Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian
Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengansetiap
langkah tindakan yang terdefinisikan, sehingga informasi yang berhubungan
dengan atau diperlukan untuk persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan
secara faktual. Dengan kata lain, desain sebuah eksperimen merupakan langkahlangkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data
yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa ke analisis
obyektif dan kesimpulan yang berlaku dan tepat menjawab persoalan yang
dibahas (Sulipan. 2012).
Desain penelitian secara umum merupakan sarana bagi peneliti dalam
upaya menjawab permasalahan risetnya secara valid, obyektif, akurat dan
seekonomis mungkin (Kerlinger dan Lee, 2000 dalam Premananto dan Purwanto,
2007). Desain eksperimen secara lebih khusus merupakan blue print dari prosedur
yang memungkinkan peneliti menjawab permasalahan dan menguji hipotesis yaitu
mendapatkan simpulan yang valid mengenai hubungan antara variabel bebas dan
varabel terikat. Desain eksperimen memberikan standar dalam merencanakan dan
mengelola berbagai komponen eksperimen (Pradatiningtyas, 2011).
B. Macam Desain Eksperimen
Menurut Emzir (2011), terdapat dua kelas utama desain eksperimental;
Desain variabel tunggal yang melibatkan satu variabel bebas, dan Desain faktorial
yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas.
1. Desain variabel bebas
a. Pre-Experimental Design (Desain Pra-Eksperimental)
Mengikuti

langkah-langkah

dasar

eksperimental,

tetapi

gagal

memasukkan kelompok kontrol. Kelompok tunggal sering diteliti, tetapi


tidak ada perlakuan dengan kelompok non perlakuan dibuat. Memiliki
struktur yang lemah, dan dapat menimbulkan bias dan menurunkan
validitas internal, merupakan desain yang dianggap tidak memadai dan
cacat. Ada tiga desain yang termasuk dalam pre-experimental design ,
yaitu:

1) One-shot experimental case study


(Studi Kasus Satu Tembakan) Subjek disajikan dengan beberapa jenis
perlakuan, seperti suatu semester pengalaman kerja akademik.
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah perlakuan mempunyai
efek pada hasil belajar. Tanpa kelompok pembanding, tidak mungkin
untuk menentukan jika skor hasil lebih tinggi dari yang tanpa
perlakuan dan tanpa skor prates, tidak mungkin untuk menentukan
jika perubahan dalam kelompok tersebut telah terjadi.
2) One group pretest-posttest
(Satu Kelompok Prates-Postes) Kelebihan desain ini dari desain
sebelumnya adalah memasukkan prates untuk menentukan garis
belakang. Suatu pendekatan yang menyediakan ukuran atas perubahan
namun hasilnya dapat tidak konklusif.
3) Static group comparison
(Perbandingan Kelompok Statis) Desain ini berupaya melengkapi
kekurangan kelompok kontrol, tetapi gagal dalam hubungan
memperlihatkan bahwa suatu perubahan telah muncul. Dalam studi
perbandingan kelompok statis, dua kelompok dipilih, satu di antaranya
memperoleh perlakuan dan satu yang lain tidak menerima perlakuan.
Suatu skor postes ditentukan untuk mengukur perbedaan setelah.
perlakuan antara dua kelompok. Studi ini tidak melibatkan prates
sehingga perbedaan antara kedua kelompok sebelumnya tidak
diketahui

Gambar 1. Pola Desain Pra-Eksperimental (Emzir, 2011)

2. Quasi-Experimental and Special Design I (Eksperimental Semu)


Disebut kuasi karena merupakan varian dari desain pra-eksperimental.
Agak lebih baik dari desain pra-eksperimental, karena melakukan suatu cara untuk
membandingkan kelompok. Namun lemah dalam hal randomisasi. Desain
Eksperimental Semu adalah sebagai berikut :
1. Nonequivalent Control Group Design
Baik kelompok eksperimental maupun kontroldibandingkan, kendati
kelompok tersebut dipilih dan ditempatkantanpa melalui randomisasi.
Desain ini mirip desain kelompok control prates-postes hanya tidak
melibatkan penempatan subjekke dalam kelompok secara random. Dua
kelompok yang ada diberiprates, kemudian diberikan perlakuan, dan
terakhir diberi postes.Keuntungan desain ini adalah bahwa kelas-kelas
yang digunakansebagaimana adanya, pengaruh dari penyelenggaraan
reaktifdapat

dikurangi.

Subjek

penelitian

mungkin

sama

sekali

tidakmenyadari bahwa mereka dilibatkan dalam studi.


2. Time Series Design
(Desain Rangkaian Waktu) Desain rangkaian waktu secara actual
merupakan suatu ketelitian/elaborasi dari desain satu kelompok pratespostes. Satu kelompok diberi prates berulang kali, diberi perlakuan,
kemudian diberikan postes berulang kali. Jika skor satu kelompok secara
esensial sama pada sejumlah prates dan kemudian secara signifikan
meningkat mengikuti perlakuan, peneliti akan lebih yakin tentang
kefektifan perlakuan, peneliti akan lebih yakin tentang kefektifan
perlakuan daripada hanya diberikan satu prates dan satu postes.
3. Conterbalanced Design
(Desain Berimbang) Semua kelompok menerima semua perlakuan, tetapi
dalam urutan yang berbeda. Dalam desain untuk tiga kelompok dan tiga
perlakuan, jumlah kelompok dapat dilibatkan (dua atau

lebih);

pembatasannya hanyalah jumlah kelompok sama dengan jumlah


perlakuan. Urutan kelompok dalam menerima perlakuan ditentukan secara
random. Sementara subjek mungkin mendapat prates, desain ini biasanya

dilakukan bila kelompok yang ada harus digunakan dan bila pelaksanaan
prates tidak mungkin atau mungkin dilakukan. Satu kelemahan unik dari
desain ini adalah interferensi perlakuan ganda yang potensial yang dapat
timbul bila kelompok yang sama menerima lebih dari satu perlakuan.
Desain berimbang hanya digunakan bila perlakuan-perlakuan seperti yang
menyingkapkan pada yang satu tidak akan memengaruhi evaluasi terhadap
keefektifan yang lain

Gambar 2. Pola Desain Eksperimental Semu (Emzir, 2011)


3. True Experimental Design (Eksperimental Sebenarnya)
Desain eksperimental yang sebenarnya melaksanakan kelompok kontrol
maupun cara mengukur perubahan yang muncul dalam kedua kelompok. Dalam
arti ini, kita berusaha mengontrol semua variabel yang mencampuri, atau paling
tidak memerhatikan pengaruhnya, sementara berusaha menentukan jika
perlakuanlah yang benar-benar menyebabkan perubahan. Eksperimen ini
dianggap dapat secara tepat mengukur hubungan sebab-akibat
a. Pretest-Posttest Control Group Design (Desain Kelompok Kontrol PratesPostes)
Paling efektif dalam istilah penunjukan hubungan sebab akibat, tetapi yang
juga paling sulit dilakukan. Desain ini tidak hanya melengkapi kelompok
kontrol maupun pengukuran perubahan, tetapi juga menambahkan suatu

prates untuk menilai perbedaan antara kedua kelompok sebelum studi


dilakukan.
b. Posttest-Only Control Group Design
Randomisasi dan perbandingan kedua kelompok control dan kelompok
eksperimental digunakan dalam jenis desain ini. Setiap kelompok yang
dipilih dan ditempatkan secara random diberi perlakuan atau beberapa
jenis control. Postes kemudian diberikan kepada setiap subjek untuk
menentukan jika ada perbedaan antara kedua kelompok tersebut. Desain
ini mendekat imetode yang paling baik, tetapi memiliki kelemahan sedikit
pada pengukuran prates.
c. Solomon Four Group Design (Desain Solomon Empat Kelompok)
Melibatkan penempatan subjek secara random pada salah satu dari empat
kelompok. Dua kelompok diberi prates dan dua kelompok tidak; satu dari
kelompok prates dan satu dari kelompok non prates diberi perlakuan
eksperimental. Keempat kelompok diberi postes. Desain ini memerlukan
dua kali lebih banyak subjek untuk desain eksperimental yang yang
sebenarnya, dan subjek tersebut sering sukar di dapat.

Gambar 3. Pola Desain Eksperimental Sebenarnya (Emzir, 2011)

Anda mungkin juga menyukai