Anda di halaman 1dari 10

PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI

PERMASALAHAN:
1. Petugas dan Keluarga Petugas BLUD RSU Cut Nyak Dhien Meulaboh yang berobat
tidak melalui prosedur
2. Terjadinya penumpukan obat , BMHP yang diruangan yang tidak dilaporkan BMHP dan
tidak dikontrol
3. Khusus BMHP diruangan tidak
4. Penggunaan obat di palayanan IGD
5. Penggunaan Anastesi dan BMHP dikamar OK belum terkontrol.
6. Obat-obat BMHP yang diperlukan pasien umum.

PENJELASAN :
1. Dengan hanya membawa resep tertulis oleh dokter, petugas BLUD RSU Cut Nyak Dhien
Meulaboh dating ke apotik atau instalasi farmasi untuk dilayani kebutuhan obat- obatnya.
2. Obat yang diberikan kepada pasien rawat inap / ruangan adalah untuk penggunaan 24 jam
diserahkan oleh petugas farmasi kepada pasien / kepala ruangan.
3. BMHP yang diterima dari gudang perobatan farmasi tidak dilaporkan
4. Penggunaan AntiBiotik di pelayanan IGD masih bervariasi dan belum mengikuti cara
enggunaan Antibiotik banyak merugikan pasien akibat resistensi
5. Anestesi BMHP penggunaannya tidak ada pencatatan dan pelaporan
6. Akibat tidak terlayani kebutuhan pasien di Apotik swasta dengan memohon Apotik/Depo
BLUD RSU CND untuk dapat memberikan kebutuhan pasien yang emergensi dengan
pembelian cash

PELAYANAN DI INSTALASI LABORATORIUM

PERMASALAHAN
1. Pembayaran pemeriksaan laboratorium tidak sesuai dengan
dikerjakan.

jenis pemeriksaan yag

PENJELASAN
1. Pembayaran selama ini sistem paket, jadi tidak sesuai dengan biaya BHP yang
dikeluarkan.
PENGHARAPAN
1. Mohon pembayarannya per parameter pemeriksaan sesuai dengan biaya yang telah
ditetapkan.

PELAYANAN DI INSTALASI UTD

1. PERMASALAHAN
1. Sistem klaim tidak berdasarkan jumlah tindakan yang diberikan
2. kurang Bayar
3. Lama Rawatan
4. klaim berdasarkan diagnose
5. Transparan Klaim atau perjanjian klaim
2. PENJELASAN
1. Permenkes 2014 biaya Bahan Pergantian Darah (BHP) Rp: 360,000 / kantong. Perda
kita masih Rp: 300.000/ perkantong jadi masih kurang dan pihak rumah sakit dipihak
yang dirugikan.
2. Ada beberapa klaim tidak membayar tindakan, tetapi diagnose harus di tegakkan.
Sehingga rawatan yyang lama tidak terbayar. Seperti : satu pasien dengan Hb kurang,
pasien tersebut membutuhkan 8 kantong agar bisa normal, sedangkan diagnosanya
anemia itu biasa. Pasien dengan komplit diagnose sehingga klaim
3. Atas anemia tidak muncul. Distatus tindakan pasien rawatan jadi tidak terbayar dan
merugikan rumah sakit, sedangkan BHP yang harus kita keluarkan sangat banyak.
Apabila pihhak BPJS / JKN membayar berdasarkan diagnosa bukan berdaarkan
jumlah tindakan atau jumlah kantong darah, maka selamanya pihak RS akan rugi.
4. Sampai sekarang kami pihak UTD RSU tidak tau yang dibayar berapa kantong darah
untuk pasien transfuse. Seanadainya kita tahu berapa juumlah yang dibayarnya, kita
juga bisa membatasi kantong darah yang boleh diberikan setiap pasien transfusi.
3. HARAPAAN
Usahankan melayani dengan tanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan yang
ada dan yang muncul dikemudian hari. Dan bersama kita bisa dan berusaha,

PELAYAANAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT

1. PERMASALAHAN
Pasien asma bronchiale (ventoline) dalam satu hari bisa bisa nebulizer sampai 2x dengan
pasien yang sama.
Pasien mengambil obat didepo dengan resep dokter tertapi tidak ada status.
Tanda tangan di SEP tidak bisa dilakukan karena pasien melakukan tindakan masalah
SEP pagi dibuat / acc oleh BPJS.
Loket igd sudah tau pasien post-kill tapi tidak ditarik umum (biaya).
TPP IGD sering tidak menaikkan laporan pasien Ritl/ Ratl di buku.
2. PENJELASAN
Untuk satu pasien bisa tidakan sampai 2x dalam hari yang sama .
Banyak obat yang diambil didepo IGD banyak orang dalam ada mulus daftar di TPP
Setiap tanda tangan SEP/ tindakan ADM IGD yang ditanda tangani karena takut beda
tanda tangan dengan pasien di jam kerja.
Waktu jam kerja pagi terpaksa ADM IGD mengubah status pasien Post kill dari
pada tidak terkirim.
Karena data pasien tidak ada dibuku ada kewalahan waktu cari data pasien.
3. HARAPAN
Semoga bisa diklaim oleh BPJS Karena pasiennya berulang.
Semua orang dalam yang ambil obat didepo harus dibuat status / didaftarkan ke TPP
Kalau tidak bermasalah tidak apa-apa daripda tidak terklaim, pembuatan Sep harus
stanby dan blangko harus tersedia.
Loket IGD harus teliti dalam menentukan pasien umum jangan takkut agar biaya bisa
dibayar karena kalau tidak rugi.
Data pasien harus dilengkapi oleh petugas TPP.

PELAYANAN DI POLI GIGI


1. PERMASALAHAN
Manipulasi Diagnosa

a) Untuk kasus dislokasi of joint diklaim dengan diagnose replacement pack or


bag of teeth (97.22)
b) Untuk kasus pulpitis diklaim dengan tindakan dental propilaxis (96.54)
c) Untuk kasus impacted
d) Untuk kasus stomatitis, drymouth
e) Untuk kasus persistensi diklaim dengan diagnose GP (Ganggren Pulpa)
f) Untuk kasus ulcus Decubitus diklaim dengan diagnose GP ( Ganggren Pulpa)
g) Untuk kasus Radix (sisa akar gigi) diklaim dengan diagnose GP (ganggren
Pulpa).
h) Untuk diagnose pericorinitis diklaim dengan diagnose GP (gangguan Pulpa)
2. PENJELASAN
Mohon dibuatkan tindakan untuk 1 kasus pulpitis.
3. HARAPAN
a) Untuk dislokasi of joint mohon dibuatkan tindakan reposisi mandibular
(disesuaikan)
b) Untuk pulpitis akuut dibuatkan tindakan tambalan sementara (restorasi sementara)
c) Untuk pulpitis kronis dbuatkan tindakan tambalan tetap gigi belakang restorasi
tetap)
d) Kasus pulpitis gigi depan mohon dibuatkan tindakan restorasi tetap resign
composite (tambahan sinar)dengan harga berbeda dari restorasi tetap uuntuk gigi
belakang
e) Mohon dibuatkan tindakan premedikasi dan DHE(Dental Helath Education)
f) Mohon dibuatkan diagnose persistensi untuk gigi susu dan tindakannya exodontia
g) Mohon dibuatkan diagnose ulcus decubitus untuk akar gigi susu yang menembus
gigi dan tindakannya pemotongan akar gigi.
h) Mohon dibuatkan untuk sisa akar gigi dengan ganggren radix dan tindakan
Exodontia
i) Mohon dibuatkan diagnose dengan pericoronitis (untuk kondisi gigi belakang/ M3
yang ditutupi gusi) dan tindakannya di incise Gingiva (gusi).

PELAYAANAN DI POLI MATA

1. PERMASALAHAN
Tagihan berulang.

Kunjungan dalam 3 (tiga)hari dengan diagnose yang sama.


2. PENJELASAN
Pasien dari ruangan datang ke poli pada hari yang sama.
Pasien kehabisan obat.
3. HARAPAN
Advokasi ke BPJS dan sosialisasikan.

PELAYAANAN DI POLI DALAM

1. PERMASALAHAN
Petugas BPJS sering memberikan SEP yang belum distempel (belum disetujui)
petugas BPJS itu sendiri langsung diberikan pada pasien untuk berobat kepoli
sehinggga pasien sering komplain kepada perawat.

Terjadi kesalah fahaman antara pasien dengan perawat juga dokter dengan alasan
dokter tidak mau memberikan rujukan pasien kerumah sakit yang lebih tinggi.
2. PENJELASAN
Akibat petugas BPJS sering memberikan SEP yang belum disetujui oleh petugas
BPJS itu sendiri, sehingga perawat dipoli terpaksa mengembalikan SEP tersebut
kepada Pasien sehingga pasien harus bolak balik ke loke BPJS.
Sesuai dengan peraturan BPJS dokter tidak mungkin memberikan rujukan pasien
ke rumah sakit yang lebih tinggi, apabila pasien tersebut bisa ditangani di rumah
sakit Cut Nyak Dhien. Tetapi pasien juga masih bersikeras ingin dirujuk ke
rumah sakit yang lebih baik, sehingga kadang kadang dokter membuat diagnose
yang lebih berat (memanipulasi) agar pasien memdapatkan rujukan ke rrumah
sakit lain.
3. HARAPAN
Kedepan diharapkan kepada tim BPJS tolong diperhatikan sehinggga tidak terjadi
kesalah fahaman antaraa pasien dengan perawat juga dokter.
Diharapkan kepda petugas BPJS kalau memang ada pasien yang memintta
rujukan atas permintaan sendiri tolong diberikan penjelasan yang jelas kepada
pasien yang tidak hanya dengan tulisan akan tetapi secara lisan sehingga tidak
terjadi kecurangan / pasien tidak komplain kepada perawat dan dokter.

PELAYAANAN DI POLI SARAF

1. PERMASALAHAN
Petugas BPJS sering bertukar kartu dengan orang lain, sehingga pelayanan kami jadi
keliru.
Petugas BPJS sering memberikan SEP yang belum distempel.

2. PENJELASAN
Akibat petugas BPJS sering memberikan SEP bertukaran dengan orang lain,
sehingga pelayanan kami dipoli terganggu.
3. HARAPAN
Kami mengharapkan kedepan ini kepala Tim BPJS agar lebih memperhatikan
bawahannya jangan sampai terulang lagi, karena bahayanya bagi pasien.

PELAYAANAN DI POLI OBGYNE

1. PERMASALAHAN
Tagihan berulang / Repeat billing.
Double klaim pada pasien dengan kasus yang sama (status rawat jalan +rawat inap
dengan tanggal yang sama).

2. PENJELASAN
Klaim yang diulang pada kasus yang sama.
Sebagai contoh `: pada psien dengan post op SC/ Laparatomy yang harus
digantikan perban (GP) atau minimal per 3 hari. Karena lukaoperasinya terinfeksi
yang disebabkan oleh berbagai factor.
Terdapat kasus untuk kasus pasien yang sama untuk rawat jalan, rawat inap
mengingat pasien tersebut harus dilakukan tindakan Cito/ efektif namuun masuk
rawat inap pada tanggal yang sama sedangkan status dirawat jalan.
3. HARAPAN
Kami mengharapkan agar klaim tersebut dapat diterima mengingat banyak pasien
dengan kasus serupa yang disebabkan oleh kasus infeksi kasus post operasi.
Diharapkan agar kedua klaim atas pasien tersebut dapat dibayarkan keduanya, oleh
karena di poliklinik juga terdapat tindakan USG/ UT/ inspesula dan ada BHP yang
digunakan untuk pasien tersebut.

PELAYANAN RADIOLOGI
1. PERMASALAHAN
Klaim Pembayaran
2. PENJELASAN

Kliem pembayaran saat ini tidak sesuai dengan BHP yang di gunakan BHP Radiologi saat
ini sangat mahal karena mamakai sistem digital di bandingkan klaim pembayaran yang
terlalu kecil
Saat ini pembayaran jasa BPJS da umum di gabungkan sehingga kami tidak tahu berapa
jumlah jasa BPJS dan Jasa Umum
3. HARAPAN
Mohon di evaluasi untk klaim tindakan radiologi karena tidak sesuai dengan BHP yang di
pakai
Mohon untuk pemberian angka BPJS di buat rincian berapa jumlah jasa BPJS dan Jasa
Umum sehingga tidak terjadi timbul tanda tanya dikemudian hari

Anda mungkin juga menyukai