Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN DAN KEWARGANEGARAAN

MENGGALI NILAI-NILAI PANCASILA PADA MASA


PERJUANGAN SEBELUM TAHUN 1908

NAMA DOSEN:
I MADE ADI WIDNYANA, S.Farm,APT,SH.,MH.
SGD KU A-03
W. Riski Widya Mulyani

(1602511046)

Ni Wayan Saka Rahayu

(1602511050)

Bagus Andika Pramana

(1602511051)

Achmad Munif

(1602511053)

Luh Putu Putri Sanjiwani

(1602511055)

Komang Ady Widayana

(1602511057)

Kadek Kristian Dwi Cahya

(1602511058)

Sinta Wiranata

(1602511059)

Pande Putu Yoga Kamayana

(1602511060)

I Gede Raka Adhyatma

(1602511061)

Komang Alit Arthawiguna

(1602511062)

Florensa Krismawati

(1602511063)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2016

iii

KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas anugrah dan karunianya kami Kelompok
SGD KU A-03 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan ini dengan baik dan lancar dengan mengangkat
judul Menggali Nilai Nilai Pancasila pada Masa Perjuangan Sebelum Tahun
1908.
Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik melalui ekplorasi sumber terkait
melalui media internet dan tentunya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
dengan kerjasama kelompok untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah
ini. Sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen I Made Adi
Widnyana, S.Farm,APT,SH.,MH. yang senantiasa membimbing kami dalam
pembuatan materi dalam makalah.
Penulis tentunya menyadari terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu penulis berharap adanya kritik, saran dan masukan yang bersifat
membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat
kedepannya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Om Santih, Santih, Santih, Om
Denpasar, 10 Oktober 2016

Penulis

iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul .....................................................................................

Kata Pengantar......................................................................................

ii

Daftar Isi ...............................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................
1.3 Tujuan .........................................................................................
1.4 Manfaat .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan antara Kolonialisme dan Imperialisme
.....................................................................................................
.....................................................................................................
3
2.2 Latar Belakang Perjuangan Rakyat di Jawa, Sumatra, Sulawesi
dan Bali
.....................................................................................................
.....................................................................................................
4
2.3 Sistem yang Digunakan Penjajah dalam Menguasai Nusantara
.....................................................................................................
.....................................................................................................
8
2.4 Faktor-Faktor Kegagalan Perjuangan Sebelum 1908
.....................................................................................................
.....................................................................................................
10
2.5 Nilai Pancasila yang Dominan Terjadi pada Masa Perjuangan
Tersebut
.....................................................................................................
.....................................................................................................
10

iii

1
1
2
2

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................

11

3.2 Saran ...........................................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

12

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
daridua kata dari Sanskerta : paca berarti lima dan la berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasil
a adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia,

dan

tercantum

pada

paragraf

ke-4

Preambule

(Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.


Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai
identitas dan juga ideology bangsa. Pedoman hidup rakyat Indonesia pada
dasarnya adalah Pancasila. Kehidupan berbangsa dan bernegara juga berdasar
pada Pancasila. Pancasila merupakan pondasi dari bangsa Indonesia untuk
maju dan bersaing menghadapi perkembangan zaman di era globalisasi ini.
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya
secara objektif telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum mendirikan Negara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan perbedaan antara Kolonialisme dan Imperialisme
2. Jelaskan Latar Belakang Perjuangan Rakyat di Jawa, Sumatra, Sulawesi
dan Bali
3. Jelaskan Sistem yang Digunakan Penjajah dalam Menguasai Nusantara
4. Faktor-Faktor Kegagalan Perjuangan Sebelum 1908
5. Nilai Pancasila yang Dominan Terjadi pada Masa Perjuangan Tersebut

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa dan


mahasiswi khususnya mahasiswa dan mahasiswi Universitas Udayana
sebagai generasi penerus bangsa dapat mengetahui sejarah perkembangan
nilai nilai Pancasila yang terjadi pada masa perjuangan 1908. Dimana pada
tahun tersebut terjadi banyak peperangan yang melibatkan nilai-nilai
Pancasila dalam setiap kegiatan yang dilakukan, maka dari itu diharapkan kita
semua mampu mengimplementasikan nilai Pancasila tersebut
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui nilai Pancasila pada masa penjajahan sebelum tahun 1908
2. Meningkatnya rasa kebanggaan terhadap bangsa Indonesia yang dulu
memiliki mampu meraih masa kejayaan pada masa kerajaan masing
masing dengan implementasi nilai nilai Pancasila
3. Mampu mengimplementasikan nilai nilai Pancasila pada kehidupan
berbangsa dan bernegara sehari harinya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan antara Kolonialisme dan Imperialisme
Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang bermakna satu
usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaan satu negara diluar lokasi
negara tersebut. Jadi Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah
negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk
mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah
tersebut. Istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan yang
digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama
kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang
dikolonikan.

Pengertian Imperialisme
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin imperare yang
artinya memerintah. Hak untuk memerintah (imperare) disebut imperium.
Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut imperator. Yang
lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja
disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya
berlaku) disebut imperium. Imperialisme ialah politik untuk menguasai
(dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk
sebagai imperiumnya. Menguasai disini tidak perlu berarti merebut dengan
kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur,
agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu
berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah
pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri. Imperialisme ialah politik
yang dijalankan mengenai seluruh imperium. Kolonialisme ialah politik yang
dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium jika
imperium itu merupakan gabungan jajahan-jajahan.

Perbedaan Kolonialisme serta Imperialisme.


- Kolonialisme mempunyai tujuan untuk kuras habis sumber daya alam dari
negara yang berkaitan untuk diangkut ke negara induk.
- Imperialisme mempunyai tujuan untuk menanamkan pengaruh pada
seluruh bidang kehidupan negara yang berkaitan.
2.2 Latar Belakang Perjuangan Rakyat di Jawa, Sumatra, Sulawesi dan Bali
a. Aceh
Perang Padri adalah peperangan yang berlangsung di Sumatera
Barat dan sekitarnya terutama di kawasan Kerajaan Pagaruyung dari
tahun 1803 hingga 1838. Perang ini merupakan peperangan yang pada
awalnya akibat pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah
menjadi peperangan melawan penjajahan. Perang Padri dimulai dengan
munculnya pertentangan sekelompok ulama yang dijuluki sebagai Kaum
Padri terhadap

kebiasaan-kebiasaan

yang

marak

dilakukan

oleh

kalangan masyarakat yang disebut Kaum Adat di kawasan Kerajaan


Pagaruyung

dan

sekitarnya.

seperti perjudian, penyabungan

Kebiasaan

yang

ayam, penggunaan

dimaksud

madat,minuman

keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai
warisan,

serta

longgarnya

pelaksanaan

kewajiban

ritual

formal

agama Islam.[2] Tidak adanya kesepakatan dari Kaum Adat yang padahal
telah memeluk Islam untuk meninggalkan kebiasaan tersebut memicu
kemarahan Kaum Padri, sehingga pecahlah peperangan pada tahun 1803.
b. Jawa
Setelah kekalahannya dalam Peperangan era Napoleon di Eropa,
pemerintah Belanda yang berada dalam kesulitan ekonomi berusaha
menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan berbagai pajak
di wilayah jajahannya, termasuk di Hindia Belanda. Selain itu, mereka
juga melakukan monopoli usaha dan perdagangan untuk memaksimalkan
keuntungan. Pajak-pajak dan praktek monopoli tersebut amat mencekik
rakyat Indonesia yang ketika itu sudah sangat menderita.Banyak hasil
bumi diambil oleh Belanda.
4

Untuk semakin memperkuat kekuasaan dan perekonomiannya,


Belanda mulai berusaha menguasai kerajaan-kerajaan lain di Nusantara,
salah satu di antaranya adalah Kerajaan Yogyakarta. Ketika Sultan
Hamengku Buwono IV wafat, kemenakannya,Sultan Hamengku Buwono
V yang baru berusia 3 tahun, diangkat menjadi penguasa. Akan tetapi pada
prakteknya, pemerintahan kerajaan dilaksanakan oleh Patih Danuredjo,
seseorang yang mudah dipengaruhi dan tunduk kepada Belanda. Belanda
dianggap mengangkat seseorang yang tidak sesuai dengan pilihan/adat
keraton.
Pada pertengahan bulan Mei 1825, pemerintah Belanda yang
awalnya

memerintahkan

pembangunan

jalan

dari Yogyakarta ke

Magelang lewat Muntilan, mengubah rencananya dan membelokan jalan


itu melewati Tegalrejo. Rupanya di salah satu sektor, Belanda tepat
melintasi makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang
membuat Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan untuk
mengangkat senjata melawan Belanda. Ia kemudian memerintahkan
bawahannya untuk mencabut patok-patok yang melewati makam tersebut.
Namun Belanda tetap memasang patok-patok tersebut bahkan yang sudah
jatuh sekalipun. Karena kesal, Pangeran Diponegoro mengganti patokpatok tersebut dengan tombak. Belanda yang mempunyai alasan untuk
menangkap Pangeran Diponegoro karena dinilai telah memberontak,
pada 20 Juli 1825 mengepung kediaman beliau. Terdesak, Pangeran
beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri menuju barat hingga
Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan
hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari
Kota Bantul. Sementara itu, Belanda yang tidak berhasil menangkap
Pangeran Diponegoro membakar habis kediaman Pangeran. Pangeran
Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak
di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, sebagai basisnya.
Pangeran menempati goa sebelah Barat yang disebut Goa Kakung, yang
juga

menjadi

tempat

pertapaan

beliau.

Sedangkan Raden

Ayu

Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua


istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.
5

Setelah penyerangan itu, dimulailah sebuah perang besar yang akan


berlangsung 5 tahun lamanya. Di bawah kepemimpinan Diponegoro,
rakyat pribumi bersatu dalam semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi
ditohi tekan pati"; sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati.
Selama

perang,

sebanyak

15

dari

19

pangeran

bergabung

denganDiponegoro. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga


menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Dalam perang jawa ini
Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubowono VI
serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.

c. Sulawesi
Pada

tahun 1824,

Bone di Sulawesi

serbuan

Selatan pada

oleh KNIL Belanda ke Kesultanan


tahun 1824 diluncurkan.

Setelah

jatuhnya Kesultanan Gowa, Kesultanan Bone menjadi yang terkuat di


seantero Sulawesi; sejak awal telah merdeka dan menyebarkan pengaruh
ke seluruh negeri di Sulawesi; Kesultanan Luwu dan sejumlah negara kecil
lain bersekutu dengan Bone, begitupun Kesultanan Soppeng. Setelah
peralihan kekuasaan dari Inggris ke Belanda, suasana masih tetap damai,
namun setelah Sultan Bone meninggal pada tahun 1823, dan digantikan
oleh saudarinya Aru Datu (bergelar I-Maneng Paduka Sri Ratu Sultana
Salima Rajiat ud-din), pemerintah kesultanan mencoba merevisi Perjanjian
Bongaya, beserta semua anggota persekutuan itu, yang jatuh atas
pemerintahan itu, hukum yang sama harus diberlakukan. Antara tanggal 8
Maret sampai 21 September 1824, Gubernur Jendral G.A.G.Ph. Van Der
Capellen mengadakan lawatan ke Sulawesi dan Kepulauan Maluku; semua
penguasa datang memberikan penghormatan (juga perwakilan Ratu Bone),
kecuali penguasa Suppa dan Tanete. Van der Capellen berharap bahwa
perundingan dengan negara-negara tersebut tidak akan membawa
keuntungan

apapun;

sekembalinya

ke Batavia,

sebuah

ekspedisi

dipersiapkan dan sekitar 500 prajurit diberangkatkan dengan membawa


4 meriam, 2 howitzer, beserta 600 prajurit pembantu pribumi untuk
menghukum Bone.
6

d. Bali
Bangkitnya perlawanan Rakyat Bali terhadap Belanda disebabkan oleh
1. Sebab Umum
Adanya Hak Tawan Karang yaitu suatu ketentuan bahwa setiap kapal
yang terdampar diperairan Bali menjadi milik Raja Bali.
2. Sebab Khusus
Menyangkut tuntutan Belanda terhadap Raja-raja Bali yang ditolak
berisi

Hak Tawan Karang dihapuskan.

Raja harus memberi perlindungan terhadap pedagang-pedagang


Belanda di Bali.

Belanda minta diizinkan mengibarkan Bendera di Bali. Perlawanan


Rakyat Bali dipimpin oleh Patih Gusti Ketut Jelantik dari Kerajaan
Buleleng yang didukung oleh Kerajaan-kerajaan di Bali seperti
Kerajaan Badung, Kerajaan Klungkung dan Kerajaan Buleleng.
Dalam pertempuran melawan Belanda rakyat Bali mengobarkan
Perang Puputan dengan pusat pertahanan di Benteng Jagaraga.
Karena pasukan Belanda menggunakan persenjataan yang lebih
lengkap akhirnya Bali dapat dikuasai oleh Belanda.

2.3 Sistem yang Digunakan Penjajah dalam Menguasai Nusantara


1. Era Penjajahan Belanda

Politik adu domba atau politik pecah belah atau bahasa belandanya
Devide et Impera adalah suatu upaya dari Belanda yang digunakan untuk

menguasai sebuah wilayah dengan menggunakan adu domba dalam


sebuah sistem kerajaan. Belanda menggunakan sistem ini sejak awala
memasuki Indonesia, zaman VOC hingga Hindia Belanda. Berbeda jauh
dari dulu, negara Belanda sekarang adalah negara yang sangat
menjunjung tinggi adanya HAM. Politik adu domba pada abad 17 sangat
digemari VOC untuk menguasai suatu daerah, dengan cara inilah Belanda
yang

bahkan jumlahnya

jauh lebih

sedikit

dari

pribumi

bisa

mengalahkannya.
2. Era Penjajahan Inggris

Kebijakan politik yang diterapkan Raffles di Hindia Belanda


banyak dipengaruhi teori liberalisme. Inggris sukses menerapkannya di
India. Pada tahun 1812, Raffles mengadakan pembaruan sistem
pengadilan dengan sistem juri seperti di Inggris dan menata kehidupan
politik pemerintahan di Jawa. Raffles membagi Pulau Jawa ke dalam 18
karesidenan

dan

mengurangi

kekuasaan kekuasaan

para

bupati.

Kasultanan Banten di hapuskan, sementara itu kedaulatan Kasultanan


Cirebon diserahkan kepada Inggris. Sultan Badaruddin dari Palembang
dipaksa turun tahta dan diganti oleh adiknya Najamuddin. Atas
pengangkatan ini Raffles mendapat hadiah Pulau Bangka dan Biliton.
Raffles berhasil mendekati dan mempengaruhi beberapa daerah
atau kerajaan untuk bekerja sama dengan Inggris. Misalnya, mengasingkan
Sultan Hamengku Buwono II ke Pinang dan menggantikannya dengan
Hamengku Buwono III dari Yogyakarta (1811). Selain itu, untuk
memperlemah Kasultanan Yogyakarta, Raffles menyerahkan sebagian
wilayah kepada Pangeran Natakusuma. Raffles juga memperkecil wilayah
Kesunanan Surakarta.

3. Era Penjajahan Jepang

Untuk

menarik

perhatian

rakyat

Indonesia

maka

Jepang

membentuk organisasi-organisasi militer sebagai pengganti oraganisasi


pergerakan yang ada di Indonesia. Organisasi tersebut diantaranya:
a. GERAKAN TIGA A
8

Mempunyai semboyan : Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya


Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Dipimpin oleh Syamsuddin SH.
Tahun 1943, dibubarkan karena tidak mendapat simpati dari rakyat
dan diganti Putera.
b. PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
Putera dibentuk tahun 1943 dipimpin oleh empat serangkai yaitu
Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas
Mansyur. Tujuan dibentuk Putera yaitu untuk membantu Jepang dalam
setiap

perang yang

dilakukannya.

Tetapi

Oraganisasi Putera

merupakan bumerang bagi Jepang sebab anggota Putera memiliki


nasionalisme yang tinggi.
c. PETA (Pembela Tanah Air)
Peta merupakan organisasi bentukan jepang yang terdiri dari
pemuda Indonesia. Organisasi ini disebut pula Giyugun. Mereka
mendapat latihan militer dari Jepang. Tujuannya untuk memenuhi
kepentingan

peperangan

Jepang di

Lautan

Pasifik. Ternyata

perkembangan Peta sangat membantu Indonesia dalam meraih


kemerdekaan melalui perjuangan fisik.
Jenderal Sudirman dan A.H Nasution pernah sebagai pemimpin
PETA. 1944, dibubarkan karena terlalu bersifat nasional dan dianggap
membahagiakan. Selain itu terdapat pula organisasi bentukan Jepang
yang lain, seperti: Jawa Hokokai, Cuo Sangi In, Keibondan (Barisan
Pembantu Polisi), Seinendan (Barisan Pemuda).

2.4 Faktor Faktor Kegagalan Perjuangan Sebelum 1908


1. Perjuangan masih bersifat kedaerahan
Maksudnya adalah kelompok A membela daerah Malang, kelompok B
membela daerah Surabaya
2. Senjata masih tradisional
Melawan penjajah yang bersenjatakan senjata api menggunakan bambu
runcing jelas saja mudah kalah
3. Adanya politik adu domba (devide et impera) yang diterapkan Belanda
Misalnya kelompok A berseteru dengan kelompok B akibat diadu domba.

Belanda kemudian membantu kelompok B dengan imbalan kekuasaan di


daerah tertentu
4. Pendidikan rakyat masih rendah
Kita ambil contoh dari zaman R.A. Kartini. Pada masa itu, yang bisa
bersekolah adalah anak dari pejabat pemerintahan dan tuan tanah.
Sedangkan anak petani tidak diperbolehkan sekolah
5. Kurang adanya persatuan,
6. Tidak terorganisir, lemah kerjasama dan koordinasi (tidak kompak,
inginnya masing-masing menjadi paling menonjol)
7. Tergantung pada satu pemimpin
2.5 Nilai Pancasila yang Dominan Terjadi pada Masa Perjuangan tersebut
Sila yang paling dominan adalah sila ke-dua yaitu Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, karena rakyat pada masa itu ingin mencapai kemerdekaan atau
kebebasan tanpa adanya gangguan penjajahan. Selain itu, nilai Pancasila yang
diterapkan adalah Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, karena setiap melakukan pengambilan
keputusan, pejuang-pejuang pada zaman sebelum 1908 selalu menggunakan
sistem musyawarah mufakat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nilai- nilai pancasila yang terkandung dalam setiap sila di Pancasila
tersebut merupakan hasil dari serangkaian panjang proses perjuangan untuk
menggali nilai pancasila yang sempat melalui proses peperangan. Pancasila
merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai identitas dan
juga ideology bangsa. Pedoman hidup rakyat Indonesia pada dasarnya adalah
Pancasila. Nilai nilai luhur Pancasila dapat ditemukan oleh para The
Founding Fathers Bangsa Indonesia dan penggalian nilai tersebut dari masa
lampau.
10

Nilai nilai Pancasila yang terdapat pada masa penjajahan sebelum tahun
1908 mengingkatkan kita bagaimana sulitnya para pahlawan kita untuk
mendapatkan nilai-nilai tersebut. Dan nilai pancasila itu muncul karena
keberagaman yang indonesia miliki yang merupakan sebuah negara
kepulauan dengan lebih dari 10 ribu pulau, tentunya sangat bangga dapat
menyatukan dasar negara kita yaitu Pancasila.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih ditemukan kekurangan,
maka untuk meningkatkannya lebih lanjut kedepannya, adapun saran untuk
mengembangkan makalah ini adalah:
a. Mempelajari sumber sumber valid terkait agar kebenarannya teruji
dengan baik dan pasti.
b. Mengerjakan makalah dengan waktu yang cukup panjang untuk
menghindari adanya kesalahan kesalahan yang tak diharapkan

11

DAFTAR PUSTAKA
1.

Nindyawati L. Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia.


2014 Nov 22 [diakses pada tanggal 9 Oktober 2016]. Tersedia di
https://www.academia.edu/9450582/Pancasila_dalam_konteks_perjuangan_b

2.

angsa_Indonesia
Hulu Y. Penggalian nilai-nilai Pancasila sebelum tahun 1908. 2015 Feb 27
[diakses

pada

tanggal

Oktober

2016].

Tersedia

di

http://www.slideshare.net/yabezzkerockan/penggalian-nilai-nilai-pancasila3.

di-masa-sebelum-1908
Suryohadiprojo S. Pancasila dan kebangsaan. 2013 Nov 24 [diakses pada
tanggal 9 Oktober 2016]. Tersedia di http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?

4.

p=1636
Indravan A. Masa perjuangan di nusantara sebelum tahun 1908. 2014 Jan 26
[diakses

pada

tanggal

Oktober

2016].

Tersedia

di

https://www.scribd.com/doc/202305735/MASA-PERJUANGAN-DI5.

NUSANTARA-SEBELUM-1908-s
Rahmansyah A. Pengertian nilai-nilai Pancasila. 2014 Okt 22 [diakses pada
tanggal

Oktober

2016].

Tersedia

di

http://adirahmansyah.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-nilai-nilai6.

pancasila.html
Kuncoro. Menggali Kembali Nilai-nilai Luhur Pancasila dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara. 2014 Jun 26 [diakses pada tanggal
9

Oktober

2016].

Tersedia

di

http://www.kompasiana.com/kuncoromm/menggali-kembali-nilai-nilai-luhurpancasila-dalam-kehidupan-bermasyarakat-berbangsa-danbernegara_5500d965a3331137725121db

12

Anda mungkin juga menyukai