DASAR Hukum Dinamika Fluida
DASAR Hukum Dinamika Fluida
Pendahuluan
Aliran fluida bisa mantap atau tak mantap; merata atau tak merata; laminer atau
turbulen; satu dimensi, dua dimensi atau tiga dimensi, dan rotasional atau tak rotasional.
Aliran satu dimensi dari suatu fluida tak kompresibel terjadi bila arah dan besar kecepatannya
di semua titik sama. Akan tetapi analisis aliran satu dimensi bisa diterima bila dimensi
tunggalnya ditentukan di sepanjang garis arus tengah dari aliran, dan bila kecepatan dan
percepatan yang tegak lurus pada garis arus tersebut dapat diabaikan. Dalam hal-hal seperti
itu, harga rata-rata dari kecepatan dan percepatan dan ketinggian dianggap menyatakan aliran
sebagai suatu keseluruhan dan penyimpangan-penyimpangan kecil bisa diabaikan.
Aliran air yang ada di alam ini memiliki bentuk yang beragam, karena berbagai sebab
dari keadaan alam baik bentuk permukaan tempat mengalirnya air juga akibat arah arus yang
tidak mudah untuk digambarkan. Misalnya aliran sungai yang sedang banjir, air terjun dari
suatu ketinggian tertentu, dan sebagainya. Contoh yang disebutkan di bagian depan
memberikan gambaran mengenai bentuk yang sulit dilukiskan secara pasti. Namun demikian,
bila kita kaji secara mendalam maka dalam setiap gerakan partikel tersebut akan selalu
berlaku hukum ke-2 Newton. Oleh sebab itu, agar kita lebih mudah untuk memahami
perilaku air yang mengalir diperlukan pemahaman yang berkaitan dengan kecepatan (laju air)
dan kerapatan air dari setiap ruang dan waktu. Bertolak dari dua besaran ini aliran air akan
mudah untuk dipahami gejala fisisnya, terutama dibedakan macam-macam alirannya.
Aliran laminer dan aliran turbulen dikenal dengan aliran yang memiliki profil
kecepatan datar, tetapi aliran ini hanya dikenal pada fluida yang tidak memiliki kekentalan
(koefisien kekentalannya nol) dan mengalir secara lambat. Sedangkan air adalah tergolong
pada fluida yang memiliki kekentalan, sehingga air tidak dapat digolongkan sebagai aliran
datar.
Selanjutnya aliran irrotational adalah aliran air yang tidak diikuti perputaran partikel
penyusun air tersebut, sedangkan aliran rotational adalah aliran yang diikuti perputaran
partikel penyusun air. Hal ini memberikan gambaran bahwa untuk aliran rotational dapat
diberikan istilah rotasi. Salah satu cara untuk mengetahui adanya aliran rotasi ini antara lain
bila di permukaan air terapung sebuah tongkat yang melintang selama aliran gerak tongkat
tersebut akan mengalami gerakan yang berputar di samping berpindag secara translasi akibat
aliran air tersebut. Contoh aliran rotasi adalah aliran yang berupa aliran pusaran, yakni suatu
aliran yang vektor kecepatannya berubah dalam arah tegak/transversal.
Selanjutnya bila ditinjau dari perubahan massa jenis air yang mengalir maka akan dikenal
aliran-aliran sebagai berikut:
1. Aliran viscous dan aliran non viscous
Aliran viscous adalah aliran dengan kekentalan, atau sering disebut aliran fluida pekat.
Kepekatan fluida ini tergantung pada gesekan antara beberapa partikel penyusun fluida. Di
samping itu juga gesekan antara fluida itu sendiri dengan tempat terjadinya aliran tersebuut.
Untuk aliran air lebih didekatkan pada aliran dengan kekentalan yang rendah, sehingga aliran
air dapat berada pada aliran non viscous.
2. Aliran termampatkan dan aliran tak termampatkan
Selanjutnya aliran termampatkan adalah aliran yang terjadi pada fluida yang selama
pengalirannya dapat dimampatkan atau berubah volumenya, sehingga akan mengubah pula
massa jenis fluida tersbeut. Aliran termampatkan ini pada umumnya berlangsung pada gas,
sedangkan pada air alirannya lebih didekatkan pada pengertian aliran tak termampatkan yakni
bahwa selama pengaliran air tersebut massa jenis air dianggap tetap besarnya.
mnegalirkan cairan pada keadaan head tetap atau mulut sempit (orifice) yang mengalir pada
keadaan tetap, menggambarkan aliran mantap.
Aliran merata
Aliran merata terjadi bila besar dan arah kecepatannya tidak berubah dari titik ke titik
di dalam fluida, atau dV/ds=0. Pernyataan ini menerangkan bahwa variable-variabel fluida
lainnya tidak berubah bersama jarak, atau dy/ds = 0 , dp/ds = 0 , dp/ds = 0 , dan seterusnya.
Aliran masuk di bawah tekanan melalui jalur-jalur pipa yang panjang bergaris tengah tetap
adalah aliran merata baik aliran itu mantap ataupun tak mantap. Aliran tak merata terjadi bila
kecepatan, kedalaman, tekanan, dan seterusnya, berubah dari titik dalam aliran fluida tersebut
atau , dV/ds tidak sama dengan nol dan seterusnya.
Aliran Laminer
Dalam aliran laminar, partikel-partikel fluidanya bergerak di sepanjang lintasanlintasan lurus, sejajar dalam lapisan-lapisan atau laminae. besarnya kecepatan-kecepatan dari
laminaer yang berdekatan tidak sama. Aliran laminar diatur oleh hukum yang
menghubungkan tegangan geser ke laju perubahan bentuk sudut, yaitu hasil kali kekentalan
fluida dan gradient kecepatan atau t = dv/dy . Kekentalan fluida tersebut dominant dan
karenanya mencegah setiap kecenderungan menuju kondisi-kondisi turbulen.
Aliran Turbulen
(7a)
Dimana, (eta) = sebuah factor yang tergantung pada kerapatan fluida dan gerakan fluida.
Factor pertama menyatakan efek-efek dari gerakan kekentalan dan factor kedua (eta),
menyatakan efek-efek dari gerakan turbulen.
Hasil-hasil percobaan memberikan cara-cara dengan mana jawaban untuk tegangan gesesr
dalam aliran turbulen bisa didapat. Prandtl menganjurkan bahwa:
t = l2 ( dv/dy )2
(7b)
merupakan sebuah persamaan yang berlaku untuk tegangan geser dalam aliran turbulen.
Persamaan ini mempunyai kekurangan, yaitu panjang campuran (l) adalah sebuah fungsi dari
y. makin besar jarak y dari dinding pipa, makin besar harga l. kemudian Von Carman
menganjurkan bahwa:
t = t o (1- ( dv/dy) 4
/( d
y)
v/ d
2
(7c)
walaupun k tidak benar-benar tetap, bilangan tak berdimensi ini mendekati 0,40. Integrasi
dari pernyataan ini menuju ke rumus-rumus dari jenis yang diperlihatkan (7b) di bawah ini.
Garis-garis Arus
Garis-garis arus adalah kurva-kurva khayal yang ditarik melalui suatu fluida untuk
menunjukkan arah gerakan di berbagai bagian aliran dari system fluida. Sebuah garis
singggung di sembarang titik pada kurva tersebut menyatakan arah sesaat dari kecepatan
partikel fluida di titik itu. Arah rata-rata dari kecepatan bisa juga dinyatakan oleh garis-garis
yang menyinggung garis-garis arus. Karena vector kecepatannya punya komponen nol yang
tegak lurus ke garis arus makatidak akan bisa ada aliran yang memotong suatu garis arus
pada titik mana pun.
Tabung-tabung arus
Sebuah tabung arus menyatakan bagian dasar dari suatu fluida yang mengalir yang
dibatasi oleh sekelompok garis arus yang menyelubungi aliran. Jika luas irisan penampang
tabung arus cukup kecil, kecepatan titik tengah dari sembarang irisan penampang tabung arus
cukup kecil, kecepatan titik tengah dari sembarang irisan penempang bisa diambil sebagai
kecepatan rata-rata untuk irisan tersebut sebagai satu keseluruhan. Tabung arus akan
digunakan untuk menurunkan persamaan kontinuitas untik aliran tak kompresibel mantap
satu dimensi.
Atau
(dalam satuan berat)
Untuk fluida-fluida tak kompresibel dan bila p1=p2 , persamaan tersebut menjadi :
Q = V1A1 = V2A2 = tetap (konstan) (dalam m3/dtk)
Dimana A1 dan V1 masing-masing adalah luas penampang adalah m 2 dan kecepatan rata-rata
daria arusnya dalam m/dtk. Satuan aliran yang biasa digunakan adalah meter kubik per detik
(m3/dtk), meskipun gallon per menit (gpm) dan juta gallon per hari (mgd) digunakan dalam
pekerjaan suplai air.
Persamaan kontinuitas untuk aliran mantap tak kompresibel, dua dimensi, adalah
Dimana suku-suku An menyatakan luas yang tegak lurus ke masing-masing vektor kecepatan.
Jaring-jaring aliran
Jaring-jaring aliran digambarkan untuk menunjukkan pola-pola dalam peristiwa aliran
dua dimensi, atau bahkan aliran tiga dimensi. Jaring aliran terdiri dari (a) suatu sistem garis
arus berjarak demikian rupa sehingga laju aliran q di antara tiap pasang garis yang berurutan
sama, dan (b) sistem garis lainnya yang tegak lurus ke garis arus dan berjarak demikian rupa
sehingga jarak antara garis-garis tegak lurus tersebut sama dengan jarak antara garis-garis
arus yang berdekatan. Diperlukan garis arus yang tak terhingga banyaknya untuk
menggambarkan dengan lengkap aliran pada syarat-syarat batas tertentu.
Fluida dalam keadaan mengalir dapat meninjau kecepatan dari tiap-tiap titik di dalam
zat yang mengalir tersebut, dalam hal ini kita memerlukan beberapa pengertian di antaranya
adalah :
1. Garis aliran
Garis aliran adalah sebuah garis di mana pada tiap-tiap saat garis singgung setiap titik
sesuai dengan arah vector kecepatan. Ini disebut pula dengan stream line.
2. Aliran stasioner
Aliran stasioner adalah aliran di mana setiap saat garis aliran berimpit dengan jalan
aliran, yakni bahwa aliran air tersebut akan membentuk gas alir yang tertentu dan partikel
penyusun air akan melalui jalur tertentu yang pernah dilalui oleh pertikel penyusun air di
depannya.
Bilangan reynold
Bilangan Reynold merupakan besaran fisis yang tidak berdimensi. Bilangan ini
dipergunakan sebagai acuan dalam membedakan aliran laminier dan turbulen di satu pihak,
dan di lain pihak dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk mengetahui jenis-jenis aliran yang
berlangsung dalam air. Hal ini didasarkan pada suatu keadaan bahwa dalam satu tabung/pipa
atau dalam satu tempat mengalirnya air, sering terjadi perubahan bentuk aliran yang satu
menjadi aliran yang lain. Perubahan bentuk aliran ini pada umumnya tidaklah terjadi secara
tiba-tiba tetapi memerlukan waktu antara, yakni suatu waktu yang relatif pendek dengan
diketahuinya kecepatan kristis dari suatu aliran. Kecepatan kritis ini pada umumnya akan
dipengaruhi oleh ukuran pipa, jenis zat cair yang lewat dalam pipa tersebut.
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan terdapat empat besaran yang
menentukan apakah aliran tersebut digolongkan aliran laminier ataukah aliran turbulen.
Keempat besaran tersebut adalah besaran massa jenis air, kecepatan aliran, kekentalan, dan
diameter pipa. Kombinasi dari keempatnya akan menentukan besarnya bilangan Reynold.
Oleh sebab itu, bilangan Reynold dapat dituliskan dalam keempat besaran tersebut sebagai
berikut.
Re = ( v D)/
Keterangan:
Re
: bilangan Reynold
: massa jenis
: viscositas/kekentalan
: kecepatan aliran
: diameter pipa
2000 < Re 3000, aliran disebut transisi antara laminier dan aliran turbulen
Contoh Soal
1. Jelaskan sifat-sifat aliran air yang ideal? Mengapa pembahasan sifat tersebut diperlukan?
Penyelesaian :
Aliran air yang ideal perlu memenuhi pernyataan sebagai berikut:
a)
Air tidak kompresibel, yakni bahwa selama air mengalir tidak mengalami pemampatan,
sehingga selama mengalir massa jenisnya konstan.
b)
Air selama berpindah tempat tidak mengalami gesekan, sehingga aliran air akan memiliki
gerak yang beraturan, sehingga aliran air akan memiliki gerak yang beraturan, tanpa
berolak/berotasi dan selama mengalir tidak mengalami perubahan kepekatan.
Pembahasan sifat ideal tersebut diperlukan agar memudahkan dalam pengkajian secara fisis
syarat-syarat
aliran
air
yang
banyak
dijumpai
dalam
kehidupan
sehari-
hari.
2. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi agar aliran memiliki aliran yang laminier?
Penyelesaian :
Aliran air dikatakan memiliki bentuk aliran laminier apabila dipenuhi persyaratan sebagai
berikut:
Gambar 9.
a)
Vektor kecepatannya berubah secara kontinyu dari nol pada dinding dan maksimum pada
sumbu pipa (lihat gambar 9).
b) Aliran tersebut berlangsung pada viscositas yang rendah, kecepatan aliran kecil.
3. Tentukanlah kecepatan kritis untuk (a) minyak baker menengah pada 15,6 oC yang mengalir
melalui sebuah pipa 152,4 mm dan (b) air pada 15,6oC yang mengalir dalam pipa 152,4 mm
itu.
Penyelesaian :
a)
Untuk aliran laminer, harga maksimum bilangan Reynoldsnya 2000.Dari table 2 dalam
Apendiks, kekentalan kinematik pada 15,6oC adalah 4,410 x 10-6 m2/dtk.
4. Untuk syarat-syarat aliran laminar, berapakah ukuran pipa yang akan mengalirkan 5,67 x 10 -3
m3/detik minyak baker menengah pada 4,4oC? (
Penyelesaian :
V = Q/A = Q/ 1/4d2 = 4Q/d2 = 0,02268/d2
RE = Vd/v, 2000 = ,
http:// smkmuhi.110mb.com
elisa.ugm.ac.id/files/Ijoel_mipa/q9P7IhDj/kuliah-fluida.pdf
giles, Ranalad.V. 1990. Mekanika Fluida dan Hidraulika. Erlangga :Jakarta
Streeter, Victor L dan Wylie. E. Benjamin. 1996. Mekanika Fluida. Erlangga : Jakarta.