PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindakan WSD (Water Seal Drainage) atau yang disebut juga dengan ChestTube (pipa dada) adalah suatu usaha untuk memasukkan kateter ke dalam
rongga pleura dengan maksud untuk mengeluarkan cairan yang terdapat di
dalam rongga pleura, seperti misalnya pus pada empisema atau untuk
mengeluarkan udara yang terdapat di dalam rongga pleura, misalnya
pneumotoraks. Bedanya dengan tindakan pungsi atau torakosentesis adalah
kateter dipasang pada dinding toraks dalam waktu yang lama dan dihubungkan
dengan suatu botol penampung
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami ini , yaitu :
1. Apa itu pemasangan WSD ?
2. Apa saja indikasi pemasangan WSD ?
3. Apa tujuan pemasangan WSD tersebut ?
4. Dimana saja letak pemasangan WSD ?
5. Apa saja jenis sistem WSD ?
6. Bagaimana penatalaksanaan WSD ?
7. Bagaimana prosedur pemasangan WSD ?
8. Bagaiamana cara pelepasan WSD ?
9. Bagaimana cara mengganti botol WSD ?
10. Bagaimana penerapan pemasangan WSD dalam asuhan keperawatan
beserta dokumentasiannya ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah kami ini, yaitu :
1. Memahami pemasangan WSD
2. Mampu mengetahui dan menjelaskan indikasi pada pemasangan WSD
3. Mengetahui dan menjelaskan tujuan pemasangan WSD
4. Mengetahui dan menjelaskan prosedur pemasangan WSD
5. Mengetahui dan menjelaskan prosedur pelepasan WSD
6. Mengetahui dan menjelaskan prosedur penggantian botol WSD
7. Mengetahui jenis-jenis sistem WSD
8. Menjelaskan penatalaksanaan WSD
9. Mengetahui letak pemasangan WSD
10. Memahami serta mampu menerapkan asuhan keperawatan pada kasus
pemasangan WSD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
agar
udara
tetap
mengembang
b.
c.
dengan
jalan
2. Basal
a.
b.
Keuntungan :
a.
Penyusunan sederhana
b.
Kerugian :
a. Saat drainage dada mengisi botol, lebih banyak kekuatan diperlukan
untuk memungkinkan udara dan cairan pleura untuk keluar dari rongga
dada masuk ke dalam botol.
\
Keuntungan dua botol:
a.
b.
b.
c.
Ruang Pengisapan
Ketinggian cairan di ruang pengisapan menentukan besarnya tekanan
pengisapan yang diberikan pada klien.Konfigurasi yang tepat dari ruangan
ini berbeda-beda sesuai pabriknya. Pada beberapa alat bila ruang pengumpul
ini terisi oleh drainage, rruang ini dapat diganti atau dipasang kembali tanpa
mengganggu keseluruhan sistem.
Keuntungan :
a. Bahan dari plastik sehingga tidak mudah pecah seperti botol
b. Bersifat disposible, bentuk ringan, tunggal, dan mudah dibawa kemana
mana
Kerugian :
a. Harga mahal
b. Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit
terbalik
2.6 Penatalaksanaan WSD
Penatalaksanaan dalam Water Seal Drainage, diantaranya :
1.
Memberi posisi
Posisi yang ideal adalah Semi Fowler. Untuk meningkatkan evakuasi
udara dan cairan,posisi pasien diubah setiap dua jam. Pasien diperlihatkan
bagaimana menyokong dinding dada dekat sisi pemasangan selang dada. Di
dorong untuk batuk,napas dalam, dan ambulasi. Pemberian obat nyeri
sebelum latihan akan menurunkan rasa nyeri dan meningkatkan ekspansi
paru-paru.
2.
tertekan.
Tanda
dan
gejala
Tension
Pneumothorax
adalah
Memantau Drainase
Perhatikan warna, konsistensi, dan jumlah drainase. Gunakan bulpen untuk
menandai tingkat sistem drainase pada akhir tugas jaga. Waspada terhadap
tiba-tiba perubahan drainase,peningkatan tiba-tiba menunjukkan perdarahan
atau adanya pembukaan kembali obstruksi selang. Sedangkan penurunan
tiba-tiba menunjukkan obstruksi selang dada atau kegagalan selang
dada.Untuk mengembalikan kepatenan selang dada, tindakan keperawatan
yang dianjurkan adalah :
a. Upayakan untuk mengurangi obstruksi dengan pengubahan posisi pasien
b. Bila bekuan terlihat, renggangkan selang antara dada dan unit drainase ,
dan tinggikan selang untuk meningkatkan efek grafitasi.
c. Lakukan sedikit pelepasan selang dan arahkan bekuan menuju wadah
drainase untuk melepaskan secara perlahan bekuan ke arah wadah
drainase.
d. Bila selang dada tetap tersumbat ,pembongkaran selang dada
dianjurkan. Pembongkaran selang dada tanpa mengevaluasi situasi
pasien sangat beresiko.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
Persiapan pasien
a. Kaji status pasien dan tanda-tanda vital
b. Cek kelengkapan alat dan inform concent pasien atau keluarga
c. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan untuk memberikan rasa aman
dan nyaman
d. Mengatur posisi pasien fowler atau semi fowler
4.
2.
Persiapan alat
a. Trolly dressing
b. Dressing set
c. Betadine solution
d. Klem
e. Sarung tangan steril dan non steril
f. Spuit 2,5cc
g. Analgesik
h. Bengkok
i. Plester
j. Gunting
12
3.
Persiapan pasien
a. Yakinkan pasien mengerti pengajaran pre prosedur
b. Premedikasi pasien dengan anlgesik adekuat setidaknya 15 menit
sebelum prosedur dilakukan
c. Tempatkan pasien pada posisi semifowler
4.
Prosedur pelepasan
a. Cuci tangan
b. Gunakan sarung tangan steril
c. Buka set angkat jahitan steril dan siapkan betadine dan kasa
d. Lepaskan suction dari chest drainage system dan cek terhadap
kebocoran udara pada ruang water seal.
e. Lepas sarung tangan
f. Angkat plester yang menempel dan tentukan tipe jahitan yang terdapat
pada selang dada
g. Konfirmasi pada pasien bahwa selang terbebas dari plester dan jahitan
h. Gunakan sarung tangan biasa
i. Klem setiap selang yang akan dicabut
j. Instruksikan pada pasien untuk tarik nafas dalam dan tahan pada setiap
selang yang akan diangkat
k. Cabut selang dada secara cepat
l. Tutup sisi insersi dengan kapas steril dan rekatkan dengan plester
m. Kaji pasien setelah prosedur dan bandingkan hasil nya dengan
pengkajian sebelumnya
n. Lakukan chest x-ray sesuai protokol
o. Cuci tangan
2.9 Penggantian botol water seal drainage
Adapun beberapa langkah dalam penggantian botol WSD, yaitu :
a. Siapkan set yang baru. Botol berisi aquades ditambah desinfektan
b. Selang WSD diklem dulu
c. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem
d. Amati undulasi dalam dalam selang WSD
13
BAB III
TINJAUAN TEORITIS ASKEP
3.1 Pengkajian
1. Sirkulasi
a. Takikardi,irama jantung tidak teratur (disaritmia)
b. Suara jantung III,IV,galop atau gagal jantung sekunder
c. Hipertensi atau hipotensi
2. Nyeri
a. Subjektif
- Nyeri dada sebelah
- Serangan tiba-tiba
- Nyeri bertambah saat bernafas
b. Objektif
- Wajah meringis
- Perubahan perilaku
3. Respirasi
a. Subjektif
-Riwayat setelah pembedahan dada,trauma
- Riwayat penyakit kronik, infeksi paru, tumor, biopsi paru
-Kesulitan bernafas
-Batuk
b. Objektif
- Takipnea
- Peningkatan kerja napas
- Fremitus fokal
- Pada inspeksi dan palpasi dada tidak simetris
- Kulit sianosis, pucat, krepitasi
4. Rasa Aman
a. Riwayat fraktur atau trauma dada
b. kankaer paru, riwayat radiasi
5. Pengetahuan
a. Riwayat keluarga mempunyai resiko tinggi TB,CA
14
b.
c.
Mengerang kesakitan
d.
Menangis
e.
d. Fiksasi kateter thoraks pada dinding dada dan sisakan panjang kateter
agar pasien dapat bergerak atau tidak mengganggu pergerakannya.
e. Usahakan WSD berfungsi dengan baik dan aman dengan meletakannya
lebih tinggi dari bed pasien di lantai atau troli.
f. Observasi adanya tanda-tanda respirasi distress bila kateter thoraks
tercabut.
g. Anjurkan pasien untuk tidak menekan atau membebaskan selang dari
tekanan . misalnya : tertindih tubuh.
h. Kaji tindakan perubahan, catat dan beri tindakan perawatan bila :
- Perubahan suara bubbling
- Kebutuhan 02 yang tiba-tiba
- Nyeri dada
- Lepasnya selang
3. Nyeri akut b/d prosedur pembedahan, trauma jaringan.
Nyeri berkurang kriteria evaluasi :
Mengungkapkan tidak ada nyeri
Tidak merintih
Tidak menangis
Ekspresi wajah rileks
Klien menyatakan nyeri berkurang
Klien dapat beristirahat dengan cukup
Skala nyeri sedang
3.3 Rasional
a. Ubah posisi dari baring terlentang menjadi posisi miring ke posisi yang
tidak sakit secara bergantian setiap 2 jam.
b. Berbaring pada sisi yang terkena menimbulkan rasa yang sangat sakit, dan
hal tersebut mempengaruhi perkembangan paru
c. Bantu pasien melakukan AKS dan ambulasi sesuai kebutuhannya
d. Untuk menjaga agar tidak terjadi cedera , pantau :
-
Intensitas nyeri
Tingkat kesadaran
17
BAB IV
PEMBAHASAN
: Tn. T
b. UMUR
: 36 tahun
c. JENIS KELAMIN
: Laki-laki
d. AGAMA
: Islam
e. ALAMAT
f. PENDIDIKAN
: SMA
g. PEKERJAAN
: Supir Angkutan
h.
DIAGNOSA
: Pneumothoraks
i.
NO. REGISTER
: 25XXXX
1. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sesak napas, nyeri pada daerah thoraks dekstra serta wajah pucat
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien mengatakan mengalami kecelakaan lalu lintas pada tanggal 01 Maret 2013 dan
mengalami benturan di daerah thoraks.
3. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
Klien pernah mengalami sakit demam.
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Didalam keluarga pasien, tidak ada riwayat penyakit menular maupun menurun
5. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SOSIAL
Klien mudah bergaul dengan teman sebayanya
6. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
-Sebelum MRS: a. Pola makan : Nasi,ikan, sayur 3x1/ hari
b. Pola minum : air putih kurang lebih 7 gelas
c. Pola tidur
d. BAK
-
Warna kuning
Bau khas
e. BAB
-Setelah MRS:
: - 1-2x/hari
-
lembek
kuning
baunya khas
: - hanya 2 jam
- ada gangguan sesak nafas jadi sulit tidur
d. BAK
: -5000cc/hari
- warna putih kekuning-kuningan
- amis dan bau obat
e. BAB
: - 1x sehari
- Kuning
- Bau khas
: 110/70
Nadi
: 82 x/menit
Suhu
: 37,8 oC
RR
: 28 x/menit
10.PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Kepala Leher
Rambut
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Gigi
: Bersih , normal
Telinga
Leher
Lidah
e. Pemeriksaan Paru
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
: Hiperesonan
f. Pemeriksaan Jantung
-Perkusi:
: - batas jantung atas ICR-2 , batas kanan =linea sternum dekstra ICR-2,
batas kiri linea midklavikularis anterior bawah ICR-5 parasternalis
sinistra.
-Auskultasi
g. Pemeriksaan Abdomen
-Inspeksi
: Simetris
-Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan , tidak ada benjolan, tidak ada ascites
-Perkusi
: Suara kembung
20
Bersih, tidak ada kelainan pada genetalia, personal hygiene baik, setelah buang air kecil
ibu selalu membersihkan genetalia anaknya
Anus
Anus pasien bersih, dan tidak ada bercakbercak di sekitarnya, tetapi ada rasa keluh
pada daerah rektum terasa penuh
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Bentuk normal, kekuatan otot (2), rentang bergerak terbatas, reflek patologis Babinski
(-).
i. Pemeriksaan Neurologi
Pasien sadar, GCS ( 4, 5, 6)
Membuka mata spontan: 4
Orientasi baik : 5
Menggerakkan otot sesuai perintah: 6
j.
12.
TERAPI
Cefotaxime 1 gr/12 jam Antibiotik
Frogesic/ Tromadol 1 gr/ 8 jam / drips Analgesik
Ranitidine 1 amp/12 jam Antihistamin / tukak lambung
Novalgin 1 amp / 8 jam Antipiretik analgetik
Ketorolac 1 amp / 12 jam Analgetik / iritasi lambung
Ambroxol syrup 3x1 sdt Obat batuk
Paracetamol 3x1 sdt Antipiretik
Asam Mefenamat 3x1 sdt Analgetik
Metronidazole 500 mg/ hari Antibiotik dan anti inflamasi
13.HARAPAN PASIEN/KELUARGA SEHUBUNGAN DENGAN PENYAKITNYA
Keluarga pasien berharap anaknya cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit
21
ANALISA DATA
Nama Pasien
: Tn. T
Umur
: 36 Tahun
NO
1.
DATA
( DS/DO)
Ds: klien merasakan nyeri pada
pemasangan WSD
Do:
MASALAH
ETIOLOGI
Resiko tinggi
Ditandai dengan
terjadinya infeksi
pada pemasangan
pemasangan WSD
WSD
22
NO
1.
DIAGNOSA
Resiko tinggi terjadinya infeksi pada pemasangan WSD ditandai dengan :
-Adanya luka
- Adanya nyeri
- Kulit kemerahan
- Adanya infeksi pada lokasi pemasangan WSD.
-S/N: 36,7 oC/120 x/menit
-RR: 28 x/menit
23
No.
Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Rencana Tindakan
1. Berikan pengertian dan pengetahuan pemasangan WSD
antiseptic
Rasional
1. Perawatan mandiri seperti menjaga luka
dari hal yang septic tercipta bila klien
memiliki pengertian yang optimal
menimbulkan pertumbuhan
5. Berikan antibiotik
mikroorganisme
merintih kesakitan .
24
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien
: Tn. T
Umur
: 36 tahun
Tanggal/Jam
01/3/2013
Jam 09.00
Tindakan
1. Memberikan
pengertian
dan
pengetahuan
perawatan WSD.
R/ Pasien merasa jauh lebih hati-hati
dan
Jam 12.00
Jam 12.30
Jam 13.00
Jam 16.00
Metrodinazole 500 mg
R/ Pasien sedikit tidak merasa nyeri setelah
dimasukkan obat antibiotik.
25
02/3/2013
Dx.1
Jam 11.00
WSD.
R/ Pasien merasa jauh lebih hati-hati dan waspada
terhadap pemasangan WSD ditubuhnya.
Jam 12.00
2.
Memberikan
perawatan
luka
pada
daerah
Jam 13.30
WSD
seperti
26
03/3/2013
Dx.1
1.
Jam 10.00
Jam 12.30
2.
Jam 13.30
3.
Jam 14.00
4.
Cefotaxime 1 gr/12jam
Metrodinazole 500 mg/hari
R/ Pasien sedikit tidak merasa nyeri setelah
dimasukkan obat antibiotik.
27
04/03/2013
Jam 16.00
pada daerah
pemasangan WSD
R/ Pasien merasa lebih nyaman
Jam 18.00
2. Memberikan
nutrisi
yang
optimal
dengan
Jam 19.30
28
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien
: Tn.T
Umur
: 36 tahun
Tanggal/Jam
02/3/2013
Jam 10.00
Perkembangan
S: Klien mengatakan nyeri (+)
O: - k/u lemas, cemas,
- TD : 110/70 mmHg
- S/N: 37,8 oC/80 x/menit
- RR: 24 x/menit
-Tampak adanyanya infeksi seperti kemerahan
dan nyeri
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi keperawatan dilanjutkan
03/3/2013
Jam 10.00
pemasangan WSD
O: - k/u pasien tidak rewel
- TD : 110/70 mmHg
- S/n: 37,4 oC/ 82x/mnt
- RR: 24 x/menit
-Tampak kemerahan pada lokasi insersi pemasangan
WSD
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi Keperawatan dilanjutkan
29
04/3/2013
Jam 16.00
05/3/2013
Jam 15.30
E VALU AS I
30
Nama Pasien
: Tn. T
Umur
: 36 tahun
Tanggal/Jam
05/3/2013
Evaluasi
S: Klien mengatakan nyeri berkurang
O: - k/u tidak lemas
- TD : 110/70 mmHg
- S/n: 37,6 oC/ 82x/mnt
- RR: 20 x/menit
-Tidak tampak adanya infeksi seperti : kemerahan di
daerah pemasangan WSD
A: Masalah teratasi
P: Intervensi Keperawatan dihentikan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
31
Kesimpulan
Tindakan WSD (Water Seal Drainage) atau yang disebut juga dengan
Chest-Tube (pipa dada) adalah suatu usaha untuk memasukkan kateter ke
dalam rongga pleura dengan maksud untuk mengeluarkan cairan yang terdapat
di dalam rongga pleura, seperti misalnya pus pada empisema atau untuk
mengeluarkan udara yang terdapat di dalam rongga pleura, misalnya pada
kasus pneumotoraks.
Terdapat berbagai macam masalah pada pemasangan WSD jika memasangnya
tidak sesuai prosedur, misalnya infeksi pada saat pemasangan, seperti timbul
rasa nyeri dan kemerahan.
Dalam menghadapi kasus pada pasien yang dilakukan pemasangan
WSD, seorang perawat perlu memerlukan proses perawatan dari pengkajian,
diagnosis, intervensi, implementasi dan eliminasi. Segala proses tersebut harus
didokumentasikan agar tindakan yang kita lakukan dapat ditanggungjawabkan.
Saran
1. Jika akan menghadapi pasien yang harus dipasang WSD , seorang perawat
harus lebih berhati-hati dalam penanganan serta pemasangannya. Karena
jika prosedur dan penatalaksanaan nya tidak tepat maka akan
menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi pasien seperti infeksi di
daerah pemasangan WSD.
2. Diharapkan perawat dapat mempertahankan asuhan keperawatan yang
berkualitas di semua aspek dalam memberkan perawatan pada pasien
secara komprehensif untuk mencapai tujuan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
32
Carpenito, Lynda Juall dan Moyet. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta: EGC
Dongoes,Marlyn E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta :EGC
Smelizer , Suzanne C.2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.1.
Jakarta : EGC
33