Anda di halaman 1dari 14

Peran Guru dan Dosen Dalam Pendidikan ;

Korelasi UU No. 14 Tahun 2005 Dengan Peran Guru dan Dosen Pendidikan
Agama Islam

KATA PENGANTAR
Asslamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Puja dan puji serta syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat dan anugrah yang luar biasa diantaranya nikmat iman,
Islam, Sehat dan nikmat berpikir sehingga dari nikmat tersebutlah kami masih
bisa menjalankan fitrah kemanusiaan yang telah Allah berikan.
Shlawat bermahkotakan salam tak lupa kami sanjungkan kepada sang
revolusioner ummat yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
ummatnya dari alam kegelapan kepada alam yang terang benderang dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Syukur kami panjatkan pula atas tersusunnya makalah yang kami beri
judulPeran guru dan dosen dalam pendidikan ; korelasi UU tentang guru dan
dosen dengan peran guru dan dosen pendidikan agama Islam dengan
tersusunnya makalah ini kami bermaksud untuk menguraikan tentang peran guru
dan dosen dalam UU no. 14 tahun 2005 karena kami menyadari betul bahwa
peran guru sangat penting dalam menciptakan gerasi yang berkualitas di negeri
ini.
Ucapan beribu terimaksih kami haturkan kepada seluru pihak yang telah
mendorong tersusunya makalah ini terkhusus bagi orang tua kami semoga selalu
ada dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT. Juga untuk dosen kapita
selekta PAI yakni Drs. Puadiatma, M.Ag yang telah membimbing dan mendorong
kami untuk membuat makalah ini. Serta sahabat seperjuangan PAI VII.1 semoga
Allah terus menjaga silaturahmi, silatu fikri dan silatu amal kita. Amin
Selanjutnya kami juga mohon maaf yang sebesar-besarnya manakala dalam
penyusunan makalah ini terdapat banyak sekali kesalahan, semoga kami bisa
belajar dari kesalahan yang telah kami perbuat karena sebenarnya pengalaman
adalah guru yang paling berharga.
Wallahul Muwafiq ilaa Aqwamith Thorieq
Wasaalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sukabumi, 2 November 2016


Penyusun
Kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

Definisi guru dan dosen


Peran guru dan dosen
Tujuan pendidikan Nasional dan tujuan pendidikan agama islam
Peran guru dan dosen dalam pendidikan agama Islam

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah sebagai makhluk
yang Ahsani Taqwim (makhluk yang semprna). Kesempurnaan manusia ini
akan terjadi manakala manusia memanfaatkan potensinya dengan sebaikbaiknya, potensi yang paling besar yang diberikan Tuhan kepada manusia
yakni akal pikiran yang menjadi ciri pembeda antara manusia dengan
makhluk tuhan yang lain. Potensi berpikir harus dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya sebagai dorongan untuk menajalankan kehidupan,
memenuhi kebutuhan kehidupan dan merubah muka bumi ini dengan akal
pikiran yang manusia miliki.
Tentu untuk mengelola potensi akal pikiran, manusia membutuhkan proses
yang dinamakan dengan pendidikan. Pendidikan dilakukan untuk
menggali hakikat manusia sebagai manusia atau yang disebut proses
memanusiakan manusia. proses memanusiakan manusia ini dilakukan
melalui proses internalisasi nilai-nilai kehidupan guna mempersiapkan
manusia untuk tetap survive dalam dinamika kehidupan. Manusia yang
mampu survive dimuka bumi ini adalah manusia yang melakukan amar
maruf nahi munkar, amar maruf ini adalah manusia menjalankan nilainilai kehidupan yang baik yakni menjalin hubungan dengan Allah
(Hablum Minallah), menjalin hubungan dengan manusia ( Hablum
minannas) dan menjalin hubugan dengan alam (Hablum minalalam). Dan
manusia di perintah untuk nahi munkar yakni dilarang untuk berbuat
munkar (keburukan) seperti Firman Allah yang berbunyi , karena
manusia memiliki potensi berpikir jika potensi tersebut tidak diarahkan
kepada kebaikan maka yang timbul yakni keburukan yang ditimbulkan
oleh manusia.
Manusia tidak akan bisa mendidik dirinya sendiri sehingga berkembang
potensi berpikirnya, akan tetapi manusia membutuhkan orang lain yang
bisa mengembangkan potensi tersebut dengan baik. Orang itu bisa saja
kita sebut sebagai guru, sebagian orang berpendapat bahwa guru berasal
dari kata di guguh dan di tiru, diguguh dan ditiru ini dalam arti manusia
yang dikatakan guru harus mampu menjadi orang yang dihormati dan
menjadi suri tauladan atau contoh kehidupan yang baik. Sehingga dalam
proses pendidikan itu harus mampu melahirkan manusia yang baik. Hari
ini jika kita merefleksikan proses pendidikan yang hadir dalam kehidupan,
banyak sekali problematika pendidikan yang disebabkan keteledoran
seorang guru dalam mendidik sehingga berdampak kepada buruknya hasil
pendidikan saat ini.
Karena peran guru begitu penting dalam pendidikan maka dirasa sangat
perlu untuk menguraikan definisi guru serta peran guru dalam pendidikan,
hal ini kita mulai dari menganalisis tentang pengertian dan peran guru

dalam pendidikan seperti yang termaktub dalam UU no. 14 tahun 2005.


Sehingga guru tidak lagi kehilangan jati diri dan mengetahui perannya
dengan sebaik-baiknya.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka lahirlah
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu guru dan dosen ?
2. Bagaimana peran guru dan dosen dalam pendidikan ?
3. Apa korelasi UU. No. 14 tahun 2005 dengan pendidikan Agama Islam?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengupas :
1. Mengetahui tentang guru dan dosen
2. Mengetahui peran guru dan dosen
3. Mengetahui korelasi UU. No.14 tahun 2005 dengan pendidikan Agama
Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Guru dan Dosen
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik lagi di
Indonesia, peran guru dalam dunia pendidikan dirasa begitu sangat urgen,
pasalnya arah pendidikan yang paling fundamen dalam dunia formal
pendidikan adalah arahan yang diberikan oleh guru.
Guru berasal dari bahasa sansekerta yang berarti berat namun
berdasarkan penelusuran kami melalui Wikipedia guru adalah seorang
yang mengajar suatu ilmu. Dalam berbagai agama, seperti agama Hindu
memaknai kata guru sebagai symbol bagi suatu tempat suci yang berisis
ilmu (Vidya) dan juga pembagi Ilmu dan seorang guru biasanya dijadikan
pemandu spiritual atau kejiwaan murid-muridnya. Namun dalam agama
Budha guru adalah orang yang memandu muridnya dalam jalan menuju
kebenaran. Asal kata guru itu sendiri sebenarnya masih dalam perdebatan
para ahli pendidikan, karena diakui betapa sulitnya kita untuk mencari
definisi dari kata Guru tersebut. Namun, adapula yang berpendapat bahwa
kata guru merupakan singkatan dari bahasa Jawa yakni di guguh dan di
tiru kata ini menjadikan manusia yang dianggap sebagai guru adalah
orang yang harus menjadi contoh bagi murid-muridnya.
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) guru adalah orang yang
pekerjaannya mengajar.1 Makna ini pun sering di sandingkan dengan kata
professional yang berbicara guru sebagai profesi seseorang. Professional
adalah suatu pekerjaan yang ingin ditekuni oleh seseorang. 2 namun
profesi juga bisa diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu
yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh
dari pendidikan akademis yang intensif ( webstar, 1989). Bisa dikatakan
bahwa guru profesional adalah manusia yang memiliki keahlian dalam
bidang pendidikan. Namun, tidak semua manusia dikatakan sebagai guru
yang professional meski dia bisa memberikan ilmu pengetahuan kepada
seseorang, karena guru profesional didorong juga dengan bakat dan
keterampilan pendidikan yang dimiliki.
Namun, sebenarnya seluruh manusia berpotensi untuk menjadi guru dalam
hidupnya, karena indicator seorang guru adalah ia yang mampu
memberikan transfer ilmu pengetahuan sehingga orang tua, lingkungan
masyarakat juga bisa dikatakan sebagai guru, namun bukan guru formal
atau guru professional seperti yang telah diuraikan diatas.
Menurut UU No. 14 tahun 2005 guru adalah Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
1
2

KBBI
Kunandar Guru Profesional, 2007. Jakarta : PT. Raja Grafindo

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. 3
Selanjutnya pengertian dosen sebenarnya sama seperti pengetian guru,
namun hanya berbeda jenjang pendidikan mengajarnya saja jika kata guru
lebih umum digunakan sebagai orang yang mengajar disuatu lembaga
pendidikan namun dosen itu mengajar di lembaga perguruan Tinggi.
Definisi dosen ini pun telah diatur dalam UU. No. 14 tahun 2005 yakni
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.4
B. Peran Guru dan Dosen
Dalam dunia pendidikan, guru memiliki peran yang sangat penting.
Pentingnya peran guru ini diatur dalam UU. No. 14 Tahun 2005 yang
berbicara tentang keguruan dan dosen.
1. Peran Guru
Pada UU. No. 14 tahun 2005 BAB II tentang kedudukan, fungsi dan
tujuan pasal 2 kedudukan guru yakni Guru mempunyai kedudukan
sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Jika kita amati dalam bunyi UU tersebut kedudukan guru sebagai
tenaga professional yakni guru yang memiliki keterampilan pedagogik,
yakni keterampilan mendidik manusia dengan teori-teori atau konsepkonsep pendidikan. Juga memiliki kepribadian yang baik, karena guru
adalah suri tauladan bagi peserta didik untuk itu guru dituntut untuk
memiliki kepribadian yang luhur. Selanjutnya guru juga harus
memiliki sikap social yang baik sehingga setiap guru mampu
berinteraksi dengan lingkungan pendidikan dengan baik dan membawa
peserta didik kepada suasana pembelajaran yang menyenangkan. Yang
terakhir guru juga harus memiliki sikap professional yakni sikap yang
memilih bahwa pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaan yang dipilih
dan mempersiapkan keterampilan pendidikan sebagai asas professional
seorang guru. Empat kompetensi guru ini harus dimiliki sehingga
mempermudah guru dalam menjalankan perannya dalam dunia
pendidikan, tugas dan peran guru termaktub dalam UU yang sama
pada pasal 4 yang berbunyi Kedudukan guru sebagai tenaga
profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi
untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Mutu pendidikan nasional seperti yang telah termaktub
mengisyaratkan bahwa pendidikan nasional diharapkan sebagai
pelaksana amanat UUD 1945 pada alenia ke-4 yang berbunyi
3
4

UU. No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


Ibid

mencerdaskan kehidupan Bangsa untuk itu guru diharapkan untuk


menjadi agen pembelajaran yakni manusia yang mampu melakukan
proses transfer keilmuan terhadap peserta didik. Jika guru hanya di
jadikan agen pembelajaran saja maka hakikat tujuan yang sebenarnya
tidak akan terwujud, karena proses perubahan perilaku peserta didik ini
dilakukan melalui proses pendidikan juga bukan hanya pengajaran.
Maka untuk itu seharusnya guru dijadikan sebagai agen pembelajaran
dan agen pendidikan sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan
nasional.
2. Peran Dosen
Peran dosen juga termaktub dalam UU. No.14 tahun 2005 pada BAB
II pasal ke tiga yang berbunyi Dosen mempunyai kedudukan sebagai
tenaga profesional pada jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Sama halnya dengan peran guru dosen juga memiliki amanat untuk
melakukan proses pendidikan kepada peserta didik, hanya saja proses
pendidikan yang dilakukan oleh dosen ini pada tingkatan perguruan
Tinggi dalam jenjang pendidikan formal. Dosen diharapkan memahami
tri Dharma perguruan tinggi sehingga dalam rangka mengarahkan
peserta didik tidak boleh keluar pada Tri Dharma perguruan Tinggi, tri
dharma perguruan tinggi berupa pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Peran dosen dalam mendidik para mahasiswa
adalah mengembangkan pemikiran tentang kejuruan yang telah dipilih
dan diambil oleh mahasiswa. Sehingga peran dosen dalam perguruan
tinggi juga dijelaskan dalam UU yang sama pada pasal lima yang
berbunyi Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada
masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Peran dosen dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional yakni
adalah mengarahkan pemikiran mahasiswa agar mampu berkembang
dan menciptakan konsep-konsep keilmuan sesuai dengan jurusan yang
telah mereka pilih. Untuk itu kualifikasi yang dimiliki oleh dosen
dibuktikan melalui pendidikan program pasca sarjana.
Secara umum peran guru dan dosen memiliki kesamaan, hanya
berbeda pada tingkatan pendidikan formalnya saja. Untuk itu UU No.
14 tahun 2005 menjelaskan juga peran guru dan dosen secara
bersamaan yakni pada pasal 6 yakni Kedudukan guru dan dosen
sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem
pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara


yang demokratis dan bertanggung jawab.
C. Tujuan Pendidikan Nasional dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
1. Tujuan pendidikan Nasional
Proses pendidikan yang dilakukan oleh seluruh element pendidikan
tidak lain ingin mewujudkan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
dilaksanakan atas dasar pembangunan nasional kearah yang lebih baik
dengan membekali manusia dengan proses pendidikan. Dalam rangka
pembangunan nasional, tujuan pendidikan harus selaras dengan tujuan
bangsa Indonesia, untuk itu dalam amanat pembukaan UUD 1945
pada alenia keempat termaktublah tujuan pendidikan nasional yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa hal ini kemudian di jabarkan
dalam UU No. 20 tahun 2003 pada BAB II tentang dasar, fungsi dan
tujuan pasal tiga merumuskan tujuan pendidikan nasional sebagai
berikut :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Indonesia merupkan Negara Bhineka tunggal ika yang warga
negaranya terdiri dari agama yang berbeda-beda, agama yang diaku di
Indonesia yang boleh di peluk oleh warga Negara Indonesia adalah
agama Krsiten katolik, Kristen protestan, budha, hindu, Islam, dan
Konghucu. Untuk itu tujuaan pendidikan untuk menciptakan manusia
yang berbangsa dan beragama harus mencetak manusia yang
bertaqwa terlebih dahulu kepada Tuhannya. Bertaqwa disini dalam
arti manusia yang mampu menjalankan perintah TuhanNya dan
menjauhi larangan-larangan TuhanNya. Dari ketaqwaan manusia
kepada Tuhannya manusia di tuntut untuk memiliki akhlak yang
mulia yanga berarti karakter kepribadiaan yang tinggi dalam
kehidupan beragama dan berbangsa. Selanjutnya pendidikan juga
harus mengarahkan terbentuknya manusia yang sehat secara fisik dan
psikisnya, karena diakui betul sehat fisik saja tidak cukup dalam
rangka melahirkan karakter peradaban bangsa yang baik jika tidak
ditopang kepada terbentuknya kesehatan Psikis juga. Manusia berilmu
juga menjadi tujuan pendidikan karena hakikatnya pendidikan adalah
upaya transformasi ilmu pengetahuan sehingga tujuaannya pun harus
mengarahkan pada melahirkan manusia yang berilmu, ilmu mampu
mendorong manusia untuk tetap survive dalam kehidupan karena
hidup berbangsa dan beragama juga harus memiliki pemahaman ilmu
yang cukup. Keilmuan mampu mendorong manusia untuk cakap

dalam melakukan berbagai hal dalam kehidupan orang yang memiliki


kecakapan adalah manusia yang mampu melakukan apapun yang
dilandaskan dengan keilmuan yang mereka miliki, dari kecakapan
tersebut terbentuklah krativitas manusia dalam menciptakan sesuatu
yang baik dalam kehidupan, karena manusia merupakan Yad (tangan)
Tuhan yang ke-dua yang mampu menciptakan apapun dimukabumi ini
yang sesuai dengan koridor agama. Sehingga dari sini manusia
mampu menjadi manusia yang mandiri dalam menjalankan kehidupan
dan tidak bergantung pada orang lain. Dan terakhir manusia yang
demokratis yakni manusia yang memiliki hak yang sama dalam
berbangsa dan beragama dan menanamkan manusia yang toleran
dalam kehidupan berbangsa. serta memiliki rasa bertanggung jawab
dalam menjalankan kehidupan .
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dalam Al-Quran Surat An-Nisa ayat 1 dijelaskan seruan Tuhan
kepada manusia dimukabumi ini yang artinya Wahai manusia (lakilaki dan perempuan), bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhan
kalian, yang menciptakan kalian semua (laki-laki dan perempuan)
dari jiwa yang satu dan menciptakan sama sepertinya pasangannya,
kemudian dari kedua pasangan itu dia menyebarkan laki-laki dan
perempuan dalam jumblah yang banyak ayat ini memerintahkan
manusia untuk bertaqwa kepada TuhanNya yang telah menciptakan
manusia ke mukabumi ini . karena sejatinya manusia di ciptakan
dimuka bumi ini untuk melaksanakan dua tugas yakni Abdullah
(menjadi hamba Allah) dan khalifatu fi lard (pemimpin dimukabumi).
Sebagai Makhluk yang diciptakan oleh Allah manusia harusnya
senantiasa menyembah Allah dan hal ini juga diterangkan dengan
sangat jelas dalam Al-Quran surat Adz Dzariyah ayat 56 yang artinya
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembahku. Untuk itu manusia harus meyakini dengan
benar bahwa hanya Allah lah tuhan yang boleh disembah. Selanjutnya
tugas atau pungsi manusia sebagai Khalifatu fil ard ini juga termaktub
dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30 yang artinya ingatlah
kepada Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : sesungguhnya aku
hendak menjadikan menjadikan seseorang khlifah dimuka bumi.
Mereka berkata mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau ? Tuhan berfirman :
sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Tujuan
Allah menjadikan manusia Khalifah dimuka bumi ini tidak lain karena
manusia memiliki potensi yang besar yang tidak dimiliki oleh makhluk
Allah yang lainnya yakni potensi berpikir. Dengan potensi berpikir ini
manusia dapat melakukan apapun yang mereka inginkan, tetapi karena
potensi inilah manusia diserukan untuk melakukan amar maruf nahi

munkar di muka bumi yakni melakukan kebaikan sesuai dengan


syariat agama Islam. Kedua fungsi manusia dimukabumi ini tidak lain
karena Allah ingin menguji ketaqwaan manusia dalam menjalankan
kehidupan. untuk itu proses pendidikan hadir untuk mengembangkan
potensi berpikir manusia sehingga manusia mampu menjalankan
tugasnya sebagai Abdullah dan Khlifatu fil ard.
Disisi lain menurut Kyai Hamdun menambahkan bahwa
secara umum tujuan pendidikan adalah membentuk
manusia yang saleh. Untuk menjadi orang yang saleh,
secara khusus manusia harus menggerakan seluruh
potensi yang diberikan Allah kepada dirinya, baik
potensi jasmani, akal dan ruhani secara integral agar
mendapatkan al-Hayyat al-T}ayyibah fi>-al-Dunya> waal-Jannah fi>-al-Akhirah (kehidupan yang baik di dunia
dan surga di akhirat). Namun dalam prosesnya, tidaklah
semulus yang dibayangkan karena ditengah perjalanan
sering terjadi al-Fitnah yang menjegal manusia dari
tujuannya.
Untuk itu dengan demikian tujuan pendidikan agama islam adalah
bagaimana proses pendidikan ini mampu menciptakan manusia yang
bertaqwa dan shaleh sehingga manusia tersebut bisa melaksanakan
tugasnya sebagai Abdullah dan Khlifatu fil Ard.
D. Peran Guru dan Dosen Dalam Pendidikan Agama Islam
Seperti yang telah disinggung diatas bahwa proses pendidikan adalah
upaya mengaktifkan potensi manusia sehingga manusia mampu
melaksananakan tugasnya sebagai Abdullah dan khlifatu fil ard. Potensi
yang dimaksud disini adalah potensi berpikir manusia, potensi berpikir
manusia ini ada yang mengatakan bahwa pengembangan potensi berpikir
bisa dengan cara transformasi ilmu pengetahuan, juga bisa dengan cara
pengembangan berpikir kreatif. Berpikir kreatif ini adalah potensi berpikir
yang harus dikembangkan dan dilatih sehingga dalam proses transformasi
pengetahun manusia dengan kreatif menerimanya.
Dala kitab Najh al-Balaghah Imam Ali Bin Abi Thalib As mengatakan
bahwa ilmu itu dibagi kedalam dua kategori : ilmu potensial dan ilmu
perolehan. Ilmu perolehan tidak akan bermanfaat tanpa ilmu potensial. 5
Secara teoritik ilmu dipelajari secara formal merupakan buah dari ilmu
potensial yang merupakan bakat bawaan tanpa proses belajar dari
seseorang. Ilmu potensial adalah ilmu sesungguhnya dalam potensi
berpikir serta berkreasi seseorang, karena itu ilmu yang dipelajari tidak
akan bermanfaat jika tanpa melibatkan kemampua berpiir dan berkreasi
yang merupakan ilmu potensial manusia.

Muthahhri, Murtadha dasar-dasar epistimologi pendidikan Islam, 2011.


Jakarta : sadra Internasioal Institut.

Untuk itu peran guru dan dosen sebagai tenaga pendidik diharapkan
mampu mengembangkan potensi berpikir manusia atau yang disebut
dengan peseta didik. Karena sejatinya pendidikan menurut Al-Masthuriyah
adalah mempersiapkan peserta didik dari segi akalnya, jasmaninya, dan
rohaninya itu bisa bermanfaat bagi dirinya dan orang lain untuk itu dala
rangka mempersiapkan peserta didik yang siap secara akalnya, badannya
dan batinnya diperlukan proses pendidikan yang berorientasi kepada
manusia yang shaleh dan bertaqwa.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai