Disusun oleh :
Kelompok 5
Mohammad Brachim Ansari
Wilda Aghni K.
Sendy Ayu Jannah
G1H014036
G1H014008
G1H014023
Asisten Praktikum :
Adinda Fildzah D.
KASUS
Pasien And. A berjenis kelamin perempuan berusia 9 tahun 5 bulan berasal dari Bumiayu, beragama
islam masuk ke rumah sakit pada tanggal 7 September 2015. Pada saat masuk di rumah sakit pasien
didiagnosis medis TOF, Meningoencephalitis susp. dd abses serebri. Pasien sudah didiagnosis TOF sejak
usia 1,5 tahun dan setiap bulan selalu mengalami muntah diikuti demam tinggi. Tiga hari sebelum
masuk rumah sakit pasien mengalami demam dan kaku duduk, enam jam sebelum masuk rumah sakit
pasien mengalami kejang.
Tanggal kasus yaitu tanggal 9 September 2015. Setelah dilakukan screening dan assessment ulang
ditemukan kasus baru terkait hasil pemeriksaan antropometri yaitu pasien didiagnosis dokter gizi buruk
tipe hipermarasmik. Lamanya waktu tidur pasien yaitu 9 jam/hari. Dalam satu rumah pasien tinggal
bersama 7 orang anggota keluarga. Ayah pasien berpenghasilan menengah kebawah.
Kebiasaan makan terdahulu pasien tidak terbiasa mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup.
Hasil FFQ pasien yaitu : Nasi 3x/hari @3/4 gelas; Tempe 2x/minggu @1 ptg; Tahu 3x/minggu @1 ptg;
Telur 3x/minggu @1 btr; Bandeng 1x/minggu @1 ptg; Ayam 1x/minggu @1 ptg; Jeruk 1x/hari @1 buah;
Pisang 1x/minggu @ 1 buah; Sayur sop 1x/minggu @1/2 gls; Tumis kangkung 1x/minggu @1/2 gls;
Bayam 1x/minggu @1/2 gls; Susu 1x/bulan @1 gls; Roti 1x/bulan @2 ptg.
Hasil pemeriksaan antropometri pasien yaitu BB=15 kg dan PB= 114 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium
pasien pada tanggal 10 September 2015 yaitu WBC=13,8; NEU=11,1; LYM=1,79; MONO=0,882;
EOS=0,008; BASO=0,75; RBC=5,86; HGB=17,1; HCT=50,2; MCV=85,7; MCH=29,2; MCHC=34,1;
RDW=12,5; PLT=166; MPV=10,5. Tingkat kesadaran pasien yaitu somnolen, lemah; T=38,2 0C;
Nd=108x/menit dan RR=20x/menit.
Asupan makan pasien berdasarkan hasil recall 24 jam pada tanggal 9 September 2015 (Sonde DJ) yaitu
Energi=642,2 kkal; P=21,7 gram; L=32 gram; KH=69 gram. Selama dirawat di rumah sakit pasien
diberikan transfusi darah sebanyak 3x untuk meningkatkan Hb pasien. Pasien diberikan infus RL,
metformin dan benazepril.
ASSESMENT
Antropometri (AD)
Kode
Umur
Jenis Kelamin
Keluhan
CH-1.1.1
CH-1.1.2
CH-2.1.1
9 tahun 5 bulan
Perempuan
muntah diikuti demam
tinggi, kaku duduk, dan
kejang
Cardiovascula
r
CH-2.1.2
Metabolisme
Immune
CH-2.1.3
CH-2.1.8
Hipermarasmik
Meningoencephalitis
susp. dd abses serebri
(Abses Otak)
Agama
CH-3.1.7
Data
Islam
Kategori Data
Antropometri
(AD)
Tinggi Badan
Kode
Data
Standar
Pembanding
AD-1.1.1
113,3 cm
(pendek)
Berat Badan
AD-1.1.2
15 kg
(gizi kurang)
IMT
AD1.1.5
11,68 kg/m2
termasuk ke
dalam
kategori Kurus
yang
ditunjukkan
dengan Zscore -2,7
CS. Rekomendasi
berat badan dan
pertumbuhan
Berdasarkan
penerapan Baku
Rujukan
WHO
(2005),
pengukuran
status
gizi
Perhitungan :
dilakukan
dengan metode
IMT
antropometri
melalui
=
perhitungan
indeksIMT/U.
=
IMT/U digunakan
untuk anak yang
= 11,68 kg/m2
berumur
5-19
tahun,
dengan
Z-SCORE IMT/U
menggunakan zscore.
=
Kategori IMT/U :
Kategori Sangat
Kurus,
jika Zscore < -3,0
=
Kategori Kurus,
jika Z-score< =
2SD
Kategori Normal,
= -2,7
jika Z-score-2SD
sampai +1SD
Kategori Gemuk,
jika Z-score >+
1SD
Kategori Obese
I, jika Z-score
3. Biokimia (BD)
Kategori Data
Biokimia (BD)
Sel Darah Merah
(Red Blood
Cell/RBC)
Hemoglobin
Mean
Corpuscular
Hemoglobin
(MCH)
Kode
Data
BD-1.7.7
5,86
sel/dL
(tinggi)
BD-1.10.1
BD-1.10.1
17,1 g/dL
(tinggi)
29,2 L pg
(normal)
Standar
Pembandi
ng
CS. Nilai
Normal Sel
Darah Merah
Nilai normal
anak : 3,8-5,0
sel/dL
(Kemenkes,
2011)
CS. Nilai
Normal
Hemoglobin
Nilai normal
anak : 11-16
g/dL
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)
CS. Nilai
Normal MCH
Nilai normal
anak : 26,533,5 L pg
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)
Mean
Corpuscular
Hemoglobin
Concentration(M
CHC)
BD-1.10.1
Hematokrit
BD-1.10.2
50,2 %
(tinggi)
CS. Nilai
Normal HCT
Nilai normal
anak : 33,038,0 %
(Gandasoebrat
a R., 2009)
Mean
Corpuscular
Volume (MCV)
BD-1.10.3
85,7 m3
(normal)
CS. Nilai
Normal MCV
Nilai normal
anak : 80 97
m3
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)
Red Cell
Distribution
Width (RDW)
BD-1.10.5
12,5 H %
(normal)
CS. Nilai
Normal RDW
Nilai normal
anak : 10,015,0 H %
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)
Limfosit
BD-1.11.7
BD-1.11.7
13,8
sel/dL
(tinggi)
1,79 sel/dL
(normal)
Monosit
BD-1.11.7
0,882
sel/dL
(tinggi)
Neutrofil
BD-1.11.7
11,1 sel/dL
(tinggi)
CS. Nilai
Normal WBC
Nilai normal
anak : 4,513,5 sel/dL
(Chernecky
CC & Berger
BJ, 2008)
CS. Nilai
Normal
Limfosit
Nilai normal
anak : 1,75-3,5
sel/dL
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)
CS. Nilai
Normal Monosit
Nilai normal
anak : 0,2-0,6
sel/dL
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)
CS. Nilai
Normal
Neutrofil
Nilai normal
anak : 1,267,30 sel/dL
(Kemenkes,
2011)
Eosinofil
BD-1.11.7
0,008
sel/dL
(rendah)
CS. Nilai
Normal
Eosinofil
Nilai normal
anak : 0,050,30 sel/dL
(Chernecky
CC & Berger
BJ, 2008)
Basofil
BD-1.11.7
Platelet atau
Trombosit (PLT)
BD-1.11.7
166 sel/dL
(normal)
CS. Nilai
Normal PLT
Nilai normal
anak : 150450 sel/dL
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)
Mean Platelet
Volume (MPV)
BD-1.11.7
10,5 m3
(normal)
CS. Nilai
Normal MPV
Nilai normal
anak : 6,511,0 m3
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)
Kategori Data
klinis (PD)
Kode
Data
Standar
Pembanding
-
Tingkat
kesadaran
PD-1.1.9
Somnolen
, lemah
Suhu tubuh
PD-1.1.9
38,2C
(suhu
tinggi)
Suhu tubuh
normal : 36-37C
(Anggraeni, 2012)
Nadi
PD-1.1.9
108
kali/meni
t
(normal)
PD-1.1.9
20
kali/meni
t
(normal)
Tingkat respirasi
anak usia 5-12
tahun :
18-30 kali/menit
(Keperawatan
Klinis, 2011)
Tingkat
Data Klinis (PD)
respirasi
Total
intake
fat
Pembanding
FH1.1.1
Asupan
energi
pasien And. A
SMRS
berdasarkan
hasil
FFQ
sebesar
586,7
kkal (39,1% dari
total kebutuhan
energi)
dan
asupan
energi
pasien
berdasarkan
hasil recall 24
jam
sebesar
642,2
kkal
(42,8% dari total
kebutuhan
energi)
Petunjuk
Teknis
Penatalaksana
an Anak Gizi
Buruk
Kementerian
Kesehatan RI,
Direktorat
Jenderal Bina
Gizi dan KIA
(2013)
Pada
fase
stabilisasi,
kebutuhan zat
gizi terutama
energi sebesar
100
kkal/kgBB/hr x
15 kg = 1500
Total protein
intake
FHAsupan
lemak
1.5.1.1 pasien
And.
A
SMRS
berdasarkan hasil
FFQ sebesar 9,3
gram (12,9% dari
anjuran
kecukupan
lemak)
dan
asupan
lemak
pasien
berdasarkan hasil
recall
24
jam
sebesar 32 gram
(44,4%
dari
anjuran
kecukupan
lemak)
FHAsupan
protein
1.5.2.1 pasien And. A SMRS
berdasarkan
hasil
FFQ sebesar 21,9
gram (97,3% dari
total
kebutuhan
protein) dan asupan
protein
pasien
berdasarkan
hasil
recall
24
jam
sebesar 21,7 gram
(96,4% dari total
kebutuhan protein)
PMK
No.
75
Tahun
2013
Tentang Angka
Kecukupan Gizi
yang
Dianjurkan bagi
Bangsa
Indonesia
Angka
kecukupan
lemak yang
dianjurkan
pada anak
dengan
kelompok umur
7-9 tahun
sebesar 72 g.
Petunjuk
Teknis
Penatalaksanaan
Anak Gizi Buruk
Kementerian
Kesehatan
RI,
Direktorat
Jenderal Bina Gizi
dan KIA (2013)
Pada
fase
stabilisasi,
kebutuhan
zat
gizi
terutama
protein sebesar
1,5 g/kgBB/hr x
15 kg = 22,5 g.
Total
carbohydrate
intake
FH1.5.3.1
Asupan
karbohidrat
pasien And. A
SMRS
berdasarkan
hasil
FFQ
sebesar
106,4
gram (41,9% dari
anjuran
kecukupan
karbohidrat) dan
asupan
karbohidrat
pasien
berdasarkan
hasil recall 24
jam sebesar 69
gram (27,2% dari
anjuran
kecukupan
karbohidrat)
PMK No. 75
Tahun
2013
Tentang Angka
Kecukupan Gizi
yang
Dianjurkan
bagi
Bangsa
Indonesia
Angka
kecukupan
karbohidrat
yang
dianjurkan
pada anak
dengan
kelompok
umur 7-9
tahun sebesar
254 g.
Pembahasan
And A , pasien perempuan yang berusia 9 tahun 5 bulan, berasal dari bumiayu beragama
islam. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 7 september 2015 secara fisik tampak sedang
sakit dengan diagnosis medis TOF (Tetralogi of Fallot), yang berkaitan dengan 4 hal yang
upnormal dari jantungnya sehingga memicu terjadinya abses otak atau meningo encephalitis
susp yang akirnya merujuk pada hipermarasmik.
Faktor Peenyebab TOF salah satunya adalah pengaruh pembentukan organ And A yang
terganggu saat kehamilan di dukung dengan kurangnya Asupan energi, lemak, dan
karbohidrat yang dikonsumsi belum mencapai estimasi kebutuhan energi, lemak, dan
karbohidrat di sebabkan oleh faktor penghasilan keluarga yang menengah kebawah sehingga
kurang memperhatikan kecukupan gizi. Dan penyakit TOF ditandai dngan suhu badan yang
tergolong tinggi yaitu 38,20C yang menyebabkan Terjadinya aliran darah ke paru menurun,
sehingga kesadaran berkurang, lelah, dan badan kejang.
Add abses dikarenakan embolisasi infeksi oleh penyakit jantung kongenital (tetralogy of fallot)
dengan pintas atrioventrikuler serebri melalui darah. Beberapa proses infeksi yang dapat
menyebabkan abses Invasi otak langsung dari trauma intrakranial atau pembedahan,
Penyebaran infeksi dari daerah lain dan dapat menjadi komplikasi (Muttaqin Arif 2008).Dari
data laboratorium RBC dan HGB yang menunjukan batas di atas normal 5,86 sel/dL dan 17,1
g/dL di karenakan And A telah di transfusi darah sebanyak 3 kali selama dalam perawatan di
rumah sakit. Sehingga darah terjadi penggumpalan dan mengental yang menyebabkan
Sirkulasi menuju pembuluh darah cerebral tidak lancar karena adanya embolus, dengan
adanya itu di berikan larutan infus RL yang berguna untuk menstabilkan cairan tubuh. embolus
pada pasien menyebabkan peradangan atau inflamasi pada otak atau yang di sebut abses
otak.
Dan hasil laboratorium pendukung lainnya menunjukan bahwa kadar HCT, WBC, monosit,
neutrofil dan basofil meningkat yang menandakan bahwa terjadi inflamasi di bagian
tertentu dan kadar eusofil rendah yang menyebabkan Meningkatkan kerja hormon
kortisolyan dimana berdampak pada Metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat yang
berlebih dan menyebabkan hiperglikemi atau kadar gula darah yang tinggi sehingga
meningkatkan asupan dan cadangan dalam tubuh meingkat untuk di ambil dan terjadilah
hipermarasmik yang di tujukan dengan nilai Z- score -2, 7 yang dapat di tentukan
sebagai gizi kurang dengan (IMT) sebesar 11,54 yang termasuk di bawah dan tidak
stabil, gagal tumbuh kembang dengan tinggi 113,3 dari angka normal 130 cm dibanding
dengan anak seusianya .
Dimana hipermarasmik ini diebabkan oleh adanya komplikasi pada ketiga penyakit yang
menyebabkan inflamasi dan asupan yang di butuhkan meningkat yang akhirnya
mengambil cadangan makanan yang di simpan sedangkan asupan makanan yang
diberikan sehari hari tidak cukup. Faktor lainnya adalah faktor ekonomi keluarga yang
menengah kebawah dan kemampuan untuk mengolah bahan pangan sebagai sumber
asupan gizi, hipermarasmik ini di dukung juga dengan hasil FFQ yang menunjukan hasil
rata rata kurang di lihat dari kebutuhan lemak, protein dan karbohidratnya.
Kebutuhan gizi tubuh tubuh pada pasien dapat di atur dengan menggunakan rumus
Petunjuk teknis penatalaksanaan anak gizi buruk (kemenkes, 2013), kebutuhan zat gizi
menurut stabilisasi yaitu kebutuhan energi 1695 Kkal/KgBB yang di mana akan
ditambah 13% dari kebutuhan energi total setiap kenaikan suhu 1 C , kebutuhan
protein90 kkal dengan ketentuan dari 1,5 gr per kg berat badan dan kebutuhan cairan
1950 ml deengan ketentuan sebanyak 130 ml per kg berat badan. Sehingga pasien
akan terkontrol dan proses penyembuhan berjalan dengan stabil.
Integrasi Data
DIAGNOSIS
Domain Perilaku-Lingkungan
Domain Asupan
PROBLEM
NI-5.2
Malnutrisi
ETIOLOGY
SIGN AND
SYMPTOMS
IMT sebesar
11,68 kg/m2,
dengan Z-score
-2,7
Asupan energi,
lemak, dan
karbohidrat
pasien And. A
SMRS
berdasarkan hasil
FFQ dan recall 24
jam yang
tergolong defisit
Hipermarasmik
Asupan
oral
inadekuat
Peningkatan
kebutuhan
energi
akibat
TOF
dan
Meningoenceph
alitis susp. dd
abses
serebri
(abses otak)
Keterbatasan
ekonomi
penghasilan
sang Ayah yang
menengah
ke
bawah
Malnutrisi berkaitan dengan asupan oral inadekuat,
keterbatasan ekonomi dari penghasilan sang Ayah
yang menengah ke bawah, dan peningkatan
kebutuhan
energi
akibat
TOF
dan
Meningoencephalitis susp. dd abses serebri (abses
otak) ditandai dengan hasil IMT sebesar 11,68
kg/m2, dengan Z-score -2,7 yang tergolong kurus,
-
PROBLE
M
NB-3.2
Keterbat
asan
akses
makanan
ETIOLOGI
Keterbatas
an ekonomi
penghasila
n
sang
Ayah yang
menengah
ke bawah
Keterbatasan
akses
makanan
berkaitan
dengan
keterbatasan ekonomi dari penghasilan sang Ayah yang
menengah ke bawah dan mengingat usianya yang belum
dapat mempersiapkan makanannya sendiri ditandai
dengan hasil IMT sebesar 11,68 kg/m2, dengan Z-score
-2,7 yang tergolong kurus, asupan lemak, energi, dan
karbohidrat yang tidak adekuat, hipermarasmik, dan
gagal tumbuh ditunjukkan dengan tinggi badan 113,3 cm
yang tergolong pendek.
INTERVENSI
1. Perencanaan Intervensi dan Monitoring
A. Perencanaan Diet
Tujuan Diet :
: 100 kkal/kgBB x 15 kg
= 1500 kkal
Kenaikan suhu
= 195 kkal
Terapi Diet
Jenis diet yang diberikan yaitu diet gizi buruk fase stabilisasi
Bentuk Makanan
Makanan cair
Rute Pemberian
Per-sonde
Frekuensi Pemberian
12 kali makan (1x2jam)
b.
Edukasi Gizi
a.
Tujuan :
1. Memberikan pengetahuan kepada orang tua pasien tentang kondisi dan perilaku terkait
seharusnya di lakukan.
2.
salah.
yang
Memberikan motivasi kepada orang tua pasien agar bisa memperbaiki asupan makan yang
3. Memberikan penegasan pada orang tua anak untuk menjalankan terapi diet dan pola
yang seimbang sesuai kecukupan di usianya.
makan
2.
3.
kemampuan
mempercepat
Penguk Evaluasi
sis
uran
Asupan
diukur
zat gizi
Amnane
sis
Yang
diukur
Penguk
uran
Evaluasi
target
target
setiap
Melihat
hari
persentase sisa
yang keluar
Pemeri
Pemerik
Hemoglobin,
ksaan
saan
minggu
Hematokrit,
laborat
darah
sekali
Monosit,
orium
Neutrofil,
Eosinofil, Basofil,
Platelet atau
Trombosit (PLT)
sampai dengan
batas normal
Antropo -Berat
metri
badan
-IMT
1
umur
7-9
minggu tahun, dengan
status
gizi
normal terletak
pada
nilai
median
berat
2
badan sebesar
minggu
27 kg.
- IMT normal
anak
normal
dengan rentang
nilai Z score (-2
sampai +2)
Implementasi
Implementasi Menu Rekomendasi Diet
a. Diet
Kajian Rekomendasi
Bahan Makanan
Impleme Energi
ntasi
(kkal)
Rekomen
1800
dasi
Kebutuh
1695
an
%Asupan
106%
Protein
(g)
21,6
Cairan
(ml)
2400
22,5
1950
96%
123%
URT
Jumlah
Satuan
6 sdm penuh
60
gram
Gula Pasir
24 sdm rata
240
gram
Minyak Sayur
72
ml
50
2400
ml
ml
Larutan Elektrolit
Tambahan Air
5 sdm rata
Nilai Gizi
Energi
Protein
1800 kkal
21,6 g
Cairan
2400 ml
Media Edukasi
Leaflet (terlampir)
Pembahasan Intervensi
KESIMPULAN