Disusun oleh:
Fitria Hanifah
130103100063
Nurholiqoh Kamilin
130103100064
Halimatusadiyah
130103100074
130103100080
Sifa Rahmawati
130103100081
1|Konsep Dasar KB
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Konsep Dasar KB dengan lancar.
Maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pelayanan KB serta menambah pengetahuan tentang Konsep Dasar
KB.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan
karena kurangnya pengetahuan dan terbatasnya referensi yang kami dapatkan,
sehingga kami memerlukan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pengetahuan
bagi pembaca mengenai Konsep Dasar KB.
2|Konsep Dasar KB
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................5
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................5
1.2. TUJUAN.....................................................................................................5
1.2.1.
Tujuan Umum..........................................................................................5
1.2.2.
Tujuan Khusus.........................................................................................5
1.3. MANFAAT.................................................................................................5
BAB II ISI.....................................................................................................................6
2.1. PENGERTIAN..............................................................................................6
2.2. TUJUAN KELUARGA BERENCANA.......................................................7
2.3. SASARAN KB..............................................................................................9
2.4 MANFAAT KB............................................................................................10
2.5. AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA...............................................10
2.6. SYARAT-SYARAT KONTRASEPSI..........................................................12
2.7. MACAM MACAM KONTRASEPSI......................................................14
3|Konsep Dasar KB
4|Konsep Dasar KB
5|Konsep Dasar KB
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada
pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi.
Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu
menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya
meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan,
pengaturan
kelahiran,
pembinaan
ketahanan
keluarga,
dan
1.2.
TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
mengenai konsep dasar keluarga berencana.
6|Konsep Dasar KB
1.3.
Pengertian KB
Sasaran KB
Manfaat KB
Syarat-Syarat Kontrasepsi
MANFAAT
Manfaat yang dapat diperolah dari makalah ini adalah:
Mahasiswa
mengetahui
mengenai
Faktor
7|Konsep Dasar KB
Faktor
yang
BAB II
ISI
KONSEP DASAR KB (KELUARGA BERENCANA)
2.1. PENGERTIAN
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra
berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk
itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan
kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan keduaduanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan
(Suratun, 2008).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan
kontrasepsi merupakan variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo,
2005 B)
Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara untuk
mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan (Mochtar, 1998).
Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan ,
upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanent
(Sarwono,1999:905).
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
(Manuaba, 2003).
8|Konsep Dasar KB
9|Konsep Dasar KB
dan berkualitas.
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas
10 | K o n s e p D a s a r K B
11 | K o n s e p D a s a r K B
2.4 MANFAAT KB
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin
tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita (Suratun, 2008).
12 | K o n s e p D a s a r K B
a) Akseptor Aktif adalah: Akseptor yang ada pada saat ini menggunakan
salah satu cara/alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau
mengakhiri kesuburan.
b) Akseptor Aktif Kembali adalah : Pasangan Usia Subur yang telah
menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi
suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik
dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti/istirahat
kurang lebih tiga bulan berturut-turut dan bukan karena hamil.
c) Akseptor KB Baru adalah: Akseptor yang baru pertama kali menggunakan
alat/obat kontrasepsi atau PUS yang kembali menggunakan alat
kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.
d) Akseptor KB Dini adalah: Para ibu yang menerima salah satu cara
kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.
e) Akseptor Langsung : Para Istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi
dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.
f) Akseptor dropout adalah: Akseptor yang menghentikan pemakaian
kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007).
2.5.2. Akseptor KB menurut Sasarannya
Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu
a.
13 | K o n s e p D a s a r K B
b.
yang
perlukan
yaitu
efektifitas
tinggi,
pemakaiannya
f) Cara penggunaannya sederhana
g) Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas
14 | K o n s e p D a s a r K B
15 | K o n s e p D a s a r K B
1. Ibu-ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil atau tidak
punya anak lagi, karena alasan medis atau alasan lainnya.
2. Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
3. Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan mempunyai
kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan komplikasi.
2.7. MACAM MACAM KONTRASEPSI
Macam macam kontrasepsi dapat dibagi menjadi beberapa metode (Mochtar,
1998):
A. Pembagian menurut jenis kelamin pemakai
16 | K o n s e p D a s a r K B
17 | K o n s e p D a s a r K B
Dengan alat yaitu Mekanis (Barrier) [Kondom Pria, Barier intravaginal (Diafragma),Kap Serviks (Cervical cap), Spons (Sponge),
Kondom wanita] dan kimiawi [Spermisid (Vaginal cream, Vaginal
foam, Vaginal Jelly, Vaginal suppositoria, Vaginal tablet (busa),
Vaginal soluble film].
18 | K o n s e p D a s a r K B
a. Status kesehatan
b. Riwayat haid
c. Riwayat keluarga
d. Pemeriksaan fisik
e. Pemeriksaan panggul
Faktor
metode
kontrasepsi
Penerimaan
dan
Pemakaian
berkesinambungan
a. Efektivitas
b. Efek samping minor
c. Kerugian
d. Komplikasi-komplikasi yang potensial
e. Biaya.
2.8.1 Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan adalah Hasil tau dari manusia, yang sekedar menjawab
pertanyaan what, misalnya, apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2005).
Menurut Soekidjo Notoadmodjo, pengetahuan dibagi menjadi enam
tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif yaitu :
a. Tahu (know)
Dapat diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
19 | K o n s e p D a s a r K B
suatu
kemampuan
untuk
dan
menyebutkan
contoh,
menjelaskan,
menunjukan
kepada
suatu
kemampuan
untuk
yang
20 | K o n s e p D a s a r K B
ada,
misalnya
dapat
menyusun,
dapat
merencanakan,
dapat
meringkas,
dapat
menyesuaikan,
dan
21 | K o n s e p D a s a r K B
mengakibatkan
pemenuhan
kebutuhan
keluarga
mengalami
hidupnya
yang
kerawanan
salah
satunya
dalam
adalah
22 | K o n s e p D a s a r K B
23 | K o n s e p D a s a r K B
mempertimbangkan
aspek
kesehatan
dan
kemampuan
untuk
memberikan pendidikan dan kehidupan yang layak. Dalam hal ini suami perlu
mengetahui apa yang dimaksud dengan 4 terlalu yaitu :
a.
b.
c.
d.
24 | K o n s e p D a s a r K B
kesejahteraan
yang
ditetapkan
oleh
BKKBN
25 | K o n s e p D a s a r K B
yang
diberikan
Jamkesmas
bersifat
komprehensif
pengaruh
yang
lebih
kuat
variabel lain.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya sesuatu hal,
termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB. Ini disebabkan seseorang yang
berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih mudah
menerima ide dan tata cara kehidupan baru (BKKBN, 1980).
2.8.10. Dukungan suami/istri
Peran atau partisipasi suami istri dalam Keluarga Berencana (KB)
antara lain menyangkut :
a.
b.
c.
d.
e.
27 | K o n s e p D a s a r K B
BAB III
PEMBAHASAN JURNAL
Bekerja untuk Menghilangkan Kebutuhan Terpenuhi Dunia untuk Kontrasepsi
Pada September 2005 PBB (PBB) World Summit di New York, pertemuan
terbesar para pemimpin dunia dalam sejarah bertemu untuk menyepakati langkahlangkah selanjutnya menuju rencana ambisius mereka untuk memenuhi kebutuhan
orang-orang termiskin di dunia pada tahun 2015. Ini Tujuan Pembangunan Milenium
(MDGs), hasil dari konferensi bersejarah lain pada tahun 2000, termasuk delapan
item agenda yang luas berkaitan dengan topik-topik seperti kesetaraan pendidikan,
gender dan kesehatan.
Meskipun kesehatan reproduksi tidak secara khusus dimasukkan sebagai
tujuan independen atau target terukur dalam MDGs, selama bertahun-tahun para ahli
telah memberikan bukti bahwa investasi di dalam pelayanan kesehatan reproduksi
merupakan bagian integral bertemu mereka semua. Para ahli telah ditakuti, apalagi,
bahwa dengan membuat tidak menyebutkan eksplisit kesehatan reproduksi sebagai
tujuan, MDGs memiliki potensi untuk mengurangi target di bagian depan itu
disepakati pada Konferensi 1994 Internasional mengenai Kependudukan dan
Pembangunan (ICPD). Salah satu hasil utama dari pertemuan puncak September
2005, oleh karena itu, adalah komitmen untuk "mencapai akses universal terhadap
kesehatan reproduksi pada tahun 2015" dan untuk mengintegrasikan tujuan ini ke
dalam MDGs.
28 | K o n s e p D a s a r K B
Mampu menjadi hamil (wanita infecund diidentifikasi berdasarkan faktorfaktor seperti melahirkan anak mereka dan sejarah kontrasepsi dan apa yang
mereka katakan tentang kemampuan mereka untuk hamil);
Ingin memiliki anak lagi atau menunda melahirkan anak dengan setidaknya
dua tahun, dan,
kebutuhan yang belum terpenuhi jika kehamilan atau kelahiran terbaru adalah tidak
diinginkan.
Kebutuhan yang belum terpenuhi pengukuran terpisah untuk metode
kontrasepsi modern, yang tidak termasuk pantang berkala dan penarikan-sering
disajikan sisi-by-side dengan statistik standar. Dalam beberapa hal, kedua tindakan
merupakan langkah progresif menuju tujuan memastikan bahwa setiap kehamilan
merupakan salah satu yang diinginkan.
DHS saat ini langkah-langkah standar kebutuhan yang belum terpenuhi dan
kebutuhan yang belum terpenuhi untuk metode modern dapat disangkal tidak
sempurna. Satu masalah adalah bahwa mereka mengecualikan wanita yang belum
menikah yang aktif secara seksual. Di beberapa bagian dunia, pemerintah tidak
mengizinkan data yang akan dikumpulkan pada praktek seksual di luar pernikahan,
bahkan ketika pertanyaan-pertanyaan ini diperbolehkan, perempuan yang tidak
29 | K o n s e p D a s a r K B
30 | K o n s e p D a s a r K B
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Keluarga berencana adalah tindakan yang memakai individu atau pasangan
suami istri untuk :
1. Mendapatkan obyek-obyek tertentu
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval diantara kehamilan
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi, 2004)
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang,
pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Suratun, 2008).
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan
salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
semakin tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita (Suratun, 2008).
31 | K o n s e p D a s a r K B
4.2. SARAN
Dari makalah ini diharapkan mahasiswa kebidanan dapat memahami
pentingnya keluarga berencana untuk meningkatkan kualitas generasi penerus
bangsa.
32 | K o n s e p D a s a r K B
DAFTAR PUSTAKA
33 | K o n s e p D a s a r K B
34 | K o n s e p D a s a r K B
35 | K o n s e p D a s a r K B