Anda di halaman 1dari 20

BAB III

RUMAH SEDERHAHA TAHAN GEMPA


RANGKA KAYU

3.1. PENDAHULUAN
Rumah Sederhana (RSTG)-Rangka Kayu adalah bangunan
rumah dengan menggunakan sistem struktur rangka pemikul dari
bahan kayu. Biasa disebut sebagai rumah kayu, ciri-cirinya yaitu
seluruh komponen balok dan kolom yang digunakan adalah kayu.
RSTG-Rangka Kayu harus menggunakan sambungan-
sambungan takik yang dikencangkan dengan menggunakan paku
minimal 4 (emapat) buah. Panjang paku yang digunakan minimal
2,5 kali tebal kayu yang terkecil. Apabila struktur kayu ini memikul
beban berat (seperti struktur kayu untuk bangunan gudang atau
garasi kendaraan), maka sambungan kayu harus dikencangkan
dengan menggunakan bout berdiameter minimum 10 mm. Semua
kayu yang digunakan harus kering dan bila perlu diawetkan sesuai
dengan persyaratan pengawetan kayu.

3.2. RSTG RANGKA KAYU -PONDASI UMPAK

RSTG Rangka Kayu – Pondasi Umpak harus memenuhi


persyartaan struktur sebagai berikut.

a. Pondasi umpak yang dimaksudkan adalah pondasi umpak


yang terbuat dari beton kosong (tanpa tulangan) campuran
1PC : 1 1/2 Psr : 2 1/2 Krl.
b. Bentuk pondasi umpak adalah prisma terpancung dengan
ukuran penampang atas 25 cm x 25 cm, penampang bawah
60 cm x 60 cm, dan tinggi 90 cm

17
c. Bagian yang tertanam dari pondasi umpak sekurang-
kurangnya 30 cm atau sampai tanah keras. Jarak maksimum
antar pondasi adalah 1,5 m.
d. Pembuatan papan duga (bowplang) sebagai acuan
penempatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga setiap
baris pondasi berada tepat dibawah sumbu memanjang
balok, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1.
e. Setiap pondasi umpak harus terikat satu sama lain dengan
balok pengikat, seperti pada Gambar 3.2.

Gambar 3.1. Denah penempatan pondasi Umpak

Gambar 3.2. Penempatan balok pengikat pondasi

18
Gambar 3.3 merupakan ilustrasi RSTG Rangka Kayu
dengan Pondasi Umpak RSTG.

Gambar 3.3. RSTG Rangka Kayu Pondasi Umpak

3.3. RSTG RANGKA KAYU PONDASI MENERUS

Sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 3.4. RSTG Rangka


Kayu Pondasi Menerus harus memenuhi persyratan sebagai
berikut:
a. Bahan pondasi ini dibuat dari pasangan batu kali dengan
adukan untuk spesi 1PC: 4 Psr.

19
b. Struktur bangunan atas harus terikat pada pondasi dengan
menggunakan angkur besi berdiameter 12 mm dan jarak
maksimum 1,5 m.
c. Apabila menggunakan papan sebagai dinding, maka jumlah
paku yang digunakan sekurang-kurangnya 2 buah, dan
sambungan pada papan satu dengan lainnya digunakan
sambungan alur lidah.
d. Untuk mendapatkan bangunan yang kokoh, maka pada
setiap detail sambungan pada struktur rangkanya sebaiknya
mengunakan sambungan takik yang dikencangkan dengan
paku.
e. Detail A merupakan detail sambungan pada sudut bangunan
antara ring balok kayu dengan kolom:
(1) Sambungan ring balok kayu disudut digunakan
sambungan takik.
(2) Sambungan kolom dengan ring balok menggunakan
sambungan pasak.
(3) Untuk menambah kekakuan, maka antara ring balok
dengan kolom dipasang sekur-sekur dari papan 2/20 cm
dan dipaku.

Gambar 3.4 RSTG Rangka Kayu Pondasi Menerus

20
Gambar 3.4a Detail A- RSTG Rangka Kayu - Pondasi Menerus

Gambar 3.4b. Detail B – RSTG Rangka Kayu –Pondasi Menerus

21
Gambar 3.4c. Detail C, RSTG Rangka Kayu – Pondasi Menerus

Gambar 3.4d. Detail D, RSTG – Pondasi Menerrus

3.4. RSTG RANGKA KAYU PONDASI TIANG

Gambar 3.5 merupakan ilustrasi dari RSTG Rangka Kayu


Pondasi Tiang. Kolom kayu 10/10 cm Kolom kayu di tengah 10/10
cm Dinding papan 2/20 cm , disusun dengan sambungan alur
lidah .

22
Gambar 3.5 RSTG Rangka Kayu Pondasi Tiang

3.4.1. Hubungan Pondasi Tiang dengan Balok Penguat


Horisontal
Untuk mendapatkan kekokohan struktur bawah dari rumah
panggung ini, maka sistem sambungan yang digunakan adalah
sistem sambungan takik dengan penguat paku dan pasak masing-
masing untuk sambungan sekur dan sambungan balok - kolom.

23
Gambar 3.6 Detail sambungan pondasi tiang dengan balok
penguat horisontal

24
Sambungan Tiang Pondasi dengan Balok Pengikat Pondasi

Gambar 3.7 Hubungan Tiang Pondasi, Balok dan Telapak

25
Sambungan Pondasi Tiang dengan Balok Penguat
Horisontal

Gambar 3.8. Hubungan Pondasi Tiang Dengan Balok Penguat


Horisontal

26
Sambungan Tiang Pondasi Telapak

Gambar 3.9 Hubungan Pondasi Tiang Dengan Balok Penguat


Horisontal

27
3.5. RSTG RANGKA KAYU -DINDING SETENGAH
TEMBOK

Rumah kayu dengan Dinding setengah tembok seperti terlihat


pada Gambar 3.9, memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Lantai dicor dengan campuran 1 PC : 3 pasir, ditumbuk padat


dengan permukaan dihaluskan.
b. Tebal lantai minimum 5 cm, dengan didahului oleh lapisan
urugan tanah tebal padat 10 cm dan urugan pasir tebal padat 5
cm.
c. Pondasi yang digunakan pondasi setempat dari pasangan batu
kali dengan campuran adukan 1 PC : 5 pasir. Ukuran dimensi
penampang bawah pondasi 70 x 70 cm dan ukuran dimensi
penampang atas 20 x 20 cm serta tinggi pondasi 60 cm.
d. Pada dasar pondasi harus diberi lapisan pasir urug tebal padat
10 cm.
e. Permukaan lantai dan bagian-bagian luar pondasi yang tampak
diratakan dengan adukan 1 PC : 3 pasir, setebal minimum 5 mm
dan di atasnya diberi saus semen sebagai penghalus.
f. Untuk dinding kamar mandi harus diplester dengan adukan
campuran 1 PC : 2 pasir, setinggi 1,5 m dari muka lantai.
g. Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah mutu
beton K-125 atau dengan campuran nominal 1 PC : 2 Pasir : 3
Kerikil (dalam perbandingan isi). Slump pada saat pengerjaan
masimum 7,5 cm dan minimum 2,5 cm.
h. Pada arah pertumbuhan, besi beton sloof disediakan panjang
penyaluran sepanjang 60 cm dan dibungkus dengan adukan dari
campuran 1 Pc : 10 Psr dengan dimensi yang sama dengan
dimensi sloof.

28
i. Persyaratan bahan beton seperti air, pasir dan kerikil harus
mengikuti PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia.

Gambar 3.10 RTGS Rangka Kayu Dinding Setengah Tembok

29
Sedangkan denah dan detail pondasi untuk rumah kayu dengan
dinding setengah tembok dilustrasikan sebagaimana terlihat pada
Gambar 3.11 dan Gambar 3.12 berikut.

Gambar 3.11 Denah Pondasi RSTG Dinding Setengah Tembok

30
Gambar 3.12. Pekerjaan Pondasi, Sloof dan Lantai Denah
RSTG Kayu Dinding Setengah Tembok

Dinding setengah tembok selain dari bata bata dapat terbuat dari
batako, sebagaimana terlihat pada Gambar 3.13

31
Gambar 3.13 Pasangan Dinding Setengah Batako - Papan

Sedangkan proses pelaksanaandetail kuda-kuda kayunya, dapat


terkonstruksi sebagai berikut:
a. Kuda-kuda menggunakan konstruksi balok kayu dari kayu
kelas II yang tua dan kering dengan ukuran 5 x 10 cm dan
dipasang dengan jarak antar kuda-kuda maksimum 3.00 m.
b. Semua kayu kuda-kuda di labur dengan bahan pengawet.
c. Panjang paku sedikitnya 2 ½ x tebal kayu pada sambungan
rangkap 2 dan 3 1/3 x tebal kayu pada sambungan rangkap 3.
d. Sambungan pada balok tarik dari kuda-kuda dibuat di tengah-
tengah bentang dengan menggunakan tipe sambungan gigi dan
diikat dengan pelat baja, panjang overlap dari sambungan
minimum 5 kali tebal kayu yang disambung atau 25 cm. 5.
Klam yang digunakan untuk sambungan batang rangka kuda-
kuda adalah papan dari kayu klas II berukuran 10 x 25 cm dan
tebal 2 cm, dengan jumlah paku pada setiap titik simpul
berjumlah 20 buah.
e. Ukuran paku yang digunakan adalah paku 7 cm, sehingga
jumlah paku ini yang digunakan pada setiap satu unit kuda-
kuda sekurang-kurangnyya berjumlah 220 buah.
f. Untuk pertemuan permukaan ujung setiap batang dari rangka
kuda-kuda dipasang 2 buah paku 10 cm, sehingga untuk satu
unit kuda-kuda digunakan sekurang-kurangnya 22 buah paku
10 cm.

Kuda-kuda kayu sesuai uraian di atas di - ilustrasikan pada


Gambar 3.14 berikut.

32
Gambar 3.14 Kuda-kuda Kayu

3.6. RSTG KAYU-DINDING PASANGAN TEMBOK PENUH

Luas tembok yang diapit kerangka kayu maksimum sebesar 6 m2,


maka harus dibuat balok lintel di sepanjang dinding sesuai dengan
denah bangunan. Balok lintel tersebut berfungsi juga sebagai
penahan gaya horisontal yang bekerja searah bidang dinding,
ukuran balok yang digunakan 10/10 cm sesuai dengan ukuran
kolom, ring balok dan sloof kayu. Angkur dari besi ∅ 6 mm
dipasang pada setiap 10 lapis pasangan bata merah dengan
kedalaman 30 cm masuk ke dalam dinding. Sperti terlihat pada
Gambar 3.15..

Gambar 3.15. RSTG Kayu - Dinding Pasangan Bata Penuh

33
Angkur dipasang dengan cara membuat lubang pada
kolom/kusen kayu dengan cara dibor. Lubang bor tersebut harus
dibuat pada setiap 10 lapis pasangan bata merah, lalu masukkan
besi angkur ke lubang bor tersebut, seperti dilustrasikan dalam
Detail pada Gambar 3.16 sd 3.19

Gambar 3.16 Detail Hubungan Kusen Dengan Bata

Gambar 3.17 Detail Pertemuan Kolom Sudut Dengan Sloof Kayu

34
Gambar 3.18 Detail Hubungan Balok Ring Dengan Pengaku Sudut
dari Papan

Gambar 3.19 Detail Hubungan Balok Ring dengan Kolom Tengah

Rangka kayu dengan dinding pengisi dari pasangan bata


merah akan menahan beban yang berat, untuk itu diperlukan
sambungan yang kokoh. Sambungan yang kokoh dapat dibuat
dengan sambungan takik ekor burung seperti diperlihatkan pada
Gambar 3.20 sd . 3.22

35
Gambar 3.20 Detail Pertemuan Kolom Sudut dengan Sloof Kayu

Gambar 3.21 Detail Hubungan Tiang Sudut dengan Ring Balok

Gambar 3.22 Detail Hubungan Kerangka Kayu dengan Pasangan

36

Anda mungkin juga menyukai