Pasien sdr. Z beusia 19 tahun berasal dari bumiayu, beragama islam masuk ke rumah sakit
pada tanggal 7 oktober 2016. Tanggal kasus yaitu tanggal 15 0otober 2016. Pasien baru saja
menjalani opras, dengan diagnosis medis post oprasi fistula entero kutan, multiple perforasi
ileum, sepsis, TB paru, hipoalbumin. Pasien mengalami keluhan nyeri tekan pada luka pasca
oprasi. Pasien pernah menjalani oprasi usus buntu sebelumnya sebanyak 3 kali. Pendidikan
terahir pasien adalah SMP, Pasien tinggal brsama 11 anggota keluarganya. Pasien memiliki
kebiasaan makan tidak teratur, jarang tidur, dan merokok. Pasien juga mengalami penurunan
berat badan 5 kg dalam 4 bulan terahir.
Berikut hasil FFQ pasien sdr. Z yaitu : Nasi 3x/hari @2 ctg; Tempe 2x/hari @2 ptg; Tahu
2x/hari @2 ptg; ayam 1x/minggu @1 ptg; Telur 2x/minggu @1 btr; cah kangkung 1x/hari @1
gls; oseng kacang panjang 1x/hari @1 gelas; Jeruk 2x/minggu @1 buah; Pepaya 1x/hari @ 1 ptg;
mendoan 1x/hari @1 ptg; air putih 7 gls/hari @1/2 gls; teh manis 2x/hari @1 gls.
Pasien tidak dapat dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan sehingga hanya dapat
di ukur LILA dan PU saja LILA= 15 cm dan PU= 25 cm hasil pemeriksaan laoratoriumpasien
pada tanggal 14 oktober 2016 yaitu WBC = 4,16 We/IU; neutrofil = 3,40%; limposit = 0,512;
hemoglobin = 10,1 g/dL; HTC = 30,5; MCV = 78,8 niit SI; PLT = 49,7; RDW = 12,9; total
protein = 4,83; natrium = 133 mEq/ L; albumin = 2. Tingkat kesadaran pasien sdr. Z yaitu
komposmentis TD = 106/72 mmgHg; T = 37,5; Nd = 90x/menit dan RR = 21x/menit.
Asupan makan pasien sdr. Z berdasarkan hasil recall 24 jam diet bubur lunak pada tanggal
15 oktober 2016 yaitu Energi=1213,2 kkal; P=65,6 gram; L=35,3 gram; KH=160,9 gram. Selama
dirawat di rumah sakit pasien diberikantrapi medis berupa infus RL, infus DS climix, inj
ketorolac, meropenem, metronidozol, klnex dan tradonol.
Kode
Data
Umur
CH-1.1.1
19 tahun
Jenis Kelamin
CH-1.1.2
Laki laki
Keluhan
CH-2.1.1
surgary treatment
CH-2.2.2
Metabolisme
CH-2.1.3
hipoalbumin
Immune
CH-2.1.8
respiatory
CH-2.1.13
TB paru
CH-3.1.4
CH-3.1.7
Islam
Sdr. Z , pasien berjenis kelamin laki-laki yang berumur 19 tahun dan bergama
islam memiliki keluhan nyeri luka pasca oprasi yang didiagnosis medis mengalami post
oprasi fistula entero kutan, multiple perforasi ileum, sepsis, TB paru dan hipoalbumin
dan memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan jarang tidur.
2. Antropometri (AD)
Kategori Data
Antropometri
(AD)
Tinggi Badan
Kode
AD-1.1.1
Data
TB = 79,2 3,60 x pu
Standar
Pembanding
-
= 79,2 + 3,60 x 25
= 79,2 + 90
= 169,2 cm
Panjang ulna
AD.1.1.1
25 cm
Berat Badan
AD-1.1.2
BB =
LILA
X (TB100)
26,3
15
26,3
x (169,2 -
100)
= 39 kg
5 kg
Perubahan berat
badan
AD-1.1.4
IMT
= 39 kg / (1,692)
=13,62
Rekomendasi IMT
berdasarkan WHO
(2004)
Underweight
< 18,505
(under weight)
Lingkar lengan
atas
Kesimpulan:
1. Sdr. Z memiliki tinggi badan 169,2 cm yang di dapat dari panjang ulna 25 cm.
2. Sdr. Z memiliki berat badan sebesar 39 kg, dan di sertai penurunan berat badan 5kg
dalam 4 bln terahir.
3. Hasil indeks massa tubuh (IMT) pasien sdr. Z 13,62 yang berarti underweight
dengan batas normal 18,505 (menurut WHO).
3. Biokimia (BD)
Kategori Data
Biokimia (BD)
Kode
BD-1.7.7
Data
4,02 sel/dL
(rendah)
Standar
Pembanding
CS. Nilai Normal Sel
Darah Merah
Nilai normal :
34,5-5,5 sel/dL
Hemoglobin
BD-1.10.1
10,1g/dL
(rendah)
(Kemenkes, 2011)
CS. Nilai Normal
Hemoglobin
Niai normal :
13 - 18 g/dL
(Pedoman
Interpretasi Data
Klinik, 2011)
Mean Corpuscular
Volume (MCV)
BD-1.10.3
75,8m3
(rendah)
BD-1.10.5
12,9 H %
(normal)
BD-1.11.7
4,16sel/dL
(tinggi)
(kemenkes RI 2011)
Limfosit
BD-1.11.7
0,512sel/dL
(tinggi)
Neutrofil
BD-1.11.7
3,40 %
(normal)
BD-1.11.7
49,7 sel/dL
(PLT)
(rendah)
Hematocrit (HTC )
BD-1.10.1
30,5 %
(rendah)
Albumin
BD-1.11.1
2 gr/dL
(rendah)
Natrium
BD-1.2.5
133 mEq/L
(rendah)
PLT
Nilai normal anak :
170-380 sel/dL
(kemenkes RI 2011)
CS. Nilai Normal
hematocrit
Nilai normal :
40,7- 50,3 %
(rozi abdullah 2014)
CS. Nilai Normal
Albumin serum
Normal : 3,2 5,5
g/dl (Price, 2006)
CS. Nilai Normal
natrium
Nilai normal : 135
-145 mEq/L
(penatalaksanaan diit
pada pasien, 2013 )
Kesimpulan:
1. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium secara biokimiawi, pasien sdr Z
memiliki kadar RBC, HB, MCV yang rendah dengan hasilmasing-masing sebesar
4,5 sel/dL, 10,1 g/dL, 75,8 m3, yang menandakan terjadinya penurunan sel darah
merah.
2. Kadar WBC dan limposit pasien menunjukkan hasil masing-masing sebesar 12,9 H%
yang meningkat atau tinggi dari kadar normal seharusnya, dikarenakan pasien
mengalami infeksi post oprasi akut yang mengakibatkan sepis
3. Kadar RDW dan neutrofil termasuk normal.
4. Data Klinis (PD)
Kategori Data
klinis (PD)
Tingkat kesadaran
Kode
PD-1.1.9
Data
komposmenti
s
Standar Pembanding
-
Tekanan darah
PD-1.1.9
Suhu tubuh
PD-1.1.9
37,5C
(suhu tinggi)
Nadi
PD-1.1.9
90 kali/menit
(normal)
Tingkat respirasi
PD-1.1.9
21 kali/menit
(cepat)
(Keperawatan Klinis,
2011)
Tingkat respirasi
Dewasa (>18 tahun) :
12-20 x/menit
(Keperawatan Klinis,
2011)
Kesimpulan:
1. Dari hasil data klinis pasien And. A, diperoleh data bahwa pasien memiliki tingkat
kesadaran yang normal (komposmentis).
2. Tekanan darah pasien sebesar 100/75 mmHg yang tergolong rendah pada
kelompok umur 19 tahun, hal ini terjadi dikarenakan pasokan O2 dalam darah
berkurang serta pasien terdiagnosis sepsis.
3. Suhu tubuh pasien tergolong tinggi dibandingkan suhu tubuh normal yang
seharusnya, dimana ditunjukkan dengan hasil 37,5C.
4. Denyut nadi And. A tergolong normal yang ditunjukkan dengan denyut nadi 90
kali/menit
5. Tingkat respirasi pasien tergolong cepat yang di tunjukan dengan respirasi 21
kali/menit. Disebabkan karena stress post oprasi dan kebiassan merokok yang
mengganggu kerja sistem paru- paru.
5. Riwayat terkait gizi dan makanan (Dietary)
Kategori
riwayat
Data
terkait
Kode
Data
Standar
gizi
dan
makanan(Dietary)
Total
intake
energy
Pembanding
FH-1.1.1
Estimated energy
need CSS-1.1.1
= 1320,28 1,2 x
1,6
= 2534,94 kkal
(metode
estimasi
kebutuhan
berdasarkan rumus
haris-benedic)
g.
asupan lemak pasien
berdasarkan hasil recall
24 jam sebesar 35,3
gram (46% dari total
kebutuhan protein)
Estimated energy
need CSS-1.1.1
= 27% 2534,94 kkl
= 684,44 kkal/9
= 76,05 gram
Total
intake
protein
Total
carbohydrate
intake
FH-1.5.3.1 Asupan
karbohidrat
pasien
berdasarkan
hasil FFQ sebesar 185,5
gram(49 % dari anjuran
(metode
estimasi
kebutuhan
berdasarkan rumus
haris-benedic)
PMK No. 75 Tahun
2013
Tentang
Angka Kecukupan
Gizi
yang
Dianjurkan
bagi
Bangsa Indonesia
Angka
kecukupan
karbohidrat
yang
dianjurkan
pada
anak
dengan
kelompok umur 1929 tahun sebesar 62
gram
Estimated energy
need CSS-1.1.1
= 2 g/kgBB x 39 kg
= 78 g atau 312 kkal
(metode
estimasi
kebutuhan
berdasarkan rumus
haris-benedic)
PMK No. 75 Tahun
2013
Tentang
Angka Kecukupan
Gizi
yang
kecukupankarbohidrat)
Dianjurkan
bagi
Bangsa Indonesia
Angka kecukupan
karbohidrat yang
dianjurkan pada
anak dengan
kelompok umur 1929 tahun sebesar 394
g.
asupan
karbohidrat Estimated energy
pasien
berdasarkan need CSS-1.1.1
hasil recall 24 jam
sebesar 160,9 gram (42 = 1520,964 kkal /4
%
dari
anjuran = 380,24 gram
kecukupan karbohidrat)
(metode
estimasi
kebutuhan
berdasarkan rumus
haris-benedic)
Kesimpulan :
1. Asupan energi total pasien pada hasil FFQ sebesar 586,7 kkal (48% dari total
kebutuhan energi) dan pada asupan energi pasien hasil recall 24 jam diperoleh sebesar
1213,2 kkal (47% dari total kebutuhan energi) yang tergolong defisit karena belum
memenuhi kebutuhan energi.
2. Asupan lemak total pasien pada hasil FFQ sebesar 38,5 gram (41% dari anjuran
kecukupan lemak) dan pada asupan lemak pasien hasil recall 24 jam diperoleh sebesar
35,3 gram (46% dari anjuran kecukupan lemak)yang tergolong cukup karena belum
memenuhi kebutuhan lemak.
3. Asupan protein total pasien pada hasil FFQ sebesar 66,9 gram (107% dari total
kebutuhan protein) dan pada asupan lemak pasien hasil recall 24 jam diperoleh sebesar
1213,2 gram (47% dari total kebutuhan protein) yang tergolong defisit dalam
memenuhi kebutuhan protein.
4. Asupan karbohidrat total pasien pada pada hasil FFQ sebesar 185,6 gram (49% dari
anjuran kecukupan karbohidrat)dan pada asupan lemak pasien hasil recall 24 jam
diperoleh sebesar 60,9 gram (42% dari anjuran kecukupan karbohidrat) tergolong
defisit karena belum memenuhi kebutuhan karbohidrat.
Klasifikasi Tingkat Konsumsi Asupan Energi Berdasarkan AKG (Supariasa, Bakri, dan Fajar,
2002)
6. Integrasi Data
Hipoalbumin
Syok sepsis
Bakteri menginfeksi bagian paru karena paru dalam kondisi yang rentan
Tekanan darah menurun
Perokok
Kurangnya tidur
B. DIAGNOSIS
DIAGNOSIS DAN INTERVENSI GIZI
A. DIAGNOSIS
1. Domain Asupan
PROBLEM
ETIOLOGI
TANDA DAN GEJALA
NI-2.1
-keadaan fisiologis yang - Nyeri luka pasca oprasi
- Berdasarkan recall 24 jam
Asupan oral tidak
menyebabkan
adekuat
peningkatan kebutuhan
Asupan energi, protein dan
seperti penyakit katabolik
karbohidrat tidak tercukupi
dalam jangka waktu yang
yaitu 47% dari 48%, 83%
lama
-penurunan
kemampuan
dari 107% dan 42% dari
untuk
mengkonsumsi
49%.
energi yang cukup seperti
- Tuberkoosis paru
peningkatan kebutuhan - Sepsis pada post oprasi
gizi selama penyakit
katabolik dalam jangka
waktu yang lama
Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan adanya sepsis pada post oprasi
ditandai dengan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu kadar Sel Darah Putih
(White Blood Cell/WBC (4,16 sel/dL) dengan batas normal 3,2-10 x 10
/L yang
termasuk tinggi.
2. Domain Klinis
PROBLEM
ETIOLOGI
TANDA DAN GEJALA
NC-2.2
Syok sepsis
Penurunan berat badan 5 kg
Perubahan
berat
dalam jangka waktu 4 bulan
badan
Syok sepsis berkaitan dengan, penyerapan protein yang kurang ditandai dengan
Kadar WBC dan limposit pasien menunjukkan hasil masing-masing sebesar 12,9 H%
yang meningkat
3. Domain Perilaku-Lingkungan
PROBLEM
NB-2.5
Aktivitas fisik dan
fungsi
ETIOLOGI
TANDA DAN GEJALA
Perilaku
kebiasaan - IMT yang kurang dari baas
makan yang jarang
normal
Prilaku
kebiasaan - Sel darah merah yang
kurangnya tidur
rendah
- Faktor
kebiasaan - Mempunyai riwayat TB
merokok
paru
berkaitan dengan perilaku kebiasaan jarang makan, kurang tidur dan kebiasaan
merokok ditandai dengan hasil indeks massa tubuh pasien (IMT) yang tergolong
dalam kategori underweight dan sel darah merah meurun dan penyakit TB paru.
C. INTERVENSI
1. Perencanaan Intervensi dan Monitoring
a. Tujuan Intervensi
a. Memberikan asupan yang adekuat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien
untuk meningkatkan status gizi.
b. Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan diet yang diberikan.
c. Meningkatkan daya tahan tubuh pasien
b. Perencanaan Diet
1. Tujuan Diet
a. Memberikan asupan makanan yang sesuai kebutuhan pasien.
b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi.
c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
Jenis diet yang diberikan yaitu diet tinggi kalori tinggi protein fase flow
b. Bentuk Makanan
Makanan lunak
c. Rute Pemberian
Per-oral
d. Frekuensi Pemberian
3 kali makan utama, 2 kali makan selingan.
Kemenkes, RI. 2011. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk I. Jakarta : Direkotrorat Bina Gizi
Masyarakat. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Kemenkes, RI. 2011. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk II. Jakarta : Direkotrorat
Bina Gizi Masyarakat. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.