Psikologi Pembelajaran
Posted on 2 Januari 2010 by AKHMAD SUDRAJAT 34 Comments
sikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku individu dalam
generalisasi, dan teori psikologis yang berkaitan dengan pendidikan untuk digunakan
dalam upaya melaskanakan proses pendidikan yang efektif.
Peranan psikologi dalam pembelajaran dan pengajaran yaitu : memahami siswa
sebagai pelajar, memahami prinsip dan teori pembelajaran, memilih metode-metode
pengajaran, menetapkan tujuan pembelajaran, menciptakan situasi pembelajaran yang
kondusif, memilih dan menetapkan isi pengajaran, membantu siswa yang mendapat
kesultan dalam pembelajaran, memilih alat bantu pengajaran, menilai hasil
pembelajaran, memaham kepribadian dan profesi guru, membimgbing kepribadian
siswa.
Komentar
/refleksi:
Psikologi merupakan suatu ilmu pengetahuan karena psikologi menggunakan metodemetode ilmiah. Psikologi pendidikan sangat penting untuk dipelajari, dipahami, dan
ditelaah oleh mahasiswa keguruan. Karena pendidikan merupakan kegiatan yang
melibatkan individu yang berperilaku yang ikut terlibat dalam pendidikan. Seyogyanya
mereka yang terlibat dapat menunjukkan perilaku yang seusai agar proses pendidikan
dapat berlangsung secara efektif sesuai dengan landasan dan tujuan yang akan dicapai.
BAB II PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
suatu perubahanperilakuu yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Beberapa
prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut ialah :
1. Pembelajaran sebagai suatu usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip
ini bermakna bahwa prosees pembelajaran itu ialah adanya perubahan
perilaku dalam diri individu.
2. Hasil pembelajarn ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan.
3. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa
pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang berkesinambungan.
4. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada
sustu tujuan yang ingin dicapai.
5. Pembelajaran merupakan suatu pengalaman.
Komentar
/refleksi:
merupakan
suatu
perangkat
prinssip-prinsip
yang
terorganisasi mengenai
pre-operational
(1,5-6
tahun),
aktivitas
berfikirnya
belum
mempunyai sistem yang terorganisir. Cara berfikir ini bersifat tidak sistematis,
tidak konsisten dan tidak logis.
3. Peringkat concrete operational (6-12 tahun), perkembangan kognitif pada
peringkat operasi kongkrit, memberikan kecakapan anak berkenaan dengan
konsep-konsep klasifikasi, hubungan dan kuantitas.
4. Peringkat formal operational (12 tahun ke atas), perkembangan kognitif
ditandai dengan kemmpuan individu untuk berfikir secara hipotetis dan
berbeda dengan fakta, memahami konsep abstrak.
Impilkasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pengajaran antara lain :
1. Bahasa dan cara fikir anak berbeda dengan orang dewasa oleh karena itu
dalam mengajar guru hendaknya menggnakan bahasa yan sesuai dengan ara
berfikir anak.
2. Anak-anak akan beajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dnan
baik. Guru harus membantu agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
denggan bak.
3. Bahan yang akan dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
4. Beri
peluang
agar
anak
mau
belajar
sesuai
dengan
peringkat
perkembangannya.
5. Di dalam kelas hendaknya anak-anak diberi peluang untuk saling berbicara
dan beriskusi dengan teman-temannya.
Teori pemrosesan informasi (Robert Gagne), hasil pembelajaran manusia pada dasarnya
bersifat kumulatif, yang berarti bahwa hasil dari pembelajaran yang dicapai individu
adalah merupakan kumpulan keseluruhan hasil-hail pembelajaran sebelunya yang
saling terkait. Pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil pembelajaran. Peringkat dalam
proses pembelajaran menurut teori Gagne melalui fase : (1) motivasi, (2) pemahaman,
(3) pemerolehan, (4) penahanan, (5) ingatan kembali, (6) generalisasi, (7) perlakuan, (8)
umpan balik. Dalam setiap fase terjadi pemrosesan tertentu.
Dalam kaitan dengan pengajaran ada sembilan langkah pengajaran yaitu:
1. Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
2. Memberikan infomasi kepada siswa mengenai tujuan pengajaran.
3. Merangsang siswa untuk melakukan aktivitas pembelajaran.
4. Menyampaikan isi yang akan di bahas sesuai dengan topik.
5. Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa.
6. Memberikan peneguhan kepada perilaku pembelajaran siswa.
7. Memberikan umppan balik terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.
8. Melaksanakan penilaian proses dan hasil pembelajaran.
9. Memberkan kesempatan kepada siswa untuk mengingat dan menggunakan
hasil pembelajaran.
Teori pembelajaran sosial kognitif, disebut teori ini karena proses kognitif yang terjadi
dalam individu memegang peranan dalam pembelajaran, edangkan pembelajaran
terjadi karena adanya pengaruh lingkunggan sosial. Individu akan mengamati perilaku I
lingkungannya sebagai model, kemudian ditirunya sehingga menjadi perilaku miliknya.
Dengan demikian teori ini disebut teori pembelajaran melalui peniruan. Perilaku individu
terbentuk melalui peniruan terhadap perilaku di lingkuna,p embelajaran merupakan
suatu proess bagaimana membuat peniruan sebaikbaiknya sehingga bersesuaian
dengan keadaan dirinya dan tujuannya.
Komentar
/refleksi:
Teori-teori pembelajaran yang haruus diketahui adalah beragam dan kesemuannya
berperan penting terhadap proses pembelajaran dan pengajaran. Seperti menurut
teoriperkembangan kognitif proses pembelajaran akan berhasil apabila disesuaikan
dengan peringkat perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaknya diberi kesempatan
untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik yang ditunjang oleh interaksi dengan
teman sebaya, dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru dan guru hendaknya
banyak memberikan rrangsanan kepada siswa agar mu berinteraksii dengan
lingkunganya dan secara aktif mencari dan menemukan berbagai hal dari
lingkungannya. Menurut teori pembelajaran sosial kognitif yang menekankan pada
peniruan bahwa dalam pengajaran di dalam kelas guru hendaknya merupakan tokoh
perilaku bagi siswa-siswanya. Proses kognitif siswa hendaknya mendapat perhatian dari
guru, kemudian hendaknya lingkungan memberikan dukungan bagi proses
pembelajaran, dan guru membantu siswa dalam mengembangkan perilaku
pembelajaran.
BAB VI ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS DALAM PROSES PEMBELAJARAN
DAN
PENGAJARAN
Perilaku belajar siswa, dalam psikologi pendidikan, belajar diartikan sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseeluruhan sebagi hasil penglaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Dalam hubungan dengan proses belajar ini, yang harus
dikenal betuloleh para pengajar adalah apa yang disebut dengan metakognisi dan
persepsi sosial-psikologis pelajar. Yang dimaksd dengan metakognisi adalah
pengetahuan seorang individu proses dan hasil belajar yang terjadi dalam dirinya serta
hal-hal yang terkait. Hal ini mengandung arti bahwa, agar proses belajar dapat
berlangsung secara efektif, maka pelajar seharusnya mampu mengenal proses dan hasil
yang terjadi dalam dirinya. Untuk itu para pengajar hendaknya mamppu mengenal dan
membantu siswa. Yang dimaksud dengan persepsi sosio-psikologis adalah sampai
seberapa jauh pelajar mempersepsi proses belajar yang berlangsung beserta situasisituasi yang berpengaruh.
Perilaku hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Para pengajar
sangat diharapkan mampu mengantisipasi aspek-aspek perubahan perilaku ini yang
dimulai dengan perencanaan kegiatan belajar-mengajar, dan mengembangkannya
setelah kegiatan belajar berakhir. Dengan perilaku belajar yang efektif disertai proses
mengajar yang tepat, maka proses belajar-mengajar diharapkan mampu menghasilkan
manusia-manusia yang mempunyai karakteristik sebagai: (1) pribadi yang mandiri, (2)
pelajar yang efektif, (3) pekerja yang produktif, (4) anggota masyarakat yang baik.
Untuk mewujudkan kualitas manusia seperti itu, maka ada empat kualitas belajar yang
harus dikembangkan dalam diri pada siswa, yiatu: (1) belajar untuk menjadi (learning to
do), (2) belajar untuk belajar (learning to learn), (3) belajar untuk berbuat (learning to
do), (4) belajar untuk hidup bersama (learning to live together)
Perilaku mengajar guru, guru dituntut harus mampu mewujudkan perilaku mengajar
secara tepat agar menjadi perilku belajar yang efektif dalam diri siwa. Guru juga di
tuntut untuk menciptakan situasi balajar-menajar yang kondusif. Guru tidak terbatas
sebagai pengajar dalam arti penyampai pengetahuan, akan tetapi lebih meningkat
sebagai perancang pengajaran, manajer pengajaran, pengevaluasi hasil belajar dan
sebagai
direktur
belajar.
Dalam mewujudkan perilaku mengajar secara tept, karakteristik pengajar yang
diharapkan adalah:
1. Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelaajaran yang
diajarkannya.
2. Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian ddan suasana hati
secara tepat serta membuat kontak dengan kelompok secara tepat.
3. Memiliki kesabaran, keakraban, dan sensivitas yang diperlukan untuk
menumbuhkan semangat belajar.
4. Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha
memberikan penjelasan kepada pesrta didik.
5. Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik isi maupun metode.
6. Memiliki sikap terbuka, luwes, dan eksperimental dam metode dan teknik.
Pengajar akan mengajar dengan baik apabila memiliki sikap dasar yang benar, sasaran
yang benar, informasi faktual yang diperlukan, memahami macam-macam metoda dan
teknik dan mengetahui
merencanakan tindak lanjut
bagaimana
memilihnya,
membantu
pelajar
dalam
Perwujudan perilaku guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar akan nampak
pada interaksi antar keduanya. Dalam interaksi ini terjadi proses saling mempengaruhi
sehingga terjadi perubahan perilaku pada diri pelajar dalam bentuk tercapainya hasil
belajar. Sekurang-kurangnya ada tiga hal dalam interaksi pelajar-pengajar yaitu proses
belaja, metode mengajar, dan pola-pola interaksi.
Model pembelajaran yang dipandang cukup komprehensif yang dikembangkan oleh
Ernest Chang dan Don Simpson, The circle of learning: individual and Group Process
menurut model ini, pembelajaran dapat berlangsung tidak hanya tanggung jawab
individual, akan tetapi dapat dalam bentuk kolaboratif melalui proses kehidupan
kelompok. Model ini mendasarkan atas paradigma hubungan antara aktivitas dan
orientasi. Dalam proses berlangsungnya pembelajaran ada dua dimensi yaitu dimensi
aktivitas pembelajaran dan dimensi orientasi proses. Hubungan dua dimensi itu
menghasilkan empat pola pembelajaran yaitu: (1) traditional lectures atau ceramah
tradisional, (2) self study atau belajar mandiri, (3) concurrent learning atau
pembelajaran bersama, (4) colaborative learning atau pembelajaran kolaboratif.
Komentar
/refleksi:
Dalam bab ini kita dapat mengenal dan menerapkan bebgai aspek psikologis dalam
keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada saat proses belajar-mengajar. Yang
ibicarakn aspek psikologis disini yaitu aspek perilaku individu yang terkit dengan proses
belajar-mengajar. Seperti kita ketahui dalam proses kegiatan ini melibatkan intraksi
individu antara pelajar dan pengajar aspek prilkunya berarti perilaku belajar siswa dan
perilaku
mengajar
guru.
Dalam mewujudkan proses mengajar yang efektif dan efisien maka perilaku belajar
siswa dan perilaku mengajar guru dapat di dinamiskan secara baik. Pengajar (guru)
hendaknya mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar mampu
mewujudkan perilaku belajar siswa melalui interaksi belajar-mengajar yang efektif
dalam situasi belajar-mengajar yang kondusif.
BAB VII ASPEK-ASPEK PERILAKU PEMBELAJARAN
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu
tujuan tertentu. Perilaku belajar terjadi dalam situasi interaksi belajar-mengajar dalam
mencapai tujuan dan hasil belajar. Dalam berbagai teori penelitian, ternyata terdapat
kaitan yng erat antara kepuasan yang dicapai dalam elajar denga unjuk kerja dan
motivasi. Kepuasan yang diperoleh siswa dari prosse belajar dapat menunjukkan unjuk
kerja yang dan dapat meningkatkan motivasi belajar. Unjuk kerja yang dicapai
seseorang dapat mendapatkan kepuasan dan kemudian dapat meningkatkan motivasi,
dalam kaitan ini hendaknya dapat ditimbulkan suasana belajar yang sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan kepuasan agar dapat menghasilkan unjuk kerja yang baik.
Faktor yang mempengaruhi kepuasan siswa dalam belajar yaitu imbalan hasil belajar,
rasa aman dalam belajar, kondisi belajar yang memadai, kesempatan untuk
memperluas
diri,
hubungan
pribadi.
Ada beberapa prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan yaitu prinsip kompetisi,
prinsip pemacu, prinsipganjaran dan hukuman, kejelasan dan kedekatan tujuan,
pemahaman hasil, peengembangan minat, lingkungan yang kondusif, keteladanan.
Pengamatan dan perhatian merupakan aspek tingkah laku yang mempunyai peranan
penting dalam proese pembelajaran. Keefektipan suatu pross peembelajaran akan
banyak
dipengaruhi
oleh
kulitas
pengamatan
dan
perhatian
yang
diberikan.
Pengamatan atau perception, merupakan salah satu bentuk perilaku kognitif, yaitu
suatu proses mengenal lingkungan dengan menggunakan alat indera. Prosses
pengmatn tejadi karena adanya rangsangan dari lingkungan yang diterima oleh individu
denan enggunaan alat indera. Rangsangan itu kemudian diteruskan ke pusat kesadaran
yaitu otak untuk kemudian diberika makna dan tafsiran. Dilihat dari proporsi
penggunaan alat indera ada beberapa gaya pengamatan yaitu: gaya pengamatan
visual, gaya auditif, gaya taktil, gaya kinestetik.
Perhatian dapat diartikan sebagai peningkatan aktivitas mental terhadap suatu
rangsangan tertentu. Perhatian dapat lebih memusatkan pengamatan individu kepada
suatu rangsangan, sehinnga pengamatan menjadi lebih efektif. Guru dapat membantu
siswa dalam memusatkan memelihara perhatan dalam proses pembelajaran dengan
hal-hal sebagai berikut:
menyajikan pelajaran.
Variasi,menggunakan gaya variasi dalam gaya mengajar.
Minat, memberikan minat siswa sebelum dan selama proes pengajaran.
Suatu proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif apabila informasi yang
dipelajari dapat diingat dengan baik dan terhindar dari lupa. Mengingat adalah
merupakan proses menerima, menyimpan, dan mengeluarkan kembali inforrmasiinformasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat
kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran.
Yang
dimaksud
dengan
transfer
dalam
pembelajaran
ialah
pemindahan
hasil
pembelajaran dari suatu situasi kee situai lain. Transfer akan terjadi apabla terdapat
kesamaan
antara
pembelajaran
yang
satu
dengan
situasi
lainnya.
Dalam proses pembelajaran kebutuhan merupakan sumber timbulnya motivasi.
Kebutuhan (need) dapat diartikan sebagai suatu sitiasi kekurangan dalam diri inividu
dan menunutut pemuasan agar dapat berfungsi secara efektif. Kebutuhan merupakan
sumber timbulnya motivasi yang mendorong individu untuk berperilaku.
Komentar
/refleksi:
Dalam bab ini dibahas mengenai beberapa aspek psikologi yang tekait dengan proses
pembelajaran dan pengajaran.dengan memperhatikan konsep psikologis diharapkan
dan
perhatian,
dalam
aktivitas
di
sekolah
guru
harus
manajemen
kontingensi,
kontrol
diri,
relaksasi,
pengurangan
/refleksi: