Anda di halaman 1dari 36

1

FB: LATSAT UR CP: 085668153475

MATERI 1
NIAT DAN IKHLAS
A. Pengertian Niat
Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan. Niat merupakan amal hati
secara murni, bukan amal lidah. Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di dalam hati
lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada keteguhan. Al khaththaby
mendefenisikan niat adalah tujuan yang terdetik di dalam hatimu dan menuntut darimu. Al
Baidhawi juga mendefenisikan niat adalah dorongan hati yang dilihatnya sesuai dengan
suatu tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau mengenyahkan mudharat dari sisi
keadaan maupun harta.
Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan
keduniaan, harus ikhlash karena Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu
diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih mempunyai dua sendi, yang tidak akan
diterima di sisi Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:
1. Niat yang ikhlas dan benar
2. Sesuai dengan Al Quran dan Sunnah.
Pentingnya Niat yang Ikhlas (Ikhlasunniyah)
Ikhlas merupakan ruhnya amal, maka tanpa ikhlas, sebagus dan sebesar apapun
amal tidak akan ada artinya disisi Allah swt.
Allah azza wa jalla tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas
dalam mencari keridhoannya semata.(H.R. Abu Daud dan Nasai).
Syarat diterimanya amal atau perbuatan:
a. Bersungguh-sungguh
b. Ikhlas dalam berniat
c. Sesuai dengan syariat Islam (AlQuran dan Sunnah)
Penentu nilai/kualitas suatu amal.
Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya
bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju Allah dan
RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa berhijrah kepada
dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya,
maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya.(H.R. Bukhori dan Muslim).
Mendatangkan pahala dan berkah dari Allah(Q.S. 2:262; 4:145-146).
A. Dalil-Dalil Al Quran dan Hadits
Di antara kalian ada yang mengehendaki dunia dan di antara kalian ada orang
yang mengehendaki akhirat (QS Al Imran:152)
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya
kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di
akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di

2
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (Hud 15-16). Dan firman Allah
yang lain dalam QS 2:262; 4:145; 4:145-146; Al Isra:18-19; Asy Syra: 20).
Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya
bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju Allah dan
RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa berhijrah kepada
dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya,
maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya.(H.R. Bukhori dan Muslim).
Ada satu pasukan perang yang hendak menyerbu Kabah. Tatkala mereka berada
di suatu padang sahara, maka barisan yang pertama dan terakhir dibuat buta. Aisyah
berkata, Aku bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin barisan yang pertama
dan yang terakhir dibuat buta, padahal di antara mereka ada orang-orang awam yang
lemah dan juga bukan termasuk golongan mereka?Beliau menjawab,Barisan pertama
dan yang terakhir dibuat buta, kemudian mereka dibangkitkan menurut niatnya.(H.R.
Bukhori, Muslim, dll)
B. Beberapa Unsur yang Membentuk Keikhlasan
1. Orang yang mukhlis harus memperhatikan pandangan Khaliq bukan pandangan
makhluk.
2. Apa yang lahir pada diri orang yang mukhlis harus sinkron dengan batinnya, yang
tampak dengan yang tersembunyi.
3. Menganggap sama antara pujian dan celaan manusia.
4. Tidak boleh memandang ikhlasnya sehingga ia takjub kepada diri sendiri, sehingga
ketakjubannya itu merusak dirinya.
5. Melupakan tuntutan pahala amal di akhirat. Sebab orang yang mukhlis tidak merasa
aman terhadap amalnya, yang bisa saja dicampuri bagian untuk dirinya. Menurut
pandangan orang mukhlis, amal yang dikerjakannya itu tidak layak dimintai suatu
balasan dan ia melihat pahala sebagai suatu kebaikan Allah terhadap dirinya.
6. Takut penyusupan riya dan hawa nafsu ke dalam jiwa, sementara dia tidak
menyadarinya.
C. Cara-Cara Untuk Menumbuhkan Niat yang Ikhlas
1. Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal.
2. Menambah pengetahuan tentang Allah dan hari kiamat.
3. Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan AlQuran, karena Al Quran adalah
penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS 10:57) termasuk riya, ujub dan
sumah.
4. Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena Allah
tanpa diketahui orang lain.
5. Menghindari/mengurangi saling memuji.
6. Berdoa, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik.
D. Teladan Sejarah
1. Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata,
Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya orang yang
pertama-tama diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia didatangkan ke
3
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

pengadilan, diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka dia pun mengakuinya.


Allah bertanya,Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku
berperang karena Engkau hingga aku mati syahid. Allah berfirman,engkau dusta. Tetapi
engkau berperang supaya dikatakan,dia adalah orang yang gagah berani. Dan memang
begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan
muka tertelungkup lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah
seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca AlQuran. Dia
didatangkan ke pengadilan, lalu diperlihatkan kepadanya, nikmat-nikmatnya. Maka ia pun
mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia
menjawab, aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca AlQuran
karena Mu. Allah berfirman, engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari ilmu agar
dikatakan, dia adalah orang yang berilmu, dan engkau membaca AlQuran agar dikatakan,
dia adalah Qori. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian
diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga dilemparkan ke neraka.
Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberi kelapangan oleh Allah dan juga
diberiNya berbagai macam harta. Lalu ia didatangkan ke pengadilan dan diperlihatkan
kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka ia pun mengakuinya. Allah bertanya, apa yang
engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku tidak meninggalkan satu
jalan pun yang Engkau suka agar dinafkahkan harta, melainkan aku pun menafkahkannya
karenaMu. Allah berfirman, engkau berdusta. Tetapi engkau melakukan hal itu agar
dikatakan, dia seorang pemurah. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu.
Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga dilemparkan
ke neraka. (H.R. Muslim, An Nasay, At Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
2. Ada seorang laki-laki berkata, malam ini aku benar-benar akan mengeluarkan
shadaqah. Lalu ia keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya kepada
seorang pencuri. Orang-orang pun membicarakan hal ini,Malam ini engkau telah
memberikan shadaqah kepada seorang pencuri. Maka orang itu berkata,Ya Allah,
bagimu segala puji atas pencuri itu. Aku benar-benar akan mengeluarkan shadaqah
lagi.Maka dia pun keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya kepada
seorang wanita pezina. Mereka pun membicarakannya,Malam ini engkau telah
memberikan shadaqah kepada seorang wanita pezina. Maka orang itu berkata,Ya
Allah, bagimu segala puji atas pezina itu. Aku benar-benar akan mengeluarkan
shadaqah lagi.Maka dia pun keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu
memberikannya kepada orang yang kaya. Mereka pun membicarakannya,Malam ini
engkau telah memberikan shadaqah kepada orang yang kaya. Maka orang itu
berkata,Ya Allah, bagimu segala puji atas pencuri, pezina dan orang yang kaya itu.
Lalu ia bermimpi, dan ada yang berkata kepadanya dalam mimpinya itu,Tentang
shadaqah yang ia berikan kepada pencuri, semoga saja ia bisa menghentikan
kebiasaannya mencuri. Tentang wanita pezina, semoga saja dia menghentikan
kebiasaannya berzina. Tentang orang yang kaya, semoga saja dia bisa mengambil
pelajaran, lalu dia mau menafkahkan dari sebagian yang diberikan Allah kepadanya.
(H.R. Bukhori, Muslim dan An Nasay).

4
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

MATERI 2
MAKNA SYAHADATAIN

MAKNA SYAHADAT
1. Syahadat di sebut pula kalimat kebenaran (Az-Zuhruf:86).
2. Kebenaran yang hanya hak di sembah yaitu Alloh swt (Al-Arof:59).
3. Setiap insan mempunyai tanggung jawab terhadap Syahadat tauhid (AzZuhruuf:26-27).
1. Kalimat syahadat dapat meluruskan kehidupan umat. (Yusuf:40).
2. Makna syahadat mengandung makna Tauhid Uluhiyyah yaitu Ikhlas dan
Mutabaah (mengikuti sunnah ) , (Al-Anam:162-163).
3. Makna Syahadat adalah makna zat yang di sembah dan di taati juga berserah
diri
kepadanya
,bukan
sekedar
makna
yang
substansinya
menciftakan,berkreasi,mengadakan dll (Al-Ahzab:36),(Al-Maidah:49).
4. Makna Syahadat adalah menerima dengan sepenuh hati dengan substansi yang
di tentukan di dalamnya seperti mentaati dan berpegang teguh terhadap tuntutanya
(Al-Hasr:7).

IRAB (URAIAN GRAMATIKA) ATAS LAPAZD SYAHADAT.


Kalimat laa adalah kata yang berfungsi menapikan berdasarkan jenis .lIlaha
adalah ism (subjek) yang di napikan oleh kata laa dan berkedudukan sama
dengan posisi objek,sedangkan khobarnya (Predikatnya) bersifat mukodar
(Terprekdiksikan) dan dalam hal ini adalah haq (yang benar)
Illat:Kata yang berfungsi pengecualian .Alloh adalah badl (pengganti) kata ini
berpungsi sebagai pengganti sebagian dari keseluruhan.

HUKUM SYAHADAT .
@. Kalimat syahadat wajib di ucapkan minimal satu kali seumur hidup
walaupun sebenarnya di perintah untuk memperbanyaknya .
@. Kalimat syahadat wajib di yakini kebenarannya ,hakekatnya dan di amalkan isi
kandungan dan segala konsekwensinya (Az-Zuhruf :86).
@. Kalimat syahadat harus di yakini dengan ikhlas dan tulus hanya untuk Alloh
swt tanpa ada kesyirikan di dalamnya atau cacat.

RUKUN SYAHADAT.
Ada dua jenis rukun syahadat :
@. Rukun syahadat yang bersifat lapdzi yaitu dua bagian yang terkandung pada
dua bagian makna lapadz syahadat.
1.
Lapadz (Laa Illaha ),Tiada yang di taati,di sembah,di patuhi selain Alloh
swt.
2.
Lapadz ( Laaillaha) kecuali Alloh.
@. Dua hukum yang bersifat maknawi yaitu dua bagian yang terkandung pada
dalam makna syahadat.
1.
penetapan ketuhanan dan membatasinya sebagai tuhan yang haq.
2.
Penapian ketuhanan semua tuhan yang bathil selain Alloh swt.
5
FB: LATSAT UR CP: 085668153475


APLIKASI MAKNA SYAHADAT.
@. Aplikasi makna syahadat bahwa kita mengetahui dan mengamalkan hakekat
syahadat meluruskan niat dan tujuan kita agar selaras dengan
konsekwensinya,membersihkan dari semua yang bertentangan dengan maknanya
dan ingkar kepada thogut yaitu berlepas diri dari semua yang bertentangan dengan
kesempurnaan tauhid
(Al-Baqoroh :256).
@. Syahadat dapat teraflikasikan dengan dua hal:
1.
terpenuhinya syarat-syarat syahadat.
2.
Tidak adanya hal-hal yang membatalkan syahadat.

SYARAT-SYARAT SYAHADAT TAUHID.


@.
Memahami makna syahadat dengan dua dimensi yaitu penafian dan
penetapan .
@. Alyaqin (keyakinan yang mantap dan sempurna yang tidak dapat di goyahkan
oleh apapun juga dari sedikit keragu-raguannya. (Al-Hujurat: 86).
@. Al-Inqiyad ( Tunduk melaksanakan kandungannya ) yaitu mentaati seluruh
perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya baik yang nampak ataupun yang
tersembunyi (Al-Baqorah:278).(Al-Imran:175). (AnNisa:59),(Al-Maidah :57).
@. Al-Qobul (menerima tidak menolak kandungan-kandungannya ) penerimaan
hati terhadap sesuatu yang datang dari Alloh swt dan Rosulnya dengan
membuahkan ketaatan dan penyembahan kepadanya.
( Al-Baqoroh:85),(Al-Ahzab:36),(Thaha :124-126).
@. Al-Ikhlas (bersyahadat dan melaksanakan isinya hanya karena Alloh swt )
dengan membersihkan hati dari segala makar yang bertentangan dengan syahadat
atau berbuat syirik di dalamnya .(Al-Bayyonah:5).
@. As-Syidik (jujur) bukan sekedar ucapan lisan namun hati dan perbuatannya
mengikuti lahirnya tidak menyalahi bathinya ucapan iti harus sesuai dengan
ketentuan makna syahadat (Al-Ankabut:130,(A-Aman:820,(Al-Ahzab:23).
@. Al-Mahabbah (kecintaan) lebih mencintai Alloh dan Rosulnya dari pada yang
lainnya dan wajib berwala kepada penganut ajaran tauhid dan barro kepada musuhmusuhnya .(Al-Baqoroh:165),(Al-Maidah:164),
(Al-Imran:31).

PEMBATAL ATAU PENGGUGUR SYAHADAT


Nawakidh artinya : yang merusak dan membatalkan makna syahadat dimana
mengucapkan, menyakini dan mengamalkannya secara otomatis ia menjadi
muslim,juga sebaliknya apabila ia melakukan salah satu pembatalan syahadat maka
ia secara otomatis pula menjadi murtad (Ridhoh).
@. jahil (tidak tau akan makna syahadat) ( At-taubat:97)
@ keraguan akan sebagian atau seluruh makna Syahadat
@. Syirik yaitu :, Menyekutukan Alloh swt didalam menetapkan hak Uluhiyah,
Ubudiyyah dan ketaatan dari selain Allah swt. (An-Nisa :48),(AlBayyinah:69),(Az-Zuhruf :26-28),(Az-Zumar:65).

6
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

@. Khadab (kedustaan terhadap aqidah ) Nipak, yaitu menampakan iman


menyembunyikan kekapiran dirinya .

mereka mengucapkan dengan lidahnya yang tidak ada dalam hatinya . ( Al-Fath
:11).
@. Membenci terhadap syahadat dengan segala konsekwensinya memusuhi Alloh
dan Rosulnya juga orang-orang yang menyakini kebenaran al-islam.
@. Meninggalkan terhadap kebenarannya makna dan lapadz Syahadat dia
menyakini dan memahami tetapi meninggalkan segala kewajibannya baik secara
umum maupun parsial sekalipun ia mengklem bahwa dirinya memahami dan
menyakini namun membangkang tuntutannya . (An-Nahl:83).
@. Menolak baik secara lapadz ataupun maknanya sedangkan ia menyakini
kebenaranya sebagaimana kaum bangsa arab dahulu, ( Al-Asshopat :36),(AnNaml :14).

DAKWAH KEPADA SYAHADAT TAUHID


1. Dakwah kepada syahadat tauhid merupakan pandangan hidup bagi orang- orang
yang mengikuti jejak Rosul saw (Al-Hasr:7), (Al-Anfal:1).
2. Tujuan hidupnya hanya merealisasikan Syahadat tauhid (Az-Zariyyat:56).
3. Menyelamatkan manusia dari kehancuran dan kerugian yang besar baik di dunia
maupun di akhirat kelak . (Az-Zumar:65-66).
4. Memurnikan beribadah pada Alloh saja dan menjauhi segala yang di sembah
selain kepada Alloh dan menjauhi thogut. (An-Nahl :36).
Katakanlah.Inilah jalan (agama)ku,aku dan orang-orang yang mengikuti
mengajak (kamu) hanya kepada Alloh dengan penuh pengertian dan
keyakinan.maha sucu Alloh,dan aku tiada termasuk orang-orang yang berbuat
syirik (kepadanya).(yusuf :108).
Maraji :
At-Tauhid Alladzi huwa haqulloh alalabid,Syikh Islam Muhammad bin Abdul
wahab rohimahulloh.
Al-Madhalu lidirasatil aqidatilislamiyyah ala madhabi ahli sunnah
waljamaah,Syeikh Ibrahim bin Muhammad bin Abdullah Alburaikan.,Fath AlMadjidz Syarah kitabut tauhid Syeikh Abdurahman bin Hasan alu syeikh

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan,menyuruh
kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar,merekalah
orang-orang yang beruntung.(Al-Imran : 104).
Dakwah merupakan kewajiban setiap individual muslim baik dalam
keadaan dirinya taat ataupun dalam keadaan masiat,namun kesempatan dakwah
harus di sampaikan di setiap waktu dan tempat,makalah ini bisa menjadi ladang
beramal saudara,karena isinya sangat penting bagi kaum muslimin,dengan
memotokofinya dan menyebarkannya pada saudara kita berarti saudara telah
berpartisipasi dalam dakwah illallah.
7
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

MATRI 3
THAHARAH (BERSUCI)
A. Najis dan Tatacara Thaharahnya
1.

Pengertian Thaharah

Taharah menurut bahasa, artinya bersih atau bersuci, sedangkan menurut


istilah, taharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis
dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Islam sangat menganjurkan
kepada umatnya agar selalu dalam keadaan bersih dan suci. Orang-orang yang
sanggup menjaga kesuciannya sangat dicintai Allah.
2.

Macam-MacamTaharah

Taharah dibagi menjadi dua, yaitu:


a. Taharah dari najis, yang berlaku untuk badan, pakaian, dan tempat. Cara
menyucikannya dengan air yang suci dan menyucikan, yang biasa disebut air
mutlak.
b. Taharah dari hadas, yang berlaku untuk badan, seperti mandi, wudu, dan
tayamum.
3.

Pengertian Najis

Menurut bahasa, najis artinya kotor. Menurut istilah, najis adalah segala sesuatu
yang dianggap kotor menurut syara (Hukum Islam). Suatu benda atau barang yang
terkena najis disebut mutanajjis. Benda mutanajjis dapat disucikan kembali,
misalnya pakaian yang kena air kencing dapat dibersihkan dengan cara menyucinya.
Berbeda dengan benda najis, seperti bangkai, kotoran manusia dan hewan tidak
dapat disucikan lagi, sebab ia tetap najis.
Kotoran adalah segala sesuatu yang kotor atau tidak bersih. Tidak semua yang kotor
selalu dikatakan najis, misalnya daki di badan, ketombe di kepala, noda air kopi
atau sirop, dan sebagainya.
Perlu dibedakan antara najis dan hadats. Najis kadang kita temukan pada badan,
pakaian dan tempat. Sedangkan hadats terkhusus kita temukan pada badan. Najis
bentuknya konkrit, sedangkan hadats itu abstrak dan menunjukkan keadaan
seseorang. Ketika seseorang selesai berhubungan badan dengan istri (jima), ia
dalam keadaan hadats besar. Ketika ia kentut, ia dalam keadaan hadats kecil.
Sedangkan apabila pakaiannya terkena air kencing, maka ia berarti terkena najis.
Hadats kecil dihilangkan dengan berwudhu atau tayamum dan hadats besar dengan
8
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

mandi. Sedangkan najis, asalkan najis tersebut hilang, maka sudah membuat benda
tersebut suci.
4.

Pembagian Najis dan Macam-Macam Najis berdasarkan Pembagiannya

Dalam ilmu fikih, najis dibagi menjadi empat, yaitu:


a. Najis berat atau najis mugallazhah, yaitu najis yang harus dicuci sampai
tujuh kali dengan air mutlak dan salah satunya menggunakan debu yang suci
atau air yang dicampur dengan tanah. Contohnya air liur anjing.
b. Najis sedang atau najis mutawassithah, yaitu najis yang dicuci dengan cara
menggunakan air mutlak sampai hilang bau dan warnanya.
Najis mutawassithah dibagi menjadi:
Najis ainiyah, yaitu najis yang masih terlihat zatnya, warnanya, rasanya,
maupun baunya. Cara menyucikannya dengan menghilangkan zat, warna, rasa
dan baunya.
Najis hukmiyah, yaitu najis yang kita yakini adanya tetapi tidak nyata zatnya,
baunya, rasanya, dan warnanya, seperti air kencing yang sudah mengering.
c. Najis ringan atau najis mukhaffafah, yaitu najis yang dapat disucikan dengan
memercikkan atau menyiram air di tempat yang terkena najis. Contohnya: air
kencing bayi yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu.
Najis yang dimaafkan atau najis mafu, yaitu najis yang dapat disucikan
cukup dengan air, jika najisnya kelihatan. Apabila tidak kelihatan tidak dicuci juga
tidak apa-apa, karena termasuk najis yang telah dimaafkan. Misalnya najis bangkai
hewan yang tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit, debu dan air
di lorong-lorong yang memercik sedikit yang sukar menghindarkannya.
5.

Tatacara menyucikan Najis

Ada bebrapa cara yang perlu diperhatikan dalam hal bersuci dari najis, yaitu
sebagai berikut:
a.
Barang yang kena najis mughalazhah seperti jilatan anjing atau babi,
wajib dibasuh 7 kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur
tanah
b.
Barang yang terkena najis mukhaffafah, cukup diperciki air pada tempat
najis tersebut.
9
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

c.
Barang yang terkena najis mutawassithah dapat disucikan dengan cara
dibasuh sekali, asal sifat-sifat najisnya (warna, baud an rasa) itu hilang. Adapun
dengan cara tiga kali cucian atau siraman lebih baik.
Jika najis hukmiah cara menghilangkannya cukup dengan mengalirkan air saja
pada najis tadi.
B. Hadas Kecil dan Tatacara Thaharahnya
1.

Pengertian hadas

Secara bahasa, hadas berarti kejadian atau peristiwa. Sedangkan menurut istilah
sayri hadas berarti kejadian-kejadian tertentu pada diri seseorang yang
menghalangi sahnya ibadah yang dilakukannya. Orang yang berhadas dan
mengerjakan salat, maka salatnya tidak sah.
Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: Allah tidak akan menerima salat seseorang dari kamu jika berhadas,
sehingga berwudu. (HR. al Bukhari dan Muslim).

2.

Macam-macam Hadas

Hadas dibagi menjadi dua yaitu hadas kecil dan hadas besar.
a.
Hadas kecil: hadas yang cara menghilangkannya dengan bewudu atau
tayamum
b.
Hadas besar: hadas yang cara menghilangkannya dengan mandi wajib atau
janabah.
3.

Hal-hal yang termasuk hadas kecil

Hal-hal yang termasuk hadas kecil antara lain:


a)

sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur, meskipun hanya angin,

b) bersentuhan langsung antara kulit laki-laki dengan perempuan yang sudah


balig dan bukan muhrimnya,
c)

menyentuh kemaluan dengan telapak tangan,

d) tidur dalam keadaan tidak tetap, dan


10
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

e)
4.

hilang akalnya, seperti mabuk, gila, atau pingsan walaupun hanya sesaat.
TAYAMUM

Syarat dan Rukun Tayamum


a.

Dibolehkannya tayamum dengan syarat:


1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu.
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila
menggunakan air akan kambuh sakitnya.
3. Telah masuk waktu shalat.
4. Dengan debu yang suci.

b.

Rukun atau Fardhu Tayamum


1. Niat
2. Mengusap muka dengan debu tanah
3. Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu tanah
4. Memindahkan debu kepada anggota yang diusap
5. Tertib

Tatacara Tayamum
a.

Meletakkan kedua tangan diatas debu yang bersih dan suci.

b. Mengusap muka dengan debu tanah, dengan dua kali usapan sambil
mengucapkan niat. Niat (untuk diperbolehkan mengerjakan shalat)
Lafadz niat:






Nawaitut-tayammuma li istibaahatish-shalaati fardhal lillahi taala
Artinya: aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan shalat fardhu karena
Allah

11
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

c. Meletakkan dua belah tangan diatas debu yang berbeda untuk diusapkan
ke dua belah tangan sampai siku-siku.
5.

WUDHU
Syarat dan Rukun Wudhu
a.

Syarat wudhu:
1.

Islam

2.

Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu

3.

Tidak berhadas besar

4.

Dengan air suci dan mensucikan

5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota wudhu,


misalnya getah, cat, minyak dan sebagainya.
6.
b.

Mengetahui mana yang wajib (fardhu) dan yang sunnah

Rukun (Fardhu) wudhu:


1.

Niat: ketika membasuh muka

2. Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala


hingga bawah dagu, dan telinga kanan hingga telinga kiri)
3.

Membasuh kedua tangan hingga siku

4.

Membasuh sebagian rambut kepala

5.

Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki

6. Tertib (berturut-turut), artinya mendahulukan mana yang harus


dahulu, dan mengakhirkan mana yang harus di akhirkan.
Tatacara wudhu
Sebelum berwudhu kita harus membersihkan dahulu najis-najis yang ada di
badan, kalau memang ada najis.
Cara mengerjakan wudhu:

12
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

a. Membaca Bismillahir-rahmanir-rakhim, sampai mencuci kedua belah


tangan sampai pergelangan tangan dengan bersih.
b. Selesai membersihkan tangan terus berkumur-kumur tiga kali, sambil
membersihkan gigi.
c.

Selesai berkumur terus menyela-nyela lubang hidung tida kali.

d. Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga


bawah dagu, dan telinga kanan hingga telinga kiri). Sambil niat wudhu
sebagai berikut:






Nawaitul wudhuua li rafil-hadatsil-ashghari fardhal lillahi taalaa
Artinya: aku berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil. Fardhu karena
Allah.
e.

Membasuh kedua belah tangan hingga siku-siku sampai tiga kali

f.

Mengusap sebagian rambut kepala sampai tiga kali

g.

Mengusap kedua belah telinga hingga tiga kali

h.

Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki hingga tiga kali.

i.
Dalam mengerjakan rukun wudhu wajib dikerjakan dengan berturutturut (tertib)

C. Hadas Besar dan Tatacara Thaharahnya


1.

Hal-hal yang termasuk hadas besar antara lain:

bertemunya alat kelamin laki-laki dan wanita, baik keluar mani maupun tidak,
keluarnya darah haid, nifas, wiladah dan istihadah.
keluar air mani, baik ada sebabnya maupun tidak seperti mimpi, dan
orang yang mati.
2.

MANDI BESAR
13

FB: LATSAT UR CP: 085668153475

Sebab-Sebab Mandi Wajib


a.

Bertemunya dua khitan (bersetubuh)

b.

Keluar mani disebabkan bersetubuh atau dengan lain-lain sebab.

c.

Mati, dan matinya itu bukan mati syahid

d. Setelah selesai nifas (melahirkan: setelah selesai berhentinya keluar darah


sesudah melahirkan)
e.

Karena wiladah (setelah melahirkan)

f.

Setelah selesai haidh.

Rukun Mandi Wajib


a.

Niat

b. Membasuh seluruh badan dengan air, yakni meratakan air ke semua


rambut dan kulit
c.

Menghilangkan najis

Sunnah-Sunnah Mandi Wajib


a.

Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis di seluruh badan.

b.

Membaca basmalah pada permulaan mandi

c. Menghadap kiblat pada saat mandi dan mendahulukan bagian kanan


daripada kiri
d. Membasuh badan sampai tiga kali
e.

Membaca doa sebagaimana membaca doa sesudah wudhu

f.
Mendahulukan mengambil air wudhu, yakni sebelum disunahkan
berwudhu lebih dahulu.
g. Beriringan, artinya tidak lama waktu antara membasuh sebagian anggota
yang satu dengan yang lain.
Larangan Bagi Orang yang Sedang Junub

14
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

Bagi mereka yang sedang berjunub, yakni mereka masih berhadats besar tidak
boleh melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.

Melaksanakan shalat

b.

Melakukan thawaf di Baitullah

c.

Memegang Kitab Suci Al-Quran

d.

Membawa/mengangkat Kitab Al-Quran

e.

Membaca Kitab Suci Al-Quran

f.

Berdiam di masjid

Larangan Bagi Orang yang Sedang Haidh


Mereka yang sedang haidh dilarang melakukan seperti tersebut di atas, dan
ditambah larangan sebagai berikut:
a.

Bersenang-senang dengan apa yang diantara pusar dan lutut.

b.

Berpuasa, baik sunnah maupun wajib

c.

Dijatuhi thalaq (cerai).

Tatacara Mandi Wajib


Setelah mengetahui sebab, rukun, dan sunah mandi wajib maka pelaksanaannya
sebagai berikut:
1.

Membasuh kedua tangan dengan niat yang ikhlas karena Allah

2.

Membersihkan kotoran yang ada pada badan

3.

Berwudhu

4.
Menyirami rambut dengan sambil menggosok atau menyilanginya
dengan jari
5.
Menyirami seluruh badan dengan mendahulukan anggota badan sebelah
kanan dan menggosoknya dengan rata.
6.

Apabila dianggap telah rata dan bersih, maka selesailah mandi kita.

15
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

MATERI 4
PENTINGNYA SHALAT
Shalat adalah rukun kedua dari rangkaian lima rukun-rukun Islam, dan shalat adalah
rukun yang paling ditekankan setelah dua kalimat syahadat.
Shalat adalah washilah (media) antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Nabi
Shallallahualaihi Wasallam telah bersabda,



Sesungguhnya apabila seorang hamba mengerjakan shalat, maka ia sedang bermunajat
kepada Rabb-nya2
Dan Allah berfirman dalam hadits Qudsi:


( ) .


. (

( ) .
) .



) .
(
. (

).



Aku membagi ash-Shalat (surat Al-Fatihah) antara Diri-Ku dan diri hamba-Ku menjadi
dua bagian, dan bagi hamba-Ku adalah apa yang dipintanya. Apabila hamba tersebut
membaca, Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam, maka Allah Taala
berfirman, Hamba-Ku telah memuji-Ku. Jika ia mengucapkan, Yang Maha Pemurah,
lagi Maha Penyayang, maka Allah berfirman, Hamba-Ku telah memujiku. Jika ia
mengucapkan, Yang Menguasai hari Pembalasan, maka Allah berfirman, Hamba-Ku
telah memuliakan-Ku. Jika ia mengucapkan, Hanya kepada-Nya kami menyembah, dan
hanya kepada-Nya kami memohon, maka Allah berfirman, Inilah bagian bagi Diri-Ku
dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku dalah apa yang dia minta. Dan jika ia mengucpakan,
Berilah petunjuk kepda kami atas jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah Engkau beri
kenikmatan bagi yang mengikutinya, bukan jalan-jalan yang Engkau murkai dan bukan
pula yang Kau sesatkan, maka Allah berfirman, Ini hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa
yang dimintanya.3
Shalat adalah latihan atas beragam bentuk peribadahan dalam serangkaian ritual shalat
(yang tersusun) dari setiap pasangan yang indah. Takbir yang dengannya ibadah shalat
dibuka, berdiri yang di dalamnya kalamullah (Al-Quran) dibacakan oleh para pelaku
shalat, ruku yang di dalamnya Rabb diagungkan, berdiri dari ruku(itidal) yang dipenuhi
dengan pujian kepada Allah, sujud yang padanya Allah Taala disucikan dengan keMahatinggian-Nya, hadirnya sepenuh hati padanya doa, lalu duduk untuk memohon dan
memuliakan, serta diakhiri dengan salam.

16
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

Shalat adalah permohonan atas perkara-perkara yang penting dan pencegahan dari
perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Allah Taala berfirman:


Dan mohonlah kalian dengan kesabaran dan shalat. (QS. Al-Baqarah: 45).
Juga firman-Nya:



Raihlah apa-apa yang diwahyukan kepadamu dari Al-Kitab dan tegakkanlah shalat.
Sesungguhnya shalat melarang dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. (QS. AlAnkabuut: 45).
Shalat adalah cahaya di dalam hati-hati kaum Mukminin dan yang melapangkan (dadadada) mereka. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda,
.
Shalat adalah cahaya.4
Juga sabda beliau:
.

Barangsiapa yang menjaga shalat, dijadikan baginya cahaya, petunjuk dan keselamatan
di hari kiamat.5
Shalat adalah kebahagiaan jiwa kaum Mukminin dan keindahan pandangan-pandangan
mereka. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda, Dijadikanlah indah dalam
pandanganku ketika shalat.6
Shalat adalah penyebab dihapuskannya kesalahan dan penolak beragam keburukan.
Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda, Bagaimana menurut kalian apabila ada
sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi lima kali sehari
padanya. Masihkan tertinggal kotoran walapun sedikit? Para Sahabat menjawab,
Tidaklah ada kotoran yang tertinggla sedikit pun. Beliau melanjutkan, Demikianlah
perumpamaan shalat yang lima waktu. Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan
dengannya.7
Juga sabda beliau Shallallahualaihi Wasallam, Shalat yang lima waktu dan shalat Jumat
hingga hari Jumat berikutnya sebagai penebus atas apa yang ada di antaranya, selama
tidak melakukan dosa-dosa besar.8
17
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

Shalat berjamaah lebih utama 70 derajat dari pada shalat sendirian. (Riwayat Ibnu Umar
dari Nabi Shallallahualaihi Wasallam).
Ibnu Masud radhiyallahu anhu mengatakan, Barangsiapa ingin dimudahkan untuk
bertemu dengan Allah di kemudian hari dalam keadaan Muslim, maka hendaklah ia
menjaga seluruh shalat-shalat yang lima waktu dimana saja ada seruan adzan.
Sesungguhnya Allah Taala mensyariatkan bagi Nabi kalian sunnah-sunnah agama. Dan
sesungguhnya kesemuanya itu termasuk sunnah-sunnah agama. Maka sekiranya kalian
mengerjakan shalat-shalat tersebut di rumah-rumah kalian sebagaimana shalatnya orang
yang lalai di rumahnya, maka sungguh kalian telah meninggalkan Sunnah Nabi kalian.
Dan apabila kalian meninggalkan Sunnah Nabi kalian, maka sungguh kalian akan sesat.
Tidaklah seorang laki-laki besuci(berwudhu) dan membaguskan wudhunya, kemudian ia
berangkat ke masjid dari masjid-masjid yang ada ini, melainkan Allah akan menuliskan
(menetapkan) baginya satu kebaikan pada ayunan langkahnya, dan mengangkat satu
derajatnya, serta menghapuskan satu kesalahan(dosa)nya. Sungguh kami telah melihat
bahwa tiada seorang pun yang meninggalkannya melainkan dia seorang munafiq yang
telah jelas kemunafiqkannya. Dan sungguh ada seseorang yang menunaikankannya dengan
dipapah pada kedua kakinya hingga ia berdiri pada barisannya.9
Khusyu dalam shalat adalah adanya kehadiran hati, dan penjagaan terhadapnya
termasuk dari sebab-sebab masuk surga. Allah Taala berfirman (yang artinya),
Sesungguhnya beuntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)orang-orang yang khusyu
dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki;
maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di
balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat(yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang
memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan
mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Mukminuun 1-11).
Ikhlas hanya kepada Allah Taala dalam shalat dan melaksanakannya sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam As-Sunnah merupakan dua syarat asasi bagi diterimanya ibadah
shalat. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda,

.
Sesungguhnya amal itu bergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang adalah
apa yang diniatkannya.10 Juga sebagaimana sabda beliau Shallallahualaihi Wasallam,

Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.


18
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

MATERI 4
GOWZUL FIKRI
Sering sekali kita tidak menyadari akan musuh-musuh Islam yang terus mengintai. Mereka
sangat rapih sekali dalam kaderisasi dan sangat bersemangat dalam menghancurkan Islam.
Lihatlah umat Islam sendiri. Umat Islam sendiri malah banyak yang acuh terhadap
agamanya.Diajak kajian malah beralasan berbagai macam. Sebenarnya, apasih ghozwul
fikr itu? Mari kita simak cuplikan berikut ini.
Ghozwul fikri adalah Infasi pemikiran yang dilakukan secara terencana dan rapi, yang oleh
musuh-musuh islam dijadikan sebagai senjata yang sangat efektif untuk menghancurkan
Islam dan kaum muslimin. Mereka adalah; Zahudi, Kristen, Imperialisme, Sekulerisme,
Liberalisme dan yang lainnya. Perang yang mereka lakukan ini (baik perang secara militer
maupun secara pemikiran) adalah merupakan kebenaran apa yang telah Allah khabarkan
kepada kita sejak berabad-abad yang lalu, bahwa mereka tidak akan pernah berhenti dari
memerangi islam dan kaum muslimin sampai kaum muslimin mengikuti milah (aqidah,
ibadah serta gaya hidup mereka). Firman Allah dalam surat Al-baqoroh: 120 dan 217.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)".
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(Albaqoroh:120)
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan
kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang
murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah
yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya. (Al-baqoroh: 217)
Ghozwul fikri dapat diibaratkan seperti contoh di bawah ini. Seorang wanita berjilbab rapi
tampak sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk
menghadap
murid-muridnya.
Di

tangan

kirinya

ada

kapur,

di

tangan

kanannya

ada

penghapus.

Sang guru berkata, Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur,
di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah Kapur!,
jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah Penghapus!. Murid-muridnya pun
mengangguk tanda mengerti dan kemudian mengikuti. Sang guru berganti-gantian
mengangkat tangan antara kiri dan kanan, semakin lama semakin cepat.
Beberapa saat kemudian, sang guru kembali berkata, Baik, sekarang perhatikan. Jika
19
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

saya angkat kapur, maka berserulah Penghapus!, jika saya angkat penghapus, maka
katakanlah, Kapur!. Dan dijalankanlah adegan seperti tadi, namun tentu saja muridmuridnya kerepotan dan kelabakan dan sangat sulit untuk merubahnya.
Tapi, lambat laun mereka bisa beradaptasi dan tidak lagi terasa sulit. Selang beberapa saat
permainan
terhenti.
Sang
guru
tersenyum
pada
murid-muridnya.
Anak-anak, begitulah kondisi kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, dan bathil itu
bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita
memaksakan kepada kita lewat berbagai cara untuk membalik sesuatu, dari yang haq
menjadi
bathil
dan
sebaliknya.
Pertama-tama mungkin akan sulit bagi kita untuk menerima hal tersebut, tapi karena terus
menerus disosialisasikan melalui pelbagai cara yang menarik, akhirnya lambat laun kalian
akan terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak
akan
pernah
berhenti
membalik
nilai.
Pacaran tidak lagi dianggap sesuatu yang tabu, selingkuh dan zinah tidak lagi jadi
persoalan, pakaian mini menjadi hal yang lumrah, sex before married menjadi suatu
hiburan, materialis, hedonis dan permisif menjadi gaya hidup pilihan, dan sebagainya
Yap, kita lihat dua fenomena sekarang. Ramai diberitakan seorang ustadz terkenal
berpoligami dan di saat yang sama ramai pula diperbincangkan seorang anggota dewan
yang terhormat terlibat kasus perzinahan dan perselingkuhan. Coba bertanyalah pada diri
sendiri, mana yang mengundang reaksi lebih keras ? masyaAllah, tidak dapat disangkal
bahwa seorang ustadz yang nyata-nyata menggunakan cara yang halal dan sah untuk
berpoligami lebih hebat reaksinya. Bandingkan dengan kasus anggota DPR, hanya
beberapa kelompok umat yang dengan dada teriris dan hati pilu menyaksikan kebobrokan
mental tersebut. Bahkan sebagian lainnya menganggap, kasus itu sudah biasa dan lazom
terjadi dalam dunia politik. Astaghfirullah. Sungguh sangat memprihatinkan menyaksikan
dua fakta yang terjadi di masyarakat sekarang ini. Hukum Allah dihujat sementara jalanjalan setan semakin mendapat tempat dan bebas melenggangbelum lagi hampir setiap
hari masyarakat di nina bobokan dengan sajian informasi infotainment yang sarat dengan
ghibah dan sinetron yang penuh dengan budaya permisif, hedonis dan materialis. Jika
demikian
akan
dikemanakan
generasi
muda
kita
?

Kemudian sang guru berkata, Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa kita sadari, kalian
semua
sedikit
demi
sedikit
menerimanya.

Baik, sekarang permainan kedua ia melanjutkan. Bu Guru punya Quran, Ibu


letakkan di tengah karpet. Nah, sekarang kalian berdiri diluar karpet. Permainannya
adalah, bagaimana caranya mengambil Quran yang ada di tengah tanpa menginjak karpet
? Wah, cukup sulit nih, pikir para murid. Mereka berpikir keras. Ada yang punya
20
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

alternatif

jawaban

dengan

menggunakan

tongkat,

dll.

Akhirnya sang guru memberikan jalan keluar, ia gulung karpetnya dan ia ambil
Qurannya. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. Kemudian ia menjelaskan,
Anak-anak, begitulah kondisi umat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam
tidak akan menginjak kalian dengan terang-terangan, karena tentu kalian akan menolaknya
dengan mentah-mentah. Seorang preman pun tidak akan rela jika Islam dihina di hadapan
mereka. Tapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan ke pinggir, sehingga kalian
tidaksadar.
Jika seseorang ingin membangun rumah yang kuat, maka dibangunnyalah pondasi yang
kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika
ingin membongkar rumah, tentu susah kalau membongkar pondasinya dulu, tentu saja
hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, lemari disingkirkan
dulu, satu per satu dipindahkan, baru kemudian rumah dihancurkan
Yap, begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam
dengan terang-terangan, tapi secara perlahan-lahan mencopot kalian. Mulai dari perangai
kalian, cara hidup, tingkah laku, model pakaian, dsb, sehingga meskipun kalian muslim
tapi kalian telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka inginkan
Itulah fenomena Ghozwul Fikri ( perang pemikiran ) yang terus berlangsung hingga saat
ini. Inilah yang dijalankan musuh-musuh Islam

21
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

MATERI 5
PENYELENGGARAAN JENAZAH
A.

Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal

Sikap seorang muslim jika ada muslim lain yang meninggal adalah:
a. Menutup (memejamkan) matanya,
Doa menutup mata muslim yang baru saja meninggal :

b.
c.
d.
e.
f.

Menutup mulutnya,yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya,


Menutup badannya dengan kain agar auratnya tidak terlihat,
Diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita,
Membayar utangnya,
Memberi tahu keluarga,kerabat,dan teman-temannya agar mereka segera
mengurus,mendoakan dan menyhalatkannya,
g. Tidak melukainya,sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih hidup,
h. Tidak mencelanya.
B. Pemandian Jenazah
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati syahid,
yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan
dengan sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:
Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari kendaraannya
lalu ia meninggal, sabda Beliau: Mandikanlah dia dengan air serta daun bidara (atau
dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun). (H.R Bukhari dan Muslim).
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang
masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban
itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan
mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin
Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan
junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain kafan,
ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu dimakamkan
dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga.
22
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

a. Syarat Wajib Memandikan Jenazah.Syarat wajib mandi ialah:


1. Mayat orang Islam,
2. Ada tubuhnya walaupun sedikit, dan
3. Mayat itu bukan mati syahid.
b. Tahap-tahap memandikan jenazah
1. Letakkan mayat pada tempat yang tinggi,seperti bangku panjang,batabg pisang
yang dijejerkan,dan lain-lain.
2. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum.
3. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperi sarung agar lebih mudah
memandikannya,tetapi auratnya tetap ditutup.
4. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya
keluar.
5. Basuhlah mulut,gigi,jari,kepala dan janggutnya.
6. Sisirlah rambutnya agar rapi.
7. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun
8. Wudhukanlah jenazah.
9. Siram dengan air yang dicampur kapur barus,daun bidara,atau daun lain yang
berbau harum.
c. Yang Berhak Memandikan Mayat
Jikalau mayat itu laki-laki, yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan tidak
boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahramnya. Sebaliknya juga jika
mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-sama ada, maka istri lebih
berhak memandikan suaminya.
Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami
atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah ditayammumkan saja, tidak boleh
dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak, maka lakilaki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal adalah seorang laki-laki. Jika
ada beberapa orang ayng berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah keluarga yang
terdekat dengan si mayyit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban mandi serta dapat
dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh yang berpengetahuan
serta amanah (dipecaya). Rasulullah SAW bersabda :
Dari Aisyah Rasul bersabda: Barang siapa memandikan mayat dan dijaganya
kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada mayat itu,
maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu dilahirkan oleh
ibunya. Kata Beliau lagi: Yang memimpinnya hendaklah keluarga yang terdekat
kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai, maka siapa saja
yang dipandang berhak karena waranya atau karena amanahnya. (H.R Ahmad)
d. Cara Memandikan Jenazah
Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang tinggi,
seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada orang yang masuk
23
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong mengurus
keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi atau basahan,
sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.
Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring ke
belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah dengan ibu
jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung jenazah. Lalu perut jenazah
diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin keluar. Kemudian
jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya dibersihkan dengan tangan kiri yang
dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut tangan diganti, mulut; gigi dan lubang
hidungnya juga dibersihkan.
Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu kepalanya,
kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan dirapikan dengan sisir,
dengan memperhatikan agar rambut yang gugur dikembalikan. Setelah itu dibasuh bagian
kanan kemudian bagian kirinya badannya, lalu tubuhnya dibaringkan ke kiri dan dibasuh
bagian belakang sebelah kanan. Kemudian dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh pula
bagian belakang badannya yang sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan air bercampur
sidr, setelah itu air bercampur sidr tadi dihilangkan dengan menyiraminya secara merata
dengan air bersih. Kemudian sekali lagi disiram dengan air bercampur sedikit kapur.
Dengan melakukan rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi, namun
masih disunnahkan melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad bersabda kepada
para wanita yang memandikan putrinya Ummi Kulsum:
Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal itu
perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang terakhir.
Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat wudhunya. (H.R Bukhari)
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka najis
itu wajib dibersihkan.
Niat dalam pemandian jenazah :
a. Dewasa Laki-laki

b. Dewasa Perempuan

c. Anak Laki-laki

d. Anak Perempuan

24
FB: LATSAT UR CP: 085668153475


C.

Mengafani Jenazah

Setelah dimandikan,kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani. Hal-hal


yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut.
1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak dari jenis
yang mewah dan mahal harganya
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan lima
lapis.
4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak boleh
diberi wangi-wangian dan tutup kepala.
Cara mengafani jenazah :
a.
b.
c.
d.
e.

Hamparkan kain sehelai demi sehelai,


Taburkan wangi-wangian tiap helai,
Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan-pelan,
Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada,
Ikatlah dengan kuat yaitu dengan 3,5 atau 7 ikatan.

Doa menyobek Kain Kafan

D. Menyhalati Jenazah
a. Syarat-syarat shalat jenazah
1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani
2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali bila shalat
dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari hadas
dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan menghadap
kiblat.
b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah
25
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

Shalat jenazah tidak dengan ruku dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat.
Caranya sebagai berikut. Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat, lalu
mengerjakan :
1. Niat, sengaja mengerjakan shalat atas jenazah dengan 4 takbir, menghadap kiblat,karena
Allah.
Laki-laki Dewasa

Wanita Dewasa

Anak Laki-laki

Anak Perempuan

Mayit Gaib

2. Setelah membaca niat, talu takbiratul ikhram (mengucapkan Allaahu Akbar),lalu


meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada perut (sedekap),kemudian membaca
surat Fatihah (tidak membaca surat yang lain),setelah membaca Fatihah lalu takbir
kedua yaitu mengucapkan Allaahu Akbar.
3. Selesai takbir yang kedua, lalu membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.
4. Setelah takbir yang ketiga, lalu membaca doa setidak-tidaknya sebagai berikut.
()()
Supaya lebih sempurna bacalah doa sebagai berikut.
(

() () (

Keterangan :
26
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

Bila mayat perempuan lafads Lahaa menjadi Lahu dan selanjutnya.


-

Posisi imam untuk menshalati jenazah laki-laki adalah di samping


kepalamayat.
Posisi imam untuk menshalati jenazah perempuan adalah disamping perut
mayat.

Bila mayat anak-anak,doanya sebagai berikut.

5. Setelah selesai takbir keempat, lalu membaca doa sebagai berikut.

Akan lebih sempurna dan lebih lengkap dengan membaca doa:

6. Kemudian memberi salam.


E. Menguburkan Jenazah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah :
a. Jenazah segera dikuburkan.
b. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira setinggi
orang ditambah setengah lengan,lebar kira-kira 1 meter.
c. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan jenazah
adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan orang-orang
disekitar makam dari bau busuk.
d. Mayat dipikul dari empat penjuru.
e. Setelah sampai di tempat pemakaman,jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan
posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan jenazah di
dalam kubur,kita membaca doa:

Artinya : Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi)

27
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

f. Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan,kayu,atau bambu,dan timbun


sampai galian liang kubur menjadi rata.
Doa Orek Kubur :

g. Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah.


Tata Cara Menguburkan Jenazah :
Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus mengetahui
tata cara penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai berikut.
b.

Waktu Untuk Mengubur Mayat


Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari beberapa sahabat Rasulullah Saw
dan keluarga beliau dikubur pada malam hari.

c.

Memperdalam Galian Lubang Kubur


Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak jasadnya dan tidak
tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau binatang lainnya.
Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup dalam sehingga jasad mayat itu aman dari
hal-hal di atas.

d.

Tentang Liang Lahad


Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat,
kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong, supaya
nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung tertimpa tanah. Cara ini dalam
bahasa Arab disebut lahad. Ada juga dengan menggali di tengah-tengah dasar lubang
kubur, kemudian mayat diletakkan di dalamnya, lalu di atasnya diletakkan semacam
bata dengan posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan. Cara ini dalam bahasa
Arab disebut syaqqu atau dlarhu.

Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti tersebut ke
dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam keadaan kosong dan
terbuka, kemudian setelah mayat dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu ditutup lalu
ditimbun dengan tanah.
e.

Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur

28
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari arah kaki
kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.
f.

Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat


Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat diletakkan
miring ke kanan menghadap kea rah kiblat dengan menyandarkan bagian tubuh
sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding peti supaya tidak terlentang kembali.

f.

Tentang Mengalas Dasar Kubur


Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan atau bantal di
bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan supaya ditaruh
tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi
itu ditempelkan langsung ke tanah.

g.

Berdoa Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur


Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya membaca
doa:

Artinya: Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.

h.

Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan Kedalamnya


Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan sebagainya di atas
kuburnya pada waktu ia dimasukkan kedalamnya.

i.

Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali


Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang yang
menyaksikan penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur itu dengan tanah
tiga kali dengan tangannya dari arah kepalanya. Sesudah itu, dilanjutkan ditimbun
dengan tanah galian kubur itu sampai cukup.

j.

Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan


Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat, menyapu kubur
dari arah kepala mayat sebanyak tiga kali.

k.

Sunat Berdoa Untuk Mayat Seusai Pemakaman

29
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan pendiriannya seusai
ia dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang ditanya di dalam kubur.
Sumber :
Rahmani,Haidir Ali.Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.Surabaya:Nuriah.S

30
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

MATERI 6
UKHUWAH ISLAMIAH
Pengertian Ukhuwwah al -Islamiyah . Dalam kamus bahasa arab Ukhuwwah ( ) berarti
persaudaraan . Jika kita sebut Ukhuwwah al-Islamiyyah ini berarti Ukhuwwah yang
terjalin antar muslim karena ke-islaman-nya, bukan karena faktor lain.
Allah
Swt.
berfirman:

Artinya: Orang-orang beriman itu

Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (al-Hujarat,
10)
Dalam tafsir al-Jalalain, kata Ikhwah ini ditafsirkan Ikhwah fi ad-Din yaitu bersaudara
karena agama.
Dalam Tafsir al-Khazin dijelaskan bahwa Iman dapat mengikat hubungan seseorang
seperti terikatnya hubungan karena faktor keturunan, dan Islam laksana seorang ayah
karena ia dapat mengikat hubugan antar pemeluknya seperti seorang ayah mengikat
hubungan antar anak-anaknya.
Imam al-Manawi dalam menafsirkan ayat diatas berkata:








Artinya: (Orang muslim itu bersaudara) yaitu mereka disatukan oleh Ukhuwwah islamiyah
karena kehadiran ajaran Nabi Muhammad, karena mereka telah memiliki kepentingan
sama dalam meneguk iman, dan saling berbuat baik.
Setiap ada kerukunan antar dua perkara atau banyak itulah yang disebut ukhuwwah
.

Firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 103 :

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan


janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.( QS. Al
Imron:103 )
Banyak hadits Rasulullah yang menganjurkan kepada umat muslim untuk menjalin
ukhwah antara lain :

(

Perumpamaan dua orang yang bersaudara bila bertemu adalah dua tangan yang saling
31
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

membasuh yang lain, dan tidak pernah bertemu dua orang mukmin kecuali Allah berikan
kebaikan bagi salah satunya dari sahabatnya (H.R. ad-Dailamy)

hallA naka hallA nalaj id naaraduasrep nagnubuh nilajnem apais gnarab
tinggikan derajatnya dalam surga yang tak dapat dicapai dengan sesuatu dari amalnya
(H.R. Ibnu Abi Dunya dan ad-Dailamy)
Ukhwah yang mendapat pujian dari Allah dan Rasulullah-Nya adalah ukhwah islamiyah
fillah yaitu persaudaraan sesama kaum muslim yang bertujuan mencari ridha Allah, bukan
persaudaraan yang didasari oleh tujuan mencari dunia seperti harta, pangkat, kedudukan
dll.
Pentingnya Ukhwah Islamiyah Tak ada pihak yang tidak menyadari pentingnya ukhwah
islamiyah. Apalagi pada era ini, kaum muslimin bagaikan buih di lautan sehingga tidak
memiliki kekuatan dan menjadi permainan bagi kaum kafir. Namun hal yang sangat sulit
adalah membentuk ukhwah itu sendiri.
Perlu upaya keras dan akhlak yang mulia untuk mampu mewujudkan ukhwah.
Keberhasilah dakwah Rasulullah tidak terlepas dari upaya Rasulullah membentuk ukhwah
yang erat diantara sesama kaum muslim saat itu.
Sebagaimana telah tersebut dalam kitab-kitab tarikh dan kitab-kitab hadits bahwa setelah
kurang lebih lima bulan lamanya Nabi Muhammad saw berdiam di kota Madinah, maka
Rasulullah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar bahkan mereka berhak
menerima warisan dari saudara tersebut, ini berlaku sampai turunnya ayat yang menasakh
hal ini.
Sebelum datangnya Islam, Penduduk Jazirah Arabia pada umumnya, lebih banyak
membentuk ikatan antar mereka dari sisi silsilah keturunan. Semakin dekat garis keturunan
antara mereka, maka semakin kuat tali persekutuan. Izzah tertinggi (kemulian) bagi
masyarakat ini adalah pengabdian kepada suku.
Kepentingan seseorang adalah mewakili kepentingan suku.
Pengabdian anggota suku adalah untuk suku masing-masing. Lantaran fanatisme kesukuan
yang sangat tinggi, tiap orang berbangga atas kesukuannya, dan ketika tak ada kepentingan
kecuali atas nama kepentingan suku, maka peperangan, kebencian dan permusuhan terjadi
selama bertahun-tahun.
Di Madinah kala itu berdiam dua suku Arab yang telah lama saling berperang Auz dan
Khazraj. Akibat permusuhan yang berlangsung lama, kondisi dua suku Arab tersebut
makin lama semakin buram, memburuk, memprihatinkan dan porak-poranda.

32
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

Ketika peperangan yang berlangsung menahun dengan tak ada salah satu pihak yang
mengalah dikarenakan gengsi dan keangkuhan.
Kelahiran Islam di kota Mekkah, tetangganya, memunculkan harapan baru. Nabi saw,
akhirnya, diundang oleh beberapa orang yang sudah muak dengan peperangan dan
kebencian tak berujung dari kedua suku tersebut untuk menjadi penengah. Nabi
menyambut baik ajakan tersebut, dan akhirnya berangkat menuju Yatsrib yang selanjutnya
diubah nama oleh Nabi menjadi Madinah al-Nabi.
Dikenal masa-masa berikutnya dengan sebutan Madinah, atau Madinah al-Munawwarah.
Awal perubahan inilah yang kita kenal dengan Hijrah Nabi, sebagai titik penting sejarah
Islam dan kemanusian sekaligus, yang diabadikan sebagai awal penanggalan hijriyah
dalam Islam.
Hal pertama yang dikerjakan Nabi saat menjejakkan kaki di bumi Madinah adalah
mempersatukan dua suku Arab yang saling bertempur. Nabi tak banyak mengalami
kesulitan dalam mengupayakan hal paling mendasar dalam sebuah masyarakat, karena
Nabi dari pihak ibu adalah berasal dari suku tersebut.
Perdamaian kedua suku ini merupakan tiang pertama dari ajaran Islam, yaitu ukhuwah
(persaudaraan). Barangsiapa yang mengaku beragama Islam, dia adalah akh (saudara) bagi
seorang Muslim lainnya.
Dan, Nabi saw berhasil menyatukan dua suku yang saling bermusuhan selama beberapa
masa dalam satu payung Islam. Tak ada kedudukan lebih tingi, dan tak ada pula yang lebih
rendah, semua sama, kecuali nilai taqwa. Tak ada persaudaraan yang abadi kecuali
dikarenakan keimanan yang sama.
Bahkan pada waktu yang sama, Nabi memperkenalkan kepada mereka saudara baru yang
berasal dari kota lain, Muhajiriin, orang-orang yang berhijrah bersama Nabi dari Mekkah.
Identitas kesukuan tidak lagi ditonjolkan dan dijadikan kebanggaan, kecuali bahwa mereka
penduduk asli Madinah adalah Anshar, para penolong, dan orang-orang pendatang sebagai
Muhajiriin.
Hak-hak dan kewajiban dalam ukhwah Imam Ghazali menggambarkan hubungan ukhwah
islamiyah bagaikan hubungan pernikahan, sebagaimana dalam pertalian nikah ada hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi suami istri, demikan juga dalam hubungan persaudaraan
sesama muslim ada beberapa hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sebagai wujud dari
ukhwah baik hal yang berkenaan dengan harta, jiwa, lisan, dan hati.
1. Hak atas harta Hak saudara kita ini dapat dipenuhi dengan membantu dan menolong
saudaranya dengan harta yang dimilikinya. Imam Ghazali membahagi tingkatan membantu
dengan harta kepada tiga kelas:

33
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

yang paling rendah adalah menanggung kebutuhan saudaramu bagaikan pembantu kamu
sehingga kamu akan memenuhi kebutuhannya dari kelebihan harta yang kau miliki.
Kedua adalah memposisikan saudaramu dalam posisi dirimu sendiri sehingga kamu rela
membagi sebagian hartamu untuknya.
Dan yang tertinggi adalah mendahulukan kebutuhan saudaramu, demi berkorban untuknya,
ini adalah tingkatan para shiddiqin.
Sifat inilah yang digambarkan dari gambarkan oleh Ibnu Umar Ra tentang sifat shahabat
Rasulullah saw ahli shuffah. Ketika salah seorang mereka mendapat hadiah kepala
kambing, shahabat tersebut berkata saudaraku lebih berhajat dariku maka dikirimkannya
kepala kambing tersebut kepada shahabat yang lain.
Namun shahabat tersebut rupanya juga berpandangan sama, sehingga daging kambing
tersebut dishadaqahkan kepada shahab yang lain. Demikianlah seterusnya sehingga
akhirnya kepala kambing tersebut jatuh ke tangan shahabat yang pertama.
Sifat shahabat Rasulullah tersebut Allah puji dalam Alquran surat Al Hasyr ayat
9:







Dan orang-orang yang telah menempati
kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),
mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin).
Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.
2. Hak atas tenaga Ini dapat diwujudkan dengan memberikan bantuan berupa tenaga secara
langsung. Memberikan bantuan tenaga juga terdiri dari beberapa tingkatan, yang paling
rendah adalah bersedia membantu dengan senang hati ketika diminta sedangkan ia mampu
memberikan pertolongan.
3.
Hak
atas
lidah
Hak-hak
persaudaraan
atas
lidah
kita
adalah:
1. Dengan cara diam serta tidak membuka kekurangan dan keaiban saudara kepada orang
lain, baik dihapannya ataupun dibelakangnya serta berusaha menutupinya.
2. Dengan mengeluarkan kata-kata yang baik, memanggilnya dengan panggilan yang baik
dll.
4. Memaafkan kesalahan Setiap manusia tidak bisa lepas dari kesalahan dan tergelincir
dalam pergaulannya. Maka untuk menjaga ukhwah sangat dituntut sifat mau memaafkan
sesalahan saudara kita.

34
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

5. Mendoakan semasa hidup dan sesudah meninggal Doa kepada saudara sangat
dianjurkan sehingga tidak membedakan dengan berdoa untuk dirinya sendiri. Doa terhadap
saudara merupakan doa yang mustajabah. Dalam satu hadits Rasulullah bersabda:
aod naklubagnem hallA
seseorangbagi suadaranya walaupun tidak dikabulkan untuk dirinya.
6. Konsisten dan ikhlash Persaudaraan karena karena akhirat tidakakan berobah walaupun
statusnya telah berobah. Hal ini akan terlihat sebaliknya bila persaudaraan tersebut karena
mengharap dunia. Banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari yang kita temukan,
persaudaraan yang putus ketika saudaranya telah jatuh miskin ataupun karena ia telah
menjadi kaya sehingga mereka tak butuh kepada saudaranya.
7. Berusaha memperingan dan tidak memberatkan. Seseorang yang benar-benar mencintai
saudaranya tidak kan melakukan hal-hal yang memberatkan saudaranya bahkan sebaliknya
ia berusaha untuk memperingan beban saudara. semoga persatuan antar kaum muslimin di
Aceh khususnya dan di dunia pada umumnya dapat terjalin sangat kuat sehingga
masyarakat islam dapat kembali berjaya seperti pada masa ke-emasan-nya dahulu.
Persatuan ini tentunya akan terjalin apabila kita mau menjunjung tinggi hak-hak
ukhuwwah yang telah kami jelaskan diatas. Akhirnya marilah kita merenungkan kata
Rasulullah Saw.
Yang diriwayatkan oleh
Berjamaah
ialah

an-Numan bin
rahmat,

35
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

Basyir:
bercerai


berarti
azab.

TIM LATSAT UR
TIM IKHWAN

TIM AKHWAT

Sirajuddin, S.Pd

Mariana, S.Pd

Abdul Hakim, S.E

Nurmala Sari, S.Si

Budi Suroso, S.Si

Esti Kurniawati, S.Pi

Dedi Purnomo, S.Pd

Fadriati Ningsih, S.Pd

Anton Nugraha Akbar, S.Pi

Nurul Faizah, S.Pd

Ibnu Oktariza, S.T

Sutriya Patmuri, S.E

Hasbullah Hasan, S.Pd

Dr. Andriyani

Ridho Arif, S,Pd

Setiawati, S.Si

Rico Harahap, S.P

Zainatun Hasanah, S.Kep

Riki Dwi Bintanio, S.Sos

Nuraini, S.Si

M.Mulyadi, S.Kep

Ririn Marcella, S.Pd


Yulia Vawetri, S.Ip
Sarifah, S.E
Noviyani Puji , S.E
Viva Setianingsih, S.Pd
Selvina A Muis, S.P

36
FB: LATSAT UR CP: 085668153475

Anda mungkin juga menyukai