Di Kabupaten Gorontalo
ANDAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peluang pengembangan tanaman kelapa sawit di Indonesia sangat besar
dikarenakan faktor lingkungan yang sesuai dengan pertanaman sekaligus merupakan
salah satu penentu perkembangan perkebunan kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari
luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia sebelum tahun 1983 kurang dari satu
juta hektar, namun berdasarkan publikasi terakhir dari data statistik Ditjen Perkebunan
tahun 2010, luas 8.04 juta hektar dengan produksi 19.76 juta ton CPO (Ditjenbun,
2010).
Sebagian besar areal perkebunan kelapa sawit saat ini berada di Sumatera
diperkirakan 5.29 juta hektar dan sebagian lagi tersebar di pulau Kalimantan, Sulawesi,
Jawa dan Irian. Sejalan dengan perkembangan areal tersebut maka kebutuhan akan
benih asal bahan tanam terus meningkat yang memacu pekebun semakin giat dalam
mengembangkan dan meningkatkan produksi.
Tanaman sawit selain menghasilkan produk utama berupa minyak kelapa sawit
dan minyak inti sawit, juga menghasilkan produk sampingan yang berasal dari limbah.
Beberapa produk yang dihasilkan dari pengembangan minyak sawit diantaranya
adalah minyak goreng, produk-produk oleokimia, seperti fatty acid, fatty alkohol,
glycerine, metalic soap, stearic acid, methyl ester, dan stearin. Perkembangan industri
oleokimia dasar merangsang pertumbuhan industri barang konsumen seperti deterjen,
sabun, dan kosmetika. Sedangkan produk-produk yang dihasilkan dari pemanfaatan
limbah diantaranya adalah pupuk organik, kompos, dan kalium serta serat yang
berasal dari tandan kosong kelapa sawit, arang aktif dari tempurung buah, pulp kertas
yang berasal dari batang dan tandan sawit, perabot dan papan partikel dari batang,
dan pakan ternak dari batang dan pelepah, serta pupuk organik dari limbah cair dari
proses produksi minyak sawit
Pemekaran
daerah
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
I-1
ANDAL
memberi efek bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Meskipun demikian dampak yang
ditumbulkannya perlu diperhatikan misalnya: terjadinya erosi dan sedimentasi, dampak
terhadap gangguan flora dan fauna, menurunnya kualitas air permukaan, menurunnya
ketersediaan air tanah di sekitar lokasi perkebunan. Dalam konteks ini maka analisis
terhadap aspek sosial budaya dan ekonomi dan Lingkungan hidup menjadi penting.
Dalam kaitan tersebut perusahaan perkebunan PT. HEKSA JAYA ABADI akan
menanam investasinya untuk membangun perkebunan kelapa sawit di Kabupaten
Gorontalo. Menyambut keinginan tersebut Bupati Gorontalo menerbitkan Surat
Persetujuan No. 83a/01.1/II/2012, tanggal 20 Februari 2012 tentang Pemberian Izin
Lokasi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dan/atau Tebu PT. HEKSA JAYA ABADI
seluas 20.000 Ha di Kecamatan Bongomeme, Kecamatan Tabongo, Kecamatan
Pulubala dan Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo.
Sesuai Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup maka, setiap kegiatan yang diperkirakan menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL). Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup, pada poin C
Bidang Pertanian menyebutkan bahwa Budidaya tanaman perkebunan tahunan
dengan luasan 3000 ha wajib dilengkapi dengan studi AMDAL. Dengan demikian
Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit PT. HEKSA JAYA ABADI wajib dilengkapi dokumen
AMDAL karena luasannya 20.000 Ha.
Pertimbangan ilmiah yang menjadi dasar pentingnya dilakukan studi AMDAL
untuk usaha kegiatan perkebunan kelapa sawit adalah (i) terdapat sejumlah kegiatan
seperti pembukaan lahan, pengadaan lahan (land acquisition), pengolahan tanah,
penerimaan tenaga kerja, pengangkutan TBS, dll (ii) kegiatan-kegiatan pada point (i)
tersebut diprakirakan akan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan dengan bobot dampak (negatif dan/atau positif). Dampak negatif berupa
timbulnya konflik sosial, pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk dan
pestisida dalam perkebunan kelapa sawit terhadap air sungai, tanah dan udara,
perubahan bentang alam, gangguan ekosistem dan hidrologi. Dampak positif dari
usaha kegiatan perkebunan antara lain sebagai sumber pendapatan bagi keluarga
petani, sebagai sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja, maupun sebagai
pemicu dan pemacu pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru, serta sebagai
I-2
ANDAL
pendorong tumbuh dan berkembangnya industri hilir berbasis minyak kelapa sawit
(CPO).
Berdasarkan pada pertimbangan ilmiah tersebut, maka studi AMDAL selanjutnya
akan memformulasi bentuk-bentuk pengelolaan dengan tujuan meminimalkan dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari rencana
kegiatan perkebunan kelapa sawit.
Penyusunan Dokumen AMDAL rencana kegiatan perkebunan kelapa sawit
mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL).
1.2.
1.2.1. Tujuan
Tujuan kegiatan perkebunan kelapa sawit oleh PT. HEKSA JAYA ABADI di
Kecamatan Bongomeme, Kecamatan Tabongo, Kecamatan Pulubala, dan Kecamatan
Tibawa Kabupaten Gorontalo adalah:
a. Untuk menumbuh kembangkan usaha kelapa sawit di daerah pedesaan dengan
meningkatkan aktifitas kegiatan ekonomi pedesaan, meningkatkan kesejahteraan
rakyat serta menciptakan lapangan kerja.
b. Untuk melibatkan masyarakat dalam industri kelapa sawit melalui perkebunan inti
rakyat atau kebun plasma.
c. Untuk memanfaatkan potensi kelapa sawit di Kabupaten Gorontalo.
d. Untuk
memenuhi
kebutuhan
pasar
nasional
maupun
internasional
akan
I-3
1.3.
ANDAL
2.
3.
Peraturan PerundangUndangan
Undang-undang No. 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar PokokPokok
Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104 dan
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2043)
Undang-Undang No. 12 Tahun 1964
tentang Pemutusan Hubungan Kerja di
Perusahaan Swasta (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2686)
Undang-Undang No. 7 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Alasan
Hak atas tanah yang akan
dimanfaatkan untuk proyek ini
terkait dengan ketentuan-ketentuan
keagrariaan yang telah diatur oleh
Negara.
Pemutusan hubungan kerja (PHK)
terhadap karyawan yang bekerja
pada proyek ini dapat terjadi pada
saat aktifitas proyek sudah berakhir
Dalam
kegiatan
ini
akan
mempekerjakan
tenaga
kerja
sehingga
pemrakarsa
harus
memperhatikan
keselamatan
pekerjanya
Sebagai dasar dalam pemantauan
perusahaan
oleh
instansi
berwenang.
Proyek ini dilaksanakan
dengan
tetap
menjaga
keseimbangan ekosistem yang ada
terutama untuk kawasan-kawasan
konservasi
Sebagai dasar dalam kegiatan
perkebunan kelapa sawit
Pelaksanaan
kegiatan
harus
senantiasa
memperhatikan
keanekaragaman hayati pada tapak
proyek dan sekitarnya
Lokasi tapak proyek berada di
sekitar lokasi kawasan hutan
Sebagai dasar dalam pengelolaan
varietas untuk perkebunan kelapa
sawit
Sebagai pedoman dalam mengelola
aspek ketenagakerjaan pada PT.
Heksa Jaya Abadi.
I-4
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Peraturan Pemerintah
22. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun
1991 tentang Sungai (Lembar Negara
ANDAL
I-5
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
ANDAL
I-6
35.
36.
37.
38.
42.
Keputusan
Bersama
Menteri
Kehutanan, Menteri Pertanian dan
Kepala Badan Pertanahan Nasional
ANDAL
I-7
43.
44.
45.
46.
No.364/Kpts-II/1990,
519/Kpts/Hk.050/7/1990 dan 23/VIII/90
dan 23/VIII/1990 tentang Ketentuan
Pelepasan
Kawasan
Hutan
dan
Pemberian Hak Guna Usaha untuk
Pengembangan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No. 63 tahun 1990 tentang Tata Cara
dan Persyaratan Izin Penggunaan Air
dan atau Sumber Air
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.
63/PRT/1993
tentang
Garis
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat
sungai, Daerah Penugasan Sungai dan
Bekas Sungai
47.
48.
49.
50.
ANDAL
I-8
51.
52.
53.
54.
55.
Keputusan
Direktur
Jenderal
Perhubungan
Darat
No.
SK.
726/AJ.307/DRJD/2004
tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Pengangkutan Alat Berat di Jalan
Keputusan
Direktur
Jenderal
Perhubungan Darat No. 725 tahun 2004
tentang Pengangkutan Limbah B3.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
No.
ANDAL
perturan ini.
Penyusunan Laporan pelaksanaan
rencana
pengelolaan
dan
pemantauan Lingkungan (RKL dan
RPL) kegiatan ini akan mengacu
kepada peraturan ini.
Dalam dokumen AMDAL, Besaran
Dampak penting yang ditimbulkan
oleh kegiatan ini akan dievaluasi
berpedoman kepada peraturan ini.
Air Bersih yang digunakan didalam
proyek untuk keperluan domestik,
kualitasnya dipantau dan hasilnya
dibandingkan dengan baku mutu
kualitas air bersih berdasarkan
peraturan ini.
Air yang dikonsumsi oleh karyawan
proyek/penduduk
sekitar,
kualitasnya dipantau dan hasilnya
dibandingkan dengan baku mutu
kualitas air minum berdasarkan
peraturan ini.
Kegiatan proyek memobilisasi alat
berat di jalan, berpedoman kepada
ketentuan yang tercantum dalam
peraturan ini
Kegiatan
proyek
ini
akan
menampung limbah yang tergolong
B3. Pengangkutannya berpedoman
kepada ketentuan yang tercantum
dalam peraturan ini.
Sebagai
pedoman
dalam
penyusunan dokumen AMDAL
Sebagai dasar dalam penggunan
bibit kelapa sawit.
I-9
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
ANDAL
I - 10