di
laboratorium
memerlukan
keterampilan-keterampilan,
sukar utnuk dibilas. Pada penimbangan selisih akan diperoleh berat zat yang
masuk ke dalam tempat yang akan diinginkan bukan pada tempat
menimbang.
Menimbang dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Bersihkan neraca terutama piring neraca harus bersih dari sisa bahan.
b. Setimbangkan neraca sehingga jarum menunjukkan skala nol dengan
cara menggeser skrup pengatur.
c. Timbang tempat bahan, botol, kaca arloji atau alas lainnya dengan
meletakkan pada piring timbangan dan catat beban berat dari tempat
bahan tersebut.
d. Masukkan bahan yang akan ditimbang ke dalam tempat atau wadah yang
sudah ditimbang tadi. Pasang beban timbangan seberat berat tempat
atau wadah bahan ditambah berat bahan yang diperlukan. Timbanglah
sampai benar setimbang.
e. Jika selesai menimbang kembalikan semuanya pada posisi awal, yaitu
skala beban pada skala nol dan penahan piring neraca dinaikkan agar
piring neraca tidak bergoyang.
Neraca memiliki beberapa tipe dan secara garis besar dibagi menjadi
neraca halus untuk kapasitas kecil dan neraca kasar untuk kapas untuk
kapasitas besar (lihat Gambar 2). Hal penting yang harus diperhatikan
sebelum menimbang adalah dengan memperhatikan kapasitas neraca.
c. Isaplah zat cair yang akan diukur sampai di atas garis batas (Ingat!
Jangan mengukur bahan berbahaya dengan cara ini tetapi gunakan pipet
dengan pengisap karet atau ball pippet).
d. Tutup ujung pipet dengan telunjuk, kemudian angkat. Keringkan ujung
pipet dengan kertas saring dan turunkan permukaan zat cair dengan cara
membuka ujung telunjuk secara hati-hati sampai tanda volume.
e. Masukkan zat cair ke dalam tempat yang disediakan dan jangan lupa
mencuci kembali alat ukur yang digunakan.
4.4 Melarutkan dan Mengocok Bahan
Mengocok merupakan cara mempercepat proses pelarutan suatu zat.
Cara melarutkan dapat dilakukan melalui beberapa cara.
a. Menggunakan batang pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam bahan
yang akan dilarutkan kemudian bahan pengaduk digerakkan dengan cara
memutar. Hindarkan bersentuhnya batang pengaduk dengan bagian
dasar tempat larutan dan jangan pula mengaduk dengan mengetukkan
atau menggarukkan bahan pengaduk dengan gerakan ke atas dan ke
bawah karena hal ini dapat memecahkan tempat bahan.
b. Bila bahan di dalam tabung reaksi, tutuplah tabung reaksi dengan ibu jari
(bila bahan tidak berbahaya atau menyebabkan iritasi kulit), kemudian
digerakkan ke depan dank e belakang. Bila berbahay bagi kulit, gerakkan
tabung secara memutar dengan hati-hati, jangan sampai bahan terpecik
keluar.
c. Selain cara di atas, cara melarutkan bias dilakukan dengan alat berupa
pengaduk magnet dan pengaduk mekanik. Biasanya di dalam alat ini ada
petunjukknya.
4.5 Menyaring Bahan
Untuk menyaring bahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Gunakan kertas saring sesuai dengan yang diinginkan, misalnya kertas
saring Whatman No. 1.
b. Bentuklah kertas saring sedemikian rupa sehingga sesuai dengan corong.
Penyobekkan bagian bawah kertas saring yang dilipat adalah untuk
memberikan udara sehingga proses penyaringan berjalan lancer.
c. Tempatkan kertas saring pada corong dan basahilah kertas saring dengan
air suling sehingga benar-benar melekat.
d. Pasang corong pada statif dan dimasukkan ke dalam penampungan
filtrate.
e. Tuangkan campuran yang akan disaring ke atas corong, hati-hati jangan
sampai melebihi batas.
4.6 Memanaskan dan Menguapkan Bahan
Proses pemanasan dan penguapan memerlukan keterampilan khusus
untuk keselmatan bekerja. Pengetahuan bahan kimia sangat diperlukan,
misalnya jangan sekali-kali memanaskan atau menguapkan bahan ynag
mudah terbakar di atas nyala api langsung, tetapi gunakanlah penangas air
atau
penangas
uap.
Pada
proses
pemanasan
harus
diperhatikan
2) Panas kering; sterilisasi dengan oven kira-kira 60 180 oC. Sterilisasi ini
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca.
3) Uap air panas; konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
menbgandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak
terhadi dehidrasi.
4) Uap air panas bertekanan; menggunakan autoclave.
5) Penyinaran dengan sinar UV; misalnya untuk membunh mikroba yang
menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari
dengan lampu UV.
c. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan
dan antiseptic, misalnya alcohol, halogen, fenol, hydrogen peroksida,
detergen, aldehida, uap formaldehid dan lain-lain.