Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

CARA KERJA DI LABORATORIUM


Bekerja di laboratorium tidaklah sama dengan bekerja di tempat lain.
Bekerja

di

laboratorium

memerlukan

keterampilan-keterampilan,

kecermatan, dan kehati-hatian yang cukuop tinggi. Tanpa keterampulan dan


kecermatan serta kehati-hatian akan mendatangkan kegagalan di dalam
melaksanakan kegiatan laboratorium bahkan mungkin kecelakaan dapat
terjadi. Untuk menghindari kegagalan percobaan dan terutana menghindari
kecelakaan maka semua pemakai laboratorium harus memiliki pengetahuan
tentang bahan kimia yang digunakan serta pengoperasian alat dan memiliki
keterampilan-keterampilan.
4.1 Menuang Bahan
Setiap akan mengambil bahan kimia, bacalah terlebih dahulu labelnya
dengan teliti dan agar tidak terjadi kesalahan. Peganglah botol dengan baik,
yaitu dengan label melekat pada botol ada di bawah telapak tangan.
a. Mengambil dan Menuangkan Bahan Padat
Teknik mengambil bahan padat (Gambar 1) adalah sebagai berikut :
1) Peganglah botol bahan dengan label di bawah telapak tangan
2) Miringkan botol sehingga sedikit bahan masuk ke dalam tutup botol,
kemudian keluarkan tutup botol dengan hati-hati
3) Ketuk-ketuk tutup botol dengan telunjuk atau batang pengaduk
sehingga bahan pada tutup jatuh pada tempat yang diinginkan

Gambar 1. Cara Mengambil Bahan Padat


Cara lain adalah sebagi berikut :
1) Ambil bahan dengan spatula atau sendok yang sesuai
2) Ketuk pelan-pelan spatula dengan telunjuk tangan atau gunakan
batang pengaduk untuk memindahkan bahan sehingga bahan jatuh ke
tempat yang diinginkan.
3) Cara lain untuk mengambil bahan padat adalah buka tutup botol,
miringkan botol dan diguncang pelan sehingga bahan jatuh ke tempat
bahan yang diinginkan.
b. Mengambil dan Menuangkan Bahan Cair
Untuk mengambil dan menuangkan zat cair dilakukan dengan cara
berikut.
1) Bacalah label bahan pada botol dengan teliti agar kita yakin akan
bahan yang diambil
2) Peganglah botol sedemikian rupa sehingga label botol terletak pada
telapak tangan.
3) Basahi tutup botol dengan bahan di dalam botol dengan cara
dimiringkan
4) Jiks akan menuangkan, buka botol dan jepitlah tutup botol diantara
jari.
5) Tuangkan bahan cair dengan bantuan batang pengaduk.
6) Bila menuangkan ke dalam gelas ukur, botol bahan dimiringkan secara
langsung dengan tutup botol dijepit di antara jari atau dengan cara di
tamping terlebih dahulu dalam gelas kimia kemudian dituangkan ke
dalam gelas ukur sesuai dengan volume yang diinginkan.
4.2 Menimbang Bahan
Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang tidak memerlukan
tempat dan biasanya tidak dipergunakan pada reaksi kimia, seperti
menimbang cawan, gelas kimia dan lain-lain. Sedangkan menimbang zat
adalah menimbang zat kimia yang dipergunakan untuk membuat larutan
atau akan direaksikan. Untuk menimbang zat ini diperlukan tempat
penimbangan yang dapat digunakan seperti gelas kimia, kaca arloji dan
kertas timbang.
Menimbang zat dengan pertimbangan selisih dilakukan jika zat yang
ditimbang dikhawatirkan akan menempel pada tempat menimbang dan

sukar utnuk dibilas. Pada penimbangan selisih akan diperoleh berat zat yang
masuk ke dalam tempat yang akan diinginkan bukan pada tempat
menimbang.
Menimbang dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Bersihkan neraca terutama piring neraca harus bersih dari sisa bahan.
b. Setimbangkan neraca sehingga jarum menunjukkan skala nol dengan
cara menggeser skrup pengatur.
c. Timbang tempat bahan, botol, kaca arloji atau alas lainnya dengan
meletakkan pada piring timbangan dan catat beban berat dari tempat
bahan tersebut.
d. Masukkan bahan yang akan ditimbang ke dalam tempat atau wadah yang
sudah ditimbang tadi. Pasang beban timbangan seberat berat tempat
atau wadah bahan ditambah berat bahan yang diperlukan. Timbanglah
sampai benar setimbang.
e. Jika selesai menimbang kembalikan semuanya pada posisi awal, yaitu
skala beban pada skala nol dan penahan piring neraca dinaikkan agar
piring neraca tidak bergoyang.
Neraca memiliki beberapa tipe dan secara garis besar dibagi menjadi
neraca halus untuk kapasitas kecil dan neraca kasar untuk kapas untuk
kapasitas besar (lihat Gambar 2). Hal penting yang harus diperhatikan
sebelum menimbang adalah dengan memperhatikan kapasitas neraca.

Gambar 2. Neraca Kasar


4.3 Mengukur Volume Bahan

Mengukur volume dapat dilakukan dengan menggunakan gelas ukur


atau pipet ukur (pipet gondok). Gunakanlah selalu peralatan yang bersih
supaya tidak ada bahan yang tersisa pada alat ukur. Mengukur volume
bahan cair dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Gunakanlah gelas ukur yang ukurannya sesuai dengan volume bahan
yang akan diukur.
b. Bacalah skala pada gelas ukur dan tentukan harga setiap skala, misalnya
tiap skala 0,1.
c. Isilah gelas ukur dengan bahan yang akan diukur volumenya.
d. Bacalah skalanya sesuai dengan yang diinginkan. Pembacaan skala harus
lurus dengan mata. Perhatikan permukaan cekung dibaca pada bagian
terbawah permukaan dan bila permukaannya cembung bacalah pada
permukaan paling atas (Gambar 3).
e. Jika volume yang diinginkan sudah dapat, tuangkan ke dalam wadah yang
lain dan jangan lupa bersihkan kembali gelas ukur bekas.

Gambar 3. Cara Mengukur Volume Dengan Gelas Ukur


Bila mengukur volume dengan menggunakan pipet ukur (pipet gondok)
lakukan dengan cara berikut.
a. Pilih pipet yang sesuai dengan volumenya dan benar-benar bersih
b. Bilas dengan air suling kemduian dengan zat cair yang akan diukur
volumenya.

c. Isaplah zat cair yang akan diukur sampai di atas garis batas (Ingat!
Jangan mengukur bahan berbahaya dengan cara ini tetapi gunakan pipet
dengan pengisap karet atau ball pippet).
d. Tutup ujung pipet dengan telunjuk, kemudian angkat. Keringkan ujung
pipet dengan kertas saring dan turunkan permukaan zat cair dengan cara
membuka ujung telunjuk secara hati-hati sampai tanda volume.
e. Masukkan zat cair ke dalam tempat yang disediakan dan jangan lupa
mencuci kembali alat ukur yang digunakan.
4.4 Melarutkan dan Mengocok Bahan
Mengocok merupakan cara mempercepat proses pelarutan suatu zat.
Cara melarutkan dapat dilakukan melalui beberapa cara.
a. Menggunakan batang pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam bahan
yang akan dilarutkan kemudian bahan pengaduk digerakkan dengan cara
memutar. Hindarkan bersentuhnya batang pengaduk dengan bagian
dasar tempat larutan dan jangan pula mengaduk dengan mengetukkan
atau menggarukkan bahan pengaduk dengan gerakan ke atas dan ke
bawah karena hal ini dapat memecahkan tempat bahan.
b. Bila bahan di dalam tabung reaksi, tutuplah tabung reaksi dengan ibu jari
(bila bahan tidak berbahaya atau menyebabkan iritasi kulit), kemudian
digerakkan ke depan dank e belakang. Bila berbahay bagi kulit, gerakkan
tabung secara memutar dengan hati-hati, jangan sampai bahan terpecik
keluar.
c. Selain cara di atas, cara melarutkan bias dilakukan dengan alat berupa
pengaduk magnet dan pengaduk mekanik. Biasanya di dalam alat ini ada
petunjukknya.
4.5 Menyaring Bahan
Untuk menyaring bahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Gunakan kertas saring sesuai dengan yang diinginkan, misalnya kertas
saring Whatman No. 1.
b. Bentuklah kertas saring sedemikian rupa sehingga sesuai dengan corong.
Penyobekkan bagian bawah kertas saring yang dilipat adalah untuk
memberikan udara sehingga proses penyaringan berjalan lancer.

c. Tempatkan kertas saring pada corong dan basahilah kertas saring dengan
air suling sehingga benar-benar melekat.
d. Pasang corong pada statif dan dimasukkan ke dalam penampungan
filtrate.
e. Tuangkan campuran yang akan disaring ke atas corong, hati-hati jangan
sampai melebihi batas.
4.6 Memanaskan dan Menguapkan Bahan
Proses pemanasan dan penguapan memerlukan keterampilan khusus
untuk keselmatan bekerja. Pengetahuan bahan kimia sangat diperlukan,
misalnya jangan sekali-kali memanaskan atau menguapkan bahan ynag
mudah terbakar di atas nyala api langsung, tetapi gunakanlah penangas air
atau

penangas

uap.

Pada

proses

pemanasan

harus

diperhatikan

kemungkinan terjadinya meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis


(bumping). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam
gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung
1) Nyalakan Bunsen atau pemanas lain dengan baik (nyala kecil dan biru)
2) Jepitlah tabung reaksi dengan penjepit
3) Panaskan tabung reaksi di atas nyala api dan pemanasan dimulai dari
bagian permukaan cairan bukan dari dasar tabung.
4) Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan
baik diri sendiri maupun orang lain.
5) Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
6) Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring aduk dan
sesekali dikocok.
7) Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan.
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
1) Gelas kimia harus diletakkan di atas kawat kasa asbes.
2) Masukkan batang pengaduk atau batu didih untuk meratakan panas.
3) Nyala api harus diarahkan tepat kea rah batang pengaduk.
4. 7 Mentitrasi Bahan
Langkah-langkah mentitrasi adalah sebagi berikut.
a. Siapakan alat-alat titrasi yang benar-benar bersih (buret, pipet ukur,
corong,Erlenmeyer, gelas kimia, ball pipet dan botol semprot).

b. Menyiapkan larutan baku primer dan larutan yang akan ditentukan


konsentrasinya.
c. Membilas alat-alat dengan air suling, kemudian untuk labu Erlenmeyer
dengan larutan baku primer dan buret dengan larutan yang akan
ditentukan konsentrasinya.
d. Pasang alat-alat pada statif dalam kedudukan tegak lurus dengan latar
belakang yang baik agar pembacaan skala lebih jelas.
e. Isi buret dengan bahan yang akan ditentukan konsentrasinya (gunakan
corong). Catat permukaan atas mulai pentitrasian, misalnya angka nol.
Jika ada cairan di atas skala tersebut isap dengan menggunakan kertas
saring.
f. Isi tiga buah labu Erlenmeyer dengan larutan baku primer masing-masing
dengan volume 10 ml (tiga labu untuk pengulangan). Gunakan pipet
gondok untuk mengukur larutan primer yang 10 ml. Setiap pengambilan
larutan, isaplah ujung pipet dengan kertas saring sehingga tidak ada
cairan yang menempel.
g. Teteskan larutan indicator ke dalam larutan baku primer.
h. Lakukan pentitrasian dengan tangan kiri memegang kran buret untuk
meneteskan larutan yang ada buret setetes demi setetes. Tangan kanan
memegang labu Erlenmeyer sambil digoyang-goyang. Di bawah labu
Erlenmeyer diletakkan kertas putih agar perubahan warna terlihat jelas.
4.8 Mensterilkan Bahan
Sterilisasi adalah proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan
atau benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi dapat dilakukan dengan
3 cara, yakni secara mekanik, fisika dan kimiawi.
a. Sterlisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang
berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi
bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotic.
b. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan cara pemanasan dan
penyinaran.
1) Pemijaran (dengan api langsung); membakar alat pada api secara
langsung, misalnya jarum inokulasi, pinset, batang L dan lain-lain.

2) Panas kering; sterilisasi dengan oven kira-kira 60 180 oC. Sterilisasi ini
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca.
3) Uap air panas; konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
menbgandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak
terhadi dehidrasi.
4) Uap air panas bertekanan; menggunakan autoclave.
5) Penyinaran dengan sinar UV; misalnya untuk membunh mikroba yang
menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari
dengan lampu UV.
c. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan
dan antiseptic, misalnya alcohol, halogen, fenol, hydrogen peroksida,
detergen, aldehida, uap formaldehid dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai