Anda di halaman 1dari 25

PEMERIKSAAN ANTE NATAL CARE

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1990 WHO meluncurkan strategi MPS (Making
Pregnancy Safer) di dukung oleh badan-badan internasional
seperti UNFPA, UNICEF dan Word Bank, sebagai upaya untuk
menurunkan AKI dan AKB yang masih cukup tinggi dan sebagian
besar terjadi di negara-negara berkembang (Saeffudin, 2002).
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah
masalah besar di negara berkembang. Ini berarti kemampuan
untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan
perbaikan

kesehatan

yang

bersifat

menyeluruh

dan

lebih

bermutu. Kematian ibu di Indonesia pada SDKI 2003 terdata 307


per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian perinatal
adalah 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003).
Salah

satu

upaya

Departemen

Kesehatan

untuk

mempercepat penurunan AKI dan AKB adalah negara membuat


rencana strategi nasional making pregnancy safer (MPS) di
Indonesia 2001-2010 yang menyebutkan bahwa dalam konteks
rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010,
maka visi MPS adalah Kehamilan dan persalinan di Indonesia
berlangsung aman serta bayi yang dilahirkan hidup sehat
(Saeffudin, 2002). Pengawasan antenatal atau yang sering
disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan antenatal
yang diberikan oleh tenaga ahli profesional yaitu dokter spesialis
kebidanan,

dokter

umum,

dokter

bukan

spesialis

yang

mempunyai banyak pengalaman dalam kebidanan, bidan, public

health care, home help, pemanfaatan jenis pelayanan ANC


diharapkan

dapat

menghasilkan

atau

memperbaiki

status

kesehatan ibu hamil. Dalam hal ini pemanfaatan pelayanan ANC


yang tepat akan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan janin
yang akan di lahirkannya sehingga menuju ke keluarga yang
sehat dan sejahtera (Sarwono Prawirohardjo, 2002).
Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil
dapat dilihat dari cakupan pelayanan antenatal. Peningkatan
pelayanan kesehatan antenatal dipengaruhi oleh pemanfaatan
pengguna pelayanan antenatal. Dengan tidak dimanfaatkannya
sarana pelayanan antenatal dapat disebabkan oleh banyak faktor
seperti: ketidakmampuan dalam hal biaya, lokasi pelayanan yang
jaraknya terlalu jauh atau petugas kesehatan tidak pernah
datang secara berkala (Sarwono Prawirohardjo, 2002). Dengan
demikian untuk meningkatkan hasil cakupan ibu hamil ada
beberapa faktor yang perlu mendapatkan perhatian. Di samping
faktor ibu hamil sendiri (karakteristik) untuk memeriksakan
kehamilanya maka, faktor biaya, petugas pelayanan kesehatan,
sarana dan fasilitas kesehatan yang tersedia merupakan faktor
yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan cakupan ibu
hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
a. Pengertian
Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40

minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid


terakhir.
Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama
di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke dua dari
bulan ke empat sampai bulan ke 7, triwulan ketiga dari
bulan ke 7 sampai 9 bulan.
B. Antenatal Care
1) Pengertian
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau
yang

sering

disebut

pemeriksaan

kehamilan

adalah

pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu


dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu
bidan

dan

perawat

bidan,

untuk

itu

selama

masa

kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi


bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya

hamil

untuk

mendapatkan

pelayanan

asuhan

antenatal.
Salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan
antenatal adalah bidan. Bidan adalah seorang wanita yang
telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh
pemerintah dan telah menyelesaikan pendidikan tersebut
dan lulus ujian yang di tentukan serta memperoleh ijazah
yang

terdaftar

sebagai

persyaratan

utama

melaksanakan praktek sesuai dengan profesinya.


2) Tujuan Antenatal

untuk

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan


kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
mental dan sosial ibu dan janin.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin

terjadi selama

hamil,

termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan


dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan
dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal
dan pemberian ASI eksklusif
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga
menerima

kelahiran

bayi

agar

dapat

dalam
tumbuh

kembang secara normal.


3) Cara Pelayanan Antenatal Care
Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar
pelayanan antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :
1) Kunjungan Pertama
a) Catat identitas ibu hamil
b) Catat kehamilan riwayat sekarang
c) Catat riwayat kehamilan dan persalinan lain

d) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum


kehamilan
e) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
f) Pemeriksaan obstetric
g) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
h) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium,
multivitamin, dan mineral lainnya serta obatobatan khusus atas indikasi.
i) Penyuluhan/konseling
2) Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan
a) Satu kali pada trimester pertama (sebelum 14
minggu)
b) Satu kali pada trimester ke dua (antara minggu
14-28)
c) Dua kali pada trimester ke tiga (antara minggu
28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36).
3) Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk 7 T
a) (Timbang) berat badan
b) Ukur (Tekanan) darah
c) Ukur (Tinggi) fundus uteri

d) Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)


e) Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet
selama kehamilan
f) Tes terhadap penyakit menular sexual
g) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Pelayanan/asuhan

antenatal

ini

hanya

dapat

di

berikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak


dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu
kebijakan teknis untuk ibu hamil seara keseluruhan
yang

bertujuan

untuk

mengurangi

resiko

dan

komplikasi kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu


dapat

meliputi

komponen-komponen

sebagai

berikut :
Mengupayakan kehamilan yang sehat
Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan
penatalaksanaan

awal

serta

rujukan

bila

diperlukan.
Persiapan persalinan yang bersih dan aman
Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk
melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
4) Pemberian Vitamin Zat Besi
Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet
mengandung FeSO4 320 M (zat besi 60 Mg) dan
Asam Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90

tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama


teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan. Zat
besi paling baik di konsumsi di antara waktu makan
bersama jus jeruk (vitamin C) (Konsep Kebidanan ;
2003).
5) Jadwal Imunisasi TT
Antigen Interval
(selang

waktu

minimal)

Lama

perlindungan

perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - TT2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99
6) Jadwal Kunjungan Ulang
a) Kunjungan I (16 minggu) di lakukan untuk :
- Penapisan dan pengobatan anemia.
- Perencanaan persalinan.
- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan
pengobatannya.
b) Kunjungan II (24 28 minggu) dan kunjungan III
(32 minggu) dilakukan:

- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan


pengobatannya
- Penapisan pre eklamesia, gamelli, infeksi alat
reproduksi dan saluran perkemihan.
- Mengulang perencanaan persalinan.
c) Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) :
- Sama seperti perkunjungan II dan III.
-

Mengenali

adanya

kelainan

letak

dan

presentasi.
- Mengenali tanda-tanda persalinan.
C. Karakteristik Ibu Hamil Yang Melaksanakan Antenatal
Care
a. Pengertian Karakterisrik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ciri-ciri
khusus

atau

mempunyai

sifat

khas

sesuai

dengan

perwatakan tertentu. Adapun ciri-ciri yang akan diteliti


pada ibu hamil yang melaksanakan ANC adalah umur,
pendidikan, paritas, tingkat pendapatan dan jarak lokasi
rumah ibu hamil.
b. Umur ibu hamil
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Umur
adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan. Umur
sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan
beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun

dan di atas 35 tahun. Umur berguna untuk mengantisipasi


diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan.
Macam-macam usia menurut KBBI di klasifikasikan sebagai
berikut:
1) Usia menikah
Adalah usia yang dianggap cocok secara fisik dan
mental untuk menikah (kira-kira di atas 20 tahun).
2) Usia produktif
Adalah usia ketika seorang atau masih mampu
bekerja menghasilkan sesuatu.
3) Usia reproduksi
Adalah masa diantara pubertas dan menopause yang
pembuahannya sering kali jadi positif.
4) Usia sekolah
Adalah usia dianggap cocok bagi anak secara fisik
dan mental untuk masuk sekolah.
5) Usia lanjut
Adalah tahap masa tua (usia 60 tahun ke atas).
6) Usia senja
Adalah usia 50 tahun ke atas.
c. Pendidikan ibu hamil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pendidikan


adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau

kelompok

orang

dalam

usaha

mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,


pembuatan

cara

pengetahuan

mendidik.

akan

Kemahiran

meningkat

menyerap

sesuai

dengan

meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini


berhubungan

erat

dengan

sikap

seseorang

terhadap

pengetahuan yang diserapnya. Menurut UU No 2 tahun


1989, bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur
pendidikan sekolah terdiri dari:
1) Pendidikan Dasar
Meliputi sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan SMP /
MTs.
2) Pendidikan Menengah
Meliputi SMU dan kejuruan serta Madrasah Aliyah.
3) Pendidikan Tinggi
Meliputi

Akademi,

Institut,

Sekolah

tinggi

dan

Universitas.
4) Tidak sekolah/belum sekolah adalah mereka yang
tidak mau atau belum pernah sekolah termasuk
mereka yang tamat atau belum tamat taman kanakkanak yang tidak melanjutkan ke SD (BPS Propinsi ,
2004).
d. Paritas ibu hamil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Paritas


adalah keadaan kelahiran (partus) atau jumlah anak yang
dilahirkan baik lahir hidup, lahir mati, maupun abortus
sampai

saat

hamil

terakhir.

Bertolak

belakang

pada

kepercayaan masyarakat bahwa persalinan akan semakin


mudah

dengan

melahirkan,

semakin

persalinan

banyaknya

yang

pengalaman

berulang-ulang

justru

mempunyai banyak resiko, sedangkan komplikasi yang


serius meningkat pada persalinan ketiga dan seterusnya
(Depkes RI, 1997).
Paritas (hamil dan lahir hidup) dengan interval kurang dari
2 tahun, jumlah kehamilan di atas 4 kali, umur saat hamil
terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau sudah tua (di atas
35 tahun) adalah resiko tinggi bagi ibu. Usia 20-30 tahun
adalah periode untuk melahirkan, pencegahan resiko pada
kehamilan dapat dihindarkan dengan 4 T (terlalu banyak
anak, terlalu dini, terlalu lambat dan terlalu rapat).
e. Tingkat pendapatan.
Menurut

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia

(KBBI),

Pendapatan adalah hasil kerja (usaha) sehubungan dengan


penghasilan. Penghasilan dalam penelitian ini

adalah

menyangkut penghasilan keluarga dan di klasifikasikan


sebagai berikut :
1) Tingkat penghasilan tinggi bila penghasilan keluarga
rata-rata perbulan antara Rp. 451.000-Rp. 650.000
2) Tingkat penghasilan sedang bila penghasilan keluarga
rata-rata perbulan antara Rp. 251.000-Rp. 450.000

3) Tingkat penghasilan rendah bila penghasilan keluarga


rata-rata perbulan antara Rp. 50.000-Rp. 250.000
(BPS, 2005).
f. Jarak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Jarak
adalah ruang sela (panjang dan jauh) antara dua benda
atau

tempat.

Jarak

menggambarkan

keterjangkauan

pelayanan kesehatan dalam kaitannya dengan pelayanan


gawat darurat kebidanan. Bila tidak terjangkau fasilitas
pelayanan kebidanan merupakan kegagalan paling kritis
dalam sistem kesehatan (IBI, 1997). Jarak dikatakan jauh
bila lebih dari 3.000am dan dikatakan dekat jika kurang
dari 3.000 m (BPS, 2005).
BAB III
PEMERIKSAAN ANTENATAL
A.

Definisi
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu
hamil,

untuk

memperoleh

suatu

proses

kehamilan

dan

persalinan yang aman dan memuaskan. (pada beberapa


kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).
Pelayanan antenatal Pelayanan antenatal adalah pelayanan
kesehatan

oleh

tenaga

profesional

(dokter

spesialis

kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat


bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan
standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu
timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah,
pemberian

imunisasi

TT,

ukur

tinggi

fundus

uteri

dan

pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa


kehamilan.
B. Tujuan
1. menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan
dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2. memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan,
dan

merencanakan

penatalaksanaan

yang

optimal

terhadap kehamilan risiko tinggi.


3. menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
Asuhan antenatal HARUS dimulai sedini mungkin.
C.

Perencanaan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid
terakhir) :
sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
28 36 minggu : 2 minggu sekali
di atas 36 minggu : 1 minggu sekali
KECUALI

jika

ditemukan

kelainan

faktor

risiko

yang

memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus


lebih sering dan intensif.
D. Pemeriksaan antenatal care
1. Anamnesis
a. Identitas Pasien

Identitas

umum,

perkawinan

perhatian

dan

tingkat

pada

usia

pendidikan.

ibu,
Range

status
usia

reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada


kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah,
kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang
tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda
juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan
adanya

komplikasi

obstetri

seperti

preeklampsia,

ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.


b. Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah sematamata ingin periksa hamil, atau ada keluhan / masalah
lain yang dirasakan.
c. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan.
Jika ada amenorea, kapan hari pertama haid terakhir,
siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk
memperkirakan

usia

kehamilan

menstrual

dan

memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus


Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.
Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini
sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan
kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting
untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).
Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain,
baik yang berhubungan dengan perubahan fisiologis
kehamilan maupun tidak.

d. Riwayat penyakit dahulu


Riwayat

penyakit

mempengaruhi

sistemik

atau

lain

diperberat

yang
oleh

mungkin
kehamilan

(penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus),


riwayat alergi makanan / obat tertentu dan sebagainya.
Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun
operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan
sebagainya).
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan,
dan sebagainya.
f. Riwayat khusus obstetri ginekologi
Adakah

riwayat

kehamilan

persalinan

abortus

sebelumnya (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida /


para / abortus), berapa jumlah anak hidup. Ada/tidaknya
masalah2 pada kehamilan / persalinan sebelumnya
seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin,
perdarahan dan sebagainya.
Penolong

persalinan

terdahulu,

cara

persalinan,

penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru


lahir, berat badan lahir jika masih ingat.
Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau
gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan
lainnya.
Riwayat

kontrasepsi,

masalah/tidak.

lama

pemakaian,

ada

g. Riwayat sosial / ekonomi


Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.
2. Pemeriksaan Fisis
a. Status generalis / pemeriksaan umum
Penilaian

keadaan

umum,

kesadaran,

komunikasi/kooperasi.
Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan),
tinggi/berat badan.
Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi <>
b. Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache
nyeri frontal, hypertensive / tension headache nyeri
suboksipital berdenyut).
c. Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
d. Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan
gusi, gigi-geligi.
e. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi
auskultasi umum.
f. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis,
varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat
kelainan bentuk panggul).
Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus
dimasukkan

menjadi

penatalaksanaannya.

masalah

dan

direncanakan

3. Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetrik


a. Abdomen
Inspeksi

membesar/tidak

(pada

kehamilan

muda

pembesaran abdomen mungkin belum nyata).


Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan
muda dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat
diperkirakan ukuran uterus pada kehamilan lebih
besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran
sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas
simfisis

os

pubis).

Pemeriksaan

palpasi

Leopold

dilakukan dengan sistematika :


Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin
yang di fundus dengan kedua telapak tangan.
Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan,
jari ke arah kepala pasien, mencari sisi bagian besar
(biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras
bulat (kepala) janin.
Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di
bawah (di atas simfisis) sementara tangan lainnya
menahan fundus untuk fiksasi.
Leopold IV

Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kirikanan, jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian
terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut
sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya
dinyatakan dengan satuan x/5) Jika memungkinkan
dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin
(meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup
besar).
Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat
menggunakan rumus cara Johnson-Tossec yaitu :
tinggi fundus (cm) (12/13/14)) x 155 gram.
Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat
Doppler yang ditempelkan di daerah punggung janin,
dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan
kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk
memperoleh

frekuensi

satu

pemeriksaan

auskultasi

yang

menit.
ideal

Sebenarnya

adalah

denyut

jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit.


Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120160 denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya
reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin
(fetal

stress),

sementara

bradikardi

menunjukkan

kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal


distress/gawat janin).
b. Genitalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya
tanda radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan
lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa

untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan


spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua
jari

pemeriksa,

alat

spekulum

Cusco

(cocorbebek)

dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di


dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu
dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan,
warna), keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/
discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam
vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan
lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal
dan dikeluarkan dari vagina.
c. Genitalia interna
Palpasi : colok vaginal (vaginal touch) dengan dua jari
sebelah tangan dan BIMANUAL dengan tangan lain
menekan

fundus

dari

luar

abdomen.

Ditentukan

konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan


serviks.

Diperiksa

ada/tidak

kelainan

uterus

dan

adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian


terbawah

(presenJANGAN

LUPA,

SELALU

PALPASI

BIMANUAL PADA PEMERIKSAAN VAGINAL !!!!


Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan
perhitungan pelvimetri klinik

untuk

memperkirakan

ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.


Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
1) perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester
ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa,
dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat

(hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan


dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati)
2) ketuban pecah dini dapat menjadi predisposisi
penjalaran

infeksi

(korioamnionitis).

Pemeriksaan dalam (vaginal touch) seringkali tidak


dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali
ada indikasi.
Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna
untuk

kepentingan

obstetrik

(persalinan)

adalah

pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36 minggu,


untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin,
penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta
pelvimetri

klinik

untuk

penilaian

kemungkinan

persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada


usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas
jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan
sulit dan sakit untuk eksplorasi.
d. Pemeriksaan rektal (rektal touch) : dilakukan atas
indikasi.
E. Pemeriksaan Lanjutan
1. Jadwal kunjungan
Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap
bulan, 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36
minggu setiap minggu sekali).
Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa :

a. Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi


fundus uteri.
b. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin,
presentasi

dan

letak

janin,

denyut

jantung

janin,

aktifitas janin, perkiraan volume cairan amnion dan


letak plasenta (jika memungkinkan dengan USG).
2. Laboratorium
Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang
terus

sampai

mencapai

normal.

Jika

sejak

awal

laboratorium rutin dalam batas normal, diulang kembali


pada kehamilan 32-34 minggu. Periksa juga infeksi TORCH
(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV).
Periksa gula darah pada kunjungan pertama, bila normal,
periksa ulang pada kunjungan minggu ke 26-28, untuk
deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
3. Lain-lain
Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan,
untuk perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir,
pembentukan dan pematangan organ janin sudah hampir
selesai, sehingga kemungkinan mutasi / karsinogen jauh
lebih kecil dibandingkan pada trimester pertama / kedua.
Tetap

harus

digunakan

dosis

radiasi

sekecil-kecilnya.

Ultrasonografi (USG) tidak berbahaya karena menggunakan


gelombang suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5, 5.0,
6.5 atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi yang
dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam,
karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Nasehat Untuk Perawatan Umum sehari-hari

Aktifitas fisik Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan


sampai sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika
duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika
tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat
harus cukup. Olahraga dapat ringan sampai sedang,
dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140
kali

per

menit.

mencurigakan

Jika

ada

dapat

gangguan

keluhan

membahayakan

yang

(misalnya,

perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.


Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat
atau berhubungan dengan radiasi / bahan kimia, terutama
pada usia kehamilan muda.
Imunisasi Terutama tetanus toksoid. Imunisasi lain sesuai
indikasi.
Bepergian dengan pesawat udara

Tidak perlu kuatir

bepergian dengan menumpang pesawat udara biasa,


karena tidak membahayakan kehamilan. Tekanan udara di
dalam kabin kapal penumpang telah diatur sesuai atmosfer
biasa.
Mandi cukup seperti biasa. Pemakaian sabun khusus /
antiseptik vagina tidak dianjurkan karena justru dapat
mengganggu flora normal vagina. Selain itu aplikasi sabun
vaginal dengan alat semprot dapat menyebabkan emboli
udara

atau

emboli

cairan

yang

dapat

berbahaya.

Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan,


pernapasan dan perspirasi yang leluasa.
Sanggama / coitus Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi
perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, harus

dihentikan

(abstinentia).

Jika

ada

riwayat

abortus

sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas


16 minggu, di mana diharapkan plasenta sudah terbentuk,
dengan

implantasi

dan

fungsi

yang

baik.

Beberapa

kepustakaan menganjurkan agar coitus mulai dihentikan


pada 3-4 minggu terakhir menjelang perkiraan tanggal
persalinan.

Hindari

trauma

berlebihan

pada

daerah

serviks / uterus. Pada beberapa keadaan seperti kontraksi /


tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam,
keputihan,
abortus

ketuban

iminens

pecah,

atau

perdarahan

abortus

pervaginam,

habitualis,

kehamilan

kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya coitus jangan


dilakukan.
Perawatan mammae dan abdomen Jika terjadi papila
retraksi, dibiasakan papillla ditarik manual dengan pelan.
Striae

hiperpigmentasi

dapat

terjadi,

tidak

perlu

dikuatirkan berlebihan.
Hewan piaraan dapat menjadi carrier infeksi (misalnya,
bulu

kucing

burung,

dapat

mengandung

parasit

toxoplasma). Dianjurkan menghindari kontak.


Merokok / minuman keras / obat-obatan Harus dihentikan
sekurang-kurangnya
persalinan,

nifas

selama
dan

kehamilan

menyusui

dan

selesai.

sampai

Obat-obat

depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi janin


dan menekan perkembangan susunan saraf pusat pada
janin.
Gizi

nutrisi

Makanan

sehari-hari

dianjurkan

yang

memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil (detail

cari/baca sendiri ya). Untuk pencegahan anemia defisiensi,


diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk

membantu

seorang

ibu

melalui

kehamilan

dan

persalinan yang sehat, bidan harus:


1. Menbantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan
kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi.
2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang
timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah
atau obstetri
3. Memelihara peningkatan fisik, mental dan sosial ibu serta
bayi

dengan

memberikan

pendidikan,

suplemen

immunisasi
4. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusuai, melalui
masa nifas yang normal, serta menjaga kesehatan anak
secara fisik, psikologi dan sosial.
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat
menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena
itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar sudi
kiranya

memberikan

membangun.

kritik

dan

saran

yang

bersifat

DAFTAR PUSTAKA
-

Kontjoro,

T.,2005.

Pengembangan

Manajemen

Kinerja

Perawat dan Bidan Sebagai Strategi Dalam Peningkatan


Mutu

Klinis,

Jurnal

Manajemen

Pelayanan

Kesehatan

Vol.08/No3.
- Mochtar,

Rustam.

Sinopsis

Obstetri,

Obstetri

Fisiologi,

Obstetri Patologi/Rustam Mochtar; Editor, Defli Lutan, Ed 2


Jakarta : EGC, 1998.

Anda mungkin juga menyukai