saling berbuat baik.
Setiap ada kerukunan antar dua perkara atau banyak itulah yang disebut ukhuwwah
.
Perumpamaan dua orang yang bersaudara bila bertemu adalah dua tangan yang saling
31
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
membasuh yang lain, dan tidak pernah bertemu dua orang mukmin kecuali Allah berikan
kebaikan bagi salah satunya dari sahabatnya (H.R. ad-Dailamy)
hallA naka hallA nalaj id naaraduasrep nagnubuh nilajnem apais gnarab
tinggikan derajatnya dalam surga yang tak dapat dicapai dengan sesuatu dari amalnya
(H.R. Ibnu Abi Dunya dan ad-Dailamy)
Ukhwah yang mendapat pujian dari Allah dan Rasulullah-Nya adalah ukhwah islamiyah
fillah yaitu persaudaraan sesama kaum muslim yang bertujuan mencari ridha Allah, bukan
persaudaraan yang didasari oleh tujuan mencari dunia seperti harta, pangkat, kedudukan
dll.
Pentingnya Ukhwah Islamiyah Tak ada pihak yang tidak menyadari pentingnya ukhwah
islamiyah. Apalagi pada era ini, kaum muslimin bagaikan buih di lautan sehingga tidak
memiliki kekuatan dan menjadi permainan bagi kaum kafir. Namun hal yang sangat sulit
adalah membentuk ukhwah itu sendiri.
Perlu upaya keras dan akhlak yang mulia untuk mampu mewujudkan ukhwah.
Keberhasilah dakwah Rasulullah tidak terlepas dari upaya Rasulullah membentuk ukhwah
yang erat diantara sesama kaum muslim saat itu.
Sebagaimana telah tersebut dalam kitab-kitab tarikh dan kitab-kitab hadits bahwa setelah
kurang lebih lima bulan lamanya Nabi Muhammad saw berdiam di kota Madinah, maka
Rasulullah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar bahkan mereka berhak
menerima warisan dari saudara tersebut, ini berlaku sampai turunnya ayat yang menasakh
hal ini.
Sebelum datangnya Islam, Penduduk Jazirah Arabia pada umumnya, lebih banyak
membentuk ikatan antar mereka dari sisi silsilah keturunan. Semakin dekat garis keturunan
antara mereka, maka semakin kuat tali persekutuan. Izzah tertinggi (kemulian) bagi
masyarakat ini adalah pengabdian kepada suku.
Kepentingan seseorang adalah mewakili kepentingan suku.
Pengabdian anggota suku adalah untuk suku masing-masing. Lantaran fanatisme kesukuan
yang sangat tinggi, tiap orang berbangga atas kesukuannya, dan ketika tak ada kepentingan
kecuali atas nama kepentingan suku, maka peperangan, kebencian dan permusuhan terjadi
selama bertahun-tahun.
Di Madinah kala itu berdiam dua suku Arab yang telah lama saling berperang Auz dan
Khazraj. Akibat permusuhan yang berlangsung lama, kondisi dua suku Arab tersebut
makin lama semakin buram, memburuk, memprihatinkan dan porak-poranda.
32
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
Ketika peperangan yang berlangsung menahun dengan tak ada salah satu pihak yang
mengalah dikarenakan gengsi dan keangkuhan.
Kelahiran Islam di kota Mekkah, tetangganya, memunculkan harapan baru. Nabi saw,
akhirnya, diundang oleh beberapa orang yang sudah muak dengan peperangan dan
kebencian tak berujung dari kedua suku tersebut untuk menjadi penengah. Nabi
menyambut baik ajakan tersebut, dan akhirnya berangkat menuju Yatsrib yang selanjutnya
diubah nama oleh Nabi menjadi Madinah al-Nabi.
Dikenal masa-masa berikutnya dengan sebutan Madinah, atau Madinah al-Munawwarah.
Awal perubahan inilah yang kita kenal dengan Hijrah Nabi, sebagai titik penting sejarah
Islam dan kemanusian sekaligus, yang diabadikan sebagai awal penanggalan hijriyah
dalam Islam.
Hal pertama yang dikerjakan Nabi saat menjejakkan kaki di bumi Madinah adalah
mempersatukan dua suku Arab yang saling bertempur. Nabi tak banyak mengalami
kesulitan dalam mengupayakan hal paling mendasar dalam sebuah masyarakat, karena
Nabi dari pihak ibu adalah berasal dari suku tersebut.
Perdamaian kedua suku ini merupakan tiang pertama dari ajaran Islam, yaitu ukhuwah
(persaudaraan). Barangsiapa yang mengaku beragama Islam, dia adalah akh (saudara) bagi
seorang Muslim lainnya.
Dan, Nabi saw berhasil menyatukan dua suku yang saling bermusuhan selama beberapa
masa dalam satu payung Islam. Tak ada kedudukan lebih tingi, dan tak ada pula yang lebih
rendah, semua sama, kecuali nilai taqwa. Tak ada persaudaraan yang abadi kecuali
dikarenakan keimanan yang sama.
Bahkan pada waktu yang sama, Nabi memperkenalkan kepada mereka saudara baru yang
berasal dari kota lain, Muhajiriin, orang-orang yang berhijrah bersama Nabi dari Mekkah.
Identitas kesukuan tidak lagi ditonjolkan dan dijadikan kebanggaan, kecuali bahwa mereka
penduduk asli Madinah adalah Anshar, para penolong, dan orang-orang pendatang sebagai
Muhajiriin.
Hak-hak dan kewajiban dalam ukhwah Imam Ghazali menggambarkan hubungan ukhwah
islamiyah bagaikan hubungan pernikahan, sebagaimana dalam pertalian nikah ada hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi suami istri, demikan juga dalam hubungan persaudaraan
sesama muslim ada beberapa hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sebagai wujud dari
ukhwah baik hal yang berkenaan dengan harta, jiwa, lisan, dan hati.
1. Hak atas harta Hak saudara kita ini dapat dipenuhi dengan membantu dan menolong
saudaranya dengan harta yang dimilikinya. Imam Ghazali membahagi tingkatan membantu
dengan harta kepada tiga kelas:
33
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
yang paling rendah adalah menanggung kebutuhan saudaramu bagaikan pembantu kamu
sehingga kamu akan memenuhi kebutuhannya dari kelebihan harta yang kau miliki.
Kedua adalah memposisikan saudaramu dalam posisi dirimu sendiri sehingga kamu rela
membagi sebagian hartamu untuknya.
Dan yang tertinggi adalah mendahulukan kebutuhan saudaramu, demi berkorban untuknya,
ini adalah tingkatan para shiddiqin.
Sifat inilah yang digambarkan dari gambarkan oleh Ibnu Umar Ra tentang sifat shahabat
Rasulullah saw ahli shuffah. Ketika salah seorang mereka mendapat hadiah kepala
kambing, shahabat tersebut berkata saudaraku lebih berhajat dariku maka dikirimkannya
kepala kambing tersebut kepada shahabat yang lain.
Namun shahabat tersebut rupanya juga berpandangan sama, sehingga daging kambing
tersebut dishadaqahkan kepada shahab yang lain. Demikianlah seterusnya sehingga
akhirnya kepala kambing tersebut jatuh ke tangan shahabat yang pertama.
Sifat shahabat Rasulullah tersebut Allah puji dalam Alquran surat Al Hasyr ayat
9:
Dan orang-orang yang telah menempati
kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),
mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin).
Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.
2. Hak atas tenaga Ini dapat diwujudkan dengan memberikan bantuan berupa tenaga secara
langsung. Memberikan bantuan tenaga juga terdiri dari beberapa tingkatan, yang paling
rendah adalah bersedia membantu dengan senang hati ketika diminta sedangkan ia mampu
memberikan pertolongan.
3.
Hak
atas
lidah
Hak-hak
persaudaraan
atas
lidah
kita
adalah:
1. Dengan cara diam serta tidak membuka kekurangan dan keaiban saudara kepada orang
lain, baik dihapannya ataupun dibelakangnya serta berusaha menutupinya.
2. Dengan mengeluarkan kata-kata yang baik, memanggilnya dengan panggilan yang baik
dll.
4. Memaafkan kesalahan Setiap manusia tidak bisa lepas dari kesalahan dan tergelincir
dalam pergaulannya. Maka untuk menjaga ukhwah sangat dituntut sifat mau memaafkan
sesalahan saudara kita.
34
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
5. Mendoakan semasa hidup dan sesudah meninggal Doa kepada saudara sangat
dianjurkan sehingga tidak membedakan dengan berdoa untuk dirinya sendiri. Doa terhadap
saudara merupakan doa yang mustajabah. Dalam satu hadits Rasulullah bersabda:
aod naklubagnem hallA
seseorangbagi suadaranya walaupun tidak dikabulkan untuk dirinya.
6. Konsisten dan ikhlash Persaudaraan karena karena akhirat tidakakan berobah walaupun
statusnya telah berobah. Hal ini akan terlihat sebaliknya bila persaudaraan tersebut karena
mengharap dunia. Banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari yang kita temukan,
persaudaraan yang putus ketika saudaranya telah jatuh miskin ataupun karena ia telah
menjadi kaya sehingga mereka tak butuh kepada saudaranya.
7. Berusaha memperingan dan tidak memberatkan. Seseorang yang benar-benar mencintai
saudaranya tidak kan melakukan hal-hal yang memberatkan saudaranya bahkan sebaliknya
ia berusaha untuk memperingan beban saudara. semoga persatuan antar kaum muslimin di
Aceh khususnya dan di dunia pada umumnya dapat terjalin sangat kuat sehingga
masyarakat islam dapat kembali berjaya seperti pada masa ke-emasan-nya dahulu.
Persatuan ini tentunya akan terjalin apabila kita mau menjunjung tinggi hak-hak
ukhuwwah yang telah kami jelaskan diatas. Akhirnya marilah kita merenungkan kata
Rasulullah Saw.
Yang diriwayatkan oleh
Berjamaah
ialah
an-Numan bin
rahmat,
35
FB: LATSAT UR CP: 085668153475
Basyir:
bercerai
berarti
azab.
TIM LATSAT UR
TIM IKHWAN
TIM AKHWAT
Sirajuddin, S.Pd
Mariana, S.Pd
Dr. Andriyani
Setiawati, S.Si
Nuraini, S.Si
M.Mulyadi, S.Kep
36
FB: LATSAT UR CP: 085668153475