A. Definisi
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang
berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah
B. Tanda dan gejala
. Gejala-gejala disentri antara lain adalah:
a)
b)
c)
d)
C. Etiologi
1. Bakteri (Disentri basiler)
o
Salmonella
D. Patogenesis
1. Disentri basiler
a)Shigella dan EIEC
MO --> kolonisasi di ileum terminalis/kolon, terutama kolon invasi ke sel epitel
mukosa usus --distal > multiplikasi --> penyebaran intrasel dan intersel -->
produksi enterotoksin --> cAMP --> hipersekresi usus (diare cair, diare sekresi).
--> produksi eksotoksin (Shiga toxin) --> sitotoksik --> infiltrasi sel radang -->
nekrosis sel epitel mukosa --> ulkus-ulkus kecil --> eritrosit dan plasma keluar ke
lumen usus --> tinja bercampur darah. --> invasi ke lamina propia ? -->
bakteremia (terutama pada infeksi S.dysenteriae serotype 1)
b)Salmonella
MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus
--> invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> sintesis Prostaglandin
--> produksi heat-labile cholera-like enterotoksin --> invasi ke Plak Peyeri -->
penyebaran ke KGB mesenterium -->hipertrofi --> penurunan aliran darah ke
mukosa --> nekrosis mukosa --> ulkus menggaung --> eritrosit dan plasma keluar
ke lumen --> tinja bercampur darah.
c)Campylobacter jejuni
MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus
--> invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> Prostaglandin -->
produksi heat-stabile cholera-like enterotoksin --> produksi sitotoksin ?? -->
nekrosis mukosa --> ulkus --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen --> tinja
bercampur darah. --> masuk ke sirkulasi (bakteremia).
2. Disentri amoeba
Bentuk histolitika (trofozoit) --> invasi ke sel epitel mukosa usus -->
nekrosis
Disentri basiler
Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri
shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 624 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah
dan lendir dalam tinja.
Muntah-muntah.
Anoreksia.
Disentri amoeba
Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
F. Pemeriksaan Diagnosis
Diagnosis klinis dapat ditegakkan semata-mata dengan menemukan tinja bercampur
darah. Diagnosis etiologi biasanya sukar ditegakkan. Penegakan diagnosis etiologi
melalui gambaran klinis semata sukar, sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk
mengetahui agen penyebab seringkali tidak perlu dilakukan karena memakan waktu
lama (minimal 2 hari) dan umumnya gejala membaik dengan terapi antibiotika
empiris.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :
a)
Pemeriksaan tinja
1)
b)
2)
Benzidin test
3)
Biakan tinja :
Media : agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD), agar SS.
c)
G. Komplikasi
Dehidrasi
Kejang
Malnutrisi/malabsorpsi
Hipoglikemia
Prolapsus rektum
Reactive arthritis
Sindroma Guillain-Barre
Ameboma
Toxic megacolon
Perforasi local
Peritonitis
H. Penatalaksanaan
1. .Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang,
lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah)
untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi
sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya syok sepsis.
2. Komponen terapi disentri :
a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus
diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah
penilaian dan koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
b. Diet
Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet
lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal
tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk menurunkan tingkat
keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi.
Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan
preparat seng oral8,9. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa
obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena
adanya resiko untuk memperpanjang masa sakit.
c. Antibiotika
d. Sanitasi
Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih
sehabis membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.