Materi :
POTENSIOMETRI
Oleh:
Kelompok
: 5/Senin Pagi
Anggota :
ASTUTI WULANDARI
NIM : 21030114120069
FAQIHUDIN MUBAROK
NIM : 21030114120106
INGA LAIRA
NIM : 21030114120074
Oleh:
Kelompok
: 5/Senin Pagi
Anggota :
ASTUTI WULANDARI
NIM : 21030114120069
FAQIHUDIN MUBAROK
NIM : 21030114120106
INGA LAIRA
NIM : 21030114120074
POTENSIOMETRI
HALAMAN PENGESAHAN
1. JudulPraktikum
: Potensiometri
2. Anggota
1. NamaLengkap
: Astuti Wulandari
NIM
: 21030114120069
Jurusan
2. NamaLengkap
: Faqihudin Mubarok
NIM
: 21030114120106
Jurusan
3. NamaLengkap
: Inga Laira
NIM
: 21030114120074
Jurusan
Alfiyanti
21030113120071
ii
POTENSIOMETRI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Dasar
Teknik Kimia 1 dengan lancar dan sesuai dengan harapan kami.
Laporan Resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia 1 ini berisi materi
potensiometri. Potensiometri merupakan suatu metode analisis kimia yang
berdasarkan pada pengukuran beda potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Tujuan
dari percobaan ini yaitu menentukan kadar HCl dalam sampel dengan metode
potensiometri, berdasarkan reaksi netralisasi (asam-basa).
Terselesaikannya laporan resmi ini tidak terlepas dari bantuan dari berberapa
pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada koordinator asisten
laboratorium PDTK 1 Rizki Angga, asisten Alfiyanti sebagai asisten laporan
praktikum potensiometri kami, dan semua asisten yang telah membimbing sehingga
tugas laporan resmi ini dapat terselesaikan. Kepada teman-teman yang telah
membantu baik dalam segi waktu maupun motivasi apapun, kami mengucapkan
terima kasih.
Meskipun telah berusaha untuk menghindarkan kesalahan, kami menyadari
bahwa kesalahan dan kekurangan laporan resmi ini ditemukan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penyusun
iii
POTENSIOMETRI
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
INTISARI...................................................................................................... viii
SUMMARY .................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan ........................................................................... 1
1.3 Manfaat Percobaan ......................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Latar Belakang ............................................................................... 2
2.2 Elektroda Pembanding ................................................................... 2
2.3 Elektroda Indokator........................................................................ 2
2.4 pH Meter ........................................................................................ 3
2.5 Persamaan Nerst............................................................................. 4
2.6 Aplikasi Potensiometri di Bidang Industri ..................................... 4
2.7 Prinsip Kerja Potensiometri ........................................................... 5
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................... 7
3.2 Gambar Alat dan Keterangan ......................................................... 7
3.3 Cara Kerja ...................................................................................... 9
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan.............................................................................. 11
4.2 Pembahasan .................................................................................... 14
iv
POTENSIOMETRI
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 17
5.2 Saran............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18
LAMPIRAN
Lembar Perhitungan Reagen................................................................ A-1
Lembar Perhitungan............................................................................. B-1
Lembar Perhitungan Grafik ................................................................. C-1
Laporan Sementara .............................................................................. D-1
Lembar Kuantitas Reagen.................................................................... E-1
Referensi .............................................................................................. F-1
LEMBAR ASISTENSI
POTENSIOMETRI
DAFTAR TABEL
Tabel Hasil Percobaan Titrasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1 N (ml) . 11
Tabel Hasil Percobaan Titrasi HCl dengan NaOH 0,082 N 13
vi
POTENSIOMETRI
DAFTAR GAMBAR
vii
POTENSIOMETRI
INTISARI
Analisis volumetri (titrasi) merupakan salah satu cara untuk mengetahui
kadar suatu senyawa atau unsure dalam sampel. Potensiometri merupakan suatu
metode analisa kimia yang berdasarkan pada pengukuran beda potensial sel dari
suatu sel elektrokimia. Sehingga penentuan titik ekivalen dapat diketahui dari
perubahan potensial pada setiap penambahan volume titran. Tujuan dari percobaan
potensiometri adalah untuk menentukan kadar HCl suatu sampel dengan metode
potensiometri berdasarkan reaksi netralisasi (asam-basa).
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda
potensial dari suatu sel elektrokimia. Metode pada potensiometri digunakan untuk
menentukan konsentrasi suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan, dan
menentukan titik akhir titrasi. Alat-alat yang diperlukan dalam metode potensiometri
adalah elektroda pembanding (reference electrode) yang memerlukan suatu
elektroda dengan harga setengah sel yang diketahui, konstan dan sama sekali tidak
peka terhadap komposisi lautan yang diselidiki, kemudian elektroda indicator
(indicator electrode) yang potensialnya bergantung pada konsentrasi zat yang
sedang diselidiki, dan alat pengukur potensial yaitu pH meter yang digunakan untuk
menentukan titik akhir titrasi asam basa pengganti indikator. Prinsip potensiometri
berdasarkan pada persamaan Nerst yaitu E= Eo + (RT/nF) ln aMn+. pada
temperature 250C (298K) persamaannya menjadi E = E0 + 0,0591/n log aMn+.
Bahan yang digunakan dalam percobaan potensiometri adalah asam oksalat
0,45 gram, NaOH 0,6 gram, HCl dan aquadest. Sedangkan alat yang digunakan
adalah pH meter, magnetic stirrer, buret, labu takar, Erlenmeyer, beaker glass, pipet
volume, dan gelas ukur. Terdapat dua cara kerja dalam percobaan ini, yaitu
pembakuan (standarisasi) larutan NaOH dan penetapan kadar HCl.
Dari percobaan ini, kami menemukan kadar HCl sebesar 0,02296 N
sedangkan kadar asli dari HCl yaitu 0,0144 sehingga persen error yang kami
dapatkan adalah 59,44 %. Kadar yang ditemukan lebih besar daripada kadar
aslinya karena natrium hidroksida apabila dilarutkan dalam air akan terpecah dan
adanya kelemahan pada penggunaan elektroda kaca. Serta titran seperti NaOh dan
HCl tidak dapat dianggap sebagai larutan baku primer.
Berdasarkan hasil percobaan dan referensi yang digunakan dapat
disimpulkan bahwa kadar HCl yang kami temukan sebesar 0,02296 N. sebagai
saran, sebaiknya melakukan kalibrasi pH meter dengan aquadest hingga pH tepat 7,
lakukan titrasi dengan tepat dan dengan cara yang benar, sebaiknya dalam
pengaturan skala magnetic stirrer menggunakan skala 5 agar tidaka ada pusaran,
dan sebaiknya saat pengamatan perubahan pH dilakukan dengan teliti agar data
yang didapatkan lebih akurat.
viii
viii
viii
viii
POTENSIOMETRI
SUMMARY
Volumetric analysis (titration) is one way to determine levels of a compound
or element in the sample. Potentiometric chemical analysis is a method that is based
on the measurement of the cell potential difference of an electrochemical cell. So the
determination of the equivalence point can be determined from the potential change
in each addition of titrant volume. The purpose of the experiment was to determine
the levels of potentiometric HCl samples with potentiometric method based on the
neutralization reaction (acid-base).
Potentiometric are a way of an analysis method based on measuring the
potential difference of an electrochemical cell. The potentiometric method used to
determine the end point of the titration. The tools required in the potentiometric
method is the comparison electrode (reference electrode) which requires a half-cell
electrode at a price that is known, constant, and not at all sensitive to the
composition of the solution is investigated, then the indicator electrode that potential
depends on concentration of the substance being investigated, and gauges
replacement indicator. Potentiometric principle is based on the equations in the
equation Nerst ie E= Eo + (RT/nF) ln aMn+. At temperatures of 250C (298) the
equations be E = E0 + 0,0591/n log aMn+.
The materials used in the potentiometric experiments is 0,45 gram oxalid
acid, 0.6 gram NaOH, HCl and aquadest.while the tool is used a pH meter, magnetic
stirrer, burette, volumetric flask, Erlenmeyer, beakers, pipettes and measuring cup.
There are two ways of working in these experiments,namely standardization NaOH
solution and HCL assay.
From these experiments, we found the levels of HCl at 0,002296 N levels
while the original levels of HCl is 0,0144 so we get the percentage error is 59,44%.
Levels were found to be bigger than original levels because NaOH if react in the
water will decompose and there are some weakness of mirror electrode. Therefore is
NaOH and HCl are not primary standard solution.
Based on the experimental results and references used can be concluded
that the concentration of HCl that we found at 0,002296 N. As a suggestion, should
perform a calibration of pH meter with distilled water until the proper pH 7 titration
with a precise and correct manner, preferably in a setting using a magnetic stirrer
scale about 5 so that no vortex, and the time of observation changes the pH should
be done carefully in order obtained more accurate data.
ix
POTENSIOMETRI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisa volumetri (titrasi) merupakan salah satu cara untuk mengetahui kadar
suatu senyawa atau unsur dalam sampel. Pada titrasi yang berdasarkan reaksi
netralisasi asam basa, biasanya titik ekivalen ditentukan menggunakan suatu
indikator asam basa, yaitu zat yang mempunyai warna tertentu pada range pH
tertentu sehingga pada saat tercapai titik ekivalen akan timbul perubahan warna.
Potensiometri merupakan suatu metode analisis kimia yang berdasarkan pada
pengukuran beda potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Dengan cara ini indikator
untuk menentukan titik ekivalen pada titrasi netralisasi dapat diketahui dari
perubahan potensial pada setiap penambahan volume titran.
kadar
suatu
senyawa
dalam
sampel
dengan
metode
POTENSIOMETRI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
POTENSIOMETRI
ke dalam electrode jenis pertama (first kind), elektroda jenis kedua (second
kind), elektroda jenis ketiga (third kind).
1. Elektroda jenis pertama adalah elektroda yang langsung berkeseimbangan
dengan kation yang berasal dari logam tersebut. Contoh, elektroda tembaga.
2. Elektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya bergantung
pada konsentrasi suatu anion yang dengan ion yang berasal dari elektroda
membentuk endapan atau ion kompleks yang stabil. Contoh, elektroda perak
untuk analisa halida.
3. Elektrda jenis ketiga adalah elektroda redoks. Contoh: elektroda merkurium
EDTA. Logam mulia seperti platina, emas dan palladium bertindak sebagai
elektroda indikator pada reaksi redoks.
4. Elektroda indicator membran. Sebuah membran membiarkan jenis-jenis ion
tertentu untuk menembusnya, tetapi menahan yang lain. Klasifikasi
elektroda indikator membran ada dua jenis, yaitu elektroda selektif ion dan
elektroda selektif molekul. Contoh indicator membran: elektroda kaca yang
digunakan untuk menetapkan pH.
II.4 pH Meter
pH meter merupakan contoh aplikasi elektroda membran yang berguna
untuk mengukur pH larutan. pH meter dapat juga digunakan untuk menentukan
titik akhir titrasi asam basa pengganti indikator.
Suatu potensial dibangkitkan pada sebuah membran kaca tipis yang
memisahkan dua larutan dengan aktivitas ion hidrogen yang berbeda. Potensial
yang ditimbulkan tergantung pada perbedaan aktivitas ion hidrogen yang
berbeda. Potensial yang ditimbulkan tergantung pada perbedaan aktivitas ion
hidrogen pada setiap sisi dari membran dan tidak dipengaruhi oleh adanya ionion lain di dalam larutan. Elektroda kaca juga selektif terhadap ion-ion lain dari
hidrogen. Alat ini dilengkapi dengan elektroda kaca dan elektroda kalomel
(SCE) atau gabungan dari keduanya (elektroda kombinasi).
Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan elektroda adalah
cairan dalam elektroda harus selalu dijaga lebih tinggi dari larutan yang diukur.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi larutan elektroda atau
POTENSIOMETRI
penyumbatan penghubung karena reaksi ion-ion analit dengan ion raksa (I) atau
ion perak.
POTENSIOMETRI
amoniak metal merah. Potensiometri juga digunakan dalam penentuan
kandungan karbon organik total tanah dengan mengubah senyawa-senyawa
karbon menjadi CO2 (Abdul Haris dan Bukhori, 2000).
Selanjutnya CO2
POTENSIOMETRI
Berbagai susunan fisika memberikan kontak elektrolit antara larutan uji dan
larutan pengisi dari SCE. Suatu pHinole, berupa serat kecil yang menyerap
larutan atau suatu rongga anular sempit yang memungkinkan terjadinya aliran
yang sangat lamban dari elektrolit melalui persambungan tersebut. Sel tersebut
bisa dipresentasikan sebagai berikut.
Hg I Hg2Cl2, KCl (jenuh) I H+ (a=x) I kaca I HCl (0,1 M), AgCl I Ag
Elektroda referensi
larutan uji
elektroda kaca
POTENSIOMETRI
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1.2 Alat
1. Buret, statif dan klem
2. Erlenmeyer
3. Beaker glass
4. Gelas ukur
5. Labu takar
6. Magnetic stirrer
7. pH meter
8. Pipet tetes
POTENSIOMETRI
Keterangan:
1. Buret, statif dan klem : tempat klem dan burat, penjepit buret, untuk
tempat titran
2. Erlenmeyer : tempat melakukan titras
3. Beaker glass : tempat larutan
4. Gelas ukur : untuk mengukur larutan
5. Labu takar : tempat pengenceran larutan
6. Magnetic stirrer : untuk pengadukan cairan kimia
7. PH meter : alat pengukur pH
8. Pipet tetes : untuk mengambil larutan
POTENSIOMETRI
III.3. Cara Kerja
Pembakuan (Standarisasi) Larutan NaOH
1. Buat NaOH dengan menimbang NaOH (sesuai kuantitas) lalu larutkan dalam
labu takar 250 ml sampai tanda batas.
2. Kalibrasi pH meter dengan menggunakan aquadest sampai pH konstan.
3. Masukkan 50 ml larutan NaOH ke dalam gelas kimia dan masukkan magnetic
bar ke dalamnya, tempatkan gelas kimia tersebut di atas magnetic stirrer, atur
kecepatan pada skala tertentu yang tidak mengakibatkan adanya pusaran
dalam larutan.
4. Masukkan asam oksalat ke dalam buret, tempatkan ujung buret ke dalam
leher gelas kimia.
5. Pasangkan elektroda pH sampai tercelup pada cairan gelas kimia ( selalu
lakukan pencucian dan pengeringan setiap kali elektroda dimasukkan ke
dalam cairan yang baru ).
6. Catat nilai pH yang terbaca pada pH meter.
7. Alirkan asam oksalat sebanyak 2 ml, catat perubahan pH yang terjadi.
Penambahan asam oksalat dan pencatatan pH dilanjutkan sampai terjadi
lonjakan pH kemudian stabil lagi. Catat seperti tabel berikut.
8. Ulangi proses titrasi di atas (nomor 1-6) dengan laruan NaOH yang baru
tetapi pencatatan pH dilakukan setiap penambahan asam oksalat 0.1 ml pada
daerah yang mengalami lonjakan pH, sedangkan ada daerah yang lain tetap 2
ml.
9. Buat kurva titrasi antara pH vs volume asam oksalat, sehingga diperoleh
gambar seperti di bawah, dan tentukan titik ekivalennya.
10. Hitung kadar NaOH.
POTENSIOMETRI
4. Pasangkan elektroda pH sampai tercelup pada cairan dalam gelas kimia (
selalu lakukan pencucian dan pengeringan setiap kali elektroda dimasukkan
ke dalam cairan yang lain ).
5. Catat nilai pH yang terbaca pada pH meter.
6. Keluarkan NaOH 2 ml, catat perubahan pH yang terjadi, lakukan
penambahan (sampai pH menunjukkan asam yang stabil) terjadinya lonjakan
yang tajam menunjukkan titik tat.
7. Ulangi langkah 1-5, catat perubahan pH setiap penambahan 0.1 ml NaOH
pada titik lonjakan dan 2 ml NaOH pada titik yang lainnya.
8. Buat kurva titrasi antara pH vs volume NaOH
9. Hitung kadar HCl.
10
POTENSIOMETRI
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil Percobaan
Tabel 4.1.1 Hasil Percobaan Titrasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1 N (ml)
No. Volume Asam Oksalat 0,1 N(ml)
pH Larutan
9,602
9,651
9,646
9,653
9,690
10
9,695
12
9,647
14
9,699
16
9,695
10
18
9,689
11
20
9,681
12
22
9,666
13
24
9,597
14
26
9,621
15
28
9,627
16
30
9,614
17
32
9,610
18
34
9,604
19
36
9,598
20
38
9,598
21
40
9,551
22
42
9,557
23
44
9,536
24
46
9,519
25
48
9,476
26
50
9,437
11
POTENSIOMETRI
27
52
9,384
28
54
9,437
29
56
9,318
30
58
9,208
31
58,1
8,208
32
58,2
8,536
33
58,3
8,532
34
58,4
8,431
35
58,5
8,364
36
58,6
8,321
37
58,7
8,277
38
58,8
8,255
39
58,9
8,193
40
59
8,140
41
59,1
8,087
42
59,2
8,011
43
59,3
7,967
44
59,4
7,853
45
59,5
7,818
46
59,6
7,741
47
59,7
7,674
48
59,8
7,633
49
59,9
7,379
50
60
7,486
51
62
7,432
52
64
7,430
53
66
7,856
n Oksalat
VOksalat . NOksalat
58 ml . 0,1 N
NNaOH
n NaOH
= VNaOH . NNaOH
=
70 ml . NNaOH
0,082 N
12
POTENSIOMETRI
Tabel 4.1.2 Hasil Percobaan Titrasi HCl dengan NaOH 0,082 N
No.
pH Larutan
4,447
4,470
4,253
4,250
4,260
10
4,281
12
4,360
14
4,532
14,1
4,989
10
14,2
6,111
11
14,3
6,991
12
14,4
7,297
13
14,5
7,401
14
14,6
7,356
15
14,7
7,533
16
14,8
7,348
17
14,9
7,566
18
15
7,326
19
15,1
7,633
20
15,2
7,205
21
15,3
7,597
22
15,4
7,171
23
15,5
7,547
24
15,6
7,217
25
15,7
7,613
26
15,8
7,716
27
15,9
7,563
28
16
7,622
29
18
7,671
30
20
7,663
31
22
8,052
13
POTENSIOMETRI
32
24
n NaOH
VNaOH .NNaOH
8,236
n HCl
= VHCl . NHCl
14 ml . 0,082 N = 50 ml . NHCl
NHCl
IV.2
= 0,02296 N
Pembahasan
1. Alasan Kadar HCl Praktis Lebih Besar daripada Kadar Asli.
Menurut kadar HCl yang diperoleh ketika praktikum, didapatkan kadar
HCl adalah sebesar 0,02296 N. Sedangkan kadar asli HCl adalah 0,0144
N. Ini berarti kadar praktis lebih besar daripada kadar asli. Hal ini
disebabkan oleh:
a. Natrium Hidroksida apabila dilarutkan dalam air akan terpecah
menjadi ion. Hal ini karena Natrium Hidroksida bersifat basa. Larutan
ion terdiri dari tiga atom. Ion hidroksil mempunyai muatan negative
yang diemban oleh dua atom itu sebagai suatu unit ionisasi, NaOH
dapat ditulis dalam reaksi sebagai berikut:
NaOH(aq)
Na+(aq) + OH-(aq)
Oleh karena itu, kekhasan semua basa ialah bahwa air larutannya
mengandung hidroksil. NaOH dapat merubah lakmus merah menjadi
lakmus biru dan termasuk elektrolit kuat (Ade V, 2011). Maka NaOH
memiliki pH tinggi, sehingga kadar menjadi lebih tinggi.
b. Ketika dilaksanakannya praktikum, elektroda yang digunakan adalah
elektroda kaca. Keterbatasan elektroda kaca salah satunya adalah
dalam larutan-larutan yang sangat asam (pH dibawah sekitar 1), galatgalat ditemui yang mungkin terkait dengan perubahan aktifitas air
dalam lapisan gel dari kaca dan penetrasi anion-anion ke dalam gel.
Karena adanya perubahan aktivitas air maka dapat mempengaruhi pH
larutan yang berubah.
H2O
H+ + OH-
14
POTENSIOMETRI
Apabila terjadi penambahan ion OH- dari penambahan aktivitas air
maka pH semakin tinggi dan mengakibatkan kadar HCl semakin
tinggi (Underwood,1999).
c. Titran seperti Natrium Hidroksida dan Asam Klorida tidak dapat
dianggap sebagai larutan baku primer karena kemurniannya cukup
bervariasi (Fuad, 2013). Asam Klorida mempunyai kemurnian lebih
rendah daripada larutan baku primer, oleh sebab itu Asam Klorida
konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari
zat yang tak pernah murni (Prafitryane, 2010).
2. Gambar Grafik
12
10
pH
8
6
4
2
0
0
10
20
30
40
50
Volume Oksalat
58 60
70
80
10
pH
8
6
4
2
0
0
10
15
16
20
25
30
Volume NaOH
15
POTENSIOMETRI
BAB V
PENUTUP
V.I
Kesimpulan
1. Kadar NaOH yang diperoleh dengan menggunakan metode potensiometri
adalah sebesar 0,082 N.
2. Kadar HCl yang diperoleh dengan menggunakan metode potensiometri
adalah 0,02296 N.
3. Penyebab berbedanya kadar percobaan dengan kadar asli adalah:
a. Ionisasi NaOH menjadi Na+ dan OHb. Keterbatasan elektroda kaca
c. NaOH ataupun HCl bukan merupakan larutan baku primer yang
kemurniannya rendah.
V.2
Saran
1. Praktikan sebaiknya memperhatikan dan melakukan langkah-langkah
prakikum agar praktikum maksimal.
2. Praktikan diharapkan dapat memanajemen waktu.
3. Praktikan sebaiknya menjaga kebersihan selama praktikum berlangsung.
4. Praktikan sebaiknya membersihkan ruangan dan alat-alat praktikum setelah
praktikum selesai.
16
POTENSIOMETRI
DAFTAR PUSTAKA
Bard, A.J & Faulker, L.R. 1980.Electrochemical Methods. New York: John
Willey&Sons.
Ilmawan, Adityan. 2013. Sistem Pengaturan Posisi Sudut Putaran Motor
DC.http://elektro.studentjournal.ub.ac/. 13 November 2014.
Underwood, AL., Day. R.A. 1998.Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi keempat. Jakarta:
Erlangga.
Viadi, Ade. 2011. Pengaruh Konsentrasi Caustic Soda NaOH pada Pencucian Leaf
FilterPada Tangki Niagara. http://www.academia.edu/6884258/. 13 November
2014.
Virkill, Fuad. 2013. Larutan Baku Primer dan Larutan Baku Sekunder.
http://fuadvirkill.wordpress.com/2013/05/31/115/. 13 November 2014.
17
POTENSIOMETRI
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN
= 0,06
= 0,05
A-1
POTENSIOMETRI
LEMBAR PERHITUNGAN KADAR
= NaOH
V1N1 = V2N2
58 x 0,1
N2
= 70 x N2
= 0,082 N
N NaOH
= 0,082 N
= HCl
V1N1 = V2N2
14 x 0,082
N2
= 50 x N2
= 0,02296 N
N HCl
= 0,02296 N
x 100 %
x 100 %
= 59,44 %
B-1
POTENSIOMETRI
LEMBAR PERHITUNGAN
Mol HCl
=MxV
= 0,02296 x 50.10-3
= 1,148 x 10-3
M NaOH
= 0,082 N
1. V NaOH
= 14 ml
Mol NaOH = 0,082 x 14. 10-3
= 1,148 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,148
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 1,148 1,148
pH = 7
2. V NaOH
= 14,1 ml
Mol NaOH = 0,082 x 14,1. 10-3
= 1,156 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,156
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,0082 1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
4. V NaOH
= 14,3 ml
Mol NaOH = 0,082 x 14,3. 10-3
= 1,172 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,172
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,024
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 1,2 x 10-4
= 1,2 x 10-4
= 4 log 1,2
= 8 + log 1,2
3. V NaOH
= 14,2 ml
Mol NaOH = 0,082 x 14,2. 10-3
= 1,164 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,164
R 1,148 1,148
1,148 1,148
= 2,5 x 10-4
= 2,5 x 10-4
= 4 log 2,5
= 8 + log 2,5
5.
= 3,8 x 10-4
= 3,8 x 10-4
= 4 log 3,8
= 8 + log 3,8
V NaOH
= 14,4 ml
Mol NaOH = 0,082 x 14,4. 10-3
= 1,180 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,180
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,032
1,148 1,148
M NaOH =
C-1
POTENSIOMETRI
[OH-]
pOH
pH
= 5,09 x 10-4
= 4 log 5,09
= 8 + log 5,09
6. V NaOH
= 14,4 ml
Mol NaOH = 0,082 x 14,4. 10-3
= 1,180 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,180
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,032
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 5,09 x 10-4
= 5,09 x 10-4
= 4 log 5,09
= 8 + log 5,09
7. V NaOH
= 14,6 ml
Mol NaOH = 0,082 x 14,6. 10-3
= 1,197 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,197
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,049
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 7,6 x 10-4
= 7,6 x 10-4
= 4 log 7,6
= 8 + log 7,6
8. V NaOH
= 14,7 ml
Mol NaOH = 0,082 x 14,7. 10-3
= 1,205 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,205
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,057
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 8,8 x 10-4
= 8,8 x 10-4
= 4 log 8,8
= 8 + log 8,8
9. V NaOH
= 14,8 ml
Mol NaOH = 0,082 x 14,8. 10-3
= 1,213 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,213
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,065
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 1,01 x 10-3
= 1,01 x 10-3
= 3 log 1,01
= 9 + log 1,01
10. V NaOH
= 14,9 ml
Mol NaOH = 0,082 x 14,9. 10-3
= 1,221 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,221
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,073
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 1,13 x 10-3
= 1,13 x 10-3
= 3 log 1,13
= 9 + log 1,13
11. V NaOH
= 15 ml
Mol NaOH = 0,082 x 15. 10-3
= 1,23 x 10-3
C-2
POTENSIOMETRI
HCl + NaOH
M 1,148 1,230
R 1,148 1,148
S 0,082
NaCl + H2O
1,148 1,148
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 1,2 x 10-3
= 1,2 x 10-3
= 3 log 1,2
= 9 + log 1,2
12. V NaOH
Mol NaOH
= 15,1 ml
= 0,082 x 15,1. 10-3
= 1,238 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,238
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,090
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 1,3 x 10-3
= 1,3 x 10-3
= 3 log 1,3
= 9 + log 1,3
16. V NaOH
= 15,2 ml
Mol NaOH = 0,082 x 15,2. 10-3
= 1,246 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,246
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,098
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 1,25 x 10-3
= 1,25 x 10-3
= 3 log 1,25
= 9 + log 1,25
13.
V NaOH
= 15,3 ml
Mol NaOH = 0,082 x 15,3. 10-3
= 1,25 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,25
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,102
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 1,5 x 10-3
= 1,5 x 10-3
= 3 log 1,5
= 9 + log 1,5
14. V NaOH
= 15,4 ml
Mol NaOH = 0,082 x 15,4. 10-3
= 1,26 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,26
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,112
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 1,7 x 10-3
= 1,7 x 10-3
= 3 log 1,7
= 9 + log 1,7
15. V NaOH
= 15,5 ml
Mol NaOH = 0,082 x 15,5. 10-3
= 1,27 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,27
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,123
1,148 1,148
M NaOH =
= 1,8 x 10-3
C-3
POTENSIOMETRI
[OH-]
pOH
pH
= 1,8 x 10-3
= 3 log 1,8
= 9 + log 1,8
17. V NaOH
Mol NaOH
= 15,6 ml
= 0,082 x 15,6. 10-3
= 1,279 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,279
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,131
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 0,002 x 10-3
= 2 x 10-3
= 3 log 2
= 9 + log 2
18. V NaOH
= 15,7 ml
Mol NaOH = 0,082 x 15,7. 10-3
= 1,28 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,28
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,139
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 2,1 x 10-3
= 2,1 x 10-3
= 3 log 2,1
= 9 + log 2,1
21. V NaOH
= 15,8 ml
Mol NaOH = 0,082 x 15,8. 10-3
= 1,29 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,29
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,147
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 2,2 x 10-3
= 2,2 x 10-3
= 3 log 2,2
= 9 + log 2,2
19. V NaOH
= 15,9 ml
Mol NaOH = 0,082 x 15,9. 10-3
= 1,303 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,303
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,155
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 2,3 x 10-3
= 2,3x 10-3
= 3 log 2,3
= 9 + log 2,3
20. V NaOH
= 16 ml
Mol NaOH = 0,082 x 16. 10-3
= 1,312 x 10-3
HCl + NaOH
NaCl + H2O
M 1,148 1,312
R 1,148 1,148
1,148 1,148
S 0,164
1,148 1,148
M NaOH =
[OH-]
pOH
pH
= 1,02 x 10-2
= 1,02 x 10-2
= 2 log 1,02
= 10 + log 1,02
C-4
POTENSIOMETRI
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
MATERI :
POTENSIOMETRI
ANGGOTA
GROUP
: ASTUTI WULANDARI
NIM: 21030114120069
FAQIHUDIN MUBAROK
NIM: 21030114120106
INGA LAIRA
NIM : 21030114120074
:V / SENIN PAGI
D- 1
POTENSIOMETRI
I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kadar suatu senyawa dalam sampel dengan metode potensiometri
berdasarkan reaksi netralisasi (asam-basa).
II. PERCOBAAN
II.1. Bahan yang digunakan
1. Asam oksalat 0,45 gr
2. NaOH 0,6 gr
3. HCl
4. Aquadest
II.2. Alat yang dipakai
1. PH meter
2. Magnetic stirrer
3. Buret, statif dan klem
4. Labu takar
5. Erlenmeyer
6. Beaker glass
7. Pipet tetes
8. Gelas ukur
II.3. Cara Kerja
Pembakuan (standarisasi) larutan NaOH
1. Buat NaOH dengan menimbang NaOH (sesuai kuantitas) lalu larutkan dalam labu takar
250 ml sampai tanda batas.
2. Kalibrasi pH meter dengan menggunakan aquadest sampai pH konstan.
3. Masukkan 50 ml larutan NaOH ke dalam gelas kimia dan masukkan magnetic bar ke
dalamnya, tempatkan gelas kimia tersebut di atas magnetic stirrer, atur kecepatan pada
skala tertentu yang tidak mengakibatkan adanya pusaran dalam larutan.
4. Masukkan asam oksalat ke dalam buret, tempatkan ujung buret ke dalam leher gelas
kimia.
D- 2
POTENSIOMETRI
5. Pasangkan elektroda pH sampai tercelup pada cairan gelas kimia ( selalu lakukan
pencucian dan pengeringan setiap kali elektroda dimasukkan ke dalam cairan yang baru
).
6. Catat nilai pH yang terbaca pada pH meter.
7. Alirkan asam oksalat sebanyak 2 ml, catat perubahan pH yang terjadi. Penambahan
asam oksalat dan pencatatan pH dilanjutkan sampai terjadi lonjakan pH kemudian stabil
lagi. Catat seperti tabel berikut.
8. Ulangi proses titrasi di atas (nomor 1-6) dengan laruan NaOH yang baru tetapi
pencatatan pH dilakukan setiap penambahan asam oksalat 0.1 ml pada daerah yang
mengalami lonjakan pH, sedangkan ada daerah yang lain tetap 2 ml.
9. Buat kurva titrasi antara pH vs volume asam oksalat, sehingga diperoleh gambar seperti
di bawah, dan tentukan titik ekivalennya.
10. Hitung kadar NaOH.
Penetapan kadar HCl
1. Kalibrasi pH meter dengan menggunakan aquadest sampai pH konstan.
2. Masukkan 50 ml larutan HCl ke dalam gelas kimia dan masukkan magnetic bar ke
dalamnya, tempatkan gelas kimia tersebut di atas magnetic stirrer, atur kecepatan pada
skala 5.
3. Masukkan NaOH ke dalam buret, tempatkan ujung buret pada mulut gelas kimia berisi
HCl.
4. Pasangkan elektroda pH sampai tercelup pada cairan dalam gelas kimia ( selalu lakukan
pencucian dan pengeringan setiap kali elektroda dimasukkan ke dalam cairan yang lain
).
5. Catat nilai pH yang terbaca pada pH meter.
6. Keluarkan NaOH 2 ml, catat perubahan pH yang terjadi, lakukan penambahan (sampai
pH menunjukkan asam yang stabil) terjadinya lonjakan yang tajam menunjukkan titik
tat.
7. Ulangi langkah 1-5, catat perubahan pH setiap penambahan 0.1 ml NaOH pada titik
lonjakan dan 2 ml NaOH pada titik yang lainnya.
8. Buat kurva titrasi antara pH vs volume NaOH
D- 3
POTENSIOMETRI
9. Hitung kadar HCl.
II.4.Hasil Percobaan
Tabel Hasil Percobaan Titrasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1 N (ml)
No. Volume Asam Oksalat 0,1 N(ml)
pH Larutan
9,602
9,651
9,646
9,653
9,690
10
9,695
12
9,647
14
9,699
16
9,695
10
18
9,689
11
20
9,681
12
22
9,666
13
24
9,597
14
26
9,621
15
28
9,627
16
30
9,614
17
32
9,610
18
34
9,604
19
36
9,598
20
38
9,598
21
40
9,551
22
42
9,557
23
44
9,536
24
46
9,519
25
48
9,476
26
50
9,437
D- 4
POTENSIOMETRI
27
52
9,384
28
54
9,437
29
56
9,318
30
58
9,208
31
58,1
8,208
32
58,2
8,536
33
58,3
8,532
34
58,4
8,431
35
58,5
8,364
36
58,6
8,321
37
58,7
8,277
38
58,8
8,255
39
58,9
8,193
40
59
8,140
41
59,1
8,087
42
59,2
8,011
43
59,3
7,967
44
59,4
7,853
45
59,5
7,818
46
59,6
7,741
47
59,7
7,674
48
59,8
7,633
49
59,9
7,379
50
60
7,486
51
62
7,432
52
64
7,430
53
66
7,856
n Oksalat
VOksalat . NOksalat
58 ml . 0,1 N
n NaOH
= VNaOH . NNaOH
=
70 ml . NNaOH
D- 5
POTENSIOMETRI
NNaOH
0,082 N
pH Larutan
4,447
4,470
4,253
4,250
4,260
10
4,281
12
4,360
14
4,532
14,1
4,989
10
14,2
6,111
11
14,3
6,991
12
14,4
7,297
13
14,5
7,401
14
14,6
7,356
15
14,7
7,533
16
14,8
7,348
17
14,9
7,566
18
15
7,326
19
15,1
7,633
20
15,2
7,205
21
15,3
7,597
22
15,4
7,171
23
15,5
7,547
24
15,6
7,217
25
15,7
7,613
26
15,8
7,716
27
15,9
7,563
D- 6
POTENSIOMETRI
28
16
7,622
29
18
7,671
30
20
7,663
31
22
8,052
32
24
8,236
n NaOH
VNaOH .NNaOH
n HCl
= VHCl . NHCl
14 ml . 0,082 N = 50 ml . NHCl
NHCl
= 0,02296 N
MENGETAHUI,
PRAKTIKAN
ASISTEN
ALFIYANTI
21030113120071
D- 7
POTENSIOMETRI
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
MATERI
: Potensiometri
HARI/TANGGAL
KELOMPOK
: V - Senin pagi
NAMA
: 1. Astuti wulandari
2. Faqihudin mubarok
3. Inga laira
ASISTEN
: Alfiyanti
KUANTITAS REAGEN
No.
Jenis reagen
kuantitas
NaOH 0,06 N
250 ml
Asam oksalat
100 ml
HCl
100 ml
TUGAS TAMBAHAN:
Aplikasi potensiometri di industri
Prinsip kerja potensiometri
CATATAN :
Bawa tissue
Alfiyanti
21030113120071
E- 1
POTENSIOMETRI
REFERENSI
Alasan Kadar HCl yang Didapat Lebih Kecil daripada Kadar Teoritis
a)Kristal NaOH bersifat mudah menyerap air dalam keadaaan terbuka (Higroskopis).
Selain itu Kristal NaOH padat juga mudah menyerah karbondioksida dari udara
membentuk Natrium Bikarbonat yang pHnya lebih rendah daripada NaOH, menurut
persamaan reaksi : NaOH
(s) + CO2(g) NaHCO3(s)
(Agung, 2012) pHnya yang lebih rendah berarti konsentrasi [OH
juga lebih rendah. Hal ini berakibat pada besarnya normalitas NaOH. Kadar HCl yang
ditemukan lebih rendah karena kadar NaOH yang ditemukan juga lebih rendah,
karena :
Bila kadar NaOH yang lebih kecil menyebabkan mengecilnya kadar HCl karena pada
rumus perhitungan kadar, mol NaOH lebih kecil dari yang seharusnya. b)
Di laboratorium digunakan elektroda pembanding yang berjenis kalomel dan
elektroda indikator membrane yaitu elektroda kaca. Kelemahan elektroda kaca yaitu
pada kondisi pH yang tinggi :
Spesifisitas untuk H+hilang.
Ketergantungan tegangan pH berkurang.
Potensial menjadi tergantung pada a Na+. (Safirainu, 2013) c)
Kebanyakan pengukuran pH menggunakan elektroda kaca yang dihubungkan.
Diandaikan bahwa salah sau buffer NB, digunakan untuk menstandarkan pH meter.
Sebenarnya bilangan pH terukur tidaklah eksak sama dengan log aH
+
, namun dalam kondisi biasa nilai tersebut hampir sama. Kemudian kondisi biasa
yang dimaksudkan adalah: a.
Kuat ion larutan uji kurang dari kira-kira 3.
Tidak ada ion tak lazim yang mobilitasnya luar biasa atau misalnya ion organic yang
sangat besar.c.
Jangkauan pH sekitar 2 sampai nol.
Tidak ada suspense yang bermuatan listrik seperti humus atau enzim penukar dalam
larutan uji. Orang harus hati-hati dalam menghitung ion hidrogen dari suatu
pengukuran pH praktis. Untuk pengukuran semacam itu perlu mengetahui tentang
koefisien aktifitas ion hidrogen: (Fahkrina, 2012) d)
Asam klorida mempunyai kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer, oleh
sebab itu asam klorida konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena
berasal dari zat yang tidak pernah murni. (Prafitryane, 2010)
(http://academia.edu/6884258/)
F-1
POTENSIOMETRI
Caustic Soda (NaOH) dan Sifat-Sifatnya
Natrium hidroksida (NaOH) adalah zat padat yang berbentuk kristal yang berwarna
putih, mempunyai titik lebur 318
panas laten 40 cal/gram, density 1,6 gram/liter dan larut dalam air dengan mengeluarkan
panas. Natrium hidroksida ini apabila dilarutkan dalam air akan terionisasi atau terpecah
menjadi ion, hal ini terjadi karena natrium hidroksida adalah bersifat basa. Larutan ini
terdiri dari tiga atom masing-masing satu atom Na, O dan H. Dimana dalam ini O dan H
tetap bersatu oleh karena itu apabila NaOH menjadi ion, ia akan terpecah menjadi ion
Na +dan ion OHyang disebut hidroksil dan terdiri dari atom Oksigen dan atom hidrogen.
Ion hidroksil mempunyai satu muatan negatif yang diemban oleh kedua atom itu sebagai
satu unit ionisasi, NaOH ini dapat dituliskan dalam persamaan reaksi : NaOH
Oleh karena itu, kekhasan semua basa ialah bahwa air larutanya mengandung ion
hidroksil. NaOH yang mempunyai berat jenis 1,6 gram/liter, titik lebur 318 C dan berat
molekul 40 apabila terkena kulit rasanya licin, dapat merubah lakmus merah menjadi
lakmus biru dan termasuk elektrolit kuat. Larutan NaOH adalah seperti lendir yang
bersifat hidroskopis, misalnya tangan kita terkena NaOH maka tangan akan berkerut
atau apabila NaOH dalam konsentrasi tinggi, (pekat) terkena kulit akan menyebabkan
hangus menghitam. Kristal NaOH bila terkena kayu, maka akan menjadi hitam, hal ini
disebabkan karena molekul air ditarik dari kayu. Keperluan terhadap NaOH ini akan
meningkat dalam proses penyulingan minyak tanah, pengolahan dan pembuatan tekstil,
pembersih (pencuci) membran niagara filter dan pengolahan gliserin serta pengolahan
bahan-bahan kimia. Namun demikian pemakaian NaOH sekarang ini paling banyak
adalah didalam pengolahan rayon. Kristal NaOH ini dipasaran disebut dengan soda api,
hal ini dapat dibeli ditoko-toko. Haruslah berhati-hati bila bekerja dengan NaOH.
Bentuk NaOH yang dijual, dipasaran ada 3 macam, kristalnya ada yang berbentuk
batang-batang dan ada yang berbentuk tablet dan berbentuk cair. Permintaan dalam
perdagangan terhadap NaOH ini dihubungkan dengan 2 metoda produksi, metoda yang
paling lama tetapi masih merupakan metoda yang masih
memberikan setengah dari suplay jumlah dibutuhkan, yang meliputi reaksi natrium
karbonat dengan kalsium hidroksida. Na2CO3 (l) + Ca(OH)2 (aq) 2NaOH (aq) +
CaCO3 (s)
Proses diatas disebut proses non elektrolisa lime soda dengan penambahan air kapur.
Dari proses non elektrolisa ini maka konsentrasi NaOH 12%. Oleh karena itu perlu
dilakukan dengan jalan penguapan atau evaporasi dengan tipe multi efek evaporator
diperoleh konsentrasi yang lebih pekat, yakni lebih kurang 50%. Tetapi akhir-akhir ini
persediaan NaOH diperoleh secara elektrolisa dari NaCl, reaksinya adalah sebagai
berikut : 2NaCl
(aq)+ 2H2O (aq) 2NaOH (aq) + H2 (g) + Cl2 (g)
(http://fuadvirkill.wordpress.com/2013/05/3155/)
F-2
POTENSIOMETRI
DIPERIKSA
KETERANGAN
NO TANGGAL
16-12-2014
18-12-2014
ACC
TANDA
TANGAN