Anda di halaman 1dari 6

Kompas.

com - Sehabis menyelesaikan tumpukan pekerjaan di kantor atau sepulang


bepergian dan menempuh kemacetan, rasa nyeri dan pegal sering datang
menyerang. Padahal aktivitas yang dilakukan tidak berat.

Nyeri otot dan pegal-pegal adalah pertanda tubuh kita sudah terlalu letih dan butuh
dilenturkan. Menurut dr.Michael Triangto, Sp.KO, pakar kebugaran dan olahraga,
nyeri otot tidak harus disebabkan oleh aktivitas fisik yang berat.

"Duduk lama menyetir mobil di saat macet, seharian di depan komputer, berdiri
terlalu lama, atau memakai sepatu hak tinggi bisa menyebabkan nyeri otot.
Terutama pada otot penopang tubuh seperti leher, bahu, siku, pinggang, dan lutut,"
paparnya dalam sebuah acara bertajuk Terus Aktif Tanpa Nyeri Otot yang diadakan
oleh Panadol di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ada sekitar 650 otot yang membantu tubuh untuk bergerak. Otot terdiri dari serat
yang dapat berkontraksi sehingga mampu memanjang dan memendek untuk
menghasilkan gerakan. Tendon menghubungkan otot dengan tulang.

Penggunaan otot melebihi kemampuannya akan berakibat terjadinya terkilir,


disebut juga dengan otot yang tertarik. Sementara itu penggunaan yang berlebihan
bagian tubuh tertentu dapat menyebabkan cedera otot ringan. Otot bukannya
kehilangan kekuatannya tetapi terasa nyeri.

"Nyeri otot terjadi karena gerakan berlebihan atau tidak seimbang. Akibatnya, otot
mengejang setelah berkontraksi dalam waktu lama tanpa henti. Kondisi itu muncul
karena relaksasi otot sangat kurang dan pergerakan tubuh terbatas atau statis,"
papar dokter yang berpraktik di klinik Slim and Health Sport Therapy ini.

Ia menjelaskan, nyeri otot dan pegal adalah dua hal yang berbeda. "Rasa pegal
timbul karena penumpukan asam laktat, sementara nyeri hanya terjadi pada otototot tertentu saja dan penyebabnya lebih jelas, misalnya karena gerakan berulang
dan statis atau karena trauma," imbuhnya.

Sementara itu persendian berfungsi untuk melancarkan seluruh gerakan yang


terjadi pada tubuh kita. Jika kondisi persendian tidak baik, otomatis kinerja tubuh
ikut menurun.

Dijelaskan oleh Michael, pada dasarnya tubuh memiliki daya untuk beradaptasi
dengan suatu kesalahan. "Cidera ringan atau berat bisa menyebabkan peradangan
sehingga otot dan jaringan ikat memendek. Sebenarnya ini merupakan cara tubuh
agar bagian itu bisa beristirahat," paparnya.

Pemendekan yang terjadi di otot-otot itu terjadi tanpa disadari dan lama kelamaan
akan membuat kita tidak nyaman melakukan suatu gerakan sehingga lingkup gerak
pun menurun. "Karena otot-otot terasa kaku kita jadi tidak leluasa bergerak,"
katanya.

Terapi pemanasan

Meski keluhan nyeri datang dan pergi tetapi sulit mengabaikan rasa tidak nyaman
pada otot dan tubuh. Di samping bisa menggangggu dalam aktivitas sehari-hari,
tidak jarang nyeri yang hebat bisa membuat kita sulit bergerak.

Meski begitu, jangan buru-buru minum obat penghilang rasa nyeri karena nyeri otot
dan pegal-pegal sebenarnya bisa ditangani sendiri, bahkan bisa sembuh sendiri
dengan beristirahat.

Michael menyerankan agar kita tidak terbiasa meminum obat pereda nyeri.
"Sebenarnya dengan kompres saja sudah cukup, atau jika ingin memakai obat
sebaiknya pilih yang topikal atau dioles," katanya.

Perawatan sendiri di rumah dengan menggunakan sarana hangat, seperti mandi air
hangat, kompres hangat, atau penggunaan koyo hangat, dapat mengurangi gejala
otot sakit dan radang.

"Pada prinsipnya semua benda yang dipanaskan akan memuai, termasuk otot yang
memendek tadi. Sementara itu sifat panas yang dihasilkan akan melancarkan aliran
darah sehingga asam laktat lebih mudah dibawa. Penyembuhan nyeri dan pegal
pun lebih cepat," katanya.

Koyo atau tempelan yang mengandung menthol atau pun glycol salicylate, terbukti
efektif memberikan efek pemanasan lebih lama dan menghilangnya gejala nyeri
pada otot.

Cara lain untuk mencegah nyeri otot dan sendi dalah melakukan latihan
peregangan setiap hari. Selain menjaga kebugaran tubuh secara umum, olahraga
juga efektif melancarkan sirkulasi darah dan menguatkan otot. Kendati demikian,
bila keluhan nyeri otot dan sendi tidak juga hilang, sebaiknya konsultasikan pada
dokter untuk mencari penyebabnya.

Jangan buru-buru senang jika bayi melompatinya dan langsung berjalan.

Dalam soal tumbuh-kembang anak, sebagian kita para orangtua bersikap seperti
tengah menyaksikan anak ikut lomba balap. Kita senang jika anak bisa ngebut
melewati tiap etape atau tahapan, mendahului anak lain. Kalau bisa lompati saja 12 tahap, biar lebih cepat lagi.

Dalam perkembangan berjalan juga begitu. Sebagian kita merasa senang jika bayi
langsung belajar berjalan tanpa merangkak dulu. Padahal, merangkak itu penting
buat bayi. Peter Fysh, dokter anak, chiropractor dan anggota International
Chiropractor Association yang berdomisili di Sunnyvale, California, Amerika Serikat
mengatakan,

merangkak menuntut pemakaian kaki dan tangan yang berlawanan secara


simultan, yaitu: menggerakkan tangan kanan dengan kaki kiri, diikuti tangan kiri
dengan kaki kanan, dan seterusnya, dalam gerakan timbal-balik. Tiap gerakan
seperti ini menuntut pemakaian kedua belahan otak kiri dan kanan dalam sebuah
koordinasi neurologis yang kompleks.

Berjalan terlalu dini (merangkak terlalu singkat sebelum mulai berjalan) diduga
berhubungan dengan masalah akademis di belakang hari. Penelitian terhadap
anak-anak yang digolongkan berjalan terlalu dini menunjukkan bahwa mereka
meraih skor lebih rendah dalam berbagai tes prasekolah, kata Dr. Fysh.

Louis Barclay Murphy dan Colleen T. Small dalam The Babys World menjelaskan
berbagai pengalaman sensori bayi, dalam konteks budaya para bayi itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan mereka, kita bisa melihat betapa banyak keuntungan
langsung yang bisa dirasakan bayi dengan merangkak selain meningkatnya
keterampilan motorik, tentunya:

1. Memperluas Dunia

Bayi perlu memperluas dunia, karena mereka akan semakin terbiasa dengan apa
yang mereka lihat sehari-hari dan bisa bosan. Dengan merangkak, bayi bisa
menggapai, menyentuh, merasakan dan menjulurkan tubuh untuk melihat dan
mendengar sesesuatu yang baru dan menarik. Dengan cara ini, bayi memelihara
minat dan kesenangannya terhadap rangsangan baru ini sangat penting untuk
perkembangan mental bayi dan kelangsungan hidupnya. Bayi-bayi yang kurang
mendapat nutrisi untuk pancainderanya (karena dunianya tidak diperluas) akan
lambat perkembangannya.

2. Mengembangkan Peta-peta Kognitif

Peta-peta kognitif (cognitive maps) berkembang begitu anak menyesuaikan diri


mereka dengan lingkungan sekitar. Ketika bayi mulai merangkak dari ruang yang
satu ke ruang lain, mereka belajar menemukan jalan sendiri untuk mengelilingi
rumah. Mereka menciptakan peta kognitif seperti burung dan tupai menemukan
jalan pergi dari dan pulang ke sarang. Bayi yang merangkak juga bisa menyelidiki
lemari-lemari dapur di sepanjang jalur merangkak. Itu membuat mereka makin
menguasai jalur, bahkan mampu mengubah tiap jalur menjadi tempat
mengasyikkan. Semua itu akan mengembangkan kompetensi dan kemandirian bayi.

3. Mengembangkan kelekatan dengan lingkungan

Proses pengembangan kelekatan (attachment) bayi dengan sesuatu disebut juga


kanalisasi. Sesuatu itu bisa ibunya, selimutnya, mainannya, boks-nya,
makanannya, pakaiannya, dan seterusnya. Bayi yang merangkak bisa menjalin
kelekatan dengan lebih banyak sesuatu, yang mungkin tidak didapat jika tidak
merangkak: kolong boks (yang ternyata nyaman untuk sembunyi!), sudut kamar,
lemari, meja-kursi, ceruk di antara perabotan, ruang di balik pintu, dan apa saja
yang bisa mereka temukan dalam setting rumah kita.

4. Menyalurkan hasrat kebebasan

Ada bayi-bayi enerjik yang kesal jika terkurung dalam kotak bermain atau kamar.
Mereka bisa marah dan melakukan tindakan destruktif: melempar atau merusak
mainan, menendang, memukul, dan sebagainya. Dengan merangkak, bayi-bayi
enerjik tersebut mendapatkan penyalurannya. Hasrat ingin bebas terpuaskan,
energi gerak yang melimpah tersalurkan (merangkak itu capek, lho!).

5. Memperkaya kehidupan emosi

Merangkak memberi kesempatan bayi mengalami lebih banyak tantangan dari


lingkungan. Semua itu harus dihadapi oleh bayi dengan segala rasa yang muncul
dalam dirinya takjub, gembira, bersemangat, sedih, cemas bahkan takut.
Kesuksesan demi kesuksesan yang berhasil dicapai bayi dalam mengatasi
tantangan tersebut akan membangun optimisme bayi.

6. Memperkaya cara-cara untuk menyamankan diri

Bayi mampu membuat dirinya nyaman dengan berbagai cara. Ada yang mengisap
jari (oral), memandangi gambar-gambar di dinding (visual), menggosok-gosokkan
jari kaki ke mainan (taktil). Dengan merangkak, bayi bisa memperkaya cara
menyamankan diri. Misalnya, merangkak ke kolong meja dan berbaring menikmati
ketersembunyian dirinya dari orang lain (visual).

7. Memperkaya cara bayi untuk mempengaruhi dunia

Sebelum bisa merangkak, bayi mungkin hanya bisa mengulurkan tangan dan
menatap penuh harap untuk menyuruh kita menghampiri dan menggendongnya.
Dengan merangkak, bayi bisa menghampiri kita dan lebih memaksa kita
menggendongnya segera.

8. Memperkaya kosakata bayi

Sebelum merangkak, bayi hanya menunggu seseorang menghampiri, menyodorkan


sesuatu dan berkata Ini boneka beruang, lalu belajar menghubungkan antara
sesuatu yang nyata (benda empuk berbulu lembut, berwarna cokelat) dan gagasan
tentang benda tersebut (boneka beruang). Dengan merangkak, bayi mendapat
kesempatan jauh lebih luas untuk menemukan lebih banyak objek dan
mengaitkannya dengan bahasa. Ketika merangkak mencapai kaki tangga, misalnya,
kita berseru Jangan ke tangga! Bayi belajar menghubungkan bahwa yang ada di
dekatnya adalah tangga dan dia dilarang mendekati benda tersebut.

Hm, kalau sebanyak ini keuntungannya, siapa lagi yang berani mengatakan
merangkak tidak penting?

Serba-serbi Merangkak
Menurut Encyclopedia of Childrens Health:

Kebanyakan bayi belajar merangkak antara usia 6-10 bulan.


Tidak semua bayi merangkak. Ada 5% bayi melompati periode merangkak dan
langsung berpegangan, berdiri dan berjalan.
Sumber: http://www.naya.web.id

Anda mungkin juga menyukai