Anda di halaman 1dari 4

BAB VIII STANDART OPERASI PROSEDUR ( SOP ) STASIUN

INCINERATOR
Garis Panduan Dan Prosedur Operasi Untuk Incinerator
1. Pendahuluan :
Attendant harus melakukan pekerjaan dibawah ini minimal satu jam sebelum pengoperasian :
a. Periksa Chut pemasukan apakah bersih dari halangan.
b. Buka pintu pintu dibagian bawah Incinerator
c. Korek seluruh abu pasir dari dasar Fire Grate sehingga terlihat bara api.
d. Memastikan api membakar dengan merata.
e. Keluarkan seluruh abu dari dalam Incinerator kepelataran agar dingin.
f. Tutup seluruh pintu hingga pengoperasian.
2. Pengoperasian :
a. Jika pabrik telah beroperasi, tandan kosong harus sudah dimasukkan kedalam Incinerator.
Seluruh pintu aliran udara di bagian incinerator harus dibuka agar cukup udara untuk
mempertahankan pembakaran dan api yang bagus untuk operasi sehari-hari.
b. Selama proses produksi, abu perlu dikorek dari Fire Grate dengan selang waktu yang teratur.
c. Pintu pada lantai bawah dibiarkan terbuka, selama pembakaran tidak besar. Jika terjadi
pembakaran besar, Pintu pintu harus ditutup dan aliran udara harus diatur agar menghasilkan
pembakaran yang diperlukan. Asap yang dikeluarkan dari cerobong akan bewarna putih dan
sangat besar jika kondisi pembakaran bagus.
d. Abu yang telah digaruk kepelataran masih mempunyai bahan bahan sisa pembakaran yang
harus dibuang. Abu harus disaring/diayak agar sisa tandan yang tidak terbakar dapat dipisahkan,
setelah itu dimasukkan kedalam kantong dan seterusnya ditumpuk dengan rapi dan dicatat dalam
stok.
e. Kantong kantong harus tetap sekering mungkin dan jauh dari sinar matahari dan tempias dari
air.
3. Penghentian :
a. Apabila tandan kosong telah dihentikan, seluruh pintu Incinerator harus ditutup untuk
memastikan terjadi pembakaran yang lambat sepanjang malam.
b. Pada periode musim puncak, perlu dikendalikan jumlah udara dengan tujuan memastikan isi
Incenerator terbakar habis sepanjang malam.
4. Tugas Tugas Yang Harus Dilakukan :
a. Tetap menjaga kebersihan tempat kerja setiap waktu
b. Memastikan seluruh abu dikorek dari Fire Grate sepanjang produksi.
c. Memastikan api terbakar dengan benar dan udara dikendalikan
d. Membuang tangkai dan mencatat abu yang telah dikarungkan sesuai dengan Instruksi yang
telah digariskan.
e. Memastikan seluruh Abu telah dikarungkan setiap akhir shift dan keadaan lingkungan sekitar
bersih.
f. Melaporkan kepada Assisten/Mandor yang bertugas jika ada ketidak normalan.
g. Melaksanakan setiap instruksi yang diberikan oleh Assisten/Mandor yang bertugas.
h. Karyawan bagian stasiun Incenerator harus tetap berada di stasiun Incenerator pada saat jam
kerja kecuali ada keperluan lain demi kelancaran proses produksi
i. Keutuhan Peralatan/perlengkapan kerja di Stasiun Incenerator harus dijaga.

SISTEM OPERASI INCINERATOR

(Standard Operation Procedure : SOP)

Langkah operasi incinerator yang dilakukan dibawah ini dimaksudkan agar insinerator bisa
bekerja pada kondisi aman, menghindari kejadian yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
1. Switch pompa di on kan lebih dahulu agar sirkulasi air dialat scrubber
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2. Masukkan limbah padat yang sudah dimampatkan dan dibungkus
kantong ( bukan bahan dari Plastik ) kedalam ruang pembakaran, Jarak
kantong terhadap ujung burner paling dekat 30 cm, agar tidak
menutup lubang nozzel dari burner.
3. Tutup daun pintu incinerator sampai bisa rapat, sehingga limit switch
bisa bekerja dengan baik, dan burner bisa menyala dengan baik
4. Aturlah timer (waktu kerja) sesuai waktu yang dikehendaki. Secara
automatik, incinerator akan bekerja sesuai dengan waktu yang telah
diatur tersebut. Matikan tombol POWER On-Of terlebih dahulu dan
hidupkan

tombol

on

tersebut

guna

melakukan

pembakaran

berikutnya.
5. Setting pengatur suhu ( temperature Controler ) pada posisi 800
derajat Celcius atau suhu yang dikehendaki di dalam ruang bakar.
Burner akan secara otomatis menyesuaikan suhu yang telah diset
6. Selesai operasi pembakaran switch pada stop kontak (sumber listrik )
dimatikan, supaya tidak ada pengaruh listrik lagi pada incinerator. Juga
umur pakai perangkat otomatis lebih panjang dan tidak cepat rusak
7. Hasil pembakaran atau abu dikumpulkan dengan kantong untuk di
bawa ke TPA (Tempat Pengolahan Akhir ) kemudian dilakukan
solidifikasi
Peringatan Penting
1. Tangki bahan bakar jangan sampai kosong, supaya kerja burner stabil
2. Bila tangki bahan bakar kosong, bisa jadi ada udara palsu masuk
disaluran burner. Udara palsu harus dikeluarkan melalui pompa burner.

3. Abu dan kotoran lain supaya dibersihkan dengan cermat sehingga


benar-benar bersih. Pembersihan jangan disikat dengan sikat logam
atau sikat kasar. Cukup dibersihkan dengan sapu ijuk yang tidak
merusak permukaan batu tahan api.
4. Kandungan air limbah padat yang akan dilakukan pembakaran
maksimal sebesar 10 %, bila lebih dari 10 % perlu dilakukan
pengeringan terlebih dahulu
5. Isian limbah padat diruang bakar sekitar 60% volume ruang bakar,
supaya tidak menutupi lubang burner dan lidah api tidak berbalik arah
dan beakibat rusaknya burner

PERAWATAN INCINERATOR
Tata cara perawatan incinerator wajib dilaksanakan dengan baik agar bisa dipertahankan umur
pakai yang panjang
1. Ruang pembakaran incinerator harus dijaga dalam keadaan bersih.
Disetiap selesai pembakaran abu dapat dibersihkan dengan sapu ijuk,
jangan dibersihkan dengan benda runcing dan kasar, supaya batu
tahan api lebih awet, tidak rusak susunannya.
2. Batu tahan api yang tampak retak harus segera diperbaiki ditutup
dengan campuran bahan semen api di campur semen putih dengan
perbandingan 9:1 (9 bagian semen api dan 1 bagian semen putih).
3. Filter bahan bakar dalam tabung gelas yang telah kotor segera diganti
secara periodik, paling lama 6 bulan pemakaian, dengan cara
membuka tabung gelas
4. Incinerator

harus

terlindung

dengan

baik.

Bila

ada

bocoran

disambungan cerobong asap dan plafon / atap bangunan supaya


segera diperbaiki agar tidak merusak incinerator
5. Press pintu (penekan pintu), pada bagian ulir penekan pintu mesin
incinerator harus selalu diberi minyak pelumas dan jangan dibiarkan
kering, karena di sekitar penekan pintu sering terkena panas dari
dalam ruang pembakaran. Sehingga penekan pintu dapat berkarat dan
tidak dapat bekerja dengan baik.
6. Engsel pintu (sendi besi) yang menghubungkan daun pintu dengan
rangka mesin, juga harus selalu diberi minyak pelumas agar daun
pintu dapat dibuka dan ditutup dengan lancar. Karena disekitar engsel
pintu (sendi besi) sering terkena panas dari dalam ruang pembakaran.

7. Komponen sensor diletakkan dalam box panel, sebaiknya dikunci untuk


mencegah masuknya debu, karena debu dapat merusak sensor.

Anda mungkin juga menyukai