DEFINISI
Pada dasarnya setiap orang memerlukan komunikasi sebagai salah satu alat bantu dalam
kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi berbicara
tentang cara menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, perasaan dan bahkan
emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara penyampaian
pesan dan penerima pesan.
A. PENGERTIAN
1. Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain
melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud
oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt
& Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
2. Komunikasi merupakan proses bicara dalam bahasa Inggris diakronimkan sebagai TALK.
TALK menrupakan akronim dari T (talk to each other) yakni berbicara satu dengan orang
lainnya, A (act together to care for our reseidents, patients and families) secara bersama
memeberikan pelayanan antar petugas, residen, pasien dan keluarga, L (listen to each
other) yaitu satu dengan yang lain nya saling mendengarkan dan K (know and understand
each other) yakni tahu dan mengerti satu dengan yang lain nya.
Komunikasi melibatkanpembicaraan (orang yang memberikan informasi), proses
penyampaian informasi, isi informasi dan pendengar (Zumbrum, 2006).
Tibodeau (2003) menyampaikan enam hal untuk meningkatkan komunikasi efektif yakni:
1. Pesan disampaikan tepat waktu, pesan berubah secara konstan dan bila terjadi
keterlamabatan dalam penyampaian pesan menyebabkan informasi ketingggalan
zaman.
2. Pesan hendaknya disampaikan dengan lengkap sehingga pendengar dapat mengerti
informasi yang ingin disampaikan.
3. Informasi disampaikan dengan jelas
4. Informasi harus akurat dan inti permaslahan, tidak membingungkan pendengar
5. Pesan di verifikasi oleh penyampai berita.
Menurt Zumrun (2006) untuk menjasi seorang pendengar yang baik menganjurkan :
1. Jangan memeotong pembicaraan
2.
3.
4.
5.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan komunikasi efektif ini diterapkan dilingkup rumah sakit yang ditujukan kepada :
Pemberi pelayanan saat memberikan informasi lisan atau melalui telepon tentang
pelayanan, jam operasional, dan proses untuk mendapatkan pelayanan dirumah sakit
kepada masyarakat.
Petugas informasi saat memberikan informasi pelayanan rumah sakit kepada pelanggan
BAB III
TATA LAKSANA
Komunikasi efektif dapat terjadi dengan menggunakan suatau format baku agar
komunkikadi tersetandart dan berlangsung secra efektif dan efesien. Salah satu format
baku yang dipergunakan oleh JAHo adalah format SBAR.
1. Apakah SBAR ?
Komukiasi verbal atau komunikasi tulis yang kurang adekuat merupakan sumber
kesalahan yang serius pada pusat pelayanan kesehatan. Analisis akar masalah
ditemukan sebagai sumber kesalahan yang terjadi secara umum disebabkan dari
kedua macam komunikasi ini. Terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi antar
petugas pemberi pelayanan karena factor hirarki, gender, suku, perbedaab gaya
komunikasi antar disiplin ilmu dan gaya komunikasi individual.
SBAR merupakan kerangkan komunikasi yang mempermudah mengatasi hambatan
dalam komunikasi. SBAR merupakan bentuk struktur mendasari komunikasi anatar
pemberi informasi dengan penerima informasi. SBAR mudah diingat yang praktis
untuk komunikasi atau percapakan . SBAR tersusun sebagai berikut :
S : Situation
B : Background
A ; Assessment
R : Recommendation
Tujuan dan keuntungan menggunakan SBAR ( Byred et al, 2009) :
a. Meningkatkan keamanan keselamatan pasien
b. Memberikan standar untuk penyebaran atau berbagai informasi
c. Meningkatkan kekuatan atau kejelasan dari para pemberi pelayanan kesehatan
dalam mengajukan permintaan perubahan perawatan pasien atau untuk
menyelesaikan informasi dalam keadaan kritis dengan benar dan kurat.
d. Meningkatkan efektivitas kerja tim
e. Dapat dipergunakan pada daerah spesifik COPD
2. Pengunaan SBAR
SBAR dipergunakan sebagai landasan menyusun komunikasi verbal, tertulis
menyusun surat, dari berbagai keadaan perawatan pasien antara lain :
a. Pasien rawat jalan dan pasien rawat inap
b. Komunikasi pada kasus atau kondisi urgent dan non urgent
c. Komunikasi dengan pasien, perorangan atau lewat telepon
d. Keadaan khusus antara dokter dengan perawat
e. Membatu konsultasi anatar dokter dengan dokter
f. Mendiskusiskan dengan konsultan professional lain misalnya terapi respiasi,
fiotherapi.
penerima informasi mengerti dan jelas tindakan yang akandilakukan sesuai dengan
informasi yang diterima. Setiap informasi yang diterima, harus ditulis dalam catatan
medic (rekam medic) pasien.
2) Recording SBAR
komunikasi efektif harus dicatata dengan akurat pada rekam medis atau catatan
pasien. Catatatn tersebut pada harus dapat dibaca (Legible), ditanda tangani (Signed),
diberi tangggal (Dated), dituliskan waktu serta ditulis dengan menggunakan tinta
warna hitam.
Contoh SBAR
CONTOH SBAR PASIEN DALAM KEADAAN KRITIS
S
I.
BAB IV
DOKUMENTASI
Formulir yang berhubungan dengan penolakan Resusitasi :
Formulir komunikasi efektif informasi dan edukasi