Anda di halaman 1dari 6

EPID

Cacing tambang anjing dan kucing terdapat di seluruh dunia, walaupun


spesies cacing tambang memiliki distribusi geografik yang berbeda-beda.
A. braziliensis ditemukan di iklim yang panas sepanjang Atlantik tapi tidak
di laut pasifik dari Amerika dari timur laut US, sepanjang Caribbean,
hingga Amerika Selatan. Studi terhadap hewan, A. braziliensis juga
dilaporkan di Afrika, Australia dan Asia tenggara. A. caninum ditemukan
dimana

anjing

berada

pada

iklim

panas

tapi

distribusi

dari

U.

stenocephala berada pada iklim dingin.


CLM seringkali dilaporkan diantara pelancong yang bepergian ke daerah
tropis atau dekat dengan bagian tropis di dunia; infeksi pada pelancong
setidaknya

merepresentasikan

hanya

sebagian

kecil

proporsi

dari

keseluruhan penyakit global. Pada pelancong, frekuensi CLM yang


dilaporkan berhubungan dengan alasan untuk bepergian, contohnya turis
atau

bisnis;

area

geografis

yang

dikunjungi;

dan

umur.

Infeksi

berhubnungan dengan peningkatan paparan kulit yang tidak terlindungi


diantara turis yang berlibur dan kelompok usia muda. Pada daerah yang
kurang berkembang, anjing dan kucing sangat banyak dan tingkat
terinfeksi cacing tambangnya tinggi, serta tanah dan pasir yang
terkontaminasi tersebar luas. Dalam survei populasi rral di brazil,
prevalensi dari CLM selama musim hujan 14,9% melingkupi anak kurang
dari 5 tahun dan 0,7% pada usia diatas 20 tahun.
Pasien biasanya melaporkan paparan kulit terhadap tanah atau pasir, dan
lokasi lesi pada daerah tubuh yang kontak dengan tanah ketika duduk
atau

berdiri,

khususnya

kaki,

bokong,

dan

paha.

Infeksi

jarang

berhubungan dengan paparan pada bahan-bahan tanaman atau pakaian.


Gejala umum berupa pruritus; nyeri juga dilaporkan, serta sensasi
tersengat pada saat larva menembus kulit.

CLINICAL FEATURES

Tanda dan gejala timbul singkat setelah larva menembus kulit, biasanya
dalam beberapa hari dari infeksi walaupun penundaan onset hingga
beberapa bulan telah dilaporkan. Pada laporan penjangkitan CLM, waktu
rata-rata terhadap onset berada pada rentang 10-15 hari. Gejala awal
biasanya pruritus yang intens diikuti peninggian, jejak eritem yang mulai
dekat dengan titik penetrasi. Jejak cacing, biasanya lebar sekitar 3 mm
dan panjang hingg 20mm, bias bergerak pada kulit dengan jarak hingga
beberapa millimeter per hari; larva sendiri biasanya migrasi secara acak
di skitar jejak sebelumnya. Biasanya, hanya satu atau beberapa jejak
yang terlihat, tapi bias juga lebih banyak jejak pada infeksi yang lebih
intens. Lesi vesikulobulous dan edema dapat menyertai jejak; folikulitis
jarang dan dapat berhubungan dengan spesies cacing tambang yang
menginfeksi. Eosinifilia tidak selalu ada dan sepertinya ketika larva telah
masuk ke jaringan yang lebih dalam maka reaksi peradangan akan timbul.

Treatment
CLM dapat dicegah dengan memakai sepatu, duduk atau berbaring
menggunakan

alas

dan

melindungi

kulit

dengan

cara

lain

untuk

menghindari kontak dengan tanah atau pasir yang terkontaminasi.


Pengobatan anti cacing teratur pada anjing dan kucing secara teratur dan
membuang kotoran binatang dengan benar dalam lingkungan membantu
untuk mengontrol sumber infeksi dari larva. CLM adalah penyakit bersifat
self-limiting; larva yang bermigrasi dalam kulit biasanya akan mati setelah
5-6 minggu, walaupun telah dilaporkan onset yang tertunda dan penyakit
yang persisten. Pengobatan perlu dilakukan untuk meringankan gejala
dan

ditujukan

jika ada

infeksi

sekunder

bakteri.

Cryoterapi

tidak

direkomendasikan, karena larva bermigrasi secara acak. Terapi topikal


dengan antihelmintik

menunjukkan efektifitas tapi perlu pengulangan

pada daerah yang luas di kulit. Pengobatan oral dengan albendazol


(400mg/hari peroral untuk 3-7 hari) atau ivermectin (0,2mg/kg per oral
dosis unggal) akan meredakan gejala dan mengeliminasi larva yang
bermigrasi; pada kasus yang lebih berat dari folikulitis, penambahan dosis
mungkin diperlukan. Relaps sangat jarang terjadi tapi biasanya akan
sembuh dengan pengobatan ulang.
Terapi pada anak : pada anak-anak dengan berat lebih dari 15 kg,
ivermectin 0,2 mg/kg per oral dosis tunggal efektif. Anak dengan usia
dibawah 2 tahun harus mendapatkan albendazol 200 mg per oral selama
3 hari. Persiapan pengobatan topikal pada kedua jenis obat bisa
dipertimbangkan sebagai pengobatan alternatif pada anak-anak.

CUTANEUS LARVA MIGRANS


CLM,

juga

disebut

creeping

eruption

merupakan

zoonosis

yang

disebabkan cacing tambang hewan, seringkali dari anjing (Ancylostoma


caninum) atau kucing (Ancylostoma braziliense). Hewan yang terinfeksi
mengeluarkan telur cacing pada tinja dan kemudian akan menetas,
kemudian memulai stadium awal larva yang matang menjadi larva
stadium tiga infektif pada tanah. Seperti pada cacing tambang manusia,
infeksi dimulai ketika cacing masuk ke kulit dari tanah terkontaminasi
yang terlindungi dari suhu ekstrim seperti pada pantai dan dibawah
rumah. Seperti pada toxocariasis, cacing tidak dapat melengkapi siklus
infektif, jadi akan berlanjut menggali disepanjang jaringan subkutan,
menyebabkan karakteristik serpiginosa, eritem, peninggian dan lesi kulit
yang pruritus. Pruritus biasanya sangat hebat. Infeksi sering terlihat pada
pelancong yang sering berjalan dengan kaki telanjang pada pantai yang
terdapat banyak anjing dan kucing berkeliaran. CLM adalah masalah
dermatologis umum yang dialami pelancong Barat yang bepergian ke
Negara tropis. Hamper sepertiga dari pelancong mengalami gejala lebih
dari 4 minggu sebelum diagnosis telah ditegakkan. pada pelancong Eropa,

lesi sangat sedikit dan umumnya melibatkan kaki dan bokong. Infeksi
dapat timbul setelah terjangkit dilaporkan di florida, dimana 22 individu
terinfeksi, seperti disebabkan oleh A. braziliensis larva terdapat pada
kotak pasir yang terkontaminasi tinja kucing. Secara kontras, penelitian
dari CLM pada daerah endemic mengindikasikan tampilan klinik yang
beda dari yang dilaporkan pada pelancong. Lesi lebih banyak dan
mengenai kaki, lebih sering mengenai pada badan, kaki, dan lengan.
Gejala sistemik dan eosinophilia jarang. Diagnosa ditegakkan berdasarkan
klinis; biopsi kulit merupakan hal yang tidak penting. Diagnosa banding
yang dipertimbangkan termasuk infeksi dari Strongyloides stercoralis,
sengatan ubur-ubur, phytophytodermatitis, dan myasis. Seperti pada
banyak penyakit tropis yang terdapat pada Negara terindustrialisasi,
kurangnya pengenalan dokter terhadap kejadian ini mengakibatkan
penundaan yang signifikan terhadap diagnosis dan pengobatan. Bahkan
tanpa pengobatan lesi akan sembuh secara spontan dalam 2-8 minggu,
walaupun periode infeksi yang lebih panjang ada kalanya dilaporkan, dan
pasien sering tersiksa akibat pruritus.
Albendazol ditoleransi dengan baik dan cukup efektif, menyembuhkan
infeksi

dalam

minggu;

bagaimanapun

juga,

percobaan

klinis

membuahkan hasil yang bertentangan dengan digaan pada dosis optimal.


Pelancong dengan CLM akan diobati dengan 400-800 mg/hari selama 3-5
hari. Dosis tunggal ivermectin (0,2mg/kg sebelum makan)

dapat

ditoleransi dengan baik dan tingkat penyembuhan pasien 77%; 97%


disembuhkan dengan satu atau dua dosis supplemental jika perlu. Waktu
rata-rata yang diperlukan hingga lesi dan pruritus hilang adalah 3-7 hari,
tergantung dari pasien.
Cryoterapi topikal tidak direkomendasikan karena tidak bekerja dan
berpotensi

melukai

pasien.

Aplikasi

topikal

10-15%

thiabendazol

larutan/salep pada daerah yang terganggu akan sembuh dalam 10 hari


dalam 98% pasien. Thiabendazol juga efektif melawan CLM ketika
diberikan secara oral, walaupun demikian; 89% pasien sembuh setelah 4

dosis

mingguan.

Efek

samping

dari

thiabendazol

oral

membuat

pengobatan topikal menarik; bagaimanapun, pengobatan ini mempunyai


keterbatasan pada lesi multipel. Thiabendazol topikal tidak tersedia
secara komersial di Amerika Serikat.

PREVENTION AND CONTROL


Hubungan dari anjing dan factor resiko pada perkembangan toxocariasis
telah ditetapkan dengan baik. Demikian juga hubungan antara kegagalan
pengobatan anti cacing pada anjing dan kucing dan kejadian dari CLM
telah jelas. Sedangkan prevalensi dari pemilik anjing bervariasi di seluruh
dunia, banyak dari populasi di dunia berbagi lingkungannya dengan anjing
yang terinfeksi T.canis. di Amerika Serikat,diperkirakan 53 juta anjing
berada diantara 31 juta rumah tangga. Jumlah ini diperkirakan tidak
menurun kedepannya. Sedang insidensi nyata dari toxokariasis tidak
diketahui di Amerika Serikat, diasumsikan proporsi dari hewan yang
terinfeksi menyebabkan distribusi kosmopolit dari parasit.
Kebiasaan buruk geofagia pada anak adalah tujuan utama untuk
pencegahan toxocariasis, seperti modifikasi kebiasaan pada kelompok
usia ini tidak realistik. Sebagai gantinya, tindakan untuk mencegah tinja
anjing yang terinfeksi mengontaminasi lingkungan adalah hal yang
terpenting. Hal ini termasuk menjaga anjing tetap diikat dan menjauhkan
mainan hewan dari taman bermain dan kotak pasir dimana geophagia
sering terjadi. Menutup kotak pasir dengan tutup vinyl pada malam hari
menunjukkan penurunan daya tahan dari telur T.canis. Kampanye
edukasional

untuk

menekankan

resiko

pada

manusia

merupakan

komponen logis dari setiap program kontrol.


Pengawasan dan program kontrol yang efektif membutuhkan perhatian
untuk hewan yang terinfeksi. Bagaimanapun juga, anak anjing dan anak
kucing sering kali tidak dibawa ke dokter hewan sampai usianya
setidaknya 6 minggu, dimana waktu pajanan pada lingkungan dengan

kontaminasi tinggi dengan telur toxokara mungkin telah terjadi. Tanpa


mempengaruhi tantangan ini, prevalensi dari infeksi canine terhadap T.
canis telah menurun sebagai hasil dari tindakan kontrol pada hewan dan
penggunaan luas obat anti cacing spektrum luas efektif melawan cacing
dewasa. Menggunakan ivermektin subkutan, selamektin topikal, atau
fenbendazol oral pada jadwal teratur selama kehamilan secara dramatis
mengurangi muatan cacing yang dibawa oleh anak anjing. Karena
pengobatan antihelmintik pada anjing dan kucing berarti penting pada
pencegahan CLM. Pemilik hewan peliharaan harus didorong untuk
mengobati peliharaan mereka terhadap cacing usus pada dasar biannual
atau tahunan. Sebagai tambahan, hewan terlantar harus dilaporkan pada
pihak yang berwajib, dan tinja hewan harus dibuang dengan cepat dari
daerah manusia beraktivitas. Sedang kandidat vaksin potensial telah
diidentifikasi untuk parasit zoonotik belum tersedia.

Anda mungkin juga menyukai