Anda di halaman 1dari 12

PROSES EKSTRUSI

Disusun Oleh :
Muhamad Sidiq Pramoko
Andrias Nur Wibowo
Dhany Ardhian Syah
Yuono Imam Pangestu
Tabah Candra Prasetya

(14503241027)
(14503241028)
(14503241029)
(14503241030)
(14503241031)

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014/2015

A. Pengertian
Proses ekstrusi adalah proses dimana logam dibentuk dengan cara menekannya
melalui rongga cetakan. Atau dengan kata lain, ekstrusi adalah proses pembentukan
dengan penekanan logam kerja sehingga mengalir melalui cetakan yang terbuka untuk
menghasilkan bentuk pada bagian melintang sesuai dengan yang diinginkan. Tekanan
yang digunakan pada proses ekstrusi sangat besar. Proses ini dapat digunakan untuk
membuat batang silinder, tabung atau profil-profil tertentu.
Proses ekstrusi dapat dilakukan dalam bentuk kerja panas maupun dingin,
walaupun demikian, proses kerja panas lebih banyak dipraktekkan untuk berbagai
jenis metal karena mengurangi gaya dorong yang diperlukan. Logam-logam seperti
lead, tembaga, aluminium, magnesium dan paduan dari logam ini umumnya mudah
dilakukan proses ekstrusi karena logam ini memiliki kekuatan luluh yang rendah dan
begitu juga dengan suhu ekstrusinya.
Keuntungan proses ekstrusi antara lain :
1. Dapat menghasilkan bentuk melintang yang bervariasi, tetapi harus
seragam,
2. Struktur butir dan sifat kekuatannya bertambah dalam pengerjaan dingin
dan hangat,
3. Khusus untuk pengerjaan dingin, dapat dihasilkan toleransi yang ketat
4. Pada beberapa jenis ekstrusi, sisa material yang terbuang kecil atau tidak
ada sama sekali.
B. Jenis Ekstrusi
Ekstrusi dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara yaitu berdasarkan :
1. Konfigurasi Fisiknya,
Ekstrusi langsung (direct extrusion)
Proses ekstrusi ini merupakan proses ekstrusi yang paling sederhana.
Dalam pengerjaannya sebuah material dasar ditempatkan pada container yang
berbentuk silinder kemudian sebuah blok ditempatkan di belakangnya. Kemudian
gaya dorong diberikan melalui sebuah ram mendorong material melalui cetakan
(die) pada ujung silinder. Die ini dapat didesain sesuai dengan bentuk geometri
yang diinginkan misalnya bentuk bulat, persegi, persegi panjang dan bentukbentuk lain yang lebih komplek seperti bentuk Z, bentuk H dan bentuk U.

Ekstrusi langsung disebut juga ekstrusi kedepan (forward extrusion),


ditunjukkan dalam gambar berikut ini.

Beberapa contoh produk yang dapat dibuat dengan proses ekstrusi langsung
adalah produk berlubang atau semi berlubang (lihat gambar).

Gambar (a) Ekstrusi langsung untuk menghasilkan penampang berlubang atau


semi belubang; (b) penampang berlubang; (c) semi berlubang
Kekurangan ekstrusi langsung:
1) Pada saat ram ditekan akan terjadi gesekan antara logam kerja dengan
dinding kontainer, sehingga gaya yang dibutuhkan menjadi sangat besar;
2) Bila ekstrusi dilakukan dalam operasi pengerjaan panas, gesekan bertambah
besar akibat terbentuknya oksida pada permukaan logam kerja (bilet).
Ekstrusi Tidak Langsung (Indirect Extrusion)
Dalam prosesnya, sebuah die digerakkan ke arah material tidak bergerak
lagi dalam container. Teknik ini adalah kebalikan dari proses ekstrusi langsung.
Proses ini memerlukan gaya yang lebih kecil dibandingkan dengan ekstrusi
langsung karena lebih sedikit gesekan yang terjadi.

Ekstrusi tidak langsung; disebut juga ekstrusi ke belakang (backward


extrusion) atau ekstrusi mundur (reverse extrusion). Cetakan dipasang pada ujung
ram yang berlubang. Pada saat ram menekan bendakerja, logam yang ditekan
akan mengalir melalui lubang ram dalam arah yang berlawanan dengan arah
gerakan ram.

Gambar ekstrusi tidak langsung untuk menghasilkan penampang tidak berlubang


Ekstruksi tidak langsung juga dapat digunakan untuk membuat produk
berlubang. Cetakan ditempatkan di ujung ram dan ditekan ke bilet, sehingga
logam mengalir di sekeliling ram menghasilkan bentuk cawan.

Gambar ekstrusi tidak langsung untuk menghasilkan penampang berlubang


Kelebihan :
1) bilet tidak bergerak relatif terhadap kontainer, sehingga tidak terjadi
gesekan antara bilet dengan dinding kontainer;
2) karena tidak tejadi gesekan, maka gaya tekan yang dibutuhkan lebih
kecil dibandingkan dengan ekstrusi langsung.
Kelemahan :
1) karena

ram

yang

digunakan

berlubang,

maka

dibandingkan dengan ram pejal pada ekstrusi langsung;

kurang

kokoh

2) hasil ekstrusi tidak dapat ditopang dengan baik sehingga sering terjadi
deformasi (pelengkungan) akibat gaya gravitasi.
2. Temperatur Kerja,
Ekstrusi dapat dilakukan dalam operasi pengerjaan panas atau
pengerjaan dingin tergantung pada :
a. jenis logam yang diekstrusi,
b. besar regangan yang dideformasi
Pengerjaan Panas

Pengerjaan Dingin
1. Aluminium,

1. Aluminium,

2. Tembaga,

2. Tembaga,

3. Magnesium,

3. Magnesium,

4. Seng,

4. Seng,

5. Timah, dan

5. Timah, dan
6. Paduan logam-logam di atas,
7. Baja paduan

6. Paduan logam-logam di atas,


7. Baja karbon rendah,
8. Baja tahan karat (strainless steel)

Ekstrusi panas (Hot Extrusion)


Ekstrusi panas dilaksanakan pada tempratur tinggi untuk logam dan paduan
yang tidak mempunyai sifat ulet pada tempratur kamar, hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi gaya ekstrusi.
Keuntungan :
1) Kekuatan logam dapat dikurangi, dan keuletan ditambah;
2) Dapat mendeformasi logam kerja dengan pengurangan dimensi yang cukup
besar,
3) Dapat menghasilkan geometri produk yang lebih kompleks,
4) Gaya ram yang dibutuhkan lebih kecil dan gerqkan ram yang lebih cepat;
5) Struktur butir kristal produk akhir yang dihasilkan lebih baik.
Kekurangan :
1) Terjadi pendinginan
dengan

cepat pada permukaan billet yang bersentuhan

dinding kontainer sehingga gesekan bertambah besar. Untuk

mengatasi hal ini biasanya dilakukan ekstrusi isotermal.


2) Untuk beberapa jenis logam (seperti baja) dibutuhkan pelumas.

Ekstrusi dingin (cold extrusion)


Dikembangkan pada tahun 1940, cold extrusion secara umum menunjukkan
gabungan operasi seperti direct, indirect extrusion, dan forging. Produk cold
extrusion dapat berupa komponen otomotif, sepeda motor, sepeda, komponen
transportasi dan perlengkapan pertanian.
Kelebihan ekstrusi dingin adalah:
1) Kekuatan bertambah karena adanya pengerasan regang,
2) Toleransi sangat ketat (presesi),
3) Permukaan hasil ekstrusi halus karena tidak terjadi oksidasi,
4) Laju produksi tinggi.

3. Proses Pembentukannya.

Proses Ekstrusi Kontinu


Sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai proses yang betul-betul kontinu
karena panjang bilet yang dapat dipasang pada kontainer terbatas, sehingga
produk yang dihasilkan panjangnya juga terbatas. Proses ini lebih tepat dikatakan
sebagai operasi semi kontinu. Tetapi walaupun demikian dalam satu siklus
ekstrusi selalu dilakukan pemotongan terhadap produk yang dihasilkan dengan
panjang yang lebih pendek.

Proses Ekstrusi Tidak Kontinu (Discrete)


Dalam setiap siklus ekstrusi hanya dihasilkan produk tunggal. Salah satu
contoh proses ini adalah ekstrusi impak (impact extrusion).

C. Analisa Ekstrusi
Beberapa parameter dalam proses ekstrusi ditunjukkan dalam gambar dibawah.
Dalam hal ini penampang melintang bilet dan penampang melintang hasil ekstrusi
dianggap bulat.
Faktor-faktor utama yang berperanan dalam proses ekstrusi adalah:
(a) Jenis proses ekstrusi (langsung/tidak langsung),
(b) Rasio ekstrusi (extrusion ratio),
(c) Temperatur, dan
(d) Gesekan antara logam dengan kontainer dan antara logam dengan cetakan.

Gambar Tekanan dan


variabel yang lain dalam
ekstrusi langsung

Salah satu parameter penting adalah rasio ekstrusi. Rasio ekstrusi adalah
perbandingan antara luas permukaan logam sebelum dan sesudah diekstrusi. Harga
rasio ekstrusi dapat bervariasi dan bergantung pada jenis material yang digunakan.
Gaya ekstrusi dapat dinyatakan sebagai:

dengan :
P = gaya ekstrusi
k = konstanta ekstrusi
Ao = luas penampang kontainer
Af = luas penampang lubang dies.
Rasio ini berlaku baik untuk ekstrusi langsung maupun ekstrusi tidak langsung.
Harga rx dapat digunakan untuk menentukan regangan sesungguhnya (true strain, )
dalam proses ekstrusi. Bila deformasi dianggap ideal dimana tidak terjadi gesekan
maupun gaya-gaya yang lain, maka berlaku persamaan :

= ln P
Dengan demikian, maka tekanan yang diberikan oleh ram untuk menekan bilet
menuju ujung cetakan yang terbuka dapat dihitung dengan persamaan berikut :

p Yf ln rx
dimana :

p = tekanan ram, lb/in2 (MPa);


Yf = tegangan regang rata-rata, lb/in2 (MPa);

Persamaan di atas berlaku bila deformasi dalam proses ini terjadi secara ideal.
Tetapi dalam kenyataannya akan selalu ada gesekan antara bilet dengan cetakan ketika
bilet ditekan ke luar menuju ujung cetakan yang terbuka. Dalam ekstrusi langsung,

gesekan juga terjadi antara dinding kontainer dan permukaan bilet. Akibat adanya
gesekan ini, tekanan sesunguhnya akan lebih besar daripada tekanan yang diberikan
dalam persamaan tekanan di atas. Persaman empiris yang sering digunakan untuk
memperkirakan regangan ekstrusi adalah persamaan Johson :

x a b ln rx
dimana : x
= regangan ekstrusi;
a dan b = konstanta empiris yang besarnya tergantung pada sudut cetakan,
makin besar sudut cetakan makin besar pula nilai a dan b, pada
umumnya : a = 0,8 dan b = 1,2 gingga 1,5.
Berdasarkan persamaan regangan ekstrusi Johnson, tekanan ram pada ekstrusi
tidak langsung dapat dituliskan sebagai berikut :

p Yf x
Pada ekstrusi langsung, adanya gesekan antara dinding kontainer dengan
permukaan bilet menyebabkan tekanan ram lebih besar daripada ekstrusi tidak
langsung. Gaya gesek yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut :

pf Do2
pc Do L Ys Do L
4
dimana : pf

= tekanan tambahan yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan,


lb/in2 (MPa) ;

Do2

= luas penampang bilet, in2 (mm2);

= koefisien gesekan pada dinding kontainer;

pc

= tekanan bilet terhadap dinding kontainer, lb/in2 (MPa) ;

= sisa panjang bilet yang diekstrusi, in (mm);

DoL = luas antarmuka antara bilet dengan dinding kontainer, in2 (mm2);
Ys

= kekuatan mulur geser (shear yield strength), lb/in2 (MPa).

Bila dianggap Ys 0,5 Yf , maka pf akan berkurang menjadi :

pf Y f

2L
Do

Jadi tekanan ram untuk ekstrusi langsung dapat dihitung sebagai berikut :

p Y f (x

2L
)
Do

Sebagai catatan, selama proses berlangsung tekanan ram (p) akan berkurang sesuai
dengan sisa panjang bilet yang diekstrusi (L).

Gambar grafik tekanan ram (p)


sebagai fungsi gerakan ram (dan
panjang bilet yang tersisa)

Dalam gambar diatas terlihat bahwa nilai tekanan ram dalam ektrusi langsung lebih
tinggi daripada tekanan ram dalam ekstrusi tidak langsung. Hal ini disebabkan karena
adanya gesekan antara permukaan bilet dengan dinding kontainer. Kemiringan garis
pada awal terjadinya tekanan tergantung pada sudut cetakan, makin besar sudut
cetakan semakin curam garis yang terbentuk. Hal ini berarti bahwa awal ekstrusi
sesungguhnya (actual extrusion begins) akan terjadi setelah beberapa saat pergerakan
ram (ram stroke) yang panjang gerakannya tergantung pada sudut cetakan, semakin
besar sudut cetakan semakin cepat ekstrusi sesungguhnya terjadi. Jadi bila sudut
cetakan besarnya 90O maka awal ekstrusi sesungguhnya akan dimulai bersamaan
dengan pergerakan ram. Pada akhir pergerakan ram tekanan meningkat karena bagian
kecil dari bilet yang tersisa di dalam kontainer (disebut butt) tertumpu pada cetakan.
Gaya ekstrusi baik untuk ekstrusi langsung maupun ekstrusi tidak langsung dapat
dihitung sebagai perkalian antara tekanan ram (p) dengan luas penampang bilet (Ao).
F = pAo
dimana : F = gaya ram dalam ekstrusi, lb (N).
Daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan operasi ekstrusi :
P=Fv
dimana : P = daya, in-lb (J/s);
v

= kecepatn ram, in/min (m/s).

1) Ekstrusi hidrostatik (hydrostatic extrusion)


Salah satu masalah yang dihadapi dalam ekstrusi langsung adalah gesekan
antara billet dengan dinding kontainer. Untuk mengatasi masalah ini digunakan
fluida yang ditempatkan di sekeliling billet di dalam kontainer. Fluida ditekan
dengan menggerakkan ram ke depan, sehingga fluida menekan seluruh
permukaan billet, mengakibatkan logam mengalir melalui die terbuka.

Gambar ekstrusi hidrostatik

Tekanan yang diperlukan dalam metode ini diteruskan melalui media cair
disekitar billet. Oleh karena itu tidak ada gesekan antara billet dengan container.
Besarnya tekanan biasanya mencapai 1400 Mpa, tekanan yang tinggi pada
ruangan diteruskan diteruskan oleh fluida ke permukaan die, sehingga
mengurangi gesekan dan gaya. Metode ini dikembangkan awal 1950, kebanyakan
material yang ulet yang digunakan dalam metode ini.
Biasanya metode ini dilaksanakan pada tempratur kamar dengan
menggunakan minyak nabati sebagai fluida, terutama castol oil karena memiliki
fungsi pelumas yang baik dan viskositasnya tidak dipengaruhi oleh tekanan.
Untuk ekstrusi pada tempratur yang tinnggi digunakan lilin, polimer dan glass
sebagai fluida. Material-material ini juga sebagai isolator dan dapat menjaga
tempratur billet selama proses dilakukan.
2) Impact Extrusion
Metode ini hamper sama dengan metode indirect extrusion dan sering
digolongkan dalam kategori cold extrusion. Punch menekan dengan cepat pada
blank, dimana blank tersebut diekstrusi kearah berlawanan. Ketebalan produk
ekstrusi ini sebagai fungsi celah antara punch dan die.

Kebanyakan logam non ferrous dapat di ekstrusi dengan metode ini


dengan

menggunakan

pres

vertical

dengan

laju

produksi

sebesar

komponen/detik. Metode ini dapat menghasilkan ketebalan tube yang tipis,


dengan rasio ketebalan dan diameter sebesar 0,005. Akibat dari metode ini adalah
bentuk komponen simetris dan kelurusan punch dan blank menjadi hal penting.

D. Beberapa jenis cacat (defect) dalam produk ekstrusi :


Cacat dalam produk ekstrusi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa katagori.
(a) Centerburst , retak yang terjadi pada bagian dalam produk ekstrusi yang terbentuk
akibat adanya tegangan tarik sepanjang garis tengah (center line) bendakerja selama
proses ekstrusi.
(b) Piping, cacat yang terjadi pada proses ekstrusi langsung, dimana pada ujung akhir
billet terdapat lubang. Untuk menghindari terbentuknya cacat ini dapat dilakukan
dengan menggunakan blok dummy dengan diameter sedikit lebih kecil daripada
diameter billet. Nama lain dari cacat ini adalah tailpipe dan fishtailing.
(c) Retak permukaan (surface cracking), cacat yang terjadi pada permukaan hasil
ekstrusi.
Hal ini terjadi karena :
- gerakan ram terlalu cepat,
- gesekan antara billet dengan dinding kontainer,
- adanya efek cil pada billet panas.

Daftar Pustaka

Septianto,

Muhammad.

dkk.

Proses

Ekstrusi

Logam.

Diambil

dari

http://dokumen.tips/documents/makalah-ekstrusi.html. Pada tanggal 26 November 2015.


Ardiansyah, Fachrul. Toeri dan Praktek Pembentukan Logam Proses Ekstrusi. Diambil
dari http://dokumen.tips/documents/ekstrusi-pembentukan-logam.html. Pada tanggal 26
November 2015.

Anda mungkin juga menyukai