Anda di halaman 1dari 7

ETIOLOGI HEPATITIS

Secara umum agen penyebab hepatitis virus dapat siklasifikasikan kedalam dua group yaitu
hepatitis dengan transmisi secara enterik dan transmisi melalui darah.
Transmisi Secara Enterik
Terdiri atas virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV)
Virus tanpa selubung
Tahan terhadap cairan empedu
Ditemukan di tinja
Tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik
Tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal.
1. Virus Hepatitis A (HAV)
Hepatitis A virus akut merupakan infeksi virus yang ditularkan melalui transmisi enteral
virus RNA yang mempunyai diameter 27 nm. Virus ini bersifat self-limiting dan
biasanya sembuh sendiri, lebih sering menyerang individu yang tidak memiliki antibodi
virus hepatitis A seperti pada anak-anak, namun infeksi juga dapat terjadi pada orang
dewasa. Jarang terjadi fulminan (0.01%) dan transmisi menjadi hepatitis konis tidak
perlu ditakuti, tidak ada hubungan korelasi akan terjadinya karsinoma sel hati primer.
Karier HAV sehat tidak diketahui. Infeksi penyakit ini menyebabkan pasien mempunyai
kekebalan seumur hidup.
HAV terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh satu atau lebih protein.beberapa
virus juga memiliki outer-membran envelop. Virus ini bersifat parasite obligat
intraseluler, hanya dapat bereplikasi didalam sel karena asam nukleatnya tidak
menyandikan banyak enzim yang diperlukan untuk metabolisme protein, karbohidrat
atao lipid untuk menghasilkan fossat energi tinggi. Biasanya asam nukleat virus
menyandi protein yang diperlukan untuk replikasi dan membungkus asam nukleatnya
pada bahan kimia sel inang.
Replikasi HAV terbatas di hati, tetapi virus ini terdapat didalam empedu, hati, tinja dan
darah selama masa inkubasi dan fase akhir preicterik akut penyakit.

Gambar 1 : Virus Hepatitis A


Epidemiologi dan faktor resiko
Masa inkubasi 15 50 hari (rata-rata 30 hari), distribusi di seluruh dunia, endemisitas
tinggi di negara berkembang, HAV diekresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 12 minggu sebelum dan 1 minggu setelah awitan penyakit. Viremia muncul singkat (tidak
lebih dari 3 minggu) kadang kadang sampai 90 hari pada infeksi yang membandel
atau infeksi yang kambuh. Eksresi feses yang memanjang (bulanan) dilaporkan pada
neonatus yang terinfeksi. Transmisi enterik (fekal oral) predominan di antara anggota
keluarga. Kejadian luar biasa duhubungkan dengan sumber umu yang digunakan
bersama, makanan yang terkontaminasi dan air, tidak terbukti adanya penularan
maternal neonatus, prevalensi berkorelasi dengan standar sanitasi dan rumah tinggal
ukuran besar, transmisi melalui transfusi darah jarang terjadi.
Faktor resiko lain meliputi paparan pada :
Pusat perawatan sehari untuk bayi dan anak balita
Institusi untuk developmentary disadvantage
Berpergian kenegara berkembang
Perilaku seks anal oral
Pemakaian bersama pada IVDU.
PATOGENESIS
Pada prinsipnya, diferensiasi terjadi dalam dua bentuk :
1. Initial non-cytotoxic reaction dengan tingkat replikasi yang tinggi
2. Reaksi cypopathogenic dengan produksi virus yang rendah, tanda-tanda
peradangan dan pengembangan imunitas. Nekrosis sel hati disebabkan oleh
limfosit T (CD8+) spesifit terhadap virus, dengan sel T-induced cytolysis

yang terjadi pada respon imun. Virus ini kemudia dinetralkan oleh antibodi.
HAV mampu memicu hepatitis autoimun.
Stadium Penyakit
1. stadium Inkubasi
Periode antara infeksi HAV dan munculnya gejala berkisar 15 49 hari, rata-rata
25-30 hari. Inkubasi tergantung jumlah virus dan kekebalan tubuh.
2. stadium prodromal
Ditandai dengan gejala seperti : mual, muntah, nafsu makn menurun, merasa penuh
diperut, diare (sembelit), yang diikuti oleh kelemahan, kelelahan, demam, sakit
kepala, gatal-gatal, nyeri tenggorokan, nyeri sendi, gangguan penciuman dan
pengecapan, sensitif terhadap cahaya, kadang-kadang batuk. Gejala ini seperti
febrile influenza infection. Pada anak-anak dan remaja gejala gangguan
pencernaan lebih dominan, sedangkan pada orang dewasa lebih sering
menunjukkan gejala ikterik disertai mialgia.
3. stadium klinis
90% dari semua pasien HAV akut adalah subklinis, sering tidak terdeteksi. Akhir
dari prodromal dan awal dari fase klinis di tandai dengan urin yang berwarna
coklat, urobilinogenuria persisten, proteinuria ringan dan microhaematuria dapat
berkembang. Feses biasanya acholic, dengan terjadinya ikteric (60-70% pada anakanak, 80-90% pada dewasa). Sebagian gejala mereda, namun demam bisa tetap
terjadi. Hepatomegali, nyeri tekan hepar splenomegali, dapat ditemukan. Akhir
masa inkubasi LDL dapat meningkat sebagai espresi duplikasi virocyte,
peningkatan SGOP, SGPT, GDH. Niali Transaminase biasanya tidak terlalu
diperlukan untuk menentukan derajat keparahan. Peningkatan serum iron selalu
merupakan ekspresi dari kerusakan sel hati. AP dan LAP meningkat sedikit. HAV
RNA terdeteksi sekitar 17 hari sebelum SHPT meningkat dan beberapa hari sbelum
HAV IgM muncul. Viremia bertahan selama rata-rata 79 hari setelah peningkatan
GPT , durasinya sekitar 95 hari.
4. penyembuhan
fase ikterik berlangsung sekitar 2-6 minggu. Parameter laboratorium benar-benar
normal setelah 4-6 bulan. Normalisasi dari serum asam empedu juga dianggap
sebagai perameter dari penyembuhan.
2. Virus Hepatitis E (HEV)

Virus hepatitis E merupakan visur yang ditransmisikan melalui enterik yang banyak
terjadi terutama di India, Asia, Afrika dan Amerika tengah, di area geografis tersebut
HEV merupakan penyebab paling umum dari hepatitis akut. Mempunyai epidemiologi
yang hampir sama dengan HAV, memeiliki 32-34 nm, nonenvelop, HAV like virus
dengan 7600 nukleotida, rantai tunggal, genom RNA. Virus dapat dideteksi di dalam
tinja, empedu dan hati dan di eksresikan di dalam tinja selama masa inkubasi. Respon
imun untuk antigen virus terjadi sangat awal selama infeksi akut. Kedua IgM anti HEV
dan IgG anti HEV dapat dideteksi, tetapi menurun secara mendadak setelah infeksi akut,
dan mencapai level terendah dalam 9-12 bulan.
Epidemiologi dan faktor resiko
Masa inkubasi HEV rata-rata 40 hari, distribusi luas dalam bentuk epidemi dan endemi,
hepatitis seporadik sering terjadi pada dewasa muda di negara yang sedang berkembang,
penyakit epidemi dengan sumber penularan melalui air, intrafamilial kasus sekunder
jarang, dilaporkan adanya transmisi maternal neonatal, di negara maju infeksi sering
berasal dari orang yang kembali pulang setelah melakukan perjalanan, atau imigran baru
dari daerah endemik.
Transmisi Melalui Darah
Terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis D (HDV), dan virus hepatitis C (HCV).
1. Virus Hepatitis B
Virus hepatitis B adalah virus DNA hepatotropik, hepadnaviridae terdiri atas 6 genotip
(A sampai H), terkait dengan derajat beratnya dan respon terhadap terapi. Terdiri dari 42
nm partikel sferis dengan inti nukleokapsid, densitas elektron, diameter 27 nm, selubung
luar lipoprotein dengan ketebalan 7 nm. Inti HBV mengandung ds DNA partial (3,2 kb)
dan :

Protein polimerase DNA dengan aktivasi reserve transkriptase


Antigen hepatitis B core (HbcAg) merupakan protein struktural
Anti hepatitis B e (HbeAg) merupakan protein non-struktural yang berkorelasi
secara tidak sempurna dengan replikasi anti HBV

Selubung lipoprotein HBV mengandung :

Antigen permukaan hepatitis B (HbsAg) dengan tiga selubung protein : utama

besar dan menengah


Lipid minor dan komponen karbohidrat

HbsAg adalah bentuk partikel non infeksius dengan bentuk sferis 22 nm atau

tubular
Epidemiologi dan faktor resiko
Masa inkubasi HBV 15 180 hari (rata-rata 60 90 hari). Viremia berlangsung selama
beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi akut. Sebanyak 1-5% dewasa, 990%
neonatus dan 50% bayi akan berkembang menjadi hepatitis kronis dan viremia yang
persisten. Infeksi persisten dihubungakan dengan hepatitis kronik, sirosis dan kanker
hati. HBV ditemukan di darah, semen, sekret servikovaginal, saliva, cairan tubuh
lainnya.
Cara transmisi:
Melalui darah : penerima produk darah, IVDU, pasien hemodialisis, pekerja

kesehatan, pekerja yang terpapar darah


Transmisi seksual
Penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa : tertusuk jarum, penggunaan
ulang peralatan medis yang terkontaminsi, penggunaan bersama pisau cukur dan

silet, tato, akupuntur, tindik, penggunaan sikat gigi bersama.


Transmisi maternal neonatal, maternal infant
Tak ada bukti penyebaran fekal oral.

PATOGENESIS
Virus Docking : virus docking dengan sel hati terjadi secara langsung melalui reseptor
spesifik. Protein kapsid yang berisi HBV DNA diangkut ke inti sel denganbantuan
nuklear, sinyal lokalisasi. Dan pengembangan partikel dane yang lengkap dimulai dan
virus baru dieksresikan dari hepatosit oleh aparatus golgi. Sekitar 5x1013 virus
diperoduksi per hari. Uptake virus dipengaruhi oleh endositosis.dan DNA virus
mencapai inti sel.
Hepatocytolisis disebabkan oleh respon sel imun untuk viruscoded atau virus induced
antigens dari membran sel hati.
2. Virus Hepatitis D
Virus akut Hepatitis D merupakan virus RNA tidak lengkap, memerlukan bantuan dari
HBV untuk ekspresinya, patogenitas tapi tidak untuk replikasi. Hanya dikenal satu
serotipe dengan tiga genotip. Partikel sferis 35-27 nm, diselubungi oleh lapisan

lipoprotein HBV (HbsAg) 19 nm struktur mirip inti. Mengandung suatu antigen nuclear
phosphoprotein (HDV antigen) :
Mengikat RNA terdiri dari 2 isomorf : yang lebih kecil mengandung 195 asam

amino dan yang lebih besar mengandung 214 asam amino.


Antigen HDV yang lebih kecil mengangkut RNA ke dalam inti, merupakan sel

esensial untuk replikasi


Antigen HDV yang lebih besar : menghambat replikasi HDV RNA dan berperan

pada perakitan HDV


RNA HDV merupakan untai tunggal, covalenty close dan sirkular, mengandung kurang
dari 1680 nukleotida, merupakan genom RNA terkecil diantara virus biantang.
Replikasi hanya di hepatosit.
Epidemiologi dan faktor resiko
Masa inkubasi HDV diperkirakan 4-7 minggu, insiden berkurang dengan adanya
penignkatan pemakaian vaksin, bisa terjadi viremia singkat (infeksi akut) atau
memanjang (infeksi kronik). Infeksi HDV hanya terjadi pada individu dengan resiko
infeksi HBV (koinfeksi atau superinfeksi)
IVDU
Homoseksual atau biseksual
Resipien donor darah
Pasangan seksual
Cara penularan melalui darah, transmisi seksual, penyebaran maternal-neonatal.
3. Virus Hepatitis C
Virus Hepatitis C mempunyai selubung glikoprotein dan merupakan virus RNA
untai tunggal, dengan partikel sferis dan inti nukleokapsid 33 nm. Virus ini termasuk
klasifikasi flaviviridae, genus hepacivirus. Genom HCV terdiri atas 9400 nukleutida,
mengkode protein besar sekitar seridu 3000 asam amino.
1/3 bagian dari poliprotein terdiri ats protein struktural
Protein selubung dapat menimbulkan antibodi netralisasi
Regiovipervariabel terletak di E2
Sisa 2/3 dari poliprotein terdiri ats protein nonstruktural yang terlibat dalam
replikasi HCV
Hanya ada satu serotipe yang dapat diidentifikasi, terdapat banyak genotip dengan
distribusi yang berfariasi diseluruh dunia.

Epidemiologi dan faktor resiko


Masa inkubasi HCV diperkirakan 15 160 hari (puncak pada sekitar 50 hari). Viremia
yang berkepanjangan dan infeksi yang persisten umum dijumpai (55-855). Distribusi
geografik luas. Infeksi yang menetap dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis dan
kanker hati.
Cara transmisi :

Darah (predominan) : IVDU dan penetrasi jaringan, resepien produk darah


Transmisi seksual : efisiensi rendah, frekuensi rendah
Maternal neonatal : efisiensi rendah, frekuensi rendah
Tak terdapat bukti transmisi fekal oral.

Anda mungkin juga menyukai