Anda di halaman 1dari 2

Kenapa Kita Menderita?

Hidup ini singkat, lekaslah memaafkan Mark Twain

Seekor anak ayam yang kehilangan induknya, ia sendirian di semak-semak pohon pisang.
Karena merasa sendirian, ia merasa terancam. Kemudian matanya mencari-cari tempat
perlindungan, ke mana pun ia bersembunyi anak ayam tersebut disergap ketakutan.

Ancaman datang dari mana-mana, disergap musang, diterkam kucing kelaparan, dimakan ular
dan lain-lainnya. Sementara itu, di semak-semak pohon pisang itu tidak ada yang namanya
musang, kucing, ataupun ular.

Anak ayam terus saja berteriak-teriak memanggil-manggil induknya. Seperti mengatakan,


Mama mama di mana? Mama ma ma tolong

Apa yang diinginkan oleh anak ayam tersebut? Ternyata bukan hal yang muluk-muluk, rasa
aman dan rasa nyaman, namanya juga anak ayam. Ketika ia berada dalam dekapan induknya,
ia akan berhenti berteriak-teriak, ia menemukan perlindungan, kedamaian.

Seorang murid meditasi bertanya pada guru, Guru kenapa kita menderita seperti anak
ayam itu, banyak kekhawatiran, banyak ketakutan, pokoknya susah menjadi tenang apalagi
damai?
Kenapa kita menderita? Karena kita keluar terlalu jauh dari rumah. Saat ingin pulang, tidak
tahu lagi di mana rumahnya. Ingin pulang, rumah itu hanya tinggal kenangan. Jawab Guru
meditasi dengan senyum ramah.

Bagaimana caranya pulang guru?


Duduklah dengan hening Nak, dalam hatimu ada sebuah sungai. Dalam sungai yang
mengalir itu, ada semua kenangan. Baik itu kenangan yang indah maupun kenangan yang
pahit. Dua-duanya dalam sungai yang sama. Kenangan pahit, didekap. Kenangan indah,
didekap.

Anda mungkin juga menyukai