Anda di halaman 1dari 24

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

PENATALAKSANAAN ASUHAN GIZI


PADA PASIEN KEP DAN GIZI BURUK

Disusun oleh :
Kelompok 5
Mohammad Brachim Ansari
Wilda Aghni K.
Sendy Ayu Jannah

G1H014036
G1H014008
G1H014023

Asisten Praktikum :
Adinda Fildzah D.

KASUS
Pasien And. A berjenis kelamin perempuan berusia 9 tahun 5 bulan berasal dari Bumiayu, beragama
islam masuk ke rumah sakit pada tanggal 7 September 2015. Pada saat masuk di rumah sakit pasien
didiagnosis medis TOF, Meningoencephalitis susp. dd abses serebri. Pasien sudah didiagnosis TOF sejak
usia 1,5 tahun dan setiap bulan selalu mengalami muntah diikuti demam tinggi. Tiga hari sebelum
masuk rumah sakit pasien mengalami demam dan kaku duduk, enam jam sebelum masuk rumah sakit
pasien mengalami kejang.
Tanggal kasus yaitu tanggal 9 September 2015. Setelah dilakukan screening dan assessment ulang
ditemukan kasus baru terkait hasil pemeriksaan antropometri yaitu pasien didiagnosis dokter gizi buruk
tipe hipermarasmik. Lamanya waktu tidur pasien yaitu 9 jam/hari. Dalam satu rumah pasien tinggal
bersama 7 orang anggota keluarga. Ayah pasien berpenghasilan menengah kebawah.
Kebiasaan makan terdahulu pasien tidak terbiasa mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup.
Hasil FFQ pasien yaitu : Nasi 3x/hari @3/4 gelas; Tempe 2x/minggu @1 ptg; Tahu 3x/minggu @1 ptg;
Telur 3x/minggu @1 btr; Bandeng 1x/minggu @1 ptg; Ayam 1x/minggu @1 ptg; Jeruk 1x/hari @1 buah;
Pisang 1x/minggu @ 1 buah; Sayur sop 1x/minggu @1/2 gls; Tumis kangkung 1x/minggu @1/2 gls;
Bayam 1x/minggu @1/2 gls; Susu 1x/bulan @1 gls; Roti 1x/bulan @2 ptg.
Hasil pemeriksaan antropometri pasien yaitu BB=15 kg dan PB= 114 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium
pasien pada tanggal 10 September 2015 yaitu WBC=13,8; NEU=11,1; LYM=1,79; MONO=0,882;
EOS=0,008; BASO=0,75; RBC=5,86; HGB=17,1; HCT=50,2; MCV=85,7; MCH=29,2; MCHC=34,1;
RDW=12,5; PLT=166; MPV=10,5. Tingkat kesadaran pasien yaitu somnolen, lemah; T=38,2 0C;
Nd=108x/menit dan RR=20x/menit.
Asupan makan pasien berdasarkan hasil recall 24 jam pada tanggal 9 September 2015 (Sonde DJ) yaitu
Energi=642,2 kkal; P=21,7 gram; L=32 gram; KH=69 gram. Selama dirawat di rumah sakit pasien
diberikan transfusi darah sebanyak 3x untuk meningkatkan Hb pasien. Pasien diberikan infus RL,
metformin dan benazepril.

ASSESMENT

Antropometri (AD)

Riwayat Personal Pasien (CH)


Kategori Data
Client History
(CH)

Kode

Umur
Jenis Kelamin
Keluhan

CH-1.1.1
CH-1.1.2
CH-2.1.1

9 tahun 5 bulan
Perempuan
muntah diikuti demam
tinggi, kaku duduk, dan
kejang

Cardiovascula
r

CH-2.1.2

TOF (Tetralogy of Fallot)

Metabolisme
Immune

CH-2.1.3
CH-2.1.8

Hipermarasmik
Meningoencephalitis
susp. dd abses serebri
(Abses Otak)

Agama

CH-3.1.7

Data

Islam

Kategori Data
Antropometri
(AD)
Tinggi Badan

Kode

Data

Standar
Pembanding

AD-1.1.1

113,3 cm
(pendek)

PMK No. 75 Tahun


2013
Tentang
Angka Kecukupan
Gizi
yang
Dianjurkan
bagi
Bangsa Indonesia
Anak
dengan
kelompok umur 79 tahun, dengan
status gizi normal
terletak pada nilai
median
tinggi
badan
sebesar
130 cm.

Berat Badan

AD-1.1.2

15 kg
(gizi kurang)

PMK No. 75 Tahun


2013
Tentang
Angka Kecukupan
Gizi
yang
Dianjurkan
bagi
Bangsa Indonesia
Anak dengan
kelompok umur 79 tahun, dengan
status gizi normal
terletak pada nilai
median berat
badan sebesar 27
kg.

IMT

AD1.1.5

11,68 kg/m2
termasuk ke
dalam
kategori Kurus
yang
ditunjukkan
dengan Zscore -2,7

CS. Rekomendasi
berat badan dan
pertumbuhan
Berdasarkan
penerapan Baku
Rujukan
WHO
(2005),
pengukuran
status
gizi
Perhitungan :
dilakukan
dengan metode
IMT
antropometri
melalui
=
perhitungan
indeksIMT/U.
=
IMT/U digunakan
untuk anak yang
= 11,68 kg/m2
berumur
5-19
tahun,
dengan
Z-SCORE IMT/U
menggunakan zscore.
=
Kategori IMT/U :
Kategori Sangat

Kurus,
jika Zscore < -3,0
=
Kategori Kurus,
jika Z-score< =
2SD
Kategori Normal,
= -2,7
jika Z-score-2SD
sampai +1SD

Kategori Gemuk,
jika Z-score >+
1SD
Kategori Obese
I, jika Z-score

3. Biokimia (BD)
Kategori Data
Biokimia (BD)
Sel Darah Merah
(Red Blood
Cell/RBC)

Hemoglobin

Mean
Corpuscular
Hemoglobin
(MCH)

Kode

Data

BD-1.7.7

5,86
sel/dL
(tinggi)

BD-1.10.1

BD-1.10.1

17,1 g/dL
(tinggi)

29,2 L pg
(normal)

Standar
Pembandi
ng
CS. Nilai
Normal Sel
Darah Merah
Nilai normal
anak : 3,8-5,0
sel/dL
(Kemenkes,
2011)
CS. Nilai
Normal
Hemoglobin
Nilai normal
anak : 11-16
g/dL
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)
CS. Nilai
Normal MCH
Nilai normal
anak : 26,533,5 L pg
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)

Mean
Corpuscular
Hemoglobin
Concentration(M
CHC)

BD-1.10.1

34,1 g/dL CS. Nilai


(normal) Normal MCHC
Nilai normal
anak : 31,535,0 g/dL
(Chernecky
CC & Berger
BJ, 2008)

Hematokrit

BD-1.10.2

50,2 %
(tinggi)

CS. Nilai
Normal HCT
Nilai normal
anak : 33,038,0 %
(Gandasoebrat
a R., 2009)

Mean
Corpuscular
Volume (MCV)

BD-1.10.3

85,7 m3
(normal)

CS. Nilai
Normal MCV
Nilai normal
anak : 80 97
m3
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)

Red Cell
Distribution
Width (RDW)

BD-1.10.5

12,5 H %
(normal)

CS. Nilai
Normal RDW
Nilai normal
anak : 10,015,0 H %
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)

Sel Darah Putih


(White Blood
Cell/WBC)

Limfosit

BD-1.11.7

BD-1.11.7

13,8
sel/dL
(tinggi)

1,79 sel/dL
(normal)

Monosit

BD-1.11.7

0,882
sel/dL
(tinggi)

Neutrofil

BD-1.11.7

11,1 sel/dL
(tinggi)

CS. Nilai
Normal WBC
Nilai normal
anak : 4,513,5 sel/dL
(Chernecky
CC & Berger
BJ, 2008)
CS. Nilai
Normal
Limfosit
Nilai normal
anak : 1,75-3,5
sel/dL
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)
CS. Nilai
Normal Monosit
Nilai normal
anak : 0,2-0,6
sel/dL
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)
CS. Nilai
Normal
Neutrofil
Nilai normal
anak : 1,267,30 sel/dL
(Kemenkes,
2011)

Eosinofil

BD-1.11.7

0,008
sel/dL
(rendah)

CS. Nilai
Normal
Eosinofil
Nilai normal
anak : 0,050,30 sel/dL
(Chernecky
CC & Berger
BJ, 2008)

Basofil

BD-1.11.7

0,75 sel/dL CS. Nilai


(tinggi)
Normal Basofil
Nilai normal
anak : 0,020,10 sel/dL
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)

Platelet atau
Trombosit (PLT)

BD-1.11.7

166 sel/dL
(normal)

CS. Nilai
Normal PLT
Nilai normal
anak : 150450 sel/dL
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)

Mean Platelet
Volume (MPV)

BD-1.11.7

10,5 m3
(normal)

CS. Nilai
Normal MPV
Nilai normal
anak : 6,511,0 m3
(Chernecky CC
& Berger BJ,
2008)

Kategori Data
klinis (PD)

Kode

Data

Standar
Pembanding
-

Tingkat
kesadaran

PD-1.1.9

Somnolen
, lemah

Suhu tubuh

PD-1.1.9

38,2C
(suhu
tinggi)

Suhu tubuh
normal : 36-37C
(Anggraeni, 2012)

Nadi

PD-1.1.9

108
kali/meni
t
(normal)

Nadi normal anak


usia 5-12 tahun :
70-120 kali/menit
(Keperawatan
Klinis, 2011)

PD-1.1.9

20
kali/meni
t
(normal)

Tingkat respirasi
anak usia 5-12
tahun :
18-30 kali/menit
(Keperawatan
Klinis, 2011)

Tingkat
Data Klinis (PD)
respirasi

Riwayat terkait gizi dan makanan


Kategori
Kode
Data
Standar
(Dietary)
Data
riwayat
terkait gizi
dan
makanan(Di
etary)
Total
energy
intake

Total
intake

fat

Pembanding

FH1.1.1

Asupan
energi
pasien And. A
SMRS
berdasarkan
hasil
FFQ
sebesar
586,7
kkal (39,1% dari
total kebutuhan
energi)
dan
asupan
energi
pasien
berdasarkan
hasil recall 24
jam
sebesar
642,2
kkal
(42,8% dari total
kebutuhan
energi)

Petunjuk
Teknis
Penatalaksana
an Anak Gizi
Buruk
Kementerian
Kesehatan RI,
Direktorat
Jenderal Bina
Gizi dan KIA
(2013)
Pada
fase
stabilisasi,
kebutuhan zat
gizi terutama
energi sebesar
100
kkal/kgBB/hr x
15 kg = 1500

Total protein
intake

FHAsupan
lemak
1.5.1.1 pasien
And.
A
SMRS
berdasarkan hasil
FFQ sebesar 9,3
gram (12,9% dari
anjuran
kecukupan
lemak)
dan
asupan
lemak
pasien
berdasarkan hasil
recall
24
jam
sebesar 32 gram
(44,4%
dari
anjuran
kecukupan
lemak)
FHAsupan
protein
1.5.2.1 pasien And. A SMRS
berdasarkan
hasil
FFQ sebesar 21,9
gram (97,3% dari
total
kebutuhan
protein) dan asupan
protein
pasien
berdasarkan
hasil
recall
24
jam
sebesar 21,7 gram
(96,4% dari total
kebutuhan protein)

PMK
No.
75
Tahun
2013
Tentang Angka
Kecukupan Gizi
yang
Dianjurkan bagi
Bangsa
Indonesia
Angka
kecukupan
lemak yang
dianjurkan
pada anak
dengan
kelompok umur
7-9 tahun
sebesar 72 g.
Petunjuk
Teknis
Penatalaksanaan
Anak Gizi Buruk
Kementerian
Kesehatan
RI,
Direktorat
Jenderal Bina Gizi
dan KIA (2013)
Pada
fase
stabilisasi,
kebutuhan
zat
gizi
terutama
protein sebesar
1,5 g/kgBB/hr x
15 kg = 22,5 g.

Total
carbohydrate
intake

FH1.5.3.1

Asupan
karbohidrat
pasien And. A
SMRS
berdasarkan
hasil
FFQ
sebesar
106,4
gram (41,9% dari
anjuran
kecukupan
karbohidrat) dan
asupan
karbohidrat
pasien
berdasarkan
hasil recall 24
jam sebesar 69
gram (27,2% dari
anjuran
kecukupan
karbohidrat)

PMK No. 75
Tahun
2013
Tentang Angka
Kecukupan Gizi
yang
Dianjurkan
bagi
Bangsa
Indonesia
Angka
kecukupan
karbohidrat
yang
dianjurkan
pada anak
dengan
kelompok
umur 7-9
tahun sebesar
254 g.

3. Asupan protein total pasien pada hasil FFQ sebelum


masuk rumah sakit sebesar 21,9 gram (97,3% dari total
kebutuhan protein) dan pada asupan lemak pasien hasil recall
24 jam diperoleh sebesar 21,7 gram (96,4% dari total
kebutuhan protein) yang tergolong cukup dalam memenuhi
kebutuhan protein.
4. Asupan karbohidrat total pasien pada pada hasil FFQ
sebelum masuk rumah sakit sebesar 106,4 gram (41,9% dari
anjuran kecukupan karbohidrat) dan pada asupan lemak pasien
hasil recall 24 jam diperoleh sebesar 69 gram (27,2% dari
anjuran kecukupan karbohidrat) tergolong defisit karena
belum memenuhi kebutuhan karbohidrat.
Klasifikasi Tingkat Konsumsi Asupan Energi Berdasarkan AKG (Supariasa, Bakri, dan
Fajar, 2002)

Pembahasan

And A , pasien perempuan yang berusia 9 tahun 5 bulan, berasal dari bumiayu beragama
islam. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 7 september 2015 secara fisik tampak sedang
sakit dengan diagnosis medis TOF (Tetralogi of Fallot), yang berkaitan dengan 4 hal yang
upnormal dari jantungnya sehingga memicu terjadinya abses otak atau meningo encephalitis
susp yang akirnya merujuk pada hipermarasmik.

Faktor Peenyebab TOF salah satunya adalah pengaruh pembentukan organ And A yang
terganggu saat kehamilan di dukung dengan kurangnya Asupan energi, lemak, dan
karbohidrat yang dikonsumsi belum mencapai estimasi kebutuhan energi, lemak, dan
karbohidrat di sebabkan oleh faktor penghasilan keluarga yang menengah kebawah sehingga
kurang memperhatikan kecukupan gizi. Dan penyakit TOF ditandai dngan suhu badan yang
tergolong tinggi yaitu 38,20C yang menyebabkan Terjadinya aliran darah ke paru menurun,
sehingga kesadaran berkurang, lelah, dan badan kejang.

Add abses dikarenakan embolisasi infeksi oleh penyakit jantung kongenital (tetralogy of fallot)
dengan pintas atrioventrikuler serebri melalui darah. Beberapa proses infeksi yang dapat
menyebabkan abses Invasi otak langsung dari trauma intrakranial atau pembedahan,
Penyebaran infeksi dari daerah lain dan dapat menjadi komplikasi (Muttaqin Arif 2008).Dari
data laboratorium RBC dan HGB yang menunjukan batas di atas normal 5,86 sel/dL dan 17,1
g/dL di karenakan And A telah di transfusi darah sebanyak 3 kali selama dalam perawatan di
rumah sakit. Sehingga darah terjadi penggumpalan dan mengental yang menyebabkan
Sirkulasi menuju pembuluh darah cerebral tidak lancar karena adanya embolus, dengan
adanya itu di berikan larutan infus RL yang berguna untuk menstabilkan cairan tubuh. embolus
pada pasien menyebabkan peradangan atau inflamasi pada otak atau yang di sebut abses
otak.

Dan hasil laboratorium pendukung lainnya menunjukan bahwa kadar HCT, WBC, monosit,
neutrofil dan basofil meningkat yang menandakan bahwa terjadi inflamasi di bagian
tertentu dan kadar eusofil rendah yang menyebabkan Meningkatkan kerja hormon
kortisolyan dimana berdampak pada Metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat yang
berlebih dan menyebabkan hiperglikemi atau kadar gula darah yang tinggi sehingga
meningkatkan asupan dan cadangan dalam tubuh meingkat untuk di ambil dan terjadilah
hipermarasmik yang di tujukan dengan nilai Z- score -2, 7 yang dapat di tentukan
sebagai gizi kurang dengan (IMT) sebesar 11,54 yang termasuk di bawah dan tidak
stabil, gagal tumbuh kembang dengan tinggi 113,3 dari angka normal 130 cm dibanding
dengan anak seusianya .

Dimana hipermarasmik ini diebabkan oleh adanya komplikasi pada ketiga penyakit yang
menyebabkan inflamasi dan asupan yang di butuhkan meningkat yang akhirnya
mengambil cadangan makanan yang di simpan sedangkan asupan makanan yang
diberikan sehari hari tidak cukup. Faktor lainnya adalah faktor ekonomi keluarga yang
menengah kebawah dan kemampuan untuk mengolah bahan pangan sebagai sumber
asupan gizi, hipermarasmik ini di dukung juga dengan hasil FFQ yang menunjukan hasil
rata rata kurang di lihat dari kebutuhan lemak, protein dan karbohidratnya.

Dengan kondisi pasien yang somnolen dan kemampuan penyerapan makanannya


lemah maka pasien di berikan formula F75 secara oral dengan tujuan tidak
memperberat kerja jantung, dan memberikan diet fase stabilisasi karen melihat kondisi
And A yang kurang dalam asupan makananya dan IMT yang belum stabil, Dalam fase
memperbaiki cara memperoleh asupan gizi dengan baik tanpa membebankan status
ekonomi.

Kebutuhan gizi tubuh tubuh pada pasien dapat di atur dengan menggunakan rumus
Petunjuk teknis penatalaksanaan anak gizi buruk (kemenkes, 2013), kebutuhan zat gizi
menurut stabilisasi yaitu kebutuhan energi 1695 Kkal/KgBB yang di mana akan
ditambah 13% dari kebutuhan energi total setiap kenaikan suhu 1 C , kebutuhan
protein90 kkal dengan ketentuan dari 1,5 gr per kg berat badan dan kebutuhan cairan
1950 ml deengan ketentuan sebanyak 130 ml per kg berat badan. Sehingga pasien
akan terkontrol dan proses penyembuhan berjalan dengan stabil.

Integrasi Data

DIAGNOSIS

Domain Perilaku-Lingkungan

Domain Asupan
PROBLEM
NI-5.2
Malnutrisi

ETIOLOGY

SIGN AND
SYMPTOMS
IMT sebesar
11,68 kg/m2,
dengan Z-score
-2,7
Asupan energi,
lemak, dan
karbohidrat
pasien And. A
SMRS
berdasarkan hasil
FFQ dan recall 24
jam yang
tergolong defisit
Hipermarasmik

Asupan
oral
inadekuat
Peningkatan
kebutuhan
energi
akibat
TOF
dan
Meningoenceph
alitis susp. dd
abses
serebri
(abses otak)
Keterbatasan
ekonomi
penghasilan
sang Ayah yang
menengah
ke
bawah
Malnutrisi berkaitan dengan asupan oral inadekuat,
keterbatasan ekonomi dari penghasilan sang Ayah
yang menengah ke bawah, dan peningkatan
kebutuhan
energi
akibat
TOF
dan
Meningoencephalitis susp. dd abses serebri (abses
otak) ditandai dengan hasil IMT sebesar 11,68
kg/m2, dengan Z-score -2,7 yang tergolong kurus,
-

PROBLE
M
NB-3.2
Keterbat
asan
akses
makanan

ETIOLOGI
Keterbatas
an ekonomi
penghasila
n
sang
Ayah yang
menengah

ke bawah

SIGN AND SYMPTOMS


IMT sebesar 11,68 kg/m2,
dengan Z-score -2,7
Asupan energi, lemak, dan
karbohidrat pasien And. A SMRS
berdasarkan hasil FFQ dan recall
24 jam yang tergolong defisit
Hipermarasmik
And. A gagal tumbuh yang
tergolong pendek dengan tinggi
113,3 cm yang seharusnya anak
dengan kelompok umur 7-9
tahun, dengan status gizi
normal terletak pada nilai
median tinggi badan sebesar
130 cm.

Keterbatasan
akses
makanan
berkaitan
dengan
keterbatasan ekonomi dari penghasilan sang Ayah yang
menengah ke bawah dan mengingat usianya yang belum
dapat mempersiapkan makanannya sendiri ditandai
dengan hasil IMT sebesar 11,68 kg/m2, dengan Z-score
-2,7 yang tergolong kurus, asupan lemak, energi, dan
karbohidrat yang tidak adekuat, hipermarasmik, dan
gagal tumbuh ditunjukkan dengan tinggi badan 113,3 cm
yang tergolong pendek.

INTERVENSI
1. Perencanaan Intervensi dan Monitoring
A. Perencanaan Diet
Tujuan Diet :

Memberikan cukup makanan agar anak tumbuh dan berkembang optimal,


tanpa memperberat beban jantung.
Meningkatkan berat badan anak hingga mencapai batas normal
Memperbaiki perilaku kebiasaan yang salah dalam pemilihan makanan menjadi
lebih bergizi dan sehat.
Meringankan Peradangan dan infeksi pada jantung dan otak yang
mengakibatkan berkurangnya asupan gizi.
Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan dengan terpenuhinya
kebutuhan energi / kalori dan protein di dalam tubuh, sehingga menjamin
terbentuknya sel-sel baru di dalam jaringan tubuh.

Syarat dan Prinsip Diet :


Diet yang di gunakan adalah diet gizi buruk fase stabilisasi
Konsumsi makanan tinggi protein dan energi untuk mengembalikan dan
menstabilkan tubuh
Memberikan makanan awal tanpa edema dengan cairan 130 ml/kg BB
Energi sebesar 80 100 kkal/kg BB
Protein sebesar 1 1,5 g /kg BB
Cukup mineral dan Vitamin
Mudah dicerna
Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan dihindari.

3. Perhitungan Kebutuhan Gizi


1 Perhitungan kebutuhan energi
Kenaikan suhu 1oC kebutuhan energi ditambah 13% dari kebutuhan energi total
Kebutuhan energy

: 100 kkal/kgBB x 15 kg

= 1500 kkal

Kenaikan suhu

: 13% x 1500 kkal

= 195 kkal

Total kebutuhan energi = 1500 + 195 = 1695 Kkal/KgBB


2 Perhitungan kebutuhan protein
Kebutuhan protein pasien yang digunakan sebesar 1,5 gr per kg berat badan
Kebutuhan protein = 1,5 x BB actual
= 1,5 x 15 kg
= 22,5 gram = 90 kkal
3. Perhitungan kebutuhan cairan
Cairan yang digunakan sebanyak 130 ml per kg berat badan
Kebutuhan cairan = 130 x berat badan actual pasien
= 130 x 15
= 1950 ml

Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Rute Pemberian

Terapi Diet
Jenis diet yang diberikan yaitu diet gizi buruk fase stabilisasi

Bentuk Makanan
Makanan cair

Rute Pemberian
Per-sonde

Frekuensi Pemberian
12 kali makan (1x2jam)

b.

Rencana Intervensi Konseling Gizi

Edukasi Gizi
a.

Tujuan :
1. Memberikan pengetahuan kepada orang tua pasien tentang kondisi dan perilaku terkait
seharusnya di lakukan.

2.
salah.

yang

Memberikan motivasi kepada orang tua pasien agar bisa memperbaiki asupan makan yang

3. Memberikan penegasan pada orang tua anak untuk menjalankan terapi diet dan pola
yang seimbang sesuai kecukupan di usianya.

makan

b. Sasaran: keluarga pasien.


c. Waktu : 10 menit.
d. Tempat : ruang pasien And. A
e. Metode : Penyuluhan keluarga pasien.
f. Materi :
1.

Penjelasan mengenai tujuan asuhan gizi

2.

Penjelasan tentang sumber terjadinya penyakit hipermarasmik

3.

Penjelasan prinsip dan syarat diet pasien

4. Penjelasan tetang penyesuaian pengolah sumber makanan yang bergizi dengan


pendapatan yang sesuai
5. Pemberian motivasi diet kepada orang tua agar diterapkan dengan harapan
pemulihan dan mencapai standart berat badan.

kemampuan

mempercepat

Koordinasi Asuhan Gizi


Koordinasi asuhan gizi dilakukan dengan dokter yang berperan
dalam mendiagnosa dan mengobati pasien, apoteker yang berperan
dalam mempercepat proses penyembuhan pasien dengan meracik
obat, perawat yang berperan dalam melakukan ananesis dan
memonitoring pasien, dan bidang profesi lain dalam proses asuhan
gizi untuk meningkatkan tercapainya tujuan intervensi gizi.

Rencana Monitoring dan Evaluasi


Rencana Monitoring dan Evaluasi Diet
Anamne Yang

Penguk Evaluasi

sis

uran

Asupan

diukur

zat gizi

Amnane
sis

Yang
diukur

Penguk
uran

Evaluasi
target

target

setiap

Melihat

hari

persentase sisa
yang keluar

Pemeri

Pemerik

Hemoglobin,

ksaan

saan

minggu

Hematokrit,

laborat

darah

sekali

Monosit,

orium

Rencana Monitoring Antropometri

Neutrofil,
Eosinofil, Basofil,
Platelet atau
Trombosit (PLT)
sampai dengan
batas normal

Antropo -Berat
metri
badan

-IMT

1
umur
7-9
minggu tahun, dengan
status
gizi

normal terletak

pada
nilai
median
berat
2
badan sebesar
minggu
27 kg.
- IMT normal
anak
normal
dengan rentang
nilai Z score (-2
sampai +2)

Implementasi
Implementasi Menu Rekomendasi Diet

a. Diet

Formula WHO F75

Kajian Rekomendasi

Bahan Makanan

Berdasarkan kebutuhan gizi pasien


sebesar 1695 kkal dengan estimasi
kebutuhan protein sebesar 22,5 g, dan
cairan sebesar 1950 ml, maka diperlukan
suatu rekomendasi menu diet yang dapat
memenuhi kebutuhan gizi pasien tersebut
yaitu asupan per-sonde sebagai berikut :

Impleme Energi
ntasi
(kkal)
Rekomen
1800
dasi
Kebutuh
1695
an
%Asupan
106%

Protein
(g)
21,6

Cairan
(ml)
2400

22,5

1950

96%

123%

URT

Jumlah

Satuan

Susu Skim Bubuk

6 sdm penuh

60

gram

Gula Pasir

24 sdm rata

240

gram

Minyak Sayur

7,5 sdm rata

72

ml

50
2400

ml
ml

Larutan Elektrolit
Tambahan Air

5 sdm rata

Nilai Gizi

Energi
Protein

1800 kkal
21,6 g

Cairan

2400 ml

Media Edukasi
Leaflet (terlampir)
Pembahasan Intervensi

Implementasi dari intervensi yang

dilakukan adalah memberikan intervensi


gizi dengan tujuan mempercepat proses
penyembuhan penyakit dengan
memberikan diet makanan yang sesuai
dengan kondisi patofisiologis pasien And. A.
Diet intervensi yang diberikan yaitu dengan
pemberian diet secara per-sonde. Jenis diet
yang diberikan yaitu diet gizi buruk fase
stabilisasi secara berangsur dan makanan
yang diberikan yaitu dengan membuat
makanan formula untuk pasien And. A ,
yaitu F75.
Makanan formula ini dikonsumsi sebanyak
12 kali/hari, dengan jarak waktu 1 x 2 jam.
Penyajiannya untuk rekomendasi energi
yang dibutuhkan sebesar 1650kkal.
Penyajian untuk rekomendasi protein
sebesar 19,8 gr. Penyajian untuk
rekomendasi cairan sebbesar 2200 ml.

Disamping itu, keluarga pasien And. A


memperoleh edukasi gizi dengan
memberikan pengetahuan tentang
tujuan sumber terjadinya penyakit
hipermarasmik dengan penyakit
sebelumnya. dan mematuhi diet
makanan yang telah dianjurkan untuk
mencapai pola makan yang lebih
sehat.
Metode edukasi yang dilakukan berupa
penyuluhan individu kepada pasien
secara langsung dan keluarga pasien.
Apabila pasien lupa akan suatu hal
mengenai diet makanan yang
dianjurkan tersebut, dapat dibantu dari
pihak keluarga yang menyiapkan
bahkan memonitor konsumsi makanan
pasien tersebut untuk menjaga dan
mempertahankan kondisi sehat agar
tidak jatuh sakit seperti sebelumnya
atau bahkan dapat membatasi
kerusakan organ agar tidak bertambah
parah.

KESIMPULAN

Berdasarkan penatalaksanaan proses asuhan gizi


terstandar pada pasien KEP dan Gizi Buruk, dapat
disimpulkan bahwa :
Pasien didiagnosis medis mengalami penyakit TOF dan
Meningoencephalitis susp. dd abses yang ditandai
dengan demam tinggi, muntah, kaku, kejang, lelah, dan
somnolen yang didukung dengan data laboratorium
RBC, HGB, HCT, WBC, monosit, neutrofil, dan basofil
tergolong tinggi dari kadar normalnya serta eusionofil
yang tergolong rendah dari kadar normalnya. Selain itu,
pasien mengalami hipermarasmik yang ditandai dengan
hasil IMT sebesar 11,54 kg/m2 dengan Z-score -2.8
tergolong pada kategori Kurus.
hipermarasmik yang bersangkutan dengan TOF dan
Meningoencephalitis susp. dd abses, dan timbul akibat
dari keterbatasan ekonomi dari penghasilan sang Ayah
yang menengah ke bawah, asupan gizi yang devisit,
hasil berdasarkan FFQ Sebelum Masuk Rumah Sakit
pasien dan hasil recall 24 jam pasien tergolong defisit.
Berdasarkan estimasi kebutuhan gizi pasien yaitu
energi kebutuhan zat gizi menurut stabilisasi yaitu
kebutuhan energi 1695 Kkal/KgBB , kebutuhan protein
90 kkal dan kebutuhan cairan 1950 ml deengan
ketentuan sebanyak 130 ml per kg berat badan. maka
dapat direkomendasikan dengan menu diet yang telah
memenuhi kebutuhan gizi tersebut pada energi sebesar
106 %, protein sebesar 96% dan cairan sebesar 123%

Dengan Terapi Diet yang di berikan gizi buruk


fase stabilisasi yaitu Bentuk Makanan cair di
berikan secara Oral-Sonde dan Pemberian 12
kali makan (1x2jam).

Intervensi gizi yang diberikan pada pasien ini


yaitu edukasi gizi tentang Penjelasan tentang
sumber terjadinya penyakit hipermarasmik
dengan penyakit sebelumnya yaitu TOF dan
Meningoencephalitis susp. dd abses, kepada
keluarga
yaitu
penjelasan
pengertian,
penyebab, tanda dan gejala penyakit dari TOF,
Meningoencephalitis susp. dd abses dan
hipermarasmik, penjelasan prinsip dan syarat
diet pasien, penjelasan tentang penyesuaian
pengolah sumber makanan yang bergizi
dengan kemampuan
pendapatan ekonomi,
memberikan motivasi kepada And. A agar cepat
sembuh dan media yang di berikan adalah
leaflet.

Rencana monitoring dan evaluasi yang akan


dilakukan yaitu asupan zat gizi pasien dengan
melihat persentase sisa yang keluar setiap
harinya, pemeriksaan laboratorium terutama
pemeriksaan darah 1 minggu sekali, suhu
tubuh pasien diukur setiap hari, pengukuraan
antropometri berat badan pasien diukur 1
minggu sekali dan IMT pasien diukur 2 minggu
sekali.

Anda mungkin juga menyukai