Materi :
ACIDI ALKALIMETRI
Oleh :
Kelompok
: IV / Senin Siang
Anggota
: Andarwati
NIM.21030114140171
NIM.21030114120037
NIM. 21030114120020
ACIDI ALKALIMETRI
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Praktikum
: Acidi Alkalimetri
2. Kelompok
: IV / Senin Siang
3. Anggota
1. Nama Lengkap
: Andarwati
NIM
: 21030114140171
Jurusan
: Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
2. Nama Lengkap
NIM
: 21030114120037
Jurusan
: Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
3. Nama Lengkap
NIM
: 21030114120020
Jurusan
: Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
ii
ACIDI ALKALIMETRI
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan resmi Praktikum
Dasar Teknik Kimia I dengan lancar dan sesuai dengan harapan kami.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Bapak Dr. Widayat, ST, MT selaku Dosen Penanggung Jawab Laboratorium
Dasar Teknik Kimia I.
2. Bapak M. Rustam dan Ibu Dini Indrawati selaku Laboran Laboratorium
Dasar Teknik Kimia I yang telah membantu kami selama praktikum.
3. Orang Tua kami masing-masing selaku yang memberi semangat dan doa
selalu kepada kami.
4. Segenap Asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia I yang telah
membimbing kami dalam penyusunan laporan resmi ini, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas laporan resmi ini sesuai harapan.
5. Teman-teman yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan resmi
ini.
Laporan resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia I ini berisi materi tentang acidi
alkalimetri. Acidi alkali merupakan salah satu bentuk titrasi berdasarkan reaksi
antara zat titran dan zat yang akan dititrasi. Tujuan dari percobaan menganalisa
kadar/konsentrasi suatu sampel (%berat, %volum, %R/N, %M, %N) dan
menganalisa kadar aciditas, alkalinity dari suatu sampel.
Kami mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
resmi ini. Kami berharap akan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami
dapat memperbaikinya di laporan resmi yang selanjutnya.
Penyusun
iii
ACIDI ALKALIMETRI
DAFTAR ISI
iv
ACIDI ALKALIMETRI
IV.2.2.b Kadar NaHCO3 yang ditemukan lebih kecil dari kadar asli . 16
IV.2.3 SNI Susu Fermentasi ................................................................ 17
IV.2.4 Asam Sitrat ............................................................................... 17
IV.2.5 Asam Laktat ............................................................................. 17
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 19
V.1 Kesimpulan ......................................................................................... 19
V.2 Saran ................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
LAMPIRAN
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN ............................................................... A-1
LEMBAR PERHITUNGAN...................................................................................B-1
LAPORAN SEMENTARA.....................................................................................C-1
LEMBAR KUANTITAS REAGEN.......................................................................D-1
REFERENSI............................................................................................................E-1
LEMBAR ASISTENSI
ACIDI ALKALIMETRI
DAFTAR TABEL
vi
ACIDI ALKALIMETRI
DAFTAR GAMBAR
vii
ACIDI ALKALIMETRI
INTISARI
Asam dan basa merupakan parameter yang penting. Derajat keasaman
dinyatakan dalam pH dan derajat kebasaan dinyatakan dalam pOH. Dengan
praktikum Acidi Alkalimetri ini, praktikan diharapkan dapat menganalisa kadar
atau konsentrasi suatu sampel serta menganalisa kadar aciditas, alkality dari suatu
sampel.
Titrasi adalah penentuan kadar suatu zat secara volumetri menggunakan
larutan lain yang telah diketahui kadarnya. Pada titrasi ini digunakan indikator
indikator sesuai trayek pHnya indikator tersebut adalah PP, MO dan BTB. Metode
ini dapat di aplikasikan dalam bidang industri, contohnya adalah dalam proses
pembuatan pulp.
Untuk melakukan praktikum ini, bahan yang di gunakan adalah Na2CO3,
NaOH, susu fermentasi, sari jeruk, HCL, PP dan MO. Alat yang digunakan adalah
erlenmeyer, corong, pipet volume, pipet ukur, pengaduk, beaker glass, pipet tetes,
labu takar dan gelas ukur. Cara kerjanya diawali dengan standarisasi HCL dengan
Na2CO3 untuk mendapatkan N HCL. Kedua, standarisasi NaOH dengan HCL yang
telah di standarisasi. Kerja, mencari kadar Na2CO3 dan NaHCO3 dalam sampel
kadar asam sitrat pada jeruk dan kadar asam laktat pada susu fermentasi.
Setelah melakukan praktikum, kami menemukan kadar rata rata Na2CO3
pada sampel 1 yaitu 15073 ppm dan pada sampel 2 yaitu 13001 ppm, yakni kadar
tersebut berbeda dengan kadar asli, sebab perbebedaan volume titran yang asli
ditemukan lebih kecil dari kadar asli. Untuk kadar rata rata Na2HCO3, pada
sampel 1 yaitu 14499 ppm dan pada sampel 2 yaitu 10138 ppm. Dimana kadar
tersebut berbeda dengan kadar asli sebab pada percobaan, gas CO2 telah diserap
oleh titran sehingga galat tersebut terjadi. Kadar asam sitrat pada jeruk adalah 0,4
% dan kadar asam laktat pada susu fermentasi adalah 0,8 %.
Saran untuk percobaan ini adalah we selalu mencuci alat hingga bersih,
sehingga tidak mengganggu proses titrasi. Pastikan buret yang digunakan tidak
bocor. Pengukuran volume sampel harus cermat yaitu menggunakan kelas ukur,
agar pada saat titrasi perubahan warna dapat terlihat jelas, serta pada saat titrasi
kita harus cermat melihat berapa ml larutan yang ada dalam buret, sehingga pada
saat penulisan dapat benar.
viii
ACIDI ALKALIMETRI
SUMMARY
Acids and bases is an important parameter. The degree of acidity expressed
in pH and the degree of alkalinity expressed in pOH. With this practice of Acidi Alkalimetry, the practitioner is expected to analyze the levels or the concentration of
a sample and analyze the levels of aciditas, alkality of a sample.
Titration is the determination of the levels a substance in volumetric using
other known solution levels. In this titration is used indicators corresponding
trajectory of the pH indicator is PP, MO and BTB. This method can be applied in
industry, for example, is in the pulping process.
This experiment in the laboratory, The materials used are Na2CO3, NaOH,
fermented milk, orange juice, HCL, PP and MO. The tools used are erlenmeyer,
funnel, pipette volume, measuring pipette, stirrer, glass beaker, pipette, flask and a
measuring cup. How it works begins with the standardization of HCL with Na 2CO3
to obtain N HCL. Second, standardization of NaOH with HCL which has been
standardized. Work, look for levels of Na2CO3 and NaHCO3 in the sample
concentration of citric acid in orange and lactic acid levels in fermented milk.
After doing a experiment, we find average levels - average Na2CO3 in sample
1 is 15 073 ppm dan in sample 2 is 13001 ppm, which is different from the
concentration levels of the original, because the difference of the original titrant
volume was found to be smaller than the original level. For the average level average Na2HCO3, the sample 1 is 14 499 ppm and in sample 2 is 10138 ppm. Where
the content is different from the original level because in the experiments, CO2 was
absorbed by the titrant so that the error occurred. Levels of citric acid in citrus is
0.4% and the concentration of lactic acid in fermented milk was 0.8%.
Suggestions for this experiment is we always wash tool to clean, so it does not
interfere with the titration process. Make sure the burette is used not leak.
Measurement of the sample volume must be careful that use measuring class, so
when the titration color change can be seen clearly, and by the time we must be
careful titration see how ml solution in the burette, so that at the time of writing can
be true.
ix
ACIDI ALKALIMETRI
BAB I
PENDAHULUAN
ACIDI ALKALIMETRI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian
Titrasi adalah penentuan kadar suatu zat secara volumetri menggunakan
larutan lain yang telah diketahui kadarnya. Reaksi yang terjadi antara asam dan
basa : H+ + OH- H2O.
Acidi alkalimetri merupakan salah satu bentuk titrasi berdasarkan reaksi
netralisasi antara zat titran dan zat yang akan dititrasi.
Acidimetri : penentuan kadar basa dalam suatu larutan dengan
menggunakan larutan asam yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran.
Natrium hidroksida lazim tercemar dengan natrium karbonat. Hal ini
disebabkan NaOH dapat menyerap CO2 yang terdapat dalam udara dan
bereaksi sebagai berikut : CO2 + 2 OH- CO3 + H2O.
Seringkali natrium karbonat dan natrium bikarbonat terdapat bersamasama. Dimungkinkan untuk menganalisis campuran senyawa ini dengan titrasi
dengan asam standar.
Titrasi Karbonat
Ion karbonat dititrasi dengan asam kuat sebagai titran, reaksi yang terjadi :
CO3- + H3O+ HCO3- + H2O ......... (1)
HCO3- + H3O+ H2CO3 + H2O ...... (2)
Ka1 = 4,6 . 10-7 pKa = 6,34
Ka2 = 4,4 . 10-11 pKa = 10,36
PP digunakan sebagai indikator untuk reaksi pertama (TAT pertama) dan
MO digunakan sebagai indikator pada reaksi yang kedua (TAT kedua).
ACIDI ALKALIMETRI
sama. Hal ini dapat teridentifikasi setelah senyawa tersebut dititrasi dengan
HCl.
Zat
Hubungan u/ identifikasi
kualitatif
NaOH
y=0
Mxx
Na2CO3
x=y
Mxx
NaHCO3
x=0
Mxy
NaOH + Na2CO3
x>y
M x (x-y)
NaHCO3 + Na2CO3
x<y
M x (y-x)
HCl
NaHCO3 .. PP berubah warna, MO ditambahkan
x ml
y ml
HCl
NaCl
NaHCO3
y-x ml
HCl
NaCl ... MO berubah warna
Keterangan
: dititrasi
ACIDI ALKALIMETRI
II.2. Indikator
Indikator merupakan suatu zat yang digunakan untuk menentukan
kapan titik akhir titrasi (TAT) tercapai dengan indikasi perubahan warna.
Dalam analisa asam-basa dikenal istilah titik akhir titasi (TAT) dan
titik ekivalen (TE), yang dimaksud TAT adalah keadaan ketika indicator
berubah warna dan pada saat itu pula titrasi dihentikan. Sedangkan TE adalah
keadaan dimana jumlah mol ekivalen zat dititrasi sama dengan jumlah mol
ekivalen zat titran.
Pada saat TAT tercapai maka jumlah mol equivalen zat dititrasi sama
dengan jumlah mol equivalen zat titran (TAT = TE).
Indikator yang akan digunakan dalam titrasi acidi alkaimetri adalah :
a.
b.
PP (phenolphthalein)
Menurut Hamad (2010), Phenolphthalein atau 3, 3 bis (4-
ACIDI ALKALIMETRI
Phenol
Phtalic anhydride
Phenolphthalein
Gambar 2.3. Skema reaksi pembentukan Phenolphthalein
c. MO (Methyl Orange)
Menurut Clark (2007), jingga merah adalah salah satu indicator yang
banyak digunakan ddalam titarsi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil
berwarna kuning dan strukturnya adalah:
Ion hydrogen tertarik pada salah satu ion nitrogen pada ikatan rangkap
nitrogen untuk memberikan struktur yang dapat dituliskan sebagai berikut ini:
(pOH)
versus
mililiter
titran.
Kurva
semacam
ini
membantu
ACIDI ALKALIMETRI
Asam kuat dan basa kuat terhidrolisa dengan lengkap dalam
larutan air. Jadi pH sama di berbagai titik selama titrasi. Dapat
dihitung langsung dari kuantitas stokiometri asam dan basa yang telah
dibiarkan bereaksi. Pada titik kesetaraan, pH ditetapkan oleh jauhnya
air terdisiosiasi pada 250 C, pH air murni adalah 7.00
b.
pKa
Setelah titik separuh jalan, pH naik lagi dengan lambat sampai terjadi
perubahan besar pada titik kesetaraan.
ACIDI ALKALIMETRI
II.5. Sifat Fisis dan Chemist Reagen
1.
asetat
bersifat
korosif
terhadap
banyak
logam
seperti
ACIDI ALKALIMETRI
-
3. NaOH
a. Fisis
-
BM = 40 gr/mol
TD= 13900C
TL= 318,40C
b. Chemist
-
TD= 2000C
TL= 750C
b. Chemist
-
5. H2SO4
a. Fisis
ACIDI ALKALIMETRI
-
TD= 3400C
TL= 10,440C
Air Panas = 59
b. Chemist
-
6. Phenolphtalein ( C20H16O4 )
a. Fisis :
b.
TD= 2610C
pH 8,0 9,6
Chemist :
-
ACIDI ALKALIMETRI
2. Molalitas (m)
Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.
Molalitas tidak tergantung pada temperatur, dan digunakan dalam bidang
kimia, fisika, teristimewa dalam sifat koligatif.
Molalitas (m) =
3. Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terarut dalam tiap liter larutan.
Ekivalen zat dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat itu,
karena satuan ini dipakai dalam penyetara zat dalam reaksi.
Normalitas (N) =
Normalitas (N) = molaritas x valensi
4. Fraksi mol (X)
Bilangan yang menyatakan rasio jumlah mol zat terlarut dan pelarut dalam
sebuah larutan. Secara umum jika terdapat larutan AB dimana A mol zat
terlarut dan B mol zat pelarut, maka fraksi mol A (XA) adalah
XA =
Fraksi mol zat B (XB) adalah
XB =
Untuk jumlah kedua fraksi
XA + XB = 1
10
ACIDI ALKALIMETRI
BAB III
METODE PERCOBAAN
4. Methyl Orange
2. NaOH
5. HCl
6. Phenolphtalein
cuka
III. 1. 2. Alat
1. Buret, Statif, Klem
6. Pengaduk
2. Erlenmeyer
7. Beaker Glass
3. Corong
8. Pipet tetes
4. Pipet volume
9. Labu takar
5. Pipet ukur
11
ACIDI ALKALIMETRI
2. Klem
: Penjepit buret
3. Buret
4. Erlenmeyer
5. Pipet volume
6. Pengaduk
: Untuk mengaduk
7. Beaker glass
: Tempat larutan
8. Pipet tetes
9. Labu takar
12
ACIDI ALKALIMETRI
3. Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna berubah menjadi merah
orange
4. Catat kebutuhan titran
N HCl =
ppm
ppm
x faktor pengenceran
13
ACIDI ALKALIMETRI
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
IV. 1 Hasil Data Percbaan
Tabel IV.1 Standarisasi HCL dengan Na2CO3 0,1 N
V Na2CO3
N HCL
5,5 ml
0,18 N
N NaOH
7 ml
0,099 N
Kadar praktikan
Kadar asli
Na2CO3 (ppm)
Na2HCO3 (ppm)
Na2CO3 (ppm)
Na2HCO3 (ppm)
14310
12852
16500
11050
15264
13154
16500
11050
15645
11491
16500
11050
14310
9828
15450
9900
13356
10584
15450
9900
13738
9979
15450
9900
N asam
% Kadar asam
2 ml
0,0198
0,4
% asam (SNI.NO)
N asam
% Kadar asam
% asam (SNI.NO)
3 ml
5,9 x 10-3
0,28
0,5 - 2
14
ACIDI ALKALIMETRI
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Na2CO3
Kadar Na2CO3 yang dihitung praktikan lebih kecil daripada kadar aslinya
disebabkan titrasi dihentikan lebih awal. Hal tersebut disebabkan karena
Na2CO3 merupakan senyawa yang tersusun dari asam lemah (H2CO3) dan basa
kuat (NaOH)
Dimana ion CO32- merupakan asam lemah ( Ka = 4,57 x 10-7) dengan pH yaitu
6,333. Hal tersebut mengakibatkan kurva titrasi tidak besar dan oleh karena itu,
penambahan warna TAT tidak tajam sehingga terjadi suatu galat tidak
terpastikan, galat ini terlihat oleh kurang kecermatan dalam memutuskan
dengan tepat terjadinya penambahan warna, karena itu pada saat percobaan
filtrasi, yang seharusnya belum tercapai TAT, kamu sudah menyimpulkan
bahwa telah tercapai TAT. Galat ini menyebabkan titran lebih sedikit dari
sebenernya.
(underwood, 1999)
Sampel 1 :
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCL =
16500
= 2x . 0,18
X
ppm
. 100 ppm
= 8,6 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCL =
15073
= 2x . 0,18
X
ppm
. 100 ppm
= 7,8 ml
Sampel 2 :
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCL =
15450
= 2x . 0,18
X
ppm
. 100 ppm
= 8,1 ml
15
ACIDI ALKALIMETRI
Sedangkan kadar Na2CO3 yang praktikan temukan pada sampel 1 adalah
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCL =
13801
= 2x . 0,18
X
ppm
. 100 ppm
= 7,2 ml
Dari perbandingan ersebt terlihat volume titran yang ada pada sampel 1 dan 2
lebih kecil daripada volume titran sebenarnya. Untuk sampel 1 dibutuhkan
volume titran sebanyak 8,6 ml namun volume titran yang didapatkan oleh
praktikan adalah sebanyak 7,8 ml untuk mencapai TAT. Untuk sampel 2,
volume titran yang dibutuhkan adalah 8,1 ml, namun volume titran yang
didapatkan oleh praktikan adalah sebanyak 7,2 ml untuk mencapai TAT.
Perbedaan volume titran yang asli dengan yang ditemukan oleh praktikan
lebih kecil dari kadar asli mengakibatkan kadar Na2CO3 yang didapatkan lebih
kecil dari kadar Na2CO3 aslinya.
IV.2.2 NaHCO3
Kadar NaHCO3 yang praktikan dapatkan lebih kecil dari kadar sebenarnya. Hal
ini terjadi perbedaan TAT dengan titik ekuivalen dimana titik ekuivalen terjadi
pada :
a. Sampel 1
11050 ppm : ( y x ) . N HCL . BM HCO3
ppm
: 13, 15 ml
y 8,6
: 13, 15 ml
: 21, 75 ml
b. Sampel 2
9900 ppm : ( y x ) . N HCL . BM HCO3
ppm
: 11, 78 ml
y 8,1
: 11, 78 ml
: 19, 88 ml
16
ACIDI ALKALIMETRI
titik ekuivalen pada sampel terjadi pada penambahan 21,75 ml. Sedangkan titik
akhir titrasi terjadi pada saat volume sebesar 8,6 ml, terlihat selisih 13,15 ml.
Titik ekuivalen pada sampel 2 terjadi pada penambahan 19,88 ml. Sedangkan
titik akhir titrasi terjadi pada saat volume 8,1 ml, dengan selisih 11,78 ml. Hal
ini dipengaruhi oleh proses titrasi dari ion karbonat yang menghasilkan
karbondioksida, reaksi :
17
ACIDI ALKALIMETRI
(Hidayat, 2006)
18
ACIDI ALKALIMETRI
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Rata rata kadar Na2CO3 pada sampel 1, yaitu sebesar 15.073 ppm dan pada
sampel 2, yaitu sebesar 13801 ppm. Sedangkan rata rata kadar. NaHCO3
pada sampel 1, yaitu sebesar 12.499 ppm dan pada sampel 2, yaitu sebesar
10.130,3 ppm. Kadar Na2CO3 yang didapatkan lebih kecil dari kadar
sebenarnya adalah karena titrasi dihentikan lebih awal. Kadar NaHCO3 yang
didapatkan lebih kecil dari kadar seharusnya adalah karena dipengaruhi oleh
proses titrasi dari ion karbonat yang menghasilkan karbondioksida.
2. persen kadar asam sitrat dari jeruk adalah 0,4% dan persen kadar asam laktat
pada susu fermentasi adalah 0,4%.
V.2. Saran
1. Sebelum melakukan praktikum pastikan alat bersih dan bahan siap
digunakan.
2. Teliti dan cermat dalam melakukan pencampuran, pengukuran, pengamatan
titrasi dan perhitungan hasl percobaan.
3. Perhatikan dan lakukan semua prosedur dengan benar.
4.Wadahkan titran dan tempatnya ditempat tertutup agar tidak terjadi
penguapan dan perubahan normalitas.
5. Teliti dalam Mengamati perubahan TAT yang terjadi.
19
ACIDI ALKALIMETRI
DAFTAR PUSTAKA
20
ACIDI ALKALIMETRI
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN
= Molaritas x valensi
0,12
. valensi
0,12
.1
= Molaritas x valensi
0,2
. valensi
0,2
.1
volume
volume HCl
A-1
ACIDI ALKALIMETRI
LEMBAR PERHITUNGAN
1.
= 5,5 ml
N HCl
=
= 0,18 N
2.
= 7 ml
N NaOH =
=
= 0,099 N
3.
= 2x . N HCl .
= 2 (7,5) . 0,18 .
ppm
ppm
= 14.310 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (16-7,5) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 12.852 ppm
x = 8 ml
y = 16,7 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (8) . 0,18.
.
.
ppm
ppm
= 15.264 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (16,7-8) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
B-1
ACIDI ALKALIMETRI
= 13.154 ppm
x = 8,2 ml
y = 15,8 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (8,2) . 0,18 .
.
.
ppm
ppm
= 15.645 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (15,8-8,2) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 11.491 ppm
Rata-rata hasil kelompok
x = 7,9 ml
y = 16,17 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (7,9) . 0,18 .
.
.
ppm
ppm
= 15.073 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (16,17-7,9) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 12.499 ppm
b. Sampel II
x = 7 ml
y = 14 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (7,5) . 0,18 .
.
.
ppm
ppm
= 14.310 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (14-7,5) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 9.828 ppm
x = 7 ml
y = 14 ml
B-2
ACIDI ALKALIMETRI
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (7) . 0,18 .
.
.
ppm
ppm
= 13.356 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (14-7) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 10.584 ppm
x = 7,2 ml
y = 13,8 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (7,2) . 0,18 .
.
.
ppm
ppm
= 13.738 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (13,8-7,2) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 9.979 ppm
Rata-rata hasil kelompok
x = 7,23 ml
y = 13,93 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (7,23) . 0,18 .
.
.
ppm
ppm
= 13.794,84 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (13,93-7,23) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 10.130,4 ppm
4.
= 2 ml
N asam
=
=
. faktor pengenceran
. 10
= 0,0198 N
B-3
ACIDI ALKALIMETRI
%N
5.
= 3 ml
N asam
. faktor pengenceran
.2
= 5,94.10-3 N
%N
6.
Persen Error
1. Sampel I
Kadar asli Na2CO3
16.500 ppm
11.050 ppm
Na2CO3
% error
NaHCO3
% error
2. Sampel II
Kadar asli Na2CO3
15.400 ppm
9.900 ppm
Dyah
Na2CO3
% error
NaHCO3
% error
B-4
ACIDI ALKALIMETRI
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi :
ACIDI ALKALIMETRI
NAMA
GROUP
: Andarwati
NIM.21030114140171
NIM.21030114120037
NIM. 21030114120020
: IV/KAMIS PAGI
C-1
ACIDI ALKALIMETRI
I.
TUJUAN PERCOBAAN
A. Menganalisa kadar/konsentrasi suatu sampel (% berat, % volume, %
R/V, % M, % N)
B. Menganalisa kadar aciditas, alkalinity dari suatu sampel
II.
PERCOBAAN
2.1 Bahan yang Digunakan
1. Boraks
2. NaOH
3. Asam asetat / asam cuka
4. Air sumur
5. HCl
6. Phenophtalein
2.2 Alat yang Dipakai
1. Buret, statif, klem
2. Erlenmeyer
3. Corong
4. Pipet volume
5. Pipet ukur
6. Pengaduk
7. Beaker glass
8. Pipet tetes
9. Labu takar
10. Gelas ukur
2.3 Cara Kerja
a. Standarisasi HCl dengan Boraks 0,1 N
1. Ambil 10 ml boraks 0,1 N masukkan ke dalam erlenmeyer
2. Tambahkan beberapa tetes indikator MO
3. Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna berubah menjadi merah
orange
4. Catat kebutuhan titran
N HCl =
C-2
ACIDI ALKALIMETRI
1. Ambil 10 ml NaOH, masukkan ke dalam erlenmeyer
2. Tambahkan beberapa tetes indikator MO
3. Titrasi dengan HCl sampai warna menjadi merah orange
4. Catat volume HCl
N NaOH =
ppm
ppm
x faktor pengenceran
C-3
ACIDI ALKALIMETRI
2.4 Hasil Percobaan
Standarisasi HCl dengan Boraks 0,1 N
V HCl
= 5,5 ml
N HCl
=
= 0,18 N
Standarisasi NaOH dengan HCl yang telah distandarisasi
V HCl
= 7 ml
N NaOH =
=
= 0,099 N
Menentukan kadar Na2CO3 dan NaHCO3
c. Sampel I
x = 7,5 ml
y = 16 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (7,5) . 0,18 .
ppm
ppm
= 14.310 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (16-7,5) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 12.852 ppm
x = 8 ml
y = 16,7 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (8) . 0,18.
.
.
ppm
ppm
= 15.264 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (16,7-8) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 13.154 ppm
x = 8,2 ml
C-4
ACIDI ALKALIMETRI
y = 15,8 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (8,2) . 0,18 .
ppm
ppm
= 15.645 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (15,8-8,2) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 11.491 ppm
Rata-rata hasil kelompok
x = 7,9 ml
y = 16,17 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (7,9) . 0,18 .
ppm
ppm
= 15.073 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (16,17-7,9) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 12.499 ppm
Sampel II
x = 7 ml
y = 14 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (7,5) . 0,18 .
ppm
ppm
= 14.310 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (14-7,5) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 9.828 ppm
x = 7 ml
y = 14 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (7) . 0,18 .
.
.
ppm
ppm
C-5
ACIDI ALKALIMETRI
= 13.356 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (14-7) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 10.584 ppm
x = 7,2 ml
y = 13,8 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (7,2) . 0,18 .
.
.
ppm
ppm
= 13.738 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (13,8-7,2) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 9.979 ppm
Rata-rata hasil kelompok
x = 7,23 ml
y = 13,93 ml
Kadar Na2CO3
= 2x . N HCl .
= 2 (7,23) . 0,18 .
.
.
ppm
ppm
= 13.794,84 ppm
Kadar NaHCO3 = (y-x) . N HCl . BM NaHCO3 .
= (13,93-7,23) . 0,18 . 84 .
ppm
ppm
= 10.130,4 ppm
Mencari kadar asam sitrat
Volume titran
= 2 ml
N asam
=
=
. faktor pengenceran
. 10
= 0,0198 N
%N
C-6
ACIDI ALKALIMETRI
Mencari kadar asam laktat pada susu fermentasi
Volume titran
= 3 ml
N asam
. faktor pengenceran
.2
= 5,94.10-3 N
%N
Persen Error
Sampel I
Kadar asli Na2CO3
16.500 ppm
11.050 ppm
Na2CO3
% error
NaHCO3
% error
Sampel II
Kadar asli Na2CO3
15.400 ppm
9.900 ppm
Na2CO3
% error
NaHCO3
% error
MENGETAHUI
PRAKTIKAN
ASISTEN
ARFIENO J.K
C-7
ACIDI ALKALIMETRI
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
MATERI
: ACIDI ALKALIMETRI
HARI/TANGGAL
KELOMPOK
: IV / SENIN SIANG
NAMA
: ANDARWATI
JOE YEN TAK
SURYA PANDU PUTRA
ASISTEN
: ARFIENO J.K
KUANTITAS REAGEN
NO
JENIS REAGEN
KUANTITAS
NaOH 0,21 N
250 ml
NaOH 0,12 N
250 ml
Susu fermentasi
Sari jeruk
50 ml
TUGAS TAMBAHAN :
CATATAN :
ARFIENO J.K
D-1
ACIDI ALKALIMETRI
REFERENSI
E-1
ACIDI ALKALIMETRI
E-2
ACIDI ALKALIMETRI
E-3
ACIDI ALKALIMETRI
E-4
ACIDI ALKALIMETRI
Diakses dari
http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20kuliah/Biosintesis%20Seny
awa%20Obat/PRODUKSI%20ASAM%SITRAT.pdf 20 N0vember 2014
Asam sitrat merupakan asam organik
Berguna dalam industri makanan, farmasi dan
tambahan dalam makanan ternak
Dapat diproduksi secara kimiawi, atau secara
fermentasi menggunakan mikroorganisme
Kegunaan asam sitrat
Industri makanan : flavouring agent, ekstrak
jus buah, perasa permen, es krim,dll
Industri farmasi : dapar pH, pengawet dalam
sediaan farmasi, perasa asam, dll
Industri kimia : antifoam agent, softener,
campuran warna tekstil, campuran deterjen, dll
Mikroba penghasil asam sitrat
Merupakan metabolit primer
Aspergillus niger
Aspergillus wentii
Penicillium luteum, P.citrinum
Mucor piriformis
Citromyces pfefferianus
Candida lipolytica
Trichoderma viridae
Corynebacterium sp.
dll
Biosintesis asam sitrat dalam
E-5
ACIDI ALKALIMETRI
mikroorganisme
Asam sitrat (2hidroksipropana1,2,3asam
karboksilat) adalah produk metabolisme primer dan
dibentuk dalam siklus asam trikarboksilat (TCA cycle)
Sumber karbon utama adalah glukosa
Enzim dalam jalur EMP terlibat dalam penguraian
glukosa menjadi piruvat
Ketika piruvat mengalami dekarboksilasi membentuk
asetil koA, residu asetat masuk dalam siklus TCA
Selama proses idiophase, enzim sitrat sintase
meningkat 10 kali selama produksi asam sitrat,
sedangkan enzim asonitase dan sitrat
dehidrogenase berkurang
Glukosa juga mengalami katabolisme melalui
jalur pentosa fosfat. Enzim untuk siklus ini
terdapat pada A.niger
http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Biosintesis%20Senyawa%20
Obat/PRODUKSI%20ASAM%20SITRAT.pdf.
E-6
ACIDI ALKALIMETRI
Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri gram positif berbentuk kokus
atau batang, tidak membentuk spora, suhu optimum 400C, pada umumnya tidak
motil, bersifat anaerob, katalase negatif dan oksidase positif, dengan asam laktat
sebagai produk utama fermentasi karbohidrat. Sifat-sifat khusus bakteri asam laktat
adalah mampu tumbuh pada kadar gula, alkohol, dan garam yang tinggi, mampu
memfermentasikan monosakarida dan disakarida (Syahrurahman, 1994).
Sebagian besar BAL dapat tumbuh sama baiknya di lingkungan yang memiliki dan
tidak memiliki O2 (tidak sensitif terhadap O2), sehingga termasuk anaerob
aerotoleran. Bakteri yang tergolong dalam BAL memiliki beberapa karakteristik
tertentu yang meliputi: tidak memiliki porfirin dan sitokrom, katalase negatif, tidak
melakukan fosforilasi transpor elektron, dan hanya mendapatkan energi dari
fosforilasi substrat. Hampir semua BAL hanya memperoleh energi dari metabolisme
gula sehingga habitat pertumbuhannya hanya terbatas pada lingkungan yang
menyediakan cukup gula atau bisa disebut dengan lingkungan yang kaya nutrisi.
Kemampuan mereka untuk mengasilkan senyawa (biosintesis) juga terbatas dan
kebutuhan nutrisi kompleks BAL meliputi asam amino, vitamin, purin, dan pirimidin
(Anonim, 2010).
Bakteri asam laktat dapat dibedakan atas 2 kelompok berdasarkan hasil
fermentasinya, yaitu:
1. Bakteri homofermentatif : glukosa difermentasi menghasilkan asam laktat sebagai
satu-satunya produk. Contoh :Streptococus, Pediococcus, dan beberapa
Lactobacillus.
2. Bakteri heterofermentatif : glukosa difermentasikan selain menghasilkan asam
laktat juga memproduksi senyawa-senyawa lainnya yaitu etanol,
asam asetat dan CO2. Contoh :Leuconostoc, dan beberapa spesies Lactobacillus.
Berikut merupakan beberapa jenis bakteri asam laktat Sumanti (2008) antara lain
sebagai berikut:
E-7
ACIDI ALKALIMETRI
1. Streptococcus thermophilus, Streptococcus lactis dan Streptococcus cremoris.
Semuanya ini adalah bakteri gram positif, berbentuk bulat (coccus) yang terdapat
sebagai rantai dan semuanya mempunyai nilai ekonomis penting dalam industri susu.
2. Pediococcus cerevisae.
Bakteri ini adalah gram positif berbentuk bulat, khususnya terdapat berpasangan atau
berempat (tetrads). Walaupun jenis ini tercatat sebagai perusak bir dan anggur,
bakteri ini berperan penting dalam fermentasi daging dan sayuran.
3. Leuconostoc mesenteroides dan Leuconostoc dextranicum.
Bakteri ini adalah gram positif berbentuk bulat yang terdapat secara berpasangan
atau rantai pendek. Bakteri-bakteri ini berperanan dalam perusakan larutan gula
dengan produksi pertumbuhan dekstran berlendir. Walaupun demikian, bakteribakteri ini merupakan jenis yang penting dalam 18 permulaan fermentasi sayuran
dan juga ditemukan dalam sari buah, anggur, dan bahanpangan lainnya.
4. Lactobacillus lactis, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus,
Lactobacillus plantarum, Lactobacillus delbrueckii.
Organisme-organisme ini adalah bakteri berbentuk batang, gram positif dan sering
berbentuk pasangan dan rantai dari sel-selnya. Jenis ini umumnya lebih tahan
terhadap keadaan asam dari pada jenis-jenis Pediococcus atau Streptococcus dan
oleh karenanya menjadi lebih banyak terdapat pada sayuran. Pada hewan ternak lain
seperti sapi bali dapat ditemukan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus lactis dan
Lactobacillus brevis (Suardana, 2007).
1.1.1 Fermentasi Asam Laktat
E-8
ACIDI ALKALIMETRI
Berdasarkan hasil akhir fermentasinya, fermentasi dibedakan menjadi fermentasi
asam laktat/asam susu dan fermentasi alkohol. Berikut merupakan reaksi fermentasi
asam laktat:
Reaksinya: C6H12O6 > 2C2H5OCOOH + Energi
enzim
Prosesnya : 1. Glukosa > asam piruvat (proses Glikolisis).
enzim
C6H12O6> 2C2H3OCOOH + Energi
2. Dehidrogenasi asam piruvat akan terbentuk asam laktat.
2C2H3OCOOH + 2NADH2> 2C2H5OCOOH + 2 NAD
Piruvat
dehidrogenase
Energi yang terbentuk dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP (Poedjiadi,1994)
Fermentasi asam laktat terbagi menjadi dua jenis, yaitu homofermentatif (sebagian
besar hasil akhir merupakan asam laktat) dan heterofermentatif (hasil akhir berupa
asam laktat, asam asetat, etanol dan CO2). Secara garis besar, keduanya memiliki
kesamaan dalam mekanisme pembentukan asam laktat, yaitu piruvat akan diubah
menjadi laktat (atau asam laktat) dan diikuti dengan proses transfer elektron dari
NADH menjadi NAD+. Pola fermentasi ini dapat dibedakan dengan mengetahui
keberadaan enzim-enzim yang berperan di dalam jalur metabolisme glikolisis.
Perbedaan kedua kelompok bakteri ini didasarkan juga pada kemampuan bakteri
asam laktat dalam menghasilkan enzim fruktosa difosfat aldolase. Bakteri asam
laktat homofermentatif mampu menghasilkan enzim fruktosa difosfat aldolase,
sedangkan bakteri asam laktat heterofermentatif tidak mampu menghasilkan enzim
tersebut tetapi bakteri asam laktat heterofermentatif mampu menghasilkan glukosa 6
fosfat dehidrogenase dan 6 fosfat glukonat dehidrogenase sehingga mempunyai jalur
pembentukan asam laktat yang berbeda.
Pada heterofermentatif, tidak ada aldolase dan heksosa isomerase tetapi
menggunakan enzim fosfoketolase dan menghasilkan CO2. Metabolisme
heterofermentatif dengan menggunakan heksosa (golongan karbohidrat yang terdiri
dari 6 atom karbon) akan melalui jalur heksosa monofosfat atau pentosa fosfat.
Sedangkan homofermentatif melibatkan aldolase dan heksosa aldolase namun tidak
memiliki fosfoketolase serta hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak
E-9
ACIDI ALKALIMETRI
menghasilkan CO2. Jalur metabolisme dari yang digunakan pada homofermentatif
adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (Irawati, 2011).
Beberapa contoh genus bakteri yang merupakan bakteri homofermentatif adalah
Streptococcus, Enterococcus, Lactococcus, Pediococcus, dan Lactobacillus;
sedangkan contoh bakteri heterofermentatif adalah Leuconostoc dan Lactobacillus.
E-10
ACIDI ALKALIMETRI
DIPERIKSA
NO
TANGGAL
P0
17 Desember 2014
KETERANGAN
TANDA
TANGAN
Perbaiki cover
Perbaiki Header dan
Footer
Fontnya untuk isi laporan
Times New Roman
Perbaiki Tabel
Cek grammar untuk
Summary
19 Desember 2014
ACC