I. PENDAHULUAN
Aktivitas manusia dalam
memanfaatkan
alam
selalu
meninggalkan sisa yang dianggap
sudah tidak berguna lagi sehingga
diperlakukan
sebagai
barang
buangan,
yaitu
sampah
dan
limbah.Widyatmoko dan Sintorini,
2002 (dalam Putra, 2012). Sampah
dan limbah dapat menjadi penyebab
pencemaran
lingkungan
hidup.
Sampah dan limbah dapat mengotori
udara, air, maupun tanah. Lebihlebih limbah bahan kimia yang dapat
meracuni tubuh kita. Oleh karena itu,
sampah dan limbah harus dibuang
jauh-jauh dari tempat pemukiman,
agar lingkungan hidup tidak
tercemar (Sutidja, 2001).
Tempat Pembuangan Akhir
(TPA)
sampah
Botubilotahu
merupakan salah satu TPA yang ada
di Provinsi Gorontalo dan berpotensi
menghasilkan limbah, baik limbah
padat maupun limbah cair. TPA ini
menerapkan sistem pengoperasian
Sanitary landfill (ditimbun) dan
composting (dibuat pupuk). Sistem
pengoperasian secara landfill ini
berpotensi menimbulkan masalah
lingkungan
terutama
masalah
pencemaran
lindi
(leachate),
disamping pencemaran bau dan
timbulnya berbagai serangga yang
sangat
mengganggu
kehidupan
masyarakat disekitar (Susanto dkk,
2004).
Pembentukan
air
lindi
dipengaruhi
oleh
karakteristik
sampah yang di tampung di TPA
selain itu juga dipengaruhi oleh
iklim dan curah hujan (Priambodho,
2005). Berdasarkan data dari
BLHTK
Kabupaten
Pohuwato
bahwa jumlah sampah organik dan
anorganik yang ditampung di TPA
Tabel 3.1 Distribusi Kualitas Air Lindi Sebelum Pengolahan (Bak Inlet)
Ket
No
Parameter (Baku Mutu)
Sampel
BOD
COD
TSS
(100 mg/L)
(150 mg/L)
(100 mg/L)
58 mg/L
102 mg/L
0,3 mg/L
Tidak melebihi NAB
A1
48 mg/L
92 mg/L
0,2 mg/L
Tidak melebihi NAB
A2
56 mg/L
95 mg/L
0,3 mg/L
Tidak melebihi NAB
A3
Tidak melebihi NAB
Rata-rata 54,00 mg/L 96,33 mg/L
0,27 mg/L
Sumber : Data Sekunder 2013
Berdasarkan tabel 3.1 diatas
COD sebelum pengolahan yaitu
menunjukan hasil dari tiga parameter
96,33 mg/L dan nilai rata-rata
yaitu BOD, COD dan TSS belum
terendah pada parameter TSS yaitu
melebihi nilai ambang batas (NAB)
0,27 mg/L. Berdasarkan Kepmen LH
yang telah ditetapkan. Berdasarkan
No112 Tahun 2003 Tentang Baku
Keputusan
Menteri
Negara
Mutu Air Limbah Domestik, baku
Lingkungan Hidup Nomor 112
mutu yang dipersyaratkan untuk nilai
Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air
BOD yaitu 100 mg/L, COD yaitu
Limbah Domestik. Dengan nillai
150 mg/L dan TSS yaitu 100 mg/L.
rata-rata tertinggi pada peremeter
Tabel 3.2 Distribusi Kualitas Air Lindi Sesudah Pengolahan (Bak outlet)
No
Parameter (Baku Mutu)
Ket
Sampel
BOD
COD
TSS
(100 mg/L) (150 mg/L)
(100 mg/L)
29 mg/L
78 mg/L
0,2 mg/L
Tidak melebihi NAB
A1
21 mg/L
69 mg/L
0,1 mg/L
Tidak melebihi NAB
A2
28 mg/L
75 mg/L
0,1 mg/L
Tidak melebihi NAB
A3
Tidak
melebihi NAB
Rata-rata 26,00 mg/L 74,00 mg/L 0,13 mg/L
Sumber : Data Sekunder 2013
Berdasarkan tabel 3.2 diatas
pengolahan di unit pengolahan air
menunjukan
hasil
analisis
lindi TPA sampah Botubilotahu
laboratorium dari tiga parameter
Kecamatan
Marisa
Kabupaten
yaitu BOD, COD dan TSS pada air
Pohuwato.
lindi
sebelum
dan
sesudah
Pemeriksaan
sampel
pengolahan di TPA Sampah
berdasarkan parameter fisik (TSS)
Botubilotahu.
Hasil
analisis
dan parameter kimia (BOD, COD)
laboratorium menunjukkan bahwa
untuk mengetahui apakah parameter
dari ketiga parameter BOD, COD
tersebut melebihi nilai amabang
dan TSS belum melebihi nilai
batas yang telah ditetapkan atau
ambang batas (NAB) yang telah
tidak melebihi nilai ambang batas.
ditetapkan. Berdasarkan Keputusan
Sehingga jika dibuang kelingkungan
Menteri Negara Lingkungan Hidup
atau badan air sebagai penerima
Nomor 112 Tahun 2003 Tentang
tidak menimbulkan dampak yang
Baku Mutu Air Limbah Domestik.
dapat
merugikan
masyarakat
Dengan nilai rata-rata tertinggi
maupun
lingkungan
sekitar.
sesudah pengolahan yang terdapat
Parameter BOD digunakan sebagai
pada kolam wetland (bak outlet)
salah satu parameter kualitas air
dengan nilai rata-rata tertinggi pada
untuk mengetahui jumlah oksigen
parameter COD yaitu 74,00 mg/L
yang
dibutuhkan
oleh
dan terendah pada parameter TSS
mikroorganisme di dalam air untuk
yaitu 0, 13 mg/L. Berdasarkan
memecahkan atau mendegradasi
Kepmen LH No112 Tahun 2003
bahan buangan organik yang ada di
Tentang Baku Mutu Air Limbah
dalam air tersebut (Warhadana,
Domestik,
baku
mutu
yang
2004).
dipersyaratkan untuk nilai BOD
Dan untuk uji parameter COD
yaitu 100 mg/L, COD yaitu 150
digunakan
untuk
mengukur
mg/L dan TSS yaitu 100 mg/L.
pencemaran air oleh zat-zat organik,
yang secara alamiah dapat dioksidasi
3.2 Pembahasan
melalui proses mikrobiologis dan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengakibatkan
kurannya
DO
mengidentifikasi perbedaan kualitas
(Dissolved Oxygen).
air lindi sebelum dan sesudah
Sedangkan uji parameter TSS
pengolahan. Sampel air lindi yang
digunakan untuk mengukur padatan
diperiksa adalah sampel yang
yang terdapat pada air lindi yang
terdapat pada bak inlet sebelum
dapat menyebabkan kekeruhan di
pengolahan dan bak outlet sesudah
Peraturan
Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup
Nomor 112 Tahun 2003
Tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik.
Priambodho,
Krismono.
2005.
Kualitas Air Lindi Pada
Tempat
Pembuangan
Akhir
Sampahgaluga
Kabupaten
Bogor.
Skripsi,
Fakultas
Perikanan Dan
Ilmu
Kelautan. IPB, Bogor
Purta, I Ketut. 2012. Identivikasi
Arah Rembesan dan
Letak Akumulasi Lindi
Dengan
Metode
Geolistrik
Resistivitas
Konvigurasi
WennerSchlumberger di TPA
Temesi
Kabupaten
Gianyar. Tesis. Program
Studi Ilmu Lingkungan.
Universitas
Udayana
Denpasar
Susanto J.P, Genefati S.P, Muryani
S, dan Istiqomah. 2008.
Pengolahan
Lindi
(Leachate) dari TPA
dengan Sistem KoagulasiBiofilter
Anaerobik.
Jurnal
Teknik
Lingkungan. Volume 9
Nomor 2.
Sutidja, Trim, 2001. Daur Ulang
Sampah. Cetakan kedua BumiAksara
Wardhana,