Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE


Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai
individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Pengertian
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti
sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2004).
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut,
gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang
optimal (Effendy, 1997).
Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perawatan kulit kepala dan rambut


Perawatan mata
Perawatan hidung
Perawatan telinga
Perawatan kuku kaki dan tangan
Perawatan genetalia
Perawatan kulit seruruh tubuh
Perawatan tubuh secara keseluruhan
Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain:
Kebersihan rambut
Kebersihan gigi dan mulut
Kebersihan mata
Kebersihan telinga
Kebersihan kuku
Kebersihan kulit
Tujuan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


Memelihara kebersihan diri seseorang
Memperbaiki personal hyiene yang kurang
Mencagah penyakit
Meningkatkan rasa percaya diri
Menciptakan keindahan

Faktor factor yang dapat mempengaruhi

1. Citra tubuh

2.
3.
4.
5.

6.
7.

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal
Hygiene.
Status sosioekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.
Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun,
sampo, dan lain-lain.
Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampank yang sering timbul

2.

1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan
baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan
dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

B. PERSONAL HYGIENE Pada lansia


Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari hari yang harus
diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene),
yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta
kebersihan tempat tidur dan posisi tidur (Nugror, 1995).
Perawatan secara umum bagi lansia terbagi 2, yaitu:
1. Mereka yang masih aktif
Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari hari dapat
terenuhi.
2. Mereka yang pasif
Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, seperti sakit atau lumpuh.
Bagi mereka yang masih aktif, hal hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit yang mengeluarkan
lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya diolesi baby oil terutama di lengan, siku,
ketiak, paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk menyikat gigi yang hanya
tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk
menghilangkan bau gigi palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes
selama 5 10 menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut. Sebaiknya
jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir untuk mencegah bahaya gigi palsu terjatuh dan pecah.

3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang kadang mengalami kesulitan dalam mencuci rambut sehingga perlu mendapat
bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan kulit, rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya
sehingga sehabis keramas perlu diberi conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar
lansia tidak kedinginan.
4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan terlalu pendek dan jangan
sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak, harus mudah dikenakan dan
dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung para lansia tidak peduli lagi terhadap
pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.
6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak normal, sedangkan pada
jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara lain:
Penglihatan menjadi ganda
Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
Sakit pada mata
Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung ujung objek
Mata yang kemerahan
Tiba tiba kehilangan melihat dengan jelas
7. Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang tidur atau ruangan lainnya
dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature secara tiba tiba harus dihindarkan.

1.
2.
3.

Bagi mereka yang pasif


Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tidur perlu tetap diperhatikan, yaitu:
Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek
Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto badan tetap aktif dan menghindarkan pegal pegal serta
atrofi otot
Letak tidur diatur antara lain:
Letak guling dibawah lutut
Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan bokong
Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau kiri
Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidur diberi sandaran atau papah.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat
intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan
evaluasi (evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk
mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat
mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena Demensia di mana lansia
mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu
kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan
seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga akan mempengaruhi

4.

5.

6.
7.

kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang
hidup dan kelangsungan hidup keluarga.
Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari latar belakang
kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering
menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).
Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan
dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan Ferry, 2005).
Faktor Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan
mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005).
Faktor Peran Keluarga
Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status kesehatan dari setiap
individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat
kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk
merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).

C. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Kurang perawatan diri, makan berhubungan degan penurunan kemampuan visual dan motorik, keleamahan otot
Intervensi :
Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak disukai klien.
Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak memgganggu
Pertahankan suhu makanan yang konstan ( makanan panas, dingin)
Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan kemampuan untuk makan sendiri
Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan
Dorong klien untuk menggunakan gigi palsu dan kacamata
Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan fisiknya (terbaik dalam posisi
duduk di kursi dengan meja)
Berikan kontak sosial selama makan
Untuk kekurang-kurangan yang nampak
- Pilih tempat makan dengan warna yang berbeda untuk membantu memmbedakan artikel (misal baki merah, piring
putih )
- Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel makan sesuai dengan yang disukai (atau atur
artikel makan dalam pola makan yang menyerupai jam); catat pada rencana pengaturan perawatan yang digunakan
(misal, daging jam 6, kentang jam 9, sayur - sayur jam 12)
- Dorong makan dengan menggunakan tangan ( missal, makan - makanan roti, daging, buah, hot dog) untuk
meningkatkan kemandirian
Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat bantu adaptif yang diperlukan
- Perlindungan piringu ntuk menghindari terdorongnya makanan keluar dari piring
- Alat bantu hisap dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan
- Ganggang bantalan pada alat makanan untuk meamanan memegang
- Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat makan
- Cangkir minuman khusus
- Pisau atau alat pemotong
Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan: alat pembuka, serbet, sediaan bumbu, alat pemotong daging, roti,
mentega
Untuk klien dengan kekurangan kognitif
- Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan dan tidak mudah mengalihkan perhatian dari
tugas

- Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari perlengkapan untuk makan
- Tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan, secara fisik klien dapat makan
- Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap kelemahan, frustasi, atau agitasi
Untuk individu atau klien yang sangat ketakutan akan keracunan
- Biarkan klien untuk membuka makanan kaleng
- Makan satu potong roti dulu
- Pastikan mendapatkan gaya makanan keluarga
Kaji untuk meyakinkan bahwa individu dan keluarga memahami alasan dan tujuan seluruh intervensi
2. Kurang perawatan diri, mandi / hygiene berhubungan dengan penurunan kemampuan visual dan motorik, kelemahan
otot
Intervensi :
Dorong individu untuk menggunakan lensa koretif yang diresepkan atau alat bantu pendengaran
Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan suhu air yang disukai klien
Berikan privasi selama mandi rutin
Berikan seluruh perlengkapan mandi dalam batas yang mudah dicapai
Berikan keamanan dalam kamar mandi (lantai tidak licin, batang pegangan)
Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak mandi atau pancuran, tergantung pada fasilitas yang ada
dirumah (klien harus latihan di RS dalam persiapan pulang ke rumah)
Berikan peralatan adaptif jika dibutuhkan
- Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi dengan bak mandi atau pancuran
- Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung atau ekstremitas bawah
- Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan untuk mobilisasi
- Papan mandi untuk pindah kekursi
- Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi, bak mandi atau pancuran
- Sarung tangan pencuci dengan kantong untuk sabun
- Sikat gigi yang sudah teradaptasi
- Alat pencukur
- Pemegang semprotan pancuran
Untuk individu dengan kemunduran kognitif:
- Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian dari suatu program struktur untuk membantu menurukan
ansietas
- Pertahankan intruksi sederhana dan hindari pengalihan, orientasi tujuan adanya perlengkapan mandi
- Jika klien tidak dapat untuk memandiakan keseluruhan tubuh, biarkan klien memandikan satu bagian tubuhnya
sampai dikerjakan dengan benar, berikan umpan balik positif terhadap keberhasilan
- Aktivitas pengawasan dilakukan samapi klien dapat dengan aman melaksanakan tugas yang tidak dibantu
- Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap kelelahan yang dapat meningkatkan ansietas
Pastikan fasilitas mandi di rumah tersedia dan bantu dalam menentukkan jika ada berbagai kebutuhan beradaptasi,
rujuk keterapi ekupasi atau pelayanaan sosial untuk membantu dalam mendapatkan pelengkapan yang dibutuhkan
3. Kurang perawatan diri berpakaian atau berdandan berhubungan dengan penurunan kemampuan visual dan motorik,
kelemahan otot
Intervensi :
Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang diresepkan atau alat bantu pendengaran
Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian melalui latihan ters menerus dan tidak dibantu
Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar dan celana pendek serta bukan bagian depan
Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian dan melepaskan pakaian, sejak tugas dapat melemahkan,
membuat nyeri atau mengalami kerusakan

Renacanakan individu untuk belajar dan mendemonsrtasikan satu bagian dari aktivitas sebelum berkembang lebih
lanjut
Susun pakaian dalam urutan dimana mereka menggunakannya
Berikan bantuan dalam mengenakan pakaian jika di perlukan (umumnya beberapa bantuan yang digunakan
termasuk gantungan pakaian, penarik ritsleting, kancing, sendok sepatu yang panjang, pengikat sepatu yang elastis
Dorong individu atau klien untuk menggunakan pakaian atau luar biasa daripada pakaian malam
Berikan privasi selama menggunakan pakaian rutin
Untuk individual dengan kemunduran kognitif
Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan pakaian untuk memberikan suatau program terstruktr
untuk menurunkan ansietas
Pertahankan instruktsi sederhana dan ulangi instruksi tersebut dengan sering, hindari pengalihan
Perkenalkan satu aksesoris pakaian pada suatu waktu
Dorong perhatian terhadap tugas, waspada terhadp kelelahan dimana dapat meningkatkan ansietas
Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga terhadap instruksi dan rasional diatas
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Tanggal pengkajian : 28 Maret 2012

Jam 08.00 WIB


A. DATA BIOGRAFI
Nama
TTL
Jenis kelamin
Golongan darah
Pendidikan
Agama
Status perkawinan
TB / BB
Penampilan
Ciri ciri tubuh
Alamat
Orang yang dekat
Hubungan
Alamat / Telpon

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Ny. H
Sampit, 10 November 1942
Perempuan
O
Islam
Kawin / Janda
151 cm / 51 kg
Tampak tidak rapi dan tidak terawat
Rambut beruban, kulit keriput, badan agak bungkuk.
Kel. Baamang
RT / RW : 07 / 03
Kec. Baamang Tengah
Telp / Hp : Kabupaten / Kotamadya : Kotawaringin Timur
: Ny. E
: Anak kandung
: Baamang Tengah

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram

Keterangan :

Laki laki

Garis keturunan

Pasien
Perempuan

Tinggal serumah
Garis hubungan

Meninggal

2. Riwayat Keluarga
Klien anak ke 3 dari 4 bersaudara
Klien seorang janda dan mempunyai 6 orang anak
Klien tinggal bersama 1 orang anaknya
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini
: Alamat pekerjaan
: Jarak dari rumah
: Alat transportasi
: Pekerjaan sebelumnya
: Jarak dari rumah
: Alat transportasi
: Sumber sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan
anaknya

: Klien mendapat uang bulanan dari anak -

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tipe tempat tinggal
: Permanen (rumah pribadi)
Jenis lantai rumah
: Papan
Kondisi lantai
: Kering
Tangga rumah
: Tidak ada
Penerangan
: Cukup
Tempat tidur
: Aman, tidak tinggi
Alat dapur
: Rapi
WC
: Aman, lantai tidak licin
Kebersihan lingkungan
: Cukup baik
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah
: 2 orang
Derajat privasi
: Cukup terjaga
Tetangga terdekat
: Ny. M
Alamat / Telpon
: Baamang Tengah
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat
Keanggotaan organisasi
Liburan / Perjalanan

: Berkebun
: : Keluar kota (mengunjungi anak)

F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi
Jarak dari rumah
Rumah Sakit
Klinik
Pelayanan kesehatan di rumah
Makanan yang dihantarkan
Perawatan sehari hari yang dilakukan keluarga
Lain lain

:
:
:
:
:
:
:
:

L (perawat)
1 km
RSUD DR. MURJANI / 3 km
PKM BMG I / 1,5 km
-

G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual
: Klien beragama Islam, melaksanakan solat 5 waktu.
Yang lainnya
: H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu
Keluhan Utama
1.
Provocative / Paliative
: 2.
Quality / Quantity
: 3.
Region
: 4.
Severity Scale
: 5.
Timing
: Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan
Obat obatan
Alergi (Catatan agent dan reaksi spesifik)
Obat obatan
: Makanan
: Faktor lingkungan
: Penyakit yang diderita
-

: Klien sering merasa lemah dan cepat lelah jika


beraktifitas banyak.
: Klien tidak ada menderita penyakit berat. Paling hanya
sakit kepala, demam, batuk, atau flu biasa.

: Jika sakit klien biasa membeli obat di warung

I.

AKTIVTAS HIDUP SEHARI HARI (ADL)


Indeks KATZ
: A
Oksigenasi
: Baik, tidak ada alat bantu
Cairan & Elektrolit
: Minum 6 gelas / hari, 250 ml / gelas
Nutrisi
: Nafsu makan baik, makan 3x/hari
Eliminasi
: Lancar, tidak ada gangguan
Aktivitas
: Mandiri namun terbatas karena klien merasa lemah dan cepat lelah
Istirahat & Tidur
: Tidur siang 1 jam, tidur malam 7 jam
Personal Hygiene
: Kurang baik, tampak tidak rapi, dan tidak terawat
Seksual
: Tidak ada keinginan untuk berhubungan lagi karena merasa sudah tua
Rekreasi
: Mengunjungi anak di luar kota

J.

PSIKOLOGI, KOGNITIF, DAN PERSEPTUAL


Konsep diri
: Baik
Emosi
: Stabil
Adaptasi
: Baik
Mekanisme pertahanan diri
: Baik
Status mental
: Baik
Tingkat kesadaran
: Composmentis
Afasia
: Tidak ada
Dimensia
: Tidak ada
Orientasi
: Normal
Bicara
: Normal
Bahasa yang digunakan
: Banjar
Kemampuan membaca
: Kurang / terbatas
Kemampuan interaksi
: Baik
Vertigo
: Tidak ada
Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ)
Mini-Mental State Exam (MMSE)

: 6 (Kerusakan Intelektual Sedang)


: 6 (Gangguan Intelektual Sedang)

Geriatrik Depression Scale


APGAR
K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum
Tingkat kesadaran
Tanda tanda vital

: Skor 4
: 6 (Sedang)

: Baik
: Composmentis
: TD 130 / 80 mmHg
N 72 x/m
RR 20 x/m
S 36,4

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1. Bentuk Dada
2. Sekresi dan Batuk
3. Pola Nafas
a. Frekuensi nafas
4. Bunyi Nafas
b. Normal
c. Abnormal
d. Resonen lokal
5. Pergerakan dada
6. Tractil Fremitus/Fremitus Lokal
7. Alat Bantu Pernafasan
CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
Nadi
Frekuensi
2. Bunyi jantung
3. Letak jantung
4. Pembesaran jantung
5. Nyeri dada
6. Edema
7. Clubbing finger

TB 151 kg
BB 51 kg

:
:

Simetris
Tidak Ada

20x/m dan teratur

:
:
:
:
:
:

Vesikuler di semua lapang paru


Simetris
-

:
:
:
:
:
:
:

72x/m dan reguler


Normal
Normal
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

1.

PERSARAFAN (B3: BRAIN)


Tingkat Kesadaran: Composmentis
1. GCS
Eye: 4
Verbal: 5
Total GCS: 14
2. Refleks
3. Koordinasi gerak
4. Kejang
5. Lain-lain

1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

PENGINDERAAN (PERSEPSI SENSORI)


Mata (Penglihatan)
Bentuk
Visus
Pupil
Gerak bola mata
Medan penglihatan
Buta warna
Tekanan Intra Okuler

Motorik: 6
:
:
:
:

Normal
Ya
Tidak
-

:
:
:
:
:
:
:

Normal
Isokor
Normal
Menyempit
Tidak
Tidak

2.
a.
b.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
4.
5.

Hidung (Penciuman)
Bentuk
Gangguan Penciuman
Telinga (Pendengaran)
Aurikel
Membran tympani
Otorrhae
Gangguan Pendengaran
Tinitus
Perasa
Peraba

:
:

Normal
Tidak

:
:
:
:
:
:
:

Normal
Keruh
Tidak
Ya
Ya
Normal
Normal

PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4: BLADDER)


Masalah kandung kemih
: Sering
Produksi urine
: 1000 ml/hari
Frekuensi
: 4 5 x/hari
Warna
: Kuning Jernih
Bau
: Amoniak

1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2.

PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)


Mulut dan Tenggorokan
Mulut
: Selaput lendir mulut lembab
Lidah
: Hiperemik
Kebersihan Rongga Mulut
: Berbau
Tenggorokan
: Tidak ada sakit menelan
Abdomen
: Kenyal
Pembesaran Hepar
: Tidak
Pembesaran Lien
: Tidak
Asites
: Tidak
Masalah Usus Besar dan Rectum/Anus
BAB
: 1 x/hari, Tidak ada masalah
Obat pencahar
: Tidak
Lavemen
: Tidak

OTOT, TULANG, DAN INTEGUMEN (B6: BONE)


Otot dan Tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM): Bebas
Kemampuan kekuatan otot:
- Tidak ada fraktur
- Tidak ada dislokasi
- Tidak ada haematom
2. Integumen
Warna kulit
: Hiperpigmentasi
Akral
: Hangat
Turgor
: Tidak Elastik
Tulang belakang
: Kiposis
1.

REPRODUKSI
Perempuan:
Payudara
Kelamin

:
:

Bentuk simetris, tidak ada benjolan


Bentuk normal, tidak ada keputihan, klien menopause

ENDOKRIN
Klien tidak memiliki kelainan endokrin

PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah lansia, merasa lemah dan sering cepat
lelah sehingga terbatas dalam melakukan perawatan diri.

ANALISA DATA
No.
1.

Data
DS : Saya merasa lemah dan sering cepat
lelah bila beraktivitas jadi untuk perawatan
diri ya seadanya saja
DO : - K/U Baik
- Tampak tidak rapi, kotor, dan tidak terawat
- Rambut putih, kulit keriput

Etiologi

Problem

KelemahAn otot

Kurang perawatan diri

I.

PRIORITAS MASALAH
1. Kurang perawatan diri

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Kurang perawatan diri b/d penurunan kelemahan otot

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1.

Dx.
Kep.
1

Tujuan

Intervensi

Rasional

Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien mandi 2x sehari 1.


keperawatan selama 1 x 24
dan ajarkan klien memakai baby
jam, klien mampu
oil setiap habis mandi
2.
melakukan perawatan diri 2. Anjurkan klien menyikat gigi
dengan kriteria hasil :
minimal setiap mandi
3.
1. Klien tampak bersih, rapi, 3. Anjurkan klien mencuci rambut
dan terawat
rutin 3x seminggu, memakai 4.
2. Klien tampak sehat
conditioner dan anjurkan untuk 5.
minta bantuan orang terdekat /
anak
4. Anjurkan klien menyisir
6.
rambutnya tiap hari dan ditata
rapi
5. Anjurkan klien minta bantuan 7.
pada orang terdekat / anak untuk
memotong kuku bila panjang,
bila bisa mandiri ingatkan untuk
hati hati dan jangan terlalu
pendek atau sampai
menimbulkan luka
6. Anjurkan klien untuk memakai
pakaian yang tidak berbahan
kasar, tidak tebal, mudah dan
nyaman dipakai
7. Berikan penkes tentang
pentingnya melakukan
perawatan diri / menjaga
kebersihan diri bagi lansia

Menjaga kebersihan dan


kelembaban kulit
Menjaga kebersihan dan
kesegaran mulut
Menjaga kebersihan rambut dan
kelembaban kulit kepala
Menjaga kerapianrambut
Menjaga kebersihan kuku,
menghindari terjadi luka karena
akan sulit sembuh
Menjaga kenyamanan dan
menjaga agar selalu rapi dan tidak
terjadi iritasi
Meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran klien akan pentingnya
tetap melakukan perawatan diri /
menjaga kebersihan diri meskipun
sudah lansia

IMPLEMENTASI
Dx.
Kep.

No.
1.
1.

Implementasi
1. Menganjurkan klien mandi 2x sehari dan mengajarkan
klien memakai baby oil setiap habis mandi
2. Menganjurkan klien menyikat gigi minimal setiap
mandi
3. Mengnjurkan klien mencuci rambut rutin 3x seminggu,
memakai conditioner dan menganjurkan untuk minta

Evaluasi
Tanggal 28 Maret 2012
Jam 17.00 WIB
S : Saya sudah mulai mencoba
menjalankan anjuran anjuran untuk

bantuan orang terdekat / anak


perawatan diri saya dan saya meminta
4. Mengnjurkan klien menyisir rambutnya tiap hari dan
bimbingan dari anak saya karena saya
ditata rapi
sudah tua begini tidak bisa melakukannya
5. Menganjurkan klien minta bantuan pada orang
sendiri
terdekat / anak untuk memotong kuku bila panjang,
bila bisa mandiri ingatkan untuk hati hati dan jangan
O:
terlalu pendek atau sampai menimbulkan luka
- Klien tampak bersih, rapi, dan terawat
6. Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang tidak - Klien tampak sehat
berbahan kasar, tidak tebal, mudah dan nyaman
dipakai
A : Masalah teratasi
7. Memberikan penkes tentang pentingnya melakukan
perawatan diri / menjaga kebersihan diri bagi lansia
P : Lanjutkan intervensi

BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai
individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari hari yang harus
diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene),
yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta
kebersihan tempat tidur dan posisi tidur.

3.2

SARAN
Perawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri, yaitu sebagai
family advocacy. Perawat berperan sebagai pendamping bagi keluarga baik bagi lansia maupun keluarganya ketika
dihadapkan pada suatu masalah termasuk dalam hal kebersihan diri. Perawat sebagai conselor perawat di mana
perawat dapat memberikan ide atau pendapat kepada lansia dan kepada keluarga sebagai pelaksana asuhan
keperawatan. Perawat memberikan asuhan dengan kebutuhan perawat sebagai pendidikan memberikan pendidikan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J, 2000. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC Kedokteran
Setiabudhi, T & Hardiwinoto, 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek Menjaga
Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tarwoto & Wartonah, 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proes Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai