seorang individu. Perkawinan di usia dewasakan akan menjamin kesehatan usia reproduksi ideal
bagi kaum ibu sehingga kematian ibu melahirkan dapat dihindari selain itu perkawinan di usia
dewasa juga akan memberikan kesiapan mental, psikologis dan sosial ekonomi.
Lebih dari itu laporan dari Badan Survei Kesuburan Dunia dan Survei Demografi
Kesehatan Dunia menyebutkan bahwa rata-rata usia perkawinan wanita masih sangat rendah
yang sangat berpengaruh terhadap fertilisasi (Maholtra,1997). Selain itu wanita yang menikah
pada usia muda cenderung akan memiliki anak yang lebih banyak. Hal ini akan semakin
meningkatkan jumlah penduduk yang mana Indonesia Negara yang memiliki jumlah penduduk
terpadat ke 5 di dunia.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peran PIK mahasiswa sangat diperlukan sebagai
agen sosialisasi tetapi juga wadah untuk memberikan informasi dan penjelasan terkait
permasalahan yang ada. Sehingga program Penundaan Usia Perkawinan dapat diterima tetapi
juga diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Mahasiswa juga dikatakan suatu tahap transisi dimana seorang pelajar akan beralih kedunia kerja
yang diharapakan mampu bersaing dan maju untuk nantinya dapat memajukan hidupnya di
tengah perkembangan arus globalisasi yang terus berkembang. Mahasiswa sebagai bagian dari
elemen masyarakat yang nantinya akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa
diharapkan mampu untuk dapat memperhatikan dan juga turut berperan serta dalam membantu
pemerintah melanjutkan program-program yang telah ada untuk kesejahteraan masyarkat pada
umumnya. Mahasiswa tidak hanya mendapat dan menjalankan rutinitas perkuliahan secara
formal saja di dalam ruang kuliah tetapi juga harus mampu untuk bersosialisasi dengan
masyarakat, membina kekerabatan dengan teman dan juga mampu untuk memimpin suatu
organisasi. Dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler diluar waktu formal kuliah mahasiswa
diharapkan mampu untuk dapat berinteraksi dan membagi apa yang dirasakan perlu untuk
sesame teman maupun masyarakat. Salah satu wadah yang paling mudah untuk di jumpai adalah
melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Melalui UKM Pusat Informasi Dan Komunikasi
(PIK), mahasiswa berperan sebagai fasilitator tetapi juga sebagai narasumber yang baik untuk
mensosialisasikan tetapi juga mempromosikan program Genre (Generasi Berencana) kepada
masyarakat luas pada umumnya tetapi secara khusus sesama rekan mahasiswa.
PIK mahasiswa sekarang ini diharapkan mampu memfasilitasi terwujudnya Tegar
Remaja yakni remaja yang tidak saja berperilaku sehat dan terhindar dari resiko Triad KRR
(Seksualitas, Napza dan HIV/AIDS) tetapi juga remaja yang mau menunda usia perkawinannya
hingga mencapai kedewasaan penuh, bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(KKBS), serta mampu menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman
sebayanya. PIK mahasiswa akan menjadi wadah sosialisasi yang baik dan fleksibel yang akan
memberikan masukan tetapi juga arahan bagaimana remaja dan mahasiswa yang lainnya mengisi
masa-masa remajanya dengan kegiatan positif yang berguna sebagai bekal kelak jika sudah
berkeluarga.
Pertanyaannya, mampukah PIK Mahasiswa yang dikembangkan oleh BKKBN merubah
sikap dan pandangan para remaja dan mahasiswa kita bahwa menunda usia perkawinan adalah
lebih baik dari pada terburu-buru untuk kawin? Guna menjawab pertanyaan tersebut, kita harus
merunut apa sebenarnya PIK Mahasiswa itu, tujuan, sasaran, dan hasil akhir yang diharapkan
serta kiprah yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh kelompok PIK mahasiswa yang ada
selama ini. PIK mahasiswa pada prinsipnya adalah suatu wadah yang dikelola dari, oleh dan
untuk mahasiswa dalam memberikan informasi dan konseling Kesehatan Reproduksi Remaja )
serta penyiapan kehidupan berkeluarga.
Dengan demikian kegiatannya yang utama selain memberikan informasi tentang KRR
kepada para remaja. Juga memberikan pelayanan konseling serta rujukan KRR bagi remaja yang
mempunyai masalah dan sulit untuk memecahkannya. Tetapi fokus utama yang lebih dari itu,
PIK Mahasiswa fokus untuk memberikan pendidikan ketrampilan/kecakapan hidup (life skill)
dalam rangka pemberdayaan sosial ekonomi. Adapun tujuan dibentuknya PIK mahasiswa adalah
untuk mewadahi aktivitas remaja yang selama ini dianggap kelebihan energi, agar mengarah ke
hal yang positif sehingga perilaku negatif dapat diminimalisir, dikurangi atau bahkan jika
memungkinkan dihilangkan. Dan salah satu fokus utamanya adalah memberikan padangan dan
penjelasan untuk program Penundaan Usia Perkawinan.
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) merupakan upaya untuk meningkatkan usia pada
perkawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan mencapai usia minimal 20 tahun bagi
perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Batasan usia ini dianggap sudah siap baik dipandang dari
sisi kesehatan maupun perkembangan emosional untuk menghadapi kehidupan berkeluarga. PUP
bukan sekedar menunda perkawinan sampai usia tertentu saja, akan tetapi juga mengusahakan
agar kehamilan pertama terjadi pada usia yang cukup dewasa. Apabila seseorang gagal
mendewasakan usia perkawinannya, maka diupayakan adanya penundaan kelahiran anak
pertama. Penundaan kehamilan dan kelahiran anak pertama ini dalam istilah KIE disebut sebagai
anjuran untuk mengubah bulan madu menjadi tahun madu. Pendewasaan Usia Perkawinan
merupakan bagian dari program Keluarga Berencana Nasional. Program PUP akan memberikan
dampak terhadap peningkatan umur kawin pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total
Fertility Rate (TFR). Tujuan Program Pendewasaan Usia Perkawinan adalah memberikan
pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam merencanakan keluarga, mereka dapat
mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik,
mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran.
Saat mahasiswa mampu untuk menunda usia perkawinan, dan mengutamakan pendidikan
mahasiswa tersebut dapat menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman
sebayanya. BKKBN mengistilahkan remaja yang tegar ini sebagai Generasi Berencana (Genre).
Sasaran PIK mahasiswa adalah seluruh mahasiswa yang ada di lingkungan kampus tanpa
memandang jenis kelamin, agama yang dianut, tingkat pendidikan maupun status sosial
ekonominya.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan diatas antara lain:
Hendakknya ada kesadaran dari para remaja untuk dapat menunda usia perkawinan karena
banyaknya resiko yang akan diterima jika melakukan perkawinan di usia muda.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual turut serta untuk mensosialisasikan program PUP karena
Pemerintah dalam hal ini instansi bersangkutan perlu melakukan program-program penyuluhan
sosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkan
oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum
matang. Melihat pernikahan dini dari berbagai aspeknya memang mempunyai
banyak dampak negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya mentolerir pernikahan
diatas umur 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita.
Pernikahan Dini menurut Islam
Hukum Islam secara umum meliputi lima prinsip yaitu perlindungan terhadap
agama, jiwa, keturunan, harta, dan akal. Dari kelima nilai universal Islam ini, satu
diantaranya adalah agama menjaga jalur keturunan (hifdzu al nasl). Oleh sebab
itu, Syekh Ibrahim dalam bukunya al Bajuri menuturkan bahwa agar jalur nasab
tetap terjaga, hubungan seks yang mendapatkan legalitas agama harus melalui
pernikahan. Seandainya agama tidak mensyariatkan pernikahan, niscaya geneologi
(jalur keturunan) akan semakin kabur.
Agama dan negara terjadi perselisihan dalam memaknai pernikahan dini.
Pernikahan yang dilakukan melewati batas minimnal Undang-undang Perkawinan,
secara hukum kenegaraan tidak sah. Istilah pernikahan dini menurut negara
dibatasi dengan umur. Sementara dalam kaca mata agama, pernikahan dini ialah
pernikahan yang dilakukan oleh orang yang belum baligh.
Terlepas dari semua itu, masalah pernikahan dini adalah isu-isu kuno yang sempat
tertutup oleh tumpukan lembaran sejarah. Dan kini, isu tersebut kembali muncul ke
permukaan. Hal ini tampak dari betapa dahsyatnya benturan ide yang terjadi antara
para sarjana Islam klasik dalam merespons kasus tersebut.
Demikian tadi sekelumit materi pernikahan di usia dini yang kami sosialisasikan ke
para remaja di desa kami tercinta semoga bermanfaat dan kedepanya remaja kami
bisa menimbang baik dan buruknya,dampak,resiko banyakan mana dengan
manfaatnya kalau menikah di usia dini. (By. Yasin WW)