Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMUDA

Maharani Primastuti Arganist RS PKU Bantul

A. PENGALAMAN
Seorang G1P0A0 dengan umur kehamilan 38 minggu sudah memasuki kala 1 fase laten
menyatakan kontraksi mulai sering. KU ibu baik, tekanan darah 110/70 mmHg, suhu
37C, DJJ 138x/menit, HIS 2-3x/10 menit, 15-20 detik, sedang. VT: v/u tenang, portio
tipis lunak, selket +, preskep. Dokter menyarankan untuk observasi partus dan
memberikan amoxicillin 3x500 mg.
B. MASALAH YANG DIKAJI
Bagaimanakah kondisi klinis pada fase laten? Mengapa dokter menyarankan pemberian
amoxicillin pada pasien?
C. ANALISIS KRITIS
persalinan kala I adalah pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap.
Dengan ditandai dengan :
1)
2)

Penipisan dan pembukaan serviks.


Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi

minimalm2
3)

kali dalam 10 menit).

Keluarnya lendir bercampur darah.


Menurut wiknjosasto, kala pembukaan di bagi atas 2 fase yaitu :

1)

Fase laten

Pembukaan serviks berlangsung lambat, di mulai dari pembukaan 0 sampai pembukaan 3


cm, berlangsung kira kira 8 jam.
2)

Fase aktif

Dari pembukaan 3 cm sampai pembukaan 10 cm, belangsung kira kira 7 cm.


Di bagi atas :
a)Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4.

b) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat,
dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm
c)Fase deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm.
Kontraksi menjadi lebih kuat dan sering pada fase aktif. Keadaan tersebut dapat
dijumpai pada primigravida maupun multigravida, tetapi pada multigravida fase laten,
fase aktif das fase deselerasi terjadi lebih pendek.
(1) Primigravida
Osteum uteri internum akan membuka terlebih dahulu sehingga serviks akan mendatar
dan menipis. Keadaan osteum uteri eksternal membuka, berlangsung kira kira 13 14
jam.
(2) Multigravida
Osteu uteri internum sudah membuka sedikit sehingga osteum uteri internum dan
eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang bersama.
Kenapa dokter menyarankan untuk memberikan amoxicilin?
Antibiotika banyak digunakan secara luas pada kehamilan. Karena adanya efek samping
yang potensial bagi ibu maupun janinnya, penggunaan antibiotika seharusnya digunakan
jika terdapat indikasi yang jelas. Prinsip utama pengobatan wanita hamil dengan penyakit
adalah dengan memikirkan pengobatan apakah yang tepat jika wanita tersebut tidak
dalam keadaan hamil. Biasanya terdapat berbagai macam pilihan, dan untuk alasan inilah
prinsip yang kedua adalah mengevaluasi keamanan obat bagi ibu dan janinnya.
Biasanya pemberian antibiotic dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi. Infeksi
dapat menyebabkan ketuban pecah dini melalui beberapa mekanisme. Beberapa flora
vagina termasuk Streptokokus grup B, Stafilokokus aureus, dan Trikomonas vaginalis
mensekresi protease yang akan menyebabkan terjadinya degradasi membran dan akhirnya
melemahkan selaput ketuban3. Respon terhadap infeksi berupa reaksi inflamasi akan
merangsang produksi sitokin, MMP, dan prostaglandin oleh netrofil PMN dan makrofag.
Interleukin-1 dan tumor nekrosis faktor yang diproduksi oleh monosit akan
meningkatkan aktivitas MMP-1 dan MMP-3 pada sel korion3. Infeksi bakteri dan respon

inflamasi juga merangsang produksi prostalglandin oleh selaput ketuban yang diduga
berhubungan dengan ketuban pecah dini preterm karena menyebabkan iritabilitas uterus
dan degradasi kolagen membran. Beberapa jenis bakteri tertentu dapat menghasilkan
fosfolipase A2 yang melepaskan prekursor prostalglandin dari membran fosfolipid.
Respon imunologis terhadap infeksi juga menyebabkan produksi prostaglandin E2 oleh
sel korion akibat perangsangan sitokin yang diproduksi oleh monosit. Sitokin juga terlibat
dalam induksi enzim siklooksigenase II yang berfungsi mengubah asam arakidonat
menjadi prostalglandin. Sampai saat ini hubungan langsung antara produksi
prostalglandin dan ketuban pecah dini belum diketahui, namun prostaglandin terutama E2
dan F2 telah dikenal sebagai mediator dalam persalinan mamalia dan prostaglandin E2
diketahui mengganggu sintesis kolagen pada selaput ketuban dan meningkatkan aktivitas
dari MMP-1 dan MMP-33. Indikasi terjadi infeksi pada ibu dapat ditelusuri metode
skrining klasik yaitu temperatur rektal ibu dimana dikatakan positif jika temperatur rektal
lebih 38C, peningkatan denyut jantung ibu lebih dari 100x/menit, peningkatan leukosit
dan cairan vaginal berbau2.

D. DOKUMENTASI
Nama
: Tri Murwarni
Umur
: 29 th
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Mangir Tengah
Menarche
: 15th
Siklus
: 30 hari
Lama
: 7 hari
Teratur
: ya
HPHT
: 6-9-2014
HPL
: 13-6-2014
UK
: 38+3
Tanda bahaya : tidak ada
Keluhan lain : tidak ada
Jamu
: tidak mengkonsumsi
Imunisasi
: tidak ada

Anda mungkin juga menyukai