11
Gambar 2.4 Gelombang Primer dan Gelombang Sekunder
Sumber : www.livescience.com
12
Gambar 2.5 Surface waves : Gelombang Love
dan Gelombang Rayleigh
Sumber : www.livescience.com
13
5. Epicenter : tempat di permukaan bumi/permukaan laut yang
tepat di atas hiposentrum. Pusat gempa di
permukaan bumi
6. Homoseista : garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat
gelombang gempa primer pada waktu yang sama
7. Pleistoseista : garis khayal yang membatasi sekitar episentrum
yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa
8. Isoseista : garis pada peta yang menghubungkan tempat-
tempat yang mempunyai kerusakan fisik yang sama
9. Mikroseista : gempa yang terjadi sangat halus/lemah dan dapat
diketahui hanya dengan menggunakan alat gempa
10.Makroseista : gempa yang terjadi sangat besar kekuatannya,
sehingga tanpa menggunakan alat mengetahui jika
terjadi gempa
a. Berdasarkan penyebabnya :
Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh
pergeseran lapisan batuan pada daerah patahan.
Gempa vulkanik,yaitu gempa yang diakibatkan oleh
aktivitas vulkanisme.
Gempa guguran (gempa runtuhan), yaitu disebabkan
oleh runtuhnya bagian gua.
Gempa tumbukan, yaitu gempa yang disebabkan oleh
meteor besar yang jatuh ke bumi.
b. Berdasarkan bentuk epicenter :
14
Gempa sentral, yaitu gempa yang epicenternya titik
Gempa linier, yaitu gempa yang epicenternya garis.
c. Berdasarkan kedalaman hypocenter
Gempa dalam, yaitu lebih dari 300 km
Gempa menengah, yaitu antara 100-300 km
Gempa dangkal, yaitu kurang dari 100 km
d. Berdasarkan jarak episcenter
Gempa lokal, yaitu epicenternya kurang dari 10000 km.
Gempa jauh, yaitu epicenternya sekitar 10000 km.
Gempa sangat jauh, yaitu epicenternya lebih dari 10000
km.
17
Tabel 2.1. Deskripsi Ukuran Skala Richter
Skala
Efek Gempa
Richter
< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa
2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat
Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan
3.0-3.9
kerusakan
Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam
4.0-4.9 ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak
terlalu signifikan.
Dapat menyebabkan kerusakan besar pada
bangunan pada area yang kecil. Umumya
5.0-5.9
kerusakan kecil pada bangunan yang didesain
dengan baik
6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km
Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area
7.0-7.9
lebih luas
Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga
8.0-8.9
dalam area ratusan mil
9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil
> 10.0 Belum pernah terekam
18
Pada 1902, seorang Vulkanolog Italia bernama
Giuseppe Mercalli (1850-1914) mengklasifikasi skala
intensitas gempa bumi dan pengaruhnya terhadap manusia,
bangunan, dan tanah. Klasifikasi tersebut bernama Skala
Mercalli yang ditentukan berdasarkan kerusakan akibat
gempa dan wawancara kepada para korban, sehingga
bersifat sangat subyektif. Oleh karena itu, pada tahun 1931
seorang ilmuwan dari Amerika memodifikasi Skala Mercalli
(Modified Mercalli Intensity )ini dan sampai sekarang
digunakan di banyak wilayah gempa. Klasifikasi intensitas
gempa dengan Skala Mercalli dapat dilihat di Tabel 2.2
19
Ukuran Keterangan
I Direkam hanya oleh seismograf.
II Getaran hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat
gempa.
III Getaran dirasakan oleh beberapa orang.
IV Getaran akan dirasakan oleh banyak orang.
Porselin dan barang pecah belah berkerincing dan pintu
berderak.
V Binatang merasa kesulitan dan ketakutan.
Bangunan mulai bergoyang.
Banyak orang akan bangun dari tidurnya.
VI Benda-benda mulai berjatuhan dari rak.
VII Banyak orang cemas, keretakan pada dinding dan jalan.
VIII Pergeseran barang-barang dirumah.
IX Kepanikan meluas, tanah longsor, banyak atap dan dinding
yang roboh.
X Banyak bangunan rusak, lebar keretakan di dalam tanah
mencapai hingga 1 meter.
XI Keretakan dalam tanah makin melebar, banyak tanah
longsor dan batu yang jatuh.
XII Hampir sebagian besar bangunan hancur, permukaan tanah
perubahan menjadi radikal.
20
Skala MMI ini mempunyai nilai besar pada daerah pusat gempa,
dan mengecil pada jarak semakin jauh dari pusat gempa seperti
terlihat pada Gambar 2.7. Skala ini menggambarkan tingkat
kerusakan struktur yang diakibatkan gempa.
21
3. Skala Peak Ground Acceleration (PGA)
Skala Percepatan Puncak Tanah atau Peak Ground
Acceleration (PGA) menggambarkan percepatan tanah maksimum
yang terjadi pada saat gempa. Skala ini biasanya diekspresikan
dalam g (percepatan gravitasi bumi). Percepatan gelombang gempa
yang sampai di permukaan bumi disebut juga percepatan tanah,
merupakan gangguan yang perlu dikaji untuk setiap gempa bumi,
kemudian dipilih percepatan puncak tanah atau Peak Ground
Acceleration (PGA) untuk dipetakan agar bisa memberikan
pengertian tentang efek paling parah yang pernah dialami suatu
lokasi.
Faktor yang merupakan sumber kerusakan dinyatakan dalam
parameter percepatan tanah. Sehingga data PGA akibat getaran
gempabumi pada suatu lokasi menjadi penting untuk
menggambarkan tingkat resiko gempabumi di suatu lokasi tertentu.
Semakin besar nilai PGA yang pernah terjadi disuatu tempat,
semakin besar resiko gempa bumi yang mungkin terjadi.
Di Indonesia, pengaruh Gempa Rencana di muka tanah harus
ditentukan dari hasil analisis perambatan gelombang gempa dari
kedalaman batuan dasar ke muka tanah dengan menggunakan
gerakan gempa masukan dengan percepatan puncak untuk batuan
dasar menurut Tabel 2.3. Akselerogram gempa masukan yang
ditinjau dalam analisis ini, harus diambil dari rekaman gerakan tanah
akibat gempa yang didapat di suatu lokasi yang mirip kondisi
geologi, topografi dan seismotektoniknya dengan lokasi tempat
struktur gedung yang ditinjau berada. Untuk mengurangi ketidak-
pastian mengenai kondisi lokasi ini, paling sedikit harus ditinjau 4
buah akselerogram dari 4 gempa yang berbeda, salah satunya harus
diambil Gempa El Centro N-S yang telah direkam pada tanggal 15
Mei 1940 di California.
Batuan dasar adalah lapisan batuan di bawah muka tanah
yang memiliki nilai hasil Test Penetrasi Standar N paling rendah 60
dan tidak ada lapisan batuan lain di bawahnya yang memiliki nilai
hasil Test Penetrasi Standar yang kurang dari itu, atau yang memiliki
kecepatan rambat gelombang geser yang mencapai 750 m/detik dan
22
tidak ada lapisan batuan lain di bawahnya yang memiliki nilai
kecepatan rambat gelombang primer (geser) yang kurang dari itu.
Jenis tanah ditetapkan sebagai Tanah Keras, Tanah Sedang
dan Tanah Lunak, apabila untuk lapisan setebal maksimum 30 m
paling atas dipenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Tabel 2.3.
Tanah Keras
vs > 350 N > 50 S u > 100
23
akan kecil. Skala PGA ini mempunyai nilai besar pada daerah pusat
gempa, dan mengecil pada jarak semakin jauh dari pusat gempa
seperti terlihat pada Gambar 2.8.
24
Gambar 2.9 Peta Gempa Terlampaui dalam 50 Tahun Redaman 5% di Batuan
Dasar, Probabilitas Terlampaui 2%- Percepatan Puncak Gempa
25
Gambar 2.10 Peta Gempa Terlampaui dalam 50 Tahun, Redaman 5% di Batuan
Dasar, Probabilitas Terlampaui 10%- Percepatan Puncak Gempa
26
Gambar 2.11 Peta Wilayah Gempa berdasar percepatan puncak batuan dasar dengan
perioda ulang 500 tahun
27
Apabila percepatan puncak permukaan tanah tidak didapat
dari hasil analisis perambatan gelombang, maka percepatan
maksimum permukaan tanah tersebut untuk masing-masing Wilayah
Gempa dan untuk masing-masing jenis tanah ditetapkan dalam Tabel
2.4.
28
- Formula Murphy - O’Brein :
PGA=10(0,14 I + 0,24 M) – 0,68(log d + 0,7 )
dimana :
PGA = Peak Ground Acceleration
I = Intensitas standard MMI
M = Magnitude gempabumi
d = jarak antara lokasi dengan sumber gempabumi
- Formula Gutenberg-Richter :
log a = I/3 –0.5 dan I0 = 1,5 (M-0,5)
dimana :
a = percepatan (gal),
I = Intensitas (MMI) dan
I0 = Intensitas pada hypocenter.
. sedangkan, I = I0 .e(-0,0021 X),
Dimana, I = intensitas pada jarak X km dari I0
29
.
BAB II
30