Anda di halaman 1dari 19

III

EVALUASI KECUKUPAN NUTRISI SAPI DARA


DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS)
Oleh : Novia Nabila
3.1

Abstrak
Praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk mengetahui kecukupan nutrisi
pada sapi dara dengan mengikuti kegiatan lapangan dimulai tanggal 4 Januari 2
Februari 2016 di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS), Kabupaten
Bandung, Jawa Barat. Pembuatan laporan ini bertujuan untuk mengetahui bahan
pakan sapi dara yang digunakan di PT. UPBS serta kecukupan nutrisinya. Metode
dasar yang digunakan dalam praktek ini adalah dengan melakukan pengamatan
secara langsung dan mengikuti kegitan rutin, melakukan wawancara dan diskusi,
serta mencatat setiap kegiatan dan informasi yang diterima. Pemberian pakan sapi
perah dara di PT. UPBS mengarah kepada sistem pemberian pakan komplit, yaitu
Total Mixed Ration (TMR). Hasil evaluasi pakan menunjukan bahwa pakan sapi
dara A dan dara B belum optimal dilihat dari zat nutrient bahan kering, protein
kasar dan energi metabolis yang disuplai serta pertumbuhan berat badan harian
yang tidak mencapai target yang diharapkan.
Kata Kunci : Pakan, Total Mixed Ration, Sapi Dara, Sapi Perah
3.2

Latar Belakang
Pakan sangat perpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi

ternak khususnya sapi perah sehingga perlu diperhatikan lebih banyak. Semakin
baik ketersediaan dan kualitas pakan yang diberikan, maka semakin baik pula
hasil produksi yang didapat. Untuk meningkatkan produksi dalam dalam beternak
sapi perah maka perlu diketahui jenis pakan yang digunakan, bagaimana
manajemen pemberiannya, serta kebutuhan nutrien sapi perah untuk memenuhi
hidup pokok dan produksi. Namun, dewasa ini pengetahuan peternak rakyat akan
kebutuhan nutrien untuk ternak serta evaluasinya masih dikatakan kurang
sehingga berujung pada pemberian pakan yang tidak efisien. Oleh karena itu, pada
laporan ini akan dibahas bagaimana kebutuhan sapi dara akan nutrien serta

56

memperoleh kecukupan nutrisi untuk sapi dara dengan menggunakan sistem


pemberian pakan Total Mixed Ration (TMR) serta evaluasi kecukupuan nutrisi
ditinjau dari berat badan.
3.3

Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Praktek Kerja Lapangan di

PT. UPBS adalah untuk mengetahui evaluasi kecukupan nutrisi pada pakan sapi
perah dara.
3.4

Metode Pengamatan
Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapangan di PT. UPBS adalah

sebagai berikut :
1. Metoda Observasi
Metoda ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung hal-hal
yang berkaitan dengan tata cara pemberian pakan sapi dara.
2. Metoda Interview
Metoda ini dilakukan dengan cara wawancara serta tanya jawab dengan
para supervisor, operator serta karyawan PT. UPBS.
3. Mengikuti kegiatan rutin di PT. UPBS selama 28 hari kerja.

3.5

Hasil dan Pembahasan

3.5.1

Bahan Pakan yang Digunakan

57

Sistem pemberian pakan pada sapi dara yang digunakan di PT. UPBS
adalah dengan disajikan secara complete feed dimana hijauan dan konsentrat
dicampur atau disebut Total Mixed Ration (TMR). Pemberian pakan yang
dilakukan di PT. UPBS disesuaikan dengan kebutuhan serta umur ternaknya.
Hijauan segar yang digunakan adalah rumput raja, rumput gajah varietas taiwan
dan rumput gajah odot. Sedangkan, hijauan kering dan jerami yang digunakan
adalah alfalfa hay, Lampung hay (Napier grass hay) dan wheat traw (jerami
gandum). Selain itu, PT. UPBS juga menggunakan silase jagung dan tebon
sebagai bahan pakan yang dibuat di bunker gudang pakan untuk mengantisipasi
kekurangan bahan pakan pada musim kemarau. Bahan pakan yang digunakan
untuk konsentrat di PT. UPBS sangat beragam yaitu (1) bahan pakan sumber
energi yaitu limbah biskuit, DDGS (Dried Distillers Grains with Solubles),
limbah keju, molases, biji gandum, gandum giling dan sebagainya (2) bahan
pakan sumber protein yaitu SBM (Soybean Meal), kopra, urea dan sebagainya (3)
bahan pakan sumber mineral (zinpro availa 4, bioplex-high five, selplex, cupri
sulfat (tembaga), kapur mill, kalsium karbonat, magnesium sulfat dan rumput laut
(4) bahan pakan sumber vitamin yaitu vitamin A, D dan E (5) additives yaitu air,
M-tox dan rumensin.
Pengolahan pakan Total Mixed Ration (TMR) dilakukan digudang dengan
menggunakan mesin chopper, mixer, trioliet dan traktor. Penggunaan mesin
chopper dilakukan untuk mencacah bahan pakan menjadi partikel yang lebih
kecil. Setiap mesin mixer sudah terhubung secara otomatis dengan aplikasi TMR

58

guna mengetahui jumlah bahan pakan yang diberikan untuk tiap grupnya sehingga
mempermudah kerja operator dan meminimalisir kesalahan dalam pemberian
pakan. Pemberian pakan dilakukan 1 kali sehari pada waktu pagi hari.
3.5.2

Pertumbuhan Bobot Badan dan Analisis Kecukupan Nutrisi


Sapi perah dara adalah sapi perah betina yang sudah dewasa kelamin

sampai beranak pertama kali. Sapi dara di PT. UPBS dikelompokan menjadi tiga
kelompok besar yaitu sapi dara A, dara B dan dara bunting. Kedewasaan tubuh
sapi dara dicapai pada umur 15-18 bulan. Sehingga pada umur tersebut sapi telah
siap dikawinkan pertama kali. Pakan sapi dara perlu diperhatikan baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya. Apabila sapi dara tidak diberi pakan yang baik
ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas, maka akan berakibat pada waktu
beranak pertama kali, yaitu besar badannya tidak mencapai ukuran normal dan
untuk beranak pertama kali terlambat (Utami dkk, 2004).
3.5.2.1 Sapi Dara A
Sapi dara A merupakan sapi yang belum mengalami masa pubertas dan
baru dipindahkan dari kandang pedet. Sapi dara A dikelompokan menjadi
beberapa grup yang dipisahkan berdasarkan umur yaitu grup 61, 62, 63, 64, 65,
66, 67, 68. Bobot badan daripada sapi dara A ini pun beragam berkisar kurang
lebih 140-300 kg tergantung pada umur.
Sampel bobot badan yang digunakan pada sapi dara A adalah dari grup 66,
67 dan 68. Rata-rata bobot badan dari grup 66, 67 dan 68 berturut-turut adalah
150, 200 dan 250 kg dengan kisaran umur 6 sampai 11 bulan. Pertumbuhan

59

bobot badan harian sapi dara A pada grup 66 dan 67 dapat dikatakan lambat. Hal
tersebut karena PBBH yang ada tidak mencapai pertumbuhan bobot badan
perusahaan yang ditargetkan oleh perusahaan yaitu 0,5 kg, dimana rata-rata PBBH
sapi dara dari grup 66 dan 67 itu sendiri yaitu 0,491 kg dan 0,428 (lihat Diagram
1 dan 2). Sedangkan sapi grup 68 memiliki rata-rata PBBH 0,795 kg, artinya
PBBH yang dicapai melampaui PBBH yang ditargetkan (lihat Diagram 3).
Diagram 1. Pertumbuhan bobot badan harian Dara A Grup 66
0.7

0.66
0.61

0.6
0.53

0.5

0.53
0.45

0.42

0.4
Pertumbuhan Bobot Badan (kg)

0.58

0.37

0.3

0.29

0.2
0.1
0

Pertambahan Bobot Badan Harian

Target PBBH Perusahaan

Diagram 2. Pertumbuhan bobot badan harian Dara A Grup 67

60
0.9
0.8

0.79

0.75

0.71

0.7
0.6

0.58

0.5
Pertumbuhan bobot badan (kg)

0.4

0.42

0.4

0.37

0.3
0.2

0.16

0.1
0

0.05
1

0.05
2

Pertumbuhan Bobot Badan

10

Target Perusahaan

Diagram 3. Pertumbuhan bobot badan harian Dara A grup 68


1.6
1.42

1.4
1.2

1.11

1.06

1
Pertumbuhan Bobot Badan (kg) 0.8

0.83

0.78

0.79

0.6
0.47

0.4
0.22

0.2
0

PBBH

0.47

Target Perusahaan

61

Tidak tercapainya pertumbuhan bobot badan harian pada grup 66 dan 67


disebabkan banyak faktor yaitu asupan nutrisi yang kurang, lingkungan dan daya
makan ternak. Pada diagram 3 terdapat sapi yang hanya megalami pertambahan
bobot badan sebesar 0,053 kg. Hal tersebut dikarenakan ternak sedang sakit
Pneumonia. Di samping itu, rendahnya pertumbuhan bobot badan sapi dara A
dapat terjadi karena sistem perkandangan dimana sistem perkandangan di PT.
UPBS adalah kandang koloni yang memungkinkan adanya persaingan dalam
aktivitas makan sehingga terdapat kesenjangan antara sapi yang daya saingnya
kuat dan yang lemah.
Tabel 1. Formulasi Ransum Total Mixed Ration Sapi Dara A
Bahan Pakan
M-Tox
Konsentrat Low
Jabon Silage
CSL
Lampung Hay
Wheat Straw
Rumensin
Total

Volume (kg)
0,003
2,410
4,000
0,500
0,400
0,300
0,001
7,614

Presentase (%)
0,04%
31,65%
52,54%
6,57%
5,25%
3,94%
0,01%
100,00%

Tabel 2. Analisis Kecukupan Nutrisi Sapi dara A Grup 66


No.
1
2
3
4

Uraian
Bobot badan awal
Bobot badan akhir
PBBH (kg)
Suplai zat nutrient
Bahan kering (kg)
Protein kasar (kg)
M.E (Mcal)

Hasil pengamatan
146,56
155,89
0,491
4,260
0,736
11,80

62

No.
5

Uraian
Hasil Pegamatan
Kebutuhan zat nutrient
4,100
Bahan kering (kg)
0,533
Protein kasar (kg)
8,60
M.E (Mcal)
6
Kecukupan zat nutrient
0,160
Bahan kering (kg)
0,203
Protein kasar (kg)
3,20
M.E (Mcal)
Dihitung berdasarkan PBBH 0,5kg/ekor/hari dengan BB 150 kg. NRC.1989.
Tabel 3. Analisis Kecukupan Nutrisi Sapi dara A Grup 67
No.
1
2
3
4

Uraian
Hasil pengamatan
Bobot badan awal
203,65
Bobot badan akhir
211,90
PBBH (kg)
0,428
Suplai zat nutrient
4,260
Bahan kering (kg)
0,736
Protein kasar (kg)
11,80
M.E (Mcal)
5
Kebutuhan zat nutrient
5,100
Bahan kering (kg)
0,607
Protein kasar (kg)
10,70
M.E (Mcal)
6
Kecukupan zat nutrient
-0,840
Bahan kering (kg)
0,129
Protein kasar (kg)
1,10
M.E (Mcal)
Dihitung berdasarkan PBBH 0,5kg/ekor/hari dengan BB 200 kg. NRC.1989.
Tabel 4. Analisis Kecukupan Nutrisi Sapi dara A Grup 68

63

No.
1
2
3
4

No.
5

Uraian
Bobot badan awal
Bobot badan akhir
PBBH (kg)
Suplai zat nutrient
Bahan kering (kg)
Protein kasar (kg)
M.E (Mcal)
Uraian
Kebutuhan zat nutrient
Bahan kering (kg)
Protein kasar (kg)
M.E (Mcal)
Kecukupan zat nutrient
Bahan kering (kg)
Protein kasar (kg)
M.E (Mcal)

Hasil pengamatan
248,00
262,78
0,795
4,260
0,736
11,80
Hasil pengamatan
6,000
0,666
12,60

Dihitung
berdasarkan
PBBH

0,5

kg/ekor/hari
dengan BB
250

kg.

NRC.1989.
-1,740
0,070

-0,80
Pakan dara A disuplai oleh PT. UPBS untuk memperoleh target bobot

badan 270 kg. Bahan kering yang disuplai PT. UPBS untuk sapi grup 66, 67 dan
68 adalah 2,90%; 2,09% dan 1,72% dari bobot badan, hal ini tidak sesuai dengan
pendapat NRC (1989) yang menyatakan bahwa jumlah pemberian pakan dapat
diperkirakan berdasarkan jumlah kebutuhan bahan kering berkisar antara 2,212,59% dari bobot hidup 150 kg, 2,12-2,48% dari bobot hidup 200 kg dan 2,12,45% dari bobot hidup 250 kg. Besarnya kebutuhan bahan kering tergantung
pada kondisi tubuh dan lingkungan. Sapi perah dengan bobot hidup tinggi akan
membutuhkan konsumsi bahan kering yang tinggi, tetapi kebutuhan per kg bobot
hidup akan semakin rendah. Asupan nutrisi merupakan faktor yang paling utama
yang berperan dalam laju pertumbuhan bobot badan, bila kebutuhan akan nutrisi
seperti protein dan energi tidak terpenuhi maka akan menghambat pertumbuhan
ternak itu sendiri.

64

Berdasarkan tabel diatas, analisis kecukupan zat nutrient pada pakan yang
disuplai dara A grup 66 sudah mencukupi dan mengalami kelebihan. Hal tersebut
dilihat dari nilai bahan kering, protein kasar dan energi metabolis pada pakan grup
66 yang mengalami kelebihan sebanyak masing-masing 0,160 kg bahan kering,
0,203 kg protein kasar dan 3,20 Mcal energi metabolis. Sedangkan, analisis
kecukupan zat nutrient pada pakan yang disuplai dara A grup 67 dan 68 belum
mencukupi dan terdapat beberapa kekurangan. Pakan pada grup 67 terdapat
kekurangan bahan kering 0,840 kg, namun untuk protein kasar dan energi
metabolis mengalami kelebihan sebesar 0,129 kg dan 1,10 Mcal. Sedangkan,
pakan pada grup 68 terdapat kekurangan bahan kering 1,740 kg dan energi
metabolis 0,80 Mcal. Namun untuk protein kasar mengalami kelebihan sebesar
0,070 kg. Dari ketiga grup, dapat dilihat bahwa pemenuhan zat nutrisi yang paling
baik adalah grup 66 karena tidak terdapat kekurangan pada bahan kering, protein
kasar dan energi metabolis. Walaupun demikian, bila dilihat dari pertumbuhan
bobot badan, sapi yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan bukan
sapi grup 66 melainkan sapi dari grup 68. Hal tersebut terlihat dari rata-rata PBBH
yang melampaui dari yang ditargetkan. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa
pakan sapi dara A yang disuplai PT. UPBS preferensinya lebih kepada grup 68
dimana pakan yang dikonsumsi sapi lebih banyak dibanding grup 66 dan 67.
3.5.2.2 Dara B
Sapi dara B merupakan sapi yang sudah mengalami pubertas dan
sebelumnya berasal dari kandang dara A. Sapi dara B dikelompokan menjadi

65

beberapa grup yang dipisahkan berdasarkan umur yaitu grup 70 dan 71. Bobot
badan daripada sapi dara B beragam tergantung umur berkisar kurang lebih 240320 kg.
Rata bobot badan grup 70 adalah 270 kg dan grup 71 adalah 300 kg. Utami,
dkk (2004) menyatakan sapi dara siap untuk dikawinkan pertama kali setelah
umur 15-18 bulan dengan berat bobot badan 300 kg agar dapat beranak pada umur
24-30 bulan. Sedangkan PT. UPBS menargetkan sapi akan di Inseminasi Buatan
pada usia 12 bulan dengan bobot badan sekitar 320 kg. Bila lewat dari 15 bulan
tidak bunting, sapi akan dipindahkan ke kandang tali kuning dimana pada
kandang tersebut terdapat pejantan dan diharapkan akan kawin alam.
Pertumbuhan bobot badan harian sapi dara B di PT. UPBS lebih lambat dari
sapi dara A, yaitu rata-rata 0,278 kg pada grup 70 dan 0,343 kg pada grup 71
(lihat Diagram 4 dan 5). Pertumbuhan bobot badan harian sapi dara B masih jauh
dari yang ditargetkan perusahaan yaitu 0,9 kg.
Diagram 4. Pertumbuhan bobot badan harian Dara B grup 70

66
1
0.9
0.8
0.7
0.6
Pertumbuhan Bobot Badan (kg) 0.5
0.4

0.5
0.35 0.35

0.3

0.35

0.2

0.15

0.1
0

0.5

0.46

PBB

0.09

0.05
4

10

Target Perusahaan

Diagram 5. Pertumbuhan bobot badan harian Dara B grup 71


1
0.9
0.8
0.7

0.68

0.6 0.58
pertumbuhan bobot badan (kg) 0.5
0.4
0.3
0.2

PBBH

0.31
0.19

0.1
0
1

0.41

0.35
0.31

0.15

0.08
2

Target Perusahaan

Banyak faktor yang melatarbelakangi lambatnya petumbuhan pada sapi


dara B. Rendahnya pertumbuhan bobot badan sapi dara B dapat terjadi karena

67

sistem perkandangan dimana sistem perkandangan di PT. UPBS adalah kandang


koloni yang memungkinkan adanya persaingan dalam aktivitas makan sehingga
terdapat kesenjangan antara sapi yang daya saingnya kuat dan yang lemah.
Disamping itu, rendahnya PBBH dapat terjadi karena umur sapi dara A berkisar 9
sampai 11 bulan dimana sedang berada pada masa pubertas seperti pernyataan
Sejrsen dan Purup (1997) yang menyatakan bahwa bangsa sapi perah besar
biasanya mencapai pubertas dicapai sekitar umur 9 11 bulan dengan bobot hidup
sekitar 250 280 kg. Sapi yang sedang estrus biasanya akan mengalami
penurunan dalam mengonsumsi pakan karena aktivitas hormonal yang sedang
berlangsung. Faktor umur yang semakin tua juga merupakan faktor yang
menyebabkan secara alamiah terjadi penurunan bobot badan.
Tabel 5. Formulasi pakan Total Mixed Ration Sapi dara B
Bahan Pakan
Jabon Silage
Wheat Straw
CSL
Refusal
Urea
Konsentrat Low
Total

Volume (kg)
10,000
0,300
0,500
4,000
0,010
3,615
18,425

Presentase (%)
54,27%
1,63%
2,71%
21,71%
0,05%
19,62%
100%

Tabel 6. Analisis kecukupan nutrisi sapi dara B Grup 70


No.
1
2
3
4

Uraian
Bobot badan awal (kg)
Bobot badan akhir (kg)
PBBH (kg)
Suplai zat nutrient
Bahan kering (kg)

Hasil pengamatan
271,20
277,80
0,278
8,550
1,462

68

23,96
Protein kasar (kg)
M.E (Mcal)
5
Kebutuhan
6,200
Bahan kering (kg)
0,849
Protein kasar (kg)
14,60
M.E (Mcal)
6
Kecukupan
2,350
Bahan kering (kg)
0,613
Protein kasar (kg)
9,36
M.E (Mcal)
Dihitung berdasarkan PBBH 0,9kg/ekor/hari dengan BB 250 kg. NRC. 1989.
Tabel 7. Analisis kecukupan nutrisi sapi dara B Grup 71
No.
1
2
No.
3
4

Uraian
Hasil pengamatan
Bobot badan awal (kg)
303,38
Bobot badan akhir (kg)
311,75
Uraian
Hasil pengamatan
PBBH (kg)
0,343
Suplai zat nutrient
8,550
Bahan kering (kg)
1,462
Protein kasar (kg)
23,96
M.E (Mcal)
5
Kebutuhan zat nutrient
7,100
Bahan kering (kg)
0,916
Protein kasar (kg)
16,7
M.E (Mcal)
6
Kecukupan
1,45
Bahan kering (kg)
0,546
Protein kasar (kg)
7,26
M.E (Mcal)
Dihitung berdasarkan PBBH 0,9kg/ekor/hari dengan BB 300 kg. NRC. 1989.
Pakan dara B disuplai oleh PT. UPBS untuk memperoleh target bobot
badan 320 kg. Bahan kering yang disuplai PT. UPBS untuk sapi dara 70 dan 71
adalah 3,15% dan 2,81% dari bobot badan, hal ini tidak sesuai dengan pernyataan
NRC (1989) dimana jumlah kebutuhan bahan kering untuk sapi perah dara dengan

69

bobot badan 250-300 kg berkisar antara 2,10 - 2,47% dari bobot hidup. Kelebihan
nilai bahan kering tersebut tercermin pada analisis kecukupan nutrient yang
disuplai untuk dara B, dimana terjadi kelebihan zat nutrien pada kedua grup.
Berdasarkan analisis tabel diatas dapat diketahui bahwa suplai zat nutrien
sapi dara B sudah mencukupi dilihat dari nilai bahan kering, protein kasar dan
energi metabolis yang hasilnya positif (+) dengan kelebihan nilai masing-masing
2,350 kg, 0,613 kg dan 9,36 Mcal pada grup 70 serta 1,45 kg, 0,546 kg dan 7,26
pada grup 71. Namun, cukupnya nutrient pada pakan yang disuplai oleh
perusahaan tidak berbanding lurus pada laju pertumbuhan bobot badan.
Pertumbuhan bobot bada harian sapi dara B masih jauh dibawah dari
pertumbuhan bobot badan harian yang ditargetkan. Oleh karena itu, pakan sapi
dara B dinilai kurang cocok untuk grup 70 dan 71 ditinjau dari pertumbuhan
bobot hariannya yang rendah.
3.6
3.6.1

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan praktik kerja lapangan

evaluasi kecukupan nutrisi pada pakan Total Mixed Ration (TMR) sapi dara A dan
B di PT. UPBS belum optimal dilihat dari zat nutrient bahan kering, protein kasar
dan energi metabolis yang disuplai serta pertumbuhan berat badan harian yang
rata-rata belum mencapai target yang diharapkan.
3.6.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dari hasil pengamatan selama Praktik Kerja
Lapangan untuk PT. UPBS adalah perlu adanya perbaikan dalam manajemen

70

pakan. Kandungan zat nutrien dalam pakan yang diberikan perusahaan sebaiknya
lebih disesuaikan kembali agar pertumbuhan bobot badan pun tinggi dan dapat
dikawinkan tepat waktu.
4.8

Daftar Pustaka

National Research Council. 1989. Nutrient Requirements of Dairy Cattle.


National Academy Press, 2101 constitution Ave., NW, Washington.
Sejrsen, K., Purup, S. 1997. Influence of Prepubertal Feeding Level on Milk Yield
Potentialof Dairy Heifers: a review. Journal Animal Science.
Sri Utami, Siswandi dan Abumangar Yahya. 2004. Lecture Note Manajemen
Ternak Perah. Fakultas Peternakan Jenderal Soedirman. Purwekerto.

4.8

Lampiran

Bobot badan sapi kandang Dara A grup 66

71

Nomor Sapi
803664
803670
803659
803646
803630
803622
803613
803591
803551
rata-rata

Umur
(bulan)
6,9
6,9
7,0
7,2
7,4
7,5
7,6
7,9
8,4
7,4

BB awal
(kg)
146,00
145,00
148,00
154,00
132,50
149,50
157,50
144,50
142,00
146,56

BB akhir
(kg)
156,00
153,00
155,00
164,00
138,00
158,00
170,00
156,00
153,00
155,89

Lama pemeliharaan PBBH


(hari)
(kg)
19
0,526
19
0,421
19
0,368
19
0,526
19
0,289
19
0,447
19
0,658
19
0,605
19
0,579
19
0,491

Bobot badan sapi kandang Dara A grup 67


Nomor Sapi
803518
803519
803510
803515
803509
803499
803496
803492
802446
803438
rata-rata

Umur
(bulan)
8,8
8,8
8,9
8,9
9,0
9,1
9,2
9,3
10,0
10,1
9,2

BB awal
(kg)
197,00
202,00
191,50
192,00
197,00
182,00
203,00
212,00
267,00
193,00
203,65

BB akhir
(kg)
198,00
217,00
205,00
199,00
200,00
193,00
218,00
220,00
268,00
201,00
211,90

Lama pemeliharaan
(hari)
19
19
19
19
19
19
20
20
19
19
19

PBBH
(kg)
0,053
0,789
0,711
0,368
0,158
0,579
0,750
0,400
0,053
0,421
0,428

Bobot badan sapi kandang Dara A grup 68


Nomor Sapi
803442
803441
803440
803433
803432
803431
803430
803411
803396

Umur
(bulan)
10,0
10,1
10,1
10,3
10,3
10,3
10,3
10,9
11,2

BB awal
(kg)
248,00
206,00
253,00
249,00
265,00
258,00
255,00
233,00
265,00

BB akhir
(kg)
269,00
210,00
267,00
258,00
292,00
273,00
270,00
252,00
274,00

Lama pemeliharaan
(hari)
19
18
18
19
19
18
19
18
19

PBBH
(kg)
1,105
0,222
0,778
0,474
1,421
0,833
0,789
1,056
0,474

72

rata-rata

10,4

248,00

262,78

19

0,795

Lama pemeliharaan
(hari)
26
26
23
22
22
26
22
26
23
22
24

PBBH
(kg)
0,346
0,346
0,000
0,500
0,045
0,154
0,455
0,346
0,087
0,500
0,278

Lama pemeliharaan
(hari)
26
22
26
26
26
26
22
26
25

PBBH
(kg)
0,577
0,682
0,308
0,346
0,077
0,192
0,409
0,154
0,343

Bobot badan sapi kandang Dara B grup 70


Nomor Sapi
803501
803468
803455
803451
803452
803434
803427
803302
803266
803151
rata-rata

Umur
(bulan)
9,1
9,7
9,8
9,9
9,9
10,2
10,4
13
13,6
14,9
11,05

BB awal
(kg)
241,00
266,00
245,00
294,00
273,00
273,00
272,00
283,00
290,00
275,00
271,20

BB akhir
(kg)
250,00
275,00
245,00
305,00
274,00
277,00
282,00
292,00
292,00
286,00
277,80

Bobot badan sapi kandang Dara B grup 71


Nomor Sapi
803401
803390
803393
803384
803378
803366
803338
803340
rata-rata

Umur
(bulan)
11,1
11,3
11,3
11,5
11,6
11,8
12,3
12,3
11,65

BB awal
(kg)
318,00
299,00
302,00
315,00
298,00
307,00
291,00
297,00
303,38

BB akhir
(kg)
333,00
314,00
310,00
324,00
300,00
312,00
300,00
301,00
311,75

Formulasi Konsentrat Low Sapi Dara


Material
R. Laut
DDGS
Mix wheat
Biskuit
Kopra
SBM
Susu Bubuk

Kg
0,100
4,70
1,800
1,600
3,300
0,200
1,000

Persentase
0,75%
35,16%
13,46%
11,97%
24,69%
1,50%
7,48%

73

Lumping
Biotox
K.Mill
Cupri
High Selplek
Selplek
Urea
Total

0,334
0,020
0,170
0,004
0,008
0,002
0,130
13,37

2,50%
0,15%
1,27%
0,03%
0,06%
0,01%
0,97%
100%

Anda mungkin juga menyukai