Anda di halaman 1dari 50

PERENCANAAN

SDM KESEHATAN
KELOMPOK
IIIPratiwi
Anggun
Asy Syfa Suradi
Audrey
Putri Srikartika
Vyola Regina

Pembimbing : dr. Adila Kasni Astiena, MARS




PENTINGNYA PERENCANAAN
SDM KESEHATAN

# 1 KELOMPOK III
Tahapan Rekrutmen

PerencanaanSDM Hasil Rekrutmen


• JUMLAH TENAGA KERJA
• KUALITAS TENAGA KERJA

Dasar Perekrutan/ Proses Rekrutmen


Analisis Pekerjaan • publikasikan lowongan
• tinjau lamaran yang masuk
• DESKRIPSI PEKERJAAN • Wawancara kandidat
• SPESIFIKASI PEKERJAAN • Pemeriksaan referensi dan latarbelakang
• pilih kandidat paling berkualitas
• buat penawaran dan informasi buat kandidat yang belum ber-
hasil
•Negosiasi gaji dan tanggal mulai kerja
•orientasi
Perencanaan SDM
Defenisi Perencanaan SDM
• Proses sistematis upaya menetapkan jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan
(Depkes,2015)
• Menurut Ilyas :

•Berfikir kedepan
•Upaya mengontrol masa depan

•Proses peramalan kondisi yang akan dihadapi di masa datang


•Pengambilan keputusan terpadu, melibatkan semua komponen sumber daya dalam proses pengambilan keputusan

•Prosedur formal, dimana semua SDM yang ada dalam organisasi dan sesuai kewenangan terlibat dalam penyusunan dokumen formal organisasi tentang kegiatan ke depan
Tujuan Perencanaan SDM Masalah terkait
perencanaan SDMK

Simamora PMK No
(2001)
Ilyas (2011) 33tahun 2015
•Mengaitkan tindakan •Pengorganisasian •Penafsiran berbeda oleh pemangku ke-
dengan konsekuensinya pentingan dan perencana SDMK thd ke-
kegiatan bijakan perencanaan kebutuhan SDMK
•Mendayagunakan SDM •Belum optimal kapasitas para perencana
•Memastikan masa de- SDMK di berbagai tingkat administrasi
secara efektif dan efisien
•Mengaitkan SDM den-
pan dengan perhitungan pemerintahan
•Kurang didukung sistem informasi terin-
•Sebagai upaya untuk tegrasi
gan organisasi •Tim perencana SDMK daerah belum
•Mengaitkan karyawan bertindak rasional berfungsi optimal
•Mengontrol ketidakpas- •Pembinaan berjenjang kurang terintegrasi
lebih puas dan berkem- •Implementasi perencanaan kurang

bang tian (uncertain) didukung kebijakan pemda atau provinsi


Manfaat Perencanaan
SDM
(Siagian 2011)

Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya yg dimilikinya dengan baik

Produktivitas kerja yang ada dapat ditingkatkan melalui berbagai program

Dapat menentukan adanya lowongan pekerjaan / jabatan baik promosi (in-


ternal) atau luar organisasi
Penyelenggaraan manajemen sistem informasi SDM yang komprehensif :
jumlah karyawan, lama kerja, gaji, jabatan yang pernah dipangku dll

Menggiatkan program penelitian terkait SDM

Sebagai dasar penyusunan program kerja suatu organisasi dengan efektif


dan efisien
Manfaat Perencanaan SDMK menurut
PMK
No 33 tahun 2015

Bagi Institusi Bagi Wilayah

•Bahan penataan struktur organisasi


•Bahan oenilaian prestasi kerja jabatan atau unit •Bahan perencanaan distribusi
•Penyempurnaan sistem dan SOP •Bahan perencanaan redistribusi (pemerataan)
•Sarana peningkatan kinerja kelembagaan •Bahan penyesuaian kapasitas produksi
•Bahan penyusunan standar beban kerja
•Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai
•Bahan pemenuhan kebutuhan SDMK
beban kerja •Bahan pemetaan kekuatan/potensi SDMK antar
•Perencanaan mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke wilayah
unit yang kekurangan •Bahan evaluasi dan penetapan kebijakan pemer-
•Bahan penetapan kebijakan dalam peningkatan pendaya- ataan, pemanfaatan dan pengembangan SDMK
gunaan SDM
Tantangan dalam Perencanaan SDMK
(Depkes 2004)

Data yang akurat terkait ak- Hasil penilaian beban


tivitas tenaga kesehatan se- kerja selama ini tidak di
tiap kategori tidak tersedia jadikan bahan perhitun
karena tidak ada catatan gan kebutuhan tenaga

Belum adanya tindak lanjut Kekurangan staf perencanaa


dari kebutuhan / kekuran- SDM yang berkualitas yang
gan tenaga kerja bekerja penuh waktu baik d
Isu Strategis Perencanaan Kebutuhan
SDM Kesehatan (Depkes, 2004)
1. Penyusunan rencana pengembangan tenaga 2 . Penentuan pendekatan dan cara penyusunan
kesehatan tidak akan berhasil bila tidak dis- kebutuhan tenaga kesehatan sering hanya men-
usun dalam konteks kebijakan pengembangan dasarkan pd suatu model saja, dan kurang men-
tenaga kesehatan secara keseluruhan yang me- dasarkan pd sintesa bermacam model yg ada se-
nunjang suatu rencana pembangunan jangka hingga dpt dihimpun berbagai segi positifnya
panjang kesehatan yang ditetapkan dan dihindari segi-segi kekurangannya.

3. Sistem informasi ketenagaan yang baik da-


4 . Masih terbatasnya pemahaman tentang
pat mendukung sepenuhnya pengembangan pentingnya perencanaan SDM Kesehatan dari
SDM Kesehatan secara keseluruhan (PNS berbagai segi pendekatan, metode dan prose-
dan Non PNS) dur penyusunannya

“ TEKNIK DAN METODE
PERENCANAAN SDM
KESEHATAN

# 2 KELOMPOK III
Kebutuhan SDM Kesehatan da-
pat ditentukan berdasarkan
(Depkes,2004)

Kebutuhan epidemiologi Sarana upaya kesehatan


penyakit utama yang ditetapkan
masyarakat
Permintaan (demand) akibat Standar atau ratio ter-
beban pelayanan kesehatan hadap nilai tertentu
Determinan yang berpengaruh dalam Peren-
canaan Kebutuhan SDM (Depkes,2004)

Your Picture Here

Pertumbuhan Ekonomi

Your Picture Here Your Picture Here

Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola Berbagai kebijakan di bidang pelayanan ke-
penyakit, daya beli, maupun keadaan sosial bu- sehatan
daya dan keadaan darurat/bencana
Mengalami keadaan bencana

Semakin banyak
jumlah penduduk

Semakin banyak
SDMK dibutuhkan

Pertumbuhan ekonomi yg pesat


menuntut perencanaan SDM
secara matang
Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan
(Depkes, 2004)

Perencanaan kebutuhan pd tingkat institusi yang ditujukan pada perhitun-


gan kebutuhan SDM kesehatan untuk memenuhi kebutuhan sarana
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik dan seba-
gainya.

Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan pd tingkat wilayah untuk menghi-


tung kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan kebutuhan wilayah (nasional,
propinsi, atau kabupaten/kota.

Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan untuk bencana dengan mempersi-


apkan SDM kesehatan saat prabencana, terjadi bencana dan post bencana,
termasuk pengelolaan kesehatan pengungsi
Metode Penyusunan Kebutuhan SDM
Kesehatan (Depkes, 2004)
Penyusunan kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan
kebutuhan kesehatan (Health Need Method)

Permintaan terhadap pelayanan kesehatan (Health


Services Demand Method)

Sasaran upaya kesehatan yg ditetapkan di sebuah in-


stitusi kesehatan (Health Service Targets Method)

Rasio terhadap sesuatu nilai tertentu (Ratio Method)

Metde daftar susunan pegawai (DSP)

Metode Workload Indicator of Staffing Need (WISN)



“ HEALTH NEED METHOD

# 3 KELOMPOK III
Health Need Method
Data yang dibutuhkan dalam Health Need Method didasarkan pada
epidemiologi penyakit utama :
Penentuan angka kesakita dan kematian penyakit tertentu.
Standar jumlah, jenis, frekuensi dan kualitas pelayanan yang
Diberikan. Standar waktu yang dibutuhkan SDM kesehatan tertentu
dalam memberikan pelayanan.

Selain memperhitungkan epidemiologi, data total jam kerja SDM diperlukan


untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan proyeksi penduduk tahun sasaran.
Persyaratan dalam metode ini adalah memerlukan sistem data yg canggih,
kemampuan survey yg baik serta ahli perencanaan yg berpengalaman.
Health Need Method
Data lain yang dibutuhkan dalam Health Need Method :
1)
1 Data umum berupa data fasilitas kesehatan,
provider yang terkait serta tugas yang dilakukan.
2)
2 Data penyedia layanan kesehatan berupa jumlah saat ini
dan proyeksi pada tahun sasaran, distribusi (penyearan)
fasilitas pelayanan kesehatan serta kondisi kerja.
3 Data uraian tugas tenaga kesehatan.
4 Data pasien.
Contoh :
Kebutuhan rata-rata kunjungan ke dokter pd keluarga dgn ekonomi menengah 2 kali dlm
setahun, sedangkan rata-rata kunjungan ke dokter pada keluarga dengan ekonomi rendah 1
kali. Diperkirakan untuk 5 tahun mendatang jumlah penduduk ekonomi menengah adalah
300.000 orang dan jumlah penduduk ekonomi rendah 700.000 orang.

Ditetapkan bahwa rata-rata kunjungan untuk dokter penuh waktu adalah 7000 kunjungan /
tahun, maka kebutuhan tenaga dokter dihitung:
a. Kebutuhan kunjungan dokter untuk penduduk ekonomi menengah adalah 2x300.000 =
600.000 kunjungan
b. Kebutuhan kunjungan dokter untuk ekonomi rendah adalah 1x700.000 = 700.000
kunjungan
c. Kebutuhan kunjungan masyarakat adalah 600.000+700.000 = 1.300.000 kunjungan
d. Kebutuhan dokter untuk daerah tersebut adalah 1.300.000
dibagi 7000 = 185 orang dokter

“ HEALTH SERVICES
DEMAND METHOD

# 4 KELOMPOK III
Health Services Demand Method
Health service demand method berasal dari permintaan masyarakat
terhadap kesehatan, yg dapat saja berbeda menurut persepsi atau
keinginan masyarakat dengan memperhitungkan faktor ekonomi dan
variabel sosial lainnya.

Contoh:
Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan pada suatu kota
pada tahun sasaran adalah 2,5 juta orang. Diperkirakan seorang
dokter dan perwat yg bekerja penuh waktu (FTE= Full Time
Equivalent) mampu melayani masing-masing 7.000 dan 8.000
kunjungan. Hitunglah kebutuhan tenaga dokter dan perawat penuh
waktu untuk melayani popilasi usia 0-4 tahun pada daerah tersebut.
Health Services Demand Method
Jawaban :
a. Jumlah kunjungan ke dokter pada populasi usia 0-4 tahun pada
tahun saran adalah 2,5 juta x 1,5 = 3.750.000
b. Jumlah kunjungan ke perawat pd populasi usia 0-4 tahun pada
tahun sasaran adalah 2,5 juta x 2 = 5.000.000
c. Proyeksi kebutuhan dokter penuh waktu adalah
3.750.000 : 7.000 = 536 orang
d. Proyeksi kebutuhan perawat penuh waktu adalah
5.000.000 : 8.000 = 625 orang

“ HEALTH SERVICES
TARGETS METHOD

# 5 KELOMPOK III
Health Services Targets Method
Contoh:
Pada suatu populasi memerlukan program kesehatan dengan
sasaran menurunkan angka kematian bayi menjadi 30/1000
kelahiran hidup pada tahun 2020. untuk itu diperlukan strategi
dasar yaitu pelayanan antenatal care pada ibu hamil berupa
konsultasi minimal 3 kali kunjungan ke bidan selama kehamilannya.
Diperkirakan jumlah ibu hamil pd tahun 2020 adalah 1 juta orang.
Maka diperlukan perhitungan jumlah bidan pd daerah tersebut pd
tahun 2020. artinya berapa orang bidan yg diperlukan untuk
mampu mencapai target agar angka kematian bayi dapat
diturunkan 30/1000 kelahiran hidup.
Perhitungan ini menggunakan target program yang dikombinasi
dengan perhitungan beban kerja scara WISN (Depkes 2004).

“ RATIO METHOD

# 6 KELOMPOK III
Ratio Method
“Metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan rasio
SDM kesehatan terhadap faktor tertentu, seperti jumlah penduduk,
tempat tidur rumah sakit, puskesmas dan sebagainya”.

Contoh :
Pada provinsi X ditentukan bahwa pada 5 tahun mendatang rasio
dokter dengan jumlah penduduk adalah 1:3.000, artinya 1 orang
dokter untuk melayani 3000 orang penduduk. Jika pada 5 tahun
mendatang diperkirakan jumlah penduduk di suatu propinsi adalah
15 juta orang, maka jumlah dokter yang dibutuhkan adalah
15.000.000 dibagi 3.000 adalah 5.000 orang.

“ METODE DAFTAR
SUSUNAN PEGAWAI (DSP)

# 7 KELOMPOK III
DSP Method
“Proses perencanaan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan
permintaan pelayanan kesehatan sebagai akibat beban pelayanan
kesehatan yg perlu disediakan untuk masyarakat”.

Langkah penyusunan Daftar Susunan Pegawai (DSP):


a. Menghitung produktivitas institusi
b. Menghitung output institusi
c. Menghitung kapasitas kerja dan uraian tugas staf institusi den-
gan time motion study
d. Menghitung kebutuhan tenaga
Dasar awal dari perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan metode
DSP adalah perhitungan produktivitas puskesmas secara kolektif.
DSP Method
 Produktivitas puskesmas adalah daya guna setiap staf puskesmas
dengan cara membagi jumlah kunjungan atau pasien dengan
jumlah staf puskesmas yg sudah dikalikan dengan nilai konstanta
300.
 Minimal daya guna staf adalah 5 kunjungan/staf/hari.
Apabila nilai daya guna kurang 5/hari, maka berarti jumlah
tenaga yg ada di puskesmas tersebut dianggap berlebih atau
output puskesmas kurang (kurangnya jumlah kunjungan).
Cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan memindahkan
beberapa pegawai puskesmas yang berlebih tersebut atau
dengan meningkatkan output puskesmas.
Contoh DSP (Daftar Susunan Pegawai)
berdasarkan Kepmenkes No 81. Th 2004

DSP Puskesmas
Terpencil
Contoh DSP (Daftar Susunan Pegawai)
berdasarkan Kepmenkes No 81. Th 2004

DSP Puskesmas Pedesaan


Kunjungan 35 ribu pertahun
Produktivitas 5 kunjungan/
staf/hari
Contoh DSP (Daftar Susunan Pegawai)
berdasarkan Kepmenkes No 81. Th 2004

DSP Puskesmas Perkotaan


Kunjungan sekitar 60 ribu
pertahun degan produktivitas
minmal 5 kunjungan /staf/
hari
Contoh DSP (Daftar Susunan Pegawai)
berdasarkan Kepmenkes No 81. Th 2004

DSP Puskesmas Perawatan


di Daerah Terpencil
Contoh DSP (Daftar Susunan Pegawai)
berdasarkan Kepmenkes No 81. Th 2004

DSP Puskesmas Perawatan


di Daerah Kepulauan
Sulit transportasi perlu 15-20
tempat tidur
Puskesmas Perawatan di Daerah Strategis
Daerah strategis adalah lokasi perkembangan ekonomi,
daerah perdagangan dan lalu lintas (transito) antar
kota. Kunjungan di daerah ini relatif lebih tinggi dari
daerah sekitarnya. Untuk memudahkan masyarakat
mendapatkan pelayanan rawat inap, maka
dikembangkan layanan rawat inap sebagai puskesmas
rujukan bagi puskesmas yang berada di sekitarnya.
Jumlah SDM kesehatan di daerah ini adalah 42 orang.
Contoh DSP
berdasarkan Kepmenkes No 81. Th
2004

Tabel Model DSP


Puskesmas Perawatan
Daerah Strategis
Model Kebutuhan SDM
Menurut Permenkes 75 Tahun 2014

Berdasarkan ketentuan terbaru tentang standar


ketenagaan puskesmas menurut Permenkes no 75
tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
ketenagaan untuk puskesmas kawasan perkotaan,
pedesaan dan daerah terpencil dan sangat terpencil
untuk puskesmas rawatan dan non rawatan minimal
adalah sebagai berikut; ->
Permenkes 75 Tahun 2014
Model Kebutuhan SDM
Menurut Permenkes 75 Tahun 2014

Dalam Kepmenkes no 81 tahun 2004 ditampilkan


kebutuhan SDM kesehatan untuk kegiatan tiap kategori
profesi disertai jumlahnya, Sedangkan pada
Permenkes no 75 tahun 2014 hanya ditampilkan jumlah
kebutuhan SDM kesehatan, tanpa memperhitungkan
kegiatan yang ada di puskesmas, sehingga secara
keseluruhan jumlah SDM yang dibutuhkan relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan Kepmenkes no 81
Tahun 2004.
Model Kebutuhan SDM
Menurut Permenkes 75 Tahun 2014

Disamping itu, pengkategorian puskesmas menurut


Permenkes no 75 Tahun 2014 hanya terdiri dari 3
kategori, yaitu; puskesmas kawasan perkotaan,
puskesmas kawasan pedesaan dan puskesmas kawasan
terpencil dan sangat terpencil, yang masing masingnya
terdiri dari rawatan dan non rawatan.
Sedangkan pada Kepmenkes no 81 tahun 2004 terdiri
dari terpencil, pedesaan, perkotaan, rawat terpencil,
rawat kepualauan dan rawat strategis.

“ METODE WORK LOAD
INDIKATOR STAFF NEED
(WISN)

# 8 KELOMPOK III
Metode WISN
Metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada
beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM
kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

Pada dasarnya metode ini dapat digunakan hampir di tiap institusi


kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan, bahkan
di sarana kesehatan lainnya. Kelebihan metode ini mudah
dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan,
komprehensif dan realistis (Depkes, 2004).
Metode perencanaan SDMK
(Permenkes No 33 Tahun 2015)

1.
1 Dimulai dengan 5 W +1 H

a. Tindakan apa yang harus dikerjakan (WHAT)


b. Mengapa tindakan itu dikerjakan (WHY)
c. Dimanakah tindakan itu akan dilakukan (WHERE)
d. Kapan tindakan itu dikerjakan (WHEN)
e. Siapa yang akan mengerjakan tindakan itu (WHO)
f. Bagaimana pelaksanaannya (HOW)
2.
2 Tetapkan Metode perencanaan SDMK,
dengan pilihan

•a. Metode berdasarkan Institusi, yang digunakan •b. Metode berdasarkan Wilayah
adalah: •metode yang digunakan adalah metode “ratio
•Analisis Beban Kerja Kesehatan dengan tujuan : penduduk” yakni Rasio Tenaga Kesehatan
Merencanakan kebutuhan SDMK baik ditingkat terhadap
manajerial maupun tingkat pelayanan, sesuai •Jumlah Penduduk di suatu wilayah
•dengan beban kerja sehingga diperoleh informasi •Tujuan : Menghitung SDMK untuk memperoleh
kebutuhan jumlah pegawai informasi proyeksi jumlah ketersediaan,
•Standar Ketenagaan Minimal. kebutuhan, dan
•Tujuan : Merencanakan kebutuhan SDMK untuk •kapasitas produksi di suatu wilayah pada waktu
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit dan tertentu. Menghasilkan peta proyeksi
•Puskesmas) yang akan atau baru berdiri atau yang ketersediaan,
berada di daerah terpencil, sangat •kebutuhan, dan kapasitas produksi (potensi)
terpencil,perbatasan, tertinggal dan tidak diminati SDMK antar wilayah pada waktu tertentu
3 Pilih Pendekatan yang digunakan,
yakni Top down atau bottom up.
a. Top Down Planning adalah metode perencanaan SDMK dengan cara
Pusat menetapkan kebijakan, menyusun pedoman, sosialisasi,
pelatihan, TOT, dan lokakarya secara berjenjang. Tujuan pendekatan
Top Down Planning adalah agar kebijakan penyusunan perencanaan
kebutuhan SDMK dapat terimplementasikan oleh pemerintah daerah
provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota;

b. Bootom Up Planning, adalah metode perencanaan SDMK dimulai dari


institusi kesehatan kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh suatu tim
perencana yang dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan pejabat
yang berwenang pemerintah daerah kabupaten/kota. Pemanfaatan
hasil perencanaan kebutuhan SDMK diadvokasikan kepada para
pemangku kepentingan di tiap jenjang administrasi pemerintahan.
4.4 Susun dokumen perencanaan kebutuhan SDM
Kesehatan dengan tahapan sebagai berikut;

•a. Melakukan advokasi kepada pemangku kepentingan terkait


(Stakeholders). •Data dan informasi komposisi anggaran bersumber
•b. Membentuk tim perencana kebutuhan daerah kabupaten/kota. APBD untuk belanja aparatur dan publik;
•c. Melakukan Fasilitasi Perencanaan Kebutuhan SDMK, yaitu
•. Data dan informasi fasilitas kesehatan
memberikan bantuan teknis, fasilitasi, dan asistensi kepada yang
membutuhkan. Dalam melaksanakan bantuan teknis dan fasilitasi kabupaten/kota dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(kemampuan menghitung kebutuhan SDMK) vertikal di wilayah kabupaten/kota di wilayahnya;
•d. Mengompilasi Hasil Perhitungan Kebutuhan SDMK dengan •Data dan informasi komposisi SDMK (jenis,
output berupa rekapitulasi hasil perhitungan ketersediaan dan
kebutuhan SDMK tingkat pemerintah daerah kabupaten/kota. jumlah, dan kualifikasi pendidikan) yang ada di
Dalam tahapan ini dilakukan pengumpulan data dan informasi fasikabupaten kota dan Fasilitas Pelayanan
dari setiap institusi kesehatan milik pemerintah maupun swasta kesehatan wilayah kabupaten/kota di wilayahnya;
meliputi ;
•Data dan informasi hasil perhitungan ketersediaan dan kebutuhan
dan
SDMK fasilitas kesehatan provinsi dan Fasilitas Pelayanan •Data dan informasi hasil rekapitulasi ketersediaan
Kesehatan vertikal di wilayah kabupaten/kota; dakebutuhan hasil perhitungan kebutuhan SDMK
•Data dan informasi umum wilayah kabupaten/kota yang meliputi di wilayah kabupaten/kota.
data demografi dan geografi;
5.
5 Menganalisis Data dan Informasi
Langkah
ini akan memberikan informasi berupa :
a. Kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan SDMK yang
bekerja di institusi kesehatan milik pemerintah pada tingkat
pemerintah daerah kabupaten/kota;

b. Kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan SDMK yang


bekerja di institusi kesehatan milik pemerintah pada tingkat
institusi

c. Analisis distribusi SDMK menurut jenis dan jumlahnya antar


institusi, Fasilitas Pelayanan Kesehatan , dan unit kerja di wilayah
pemerintah daerah kabupaten/kota.
6 Menyusun Dokumen Perencanaan Kebutuhan
SDMK
7 tingkat
Tindak kabupaten ataudokumen
lanjut, berupa kota yang sudah disusun
dimanfaatkan untuk:
a) Dasar usulan formasi kebutuhan SDMK
b) Penataan kelembagaan Instansi Kesehatan milik pemerintah
daerah kabupaten/kota;
c) Bahan kebijakan dalam redistribusi; SDMK yang bekerja di
Instansi Kesehatan milik pemerintah daerah kabupaten/kota;
d) Penataan kelembagaan dan manajemen SDMK milik
masyarakat (swasta)
e) Advokasi ke pemangku kepentingan pemerintah daerah
(secretariat daerah, DPRD, dan BKD) untuk mendapatkan
usulan formasi melalui


THANK YOU

KELOMPOK III

Anda mungkin juga menyukai