Tempat Komuda
: Puskesmas Kasihan 1
Tanggal Komuda
1. Pengalaman
Seorang anak perempuan bernama Alya Ramadani berusia 7 tahun datang ke puskesmas
Kasihan 1 dengan keluhan batuk dan pilek. Anak tersebut datang bersama ibunya dengan
kondisi tampak lemah, kurus, dan batuk-batuk. Batuk yang dialami merupakan batuk tidak
berdahak. Batuk akan bertambah parah saat malam hari dan saat terpapar asap rokok. Pasien
memiliki riwayat flek saat berusia 2 tahun dan melakukan pengobatan selama 9 bulan.
Ibunya mengeluhkan selama sakit anaknya susah makan dan beranggapan flek yang sudah
sembuh kambuh kembali. Pasien memiliki seorang kakak laki-laki yang usianya 10 tahun,
ibunya menuturkan bahwa kemarin kakaknya mengalami sakit serupa seperti yang dialami
pasien akan tetapi sudah sembuh. Pasien adalah anak kelas 1 Sekolah Dasar dan menuturkan
bahwa suka jajan gorengan di sekolah. Ibu pasien beranggapan bahwa sakit yang dialami
anaknya berhubungan dengan riwayat flek yang diderita saat anak berusia 2 tahun.
2. Masalah yang dikaji
a. Apakah ada hubungan antara riwayat flek dengan batuk dan flu yang dialami pasien?
b. Apasajakah ECM (Emotionally Critical Misperception) dan bagaimana pengaruh
keluarga terhadap penyakit pasien sesuai dengan family assessment (penilaian keluarga)?
3. Analisa Kritis
a. Hubungan riwayat flek dengan batuk dan flu.
Flek paru atau istilah yang umumnya digunakan oleh dokter sebagai penyakit
Tuberkulosis. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang dapat diobati, yang disebabkan
oleh bakteri (kuman) Mycobacterium tubercolusis. Tuberkulosis (TB atau TBC) pada
anak memang berbeda dengan TB pada orang dewasa. TB pada anak menginfeksi primer
di parenkim paru yang tidak menyebabkan refleks batuk, sehingga jarang ditemukan
gejala khas TB seperti batuk berdahak. Pada parenkim paru ini juga kuman cenderung
lebih sedikit, maka TB tidak menular antara sesama anak. TB sangat mudah menular dari
orangtua ke anak, tapi TB tidak menular dari anak ke anak. TBC adalah penyakit serius
yang gampang menular secara langsung melalui udara. Anak-anak dengan kekebalan
tubuh buruk paling rentan tertular TB dari orang dewasa yang positif TB. Tapi TB tidak
menular antara sesama anak.
Gejala TB pada anak lebih susah didiagnosis karena bukan merupakan gejala khas
TB. Pada anak jarang ditemukan gejala batuk berdahak seperti yang diderita pada orang
dewasa. Dan seringkali terjadi salah diagnosa, karena gejala yang dialami bisa juga
merupakan gejala penyakit lain.
TB pada anak bisa ditandai dengan gejala-gejala berikut :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
TB tidak berat
INH
: 5 mg/kgbb/hari
Rifampisin
: 10 mg/kgbb/hari
: 10 mg/kgbb/hari
Rifampisin
: 15 mg/kgbb/hari
Dosis prednison
Batuk adalah salah satu keluhan yang sering diungkapkan pasien kepada dokter.
Batuk sebenarnya adalah suatu cara yang penting bagi tubuh kita untuk membersihkan
tenggorokan dan saluran pernafasan kita. Tetapi batuk yang berlebihan dapat berarti
bahwa kita mempunyai suatu gangguan atau penyakit.
Disamping infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) seperti influenza, penyebab
batuk yang paling sering adalah:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
Penyakit Tuberculosis (TB) bisa sembuh sempurna dan bisa kambuh lagi, namun
untuk mengetahui apakah kambuh atau tidak harus dengan beberapa pemeriksaan. Bila
kemudian penyakit TB yang sudah sembuh bisa meninggalkan kerut-kerut atau sisa-sisa
penyembuhan di paru, dan hal ini yang sering menimbulkan gejala sisa seperti batuk,
sesak atau produksi dahak yang berlebihan jika ada rangsangan atau infeksi bakteri lain
seperti radang tenggorokan dan lain-lain.
Saat dahak cukup banyak ada di saluran napas, akan merangsang timbulnya batuk
sebagai reaksi untuk membersihkan saluran napas. Ketika seseorang berbaring, dahak
akan menetap di satu tempat di saluran napas dan ketika posisi bangun, dahak yang ada di
saluran napas akan bergerak sehingga merangsang terjadinya batuk.
Jadi keluhan yang dirasakan pasien belum tentu karena TB-nya kambuh, bisa juga
hal tersebut merupakan gejala sisa dan yang terpenting harus diperiksa. Agar jika
penyakit TB-nya kambuh, bisa mendapat pengobatan ulang dengan segera. Jika hanya
rangsangan iritasi saja, tentu hanya akan diberi obat untuk mengatasi gejalanya. Bila
kemudian terjadi dalam kurun waktu yang lama batuknya, sebaiknya dikonsultasikan ke
dokter Anda.
b. ECM (Emotionally Critical Misperception) dan family assessment (penilaian keluarga).
ECM adalah kesalahpahaman yang banyak menimbulkan kecemasan atau yang
menyebabkan tekanan emosi terbesar. ECM pada pasien ini adalah ibu beranggapan
bahwa flek yang di alami anaknya saat berusia 2 tahun kambuh kembali karena anaknya
susah makan sehingga menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam. Konseling CEA
diperlukan untuk pasien ini agar tidak terjadi kekeliruan yang membuat cemas. Langkah
pertama yang dilakukan saat konseling CEA yaitu catharsis sehingga ECM bisa
ditemukan dan setelah itu melakukan edukasi. Tujuan edukasi adalah mengkoreksi ECM
bahwa anak yang tidak mau makan bukanlah dari riwayat flek yang pernah dialami. Saat
melakukan anamnesis, anak bercerita bahwa dia tidak nafsu makan karena merasa tidak
enak badan dan bosan dengan lauk makanan yang dimasak oleh ibunya. Anak
menuturkan bahwa ibunya sering masak tumis kacang panjang dan ikan asin, padahal
anak tidak menyukainya tetapi dia tidak berani mengatakan kepada orangtuanya.
Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Selain
tidak nafsu makan yang dialami pasien sehingga pasien sakit, kakaknya juga menderita
sakit serupa, keadaan ini bisa saja karena ditularkan dari kakaknya ditambah pasien
sering makan gorengan di sekolah. Penjelasan kepada pasien dan ibunya menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta
penatalaksanaannya. Ibu menjadi lega dan merasa senang setelah mendapat penjelasan
bahwa apa yang dialami anaknya bukan karena flek yang kambuh lagi, dan anak menjadi
semangat makan karena sudah dijelaskan dengan makan teratur dapat membantu proses
Usia Pasien
2 tahun
Kejadian
Terdiagnosis
2015
7 tahun
mengalami flek
Terdiagnosis
mengalami ISPA
Family APGAR
No
Selalu/Sering
Kadang-kadang
Jarang/Tidak
(2)
/ pernah (1)
(0)
Pernyataan
.
1.
2.
emosi
Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya membagi waktu
bersama
Jumlah
Jumlah skor 8-10 menggambarkan bahwa fungsi keluarga baik (Highly function family).
Family SCREEM
Sosial (social)
Resource
Pasien dapat berinteraksi
dengan baik di lingkungan
Kultur (Cultural)
sosialnya
Pasien mempunyai kultur
yang baik
Pathology
Agama (Religion)
Ekonomi (Economic)
Pendidikan (Educational)
5.
Referensi
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2001
Rahajoe NN, Basir D, MS Makmuri, Kartasasmita C. Pedoman nasional tuberculosis
anak. Edisi ke-2. Jakarta. UKK Respirologi PP IDAI; 2007