Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Singkat
Urea adalah senyawa organik yang banyak dipakai sebagai pupuk terutamauntuk
tanaman jenis padi-padian yang memerlukan kadar nitrogen tinggi. Ureapertama kali dibuat
oleh Woehler pada tahun 1828 dengan memanasi ammoniumcyanate (NH4CNO) untuk
dirubah menjadi urea (NH2CONH2). Urea sintesis padatahun 1828 menandai permulaan
sintesis senyawa organik. Tahun 1870, Bassarow memproduksi urea dengan dehidrasi
ammonium carbamate yang merupakan dasarsemua proses komersial. Urea diproduksi secara
komersial sampai tahun 1920,ketika I.G. Farben membangun sebuah pabrik di Jerman yang
didasarkan padaproses ammonium carbamate. Sekarang semua proses urea komersial
didasarkan pada reaksi ammonia (NH3) dan karbondioksida (CO2) untuk membentuk
ammonium karbamat (NH2CONH2). (PT.Pupuk Kujang 1982)
PT Pupuk Kujang terlahir pada tanggal 9 Juni 1975, sebuah BUMN
dilingkunganDepartemen Perindustrian yang mengemban tugas untuk membangun pabrik
pupuk. SecarakeseluruhanPT Pupuk Kujang terdiri dari empat unit produksi, yaitu :Unit
Ammonia, Unit Urea, Unit Utilitas dan Unit Pengantongan. Unit ureamenghasilkan urea
dengan mereaksikan ammonia dan karbondioksida yangdiperoleh dari Unit Ammonia.
Teknologi yang digunakan oleh Unit Urea Pabrik Kujang 1A adalah Mitsui Toatsu Total
Recycle C Improved dengan mengolah kembali gas-gas yang tidak bereaksi di reactor pada
unit recycle dan dikembalikan ke reactor untuk proses sintesa urea sebagai larutan karbamat.
Proses ini dibagi menjadi empat unit yaitu : Unit sintesa, Unit purifikasi, Unit recovery, Unit
kristalisasi dan pembutiran (prilling). Unit Urea Pabrik Kujang 1A dan Kujang 1B
menghasilkan Urea dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 1725 MT/hari atau
sebesar 570.000 MT/tahun sehingga kapasitas total produksi Urea Pupuk Kujang sebesar
1.140.000 MT/tahun.
1.2

Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja jenis-jenis dan dari mana sumber-sumber limbah yang
dihasilkan di pabrik 1A?
1.2.2 Bagaimana penanganan limbah di pabrik 1A

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui jenis-jenis dan sumber-sumber limbah apa saja yang
dihasilkan dari pabrik 1A.
1.3.2 Mengetahui metode penanganan limbah di pabrik 1A.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis- Jenis dan Sumber-Sumber Limbah yang Dihasilkan dari Pabrik 1A
Di pabrik pupuk kujang ini limbah dapat dikelompokan menjadi, beracun,berbau,
berdebu, dan berminyak. Menurut jenisnya ada padat, cair dan gas. Limbah yang memerlukan
penanganan serius adalah limbah cair yang diakibatkan dari beberapa kondisi : .bocoran dari
suatu peralatan bocoran dari tumpahan saat pengisian. Pencucian atau perbaikan dari suatu
peralatan. Sumber-sumber limbah pada pabrik 1A :
1. Limbah Cair
Limbah cair mengandung amoniak dan urea berasal dari pabrik amoniakdan pabrik
urea
Limbah cair mengandung minyak berasal dari compressor dan pompa
Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit Demineralisasi
Limbah Cair mengandung Lumpur berasal dari pengolahan air
Limbah Sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan Koliform
2. Limbah Gas dan Kebisingan
Limbah gas buang/stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer dari pabrik
utilitas dan pabrik amoniak.
Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir.
Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik amoniak.
Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak dan pabrik urea.
3. Limbah Padat
Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung oksida-oksida
dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co.
Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan.
2.2 Pengendalian Pencemaran di Pabrik 1A
Dalam rangka mewujudkan PROPER Hijau, PT Pupuk Kujang telah mengeluarkan
berbagai kebijakan dengan didukung berbagai upaya nyata yang dapat mendukung kepada
pencapaian tersebut. Berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan sehubungan
dengan hal tersebut antara lain :
1. Kebijakan Pengurangan Emisi Udara.
2. Kebijakan Perlindungan Keanekaragaman Hayati.
3. Kebijakan Efisiensi Energi dan Konservasi Sumber Daya Alam.
4. Kebijakan Pengembangan Masyarakat.
5. Kebijakan Pengurangan dan Pemanfaatan Limbah B3 (LB3).
6. Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat Non B3.
PT Pupuk Kujang menghasilkan beberapa jenis limbah dalam proses produksiya yaitu
padat, cair dan gas. Namun, pengolahan yang lebih diutamakan adalah limbah cair yang
dihasilkan. Limbah cair dari proses produksi masih mengandung banyak bahan kimia yang

dapat mencemari lingkungan jika langsung dibuang ke sungai. Berikut ini adalah beberapa
pengolahan limbah cair yang dimiliki PT Pupuk Kujang sebelum akhirnya dibuang ke sungai.
2.2.1 Pengolahan Air Sisa Regenerasi
Air sisa regenerasi yang berasal dari pengolahan demineralisasi akan dialirkan masuk
ke kolam netralisasi (neutralization basin) pada kolam ini, air sisa regenerasi diaduk agar
tercampur merata. Dimana jika pH air pada bersifat asam maka akan diinjeksikan NaOH (dari
Caustic Dissolving Tank (2008-F) untuk menetralkannya, begitupun sebaliknya jika pH air
bersifat basa maka akan diinjeksikan H2SO4 (dari Acid Storage Tank (2013-F)). Air keluaran
dari bak netralisasi diharapkan memiliki pH 6,57,5 dan akan dimasukkan menuju
Discharge Equalization Pond (2401-A).
2.2.2 Pengolahan Air Berminyak
Air yang mengandung minyak yang mengandung sisa oli yang berasal dari alat
penukar panas akan dihilangkan minyaknya menggunakan oily water separator. Sebelum
masuk ke oily water separator air tersebut ditampung di tiga penampungan berbeda yaitu
basin 2405-AA (menampung air buangan cooling tower), 2405-BB (menampung air buangan
boiler) ,2405-AC (menampung air buangan gas turbine generator Hitachi dan boiler unit
utilitas). Air yang ditampung sementara oleh masing-masing basin dipompakan masuk pada
bagian atas oily water separator. Prinsip kerja alat ini adalah air akan terpisah dari minyak
berdasarkan perbedaan densitas cairan. Minyak dialirkan secara overflow menuju
penampungan sedangkan air dilewatkan dari bagian bawah untuk dibuang ke sungai.
2.2.3 Pengolahan Air Berlumpur
Air buangan dari clarifier dan sand filter yang mengandung lumpur, terlebih dahulu
diendapkan agar tidak menyebabkan pendangkalan sungai. Air yang mengandung lumpur
dimasukkan ke kolam pengendapan (sludge containment pond), kemudian akan diencerkan
sambil dilakukan pengadukan sehingga lumpur akan mengendap pada bagian bawah kolam.
Air yang bebas lumpur akan dialirkan ke kolam penampungan akhir (discharge equalization
pond) dan selanjutnya dialirkan ke sungai Cikaranggelam.
2.2.4 Unit Pengolahan Buangan Sanitasi
Air buangan yang berasal dari toilet di areal pabrik dan perumahan sekitar akan di
proses pada unit ini. Buangan yang berupa padatan dan cairan diolah menggunakan metode
lumpur aktif dan sistem aerasi melalui contact zone yang terdiri atas delapan petak dengan
sistem overflow.
2.2.5 Unit Pemisah Ammonia
Unit ini dirancang untuk memisahkan ammonia yang terkandung dalam air buangan
dengan metoda Steam Stripping. Metoda pemisahan yang dipakai adalah proses pelepasan
ammonia dengan steam. Jika ammonia dalam air buangan dikontakkan deengan aliran steam
berlawanan arah dalam suatu menara berpacking maka ammonia akan dibebaskan. Beberapa
factor yang mempengaruhi efisiensi proses pelepasan amoniak adalah : jenis unit stripping,
pH, Suhu Laju pembebanan dan pengendapan kerak.

2.2.6 Unit Pengolahan Debu Urea


Debu urea yang berasal dari bagian atas prilling tower ditangkap dengan memasang
Dust Recovery System dan akan dilarutkan dengan air dan dicampurkan dengan cairan
mother liquor. Ini bertujuan agar udara yang dikeluarkan dari prilling tower benar-benar
bersih dan debu urea yang dicairkan digunakan kembali sebagai absorben.
2.2.7 Penangan Limbah Gas dan Kebisingan
a) Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer dari pabrik
utilitas dan pabrik amoniak. Diatasi dedngan pengoperasian boiler sesuai SOP dan
pembakaran gas alam dengan oksigen berlebih.
b) Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir. Diatasi dengan
pengendalian urea dust separator system wet scrubber dan penggantian filter secara
kontinyu.
c) Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik amoniak diatas dengan
memasang Unit Hydrogen Recovery untuk memisahkan NH3 dan H2.
d) Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak dan pabrik urea
diatasi dengan keharusan setian pekerja memakai alat penyumbat telinga
2.2.8 Limbah Padat
a) Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung oksida-oksida dari :
Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan penyimpanan sementara ditempat yang aman
kemudian dijual kembali.
b) Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan pemasangan peralatan
dust collector, dehumidifier dan exhaust fan, urea dust dan waste dilarutkan kembali
kemudian direcycle.

BAB III
KESIMPULAN

Di pabrik pupuk kujang ini limbah dapat dikelompokan menjadi, beracun, berbau,
berdebu, dan berminyak. Menurut jenisnya ada padat, cair dan gas.
Sumber-sumber limbah dan penanganannya pada pabrik 1A :
1. Limbah Cair
Limbah cair mengandung amoniak dan urea berasal dari pabrik amoniak dan pabrik
urea diatasi dengan pengolahan ammonia removal.
Limbah cair mengandung minyak berasal dari compressor dan pompa diatasi dengan
oily water separator.
Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit demineralisasi diatasi dengan
penetralan pH dengan menambahkan asam/basa.
Limbah cair mengandung lumpur berasal dari pengolahan air diolah dengan
pengolahan air berlumpur.
Limbah Sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan koliform diolah dengan
pengolahan lumpur aktif.
2. Limbah Gas dan Kebisingan
Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer dari pabrik
utilitas dan pabrik amoniak. Diatasi dedngan pengoperasian boiler sesuai SOP dan
pembakaran gas alam dengan oksigen berlebih
Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir. Diatasi
dengan pengendalian urea dust separator system wet scrubber dan penggantian filter
secara kontinyu
Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik amoniak diatas
dengan memasang Unit Hydrogen Recovery untuk memisahkan NH3 dan H2
Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak dan pabrik urea
diatasi dengan keharusan setian pekerja memakai alat penyumbat telinga
3. Limbah Padat
Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung oksida-oksida
dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan penyimpanan sementara ditempat yang
aman kemudian dijual kembali
Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan pemasangan
peralatan dust collector, dehumidifier dan exhaust fan, urea dust dan waste dilarutkan
kembali kemudian direcycle

DAFTAR PUSTAKA
http://pupuk-indonesia.com/id/csr-hsa/hse/lingkungan-hidup
http://www.pupuk-kujang.co.id/home/kebijakan-mutu-k3-dan-lingkungan
Debby dan Imam, Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT Pupuk Kujang Unit Urea
1A, 2015

Anda mungkin juga menyukai