Anda di halaman 1dari 13

Beranda PENDIDIKAN Psikologi Pembelajaran

Psikologi Pembelajaran
Posted on 2 Januari 2010 by AKHMAD SUDRAJAT 34 Comments

Psikologi Pembelajaran dan


Pengajaran
Prof. Dr. Moh. Surya
BAB I PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

sikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku individu dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku yang dimaksud adalah, perilaku motorik


yaitu perilaku dalam bentuk gerakan. Perilaku kognitif ialah perilaku dalam bentuk
bagaimana individu mengenal alam dis ekitarnya. Perilaku konatif ialah perilaku yang
berupa dorongan dari dalam individu. Perilaku afektif ialah perilaku dalam bentuk
perasaan atau emosi.
Pendekatan utama dalam psikologi yaitu:
Pendekatan behaviorisme, lebih mengutamakan hal-hal yang nampak dari individu.
Perilaku adalah segala sesuatu yang bisa di amati oleh alat indera sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungnnya. Pendekatan psikoanalisa, lebih mengutamakan hal-hal
yang ada di bawah kesadaran individu. Pendekatan kognitif, perilaku sebagai proses
internal, yang merupakan suatu proses input-output yaitu penerimaan dan pengolahan
hasil dari informasi, untuk kemudian menghasilkan keluaran. Pendekatan humanistik,
bahwa manusia sudah awalnya mempunyai dorongan untuk mewujudkan dirinya
sebagai manusia di lingkungannya. Pendekatan neurobiologi yang mengaitkan perilaku
individu dengan kejadian di dalam otak dan syarafnya.
Psikologi pendidikan yaitu cabang psikologi secara khusus mengkaji berbagai perilaku
inddividu dalam kaitannya dengan pendidikan, tujuannya untuk menemukan fakta,

generalisasi, dan teori psikologis yang berkaitan dengan pendidikan untuk digunakan
dalam upaya melaskanakan proses pendidikan yang efektif.
Peranan psikologi dalam pembelajaran dan pengajaran yaitu : memahami siswa
sebagai pelajar, memahami prinsip dan teori pembelajaran, memilih metode-metode
pengajaran, menetapkan tujuan pembelajaran, menciptakan situasi pembelajaran yang
kondusif, memilih dan menetapkan isi pengajaran, membantu siswa yang mendapat
kesultan dalam pembelajaran, memilih alat bantu pengajaran, menilai hasil
pembelajaran, memaham kepribadian dan profesi guru, membimgbing kepribadian
siswa.
Komentar

/refleksi:

Psikologi merupakan suatu ilmu pengetahuan karena psikologi menggunakan metodemetode ilmiah. Psikologi pendidikan sangat penting untuk dipelajari, dipahami, dan
ditelaah oleh mahasiswa keguruan. Karena pendidikan merupakan kegiatan yang
melibatkan individu yang berperilaku yang ikut terlibat dalam pendidikan. Seyogyanya
mereka yang terlibat dapat menunjukkan perilaku yang seusai agar proses pendidikan
dapat berlangsung secara efektif sesuai dengan landasan dan tujuan yang akan dicapai.
BAB II PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
suatu perubahanperilakuu yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Beberapa
prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut ialah :
1. Pembelajaran sebagai suatu usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip
ini bermakna bahwa prosees pembelajaran itu ialah adanya perubahan
perilaku dalam diri individu.
2. Hasil pembelajarn ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan.
3. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa
pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang berkesinambungan.
4. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada
sustu tujuan yang ingin dicapai.
5. Pembelajaran merupakan suatu pengalaman.
Komentar

/refleksi:

Pembelajaran merupakan aktivitas paling utama dalam proses pendidikan di sekolah.


Untuk itu pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan
mempengaruhi cara guru itu mengajar. Dalam bab ini dibahas tentang pengertian
pembelajaran dan keterkaitan dengan pengertian lain. Untuk itu bisa dijadikan acuan
untuk mengetahhui arti pembelajaran agar keberhasilsan pencapaian tujuan pendidikan
bisa tercapai denggan efektif.

BAB III PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN


Proses pembelajaran ialah proses individu mengubah perilaku dalam upaya memenuhi
kebutuhannya. Halini berarti bahwa individu akan melakukan kegiatan belajar apabila ia
menghadapi situasi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh insting atau kebiasaan.
Proses pembelajaran merupakan suatu aktivitas sebagai berikut :
1. Individu merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin dicapai.
2. Kesiapan (readiness) individu untuk mengetahui kebutuhan dan mencapai
tujuan.
3. Pemahaman situasi lingkungan.
4. Menafsirkan situasi yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai aspek
yang terdapat dalam situasi.
5. Tindak balas (respons)
6. Akibat (hasil) pembelajaran.
Hasil dari proses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu. Individu akan
memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari, dsb. Perubahan
perilaku sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku keseluruhan yang mencakup aspek
kognitiif,
konatif,
afektif,
dan
motorik.
Jenis-jenis pembelajaran berdasarkan dari aspek pembelajaran yang akan dicapai yaitu :
pembelajaran keterampilan, pembelajaran sikap, dan pembelajaran pengetahuan. Dari
sifatnya dibedakan antara pembelajaran formal, informal, dan non formal.
Komentar
/refleksi:
Dalam bab III ini dibahas mengenai proses pembelajaran, yang bisa dipelajari
bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Hasildari proses pembelajaran ada dua
kemungkinannya yaitu sukses atau gagal. Apabila hasilnya sukses maka tercapai segala
tujuannya dan akan memperoleh kepuasan dan apabila gagal akan mersa kecewa.
Disini guru diharapkan dapat membantu murid-murid yang gagal agar mereka tidak
berputus asa dan mampu belajar deengan baik.
BAB IV TEORI-TEORI PEMBELAJARAN (1)
Teori

merupakan

suatu

perangkat

prinssip-prinsip

yang

terorganisasi mengenai

peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan. Karakteristik suatu teori ialah


memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu iinformasi dan dapat prinsip yang
dapat diuji. Fungsi teori pembelajaran dalam pendidikan adalah:

1. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pengajaran.


2. Menilai hasil-hasil yang telah dicapai untuk digunakan dalam ruang kelas.
3. Mendiagnosis masalah-masalah dalam ruang kelas.
4. Menilai hasil penelitian yang dilaksanakan berdasarrkan teori-teori tertentu.
Teori pembelajaran behaviorisme yang berpendapat bahwa perilaku terbentuk melelui
perkaiatan antara rangsangan (stimulus) dengan tindak balas (respon). Perubahan
perilaku lebih banyak karena pengaruh lingkungan. Teori behaviorisme dibedakan
antara teori pelaziman klasik dan teori pelaziman operan. Teori pelaziman klasik
dipelopori oleh Ivan Pavlov, konsep atau prisip pembelajaran yaitu:
1. Excitation (pergetaran) yaitu suatu rangsangan tak terazim atau alami dapat
membangkitkanreaksi sel-sel tertentu, sehingga dapat menghasilkan tindak
balas.
2. Irradiaton (penularan) yaitu terjadi reaksi dari sel-sel lain yang berbeda di
sekitar kawasann sl-sel yang bekenan debgan rangasangan tak terlazim.
3. Stimulus generalization (generalisasi rangsangan) yaitu keadaan dimana
individu memberika tindak balas yang sama terhadap ranggsangan tertentuu
yang memiliki kesamaan walaupun tidak serupa.
4. Extintion (penghapuan) yaitu suatu tidak balas akan hilang secarra perlahanlahan apabila makin berkurangnya keterkaitann dengan rangsangan tak
terlazim.
Teori pelaziman operan yang tokohnya yaitu Throndike, pada dasarnya poses
pembelajaran merupakan pembinaan hubungan antara rangsangan tertentu dengan
perilaku tertentu. Semua pembelajaran dilakukan melalui suatu prroses coba-salah (trial
and error). Ada tiga hukum pembelajaran yaitu hukum hasil (law of effect) menyatakan
bahwa hubungan antara rangsangan dan perilaku akan makin kukuh apabila ada
kepuasan, dan akan makin diperlemah apabila terjadi ketidakpuasaan, hukum latihan
(law of exercise) menyatakan suatu rangsangan dan perilaku akan makin kukuh apabila
sering dilakukan latihan, dan hukum kesiapan (law of readiness) menyatakan bahwa
hubungan rangsangan dan perilaku akan semakin kukuh apabila disertai dengan
kesiapan individu.
Teori pembelajaran Gestalt, dalam pandangan ini pembelajaran merupakan suatu
fenomena kognitif yang melibatkan persepsi terhadap suatu benda, orang, atau
peristiwa dalam cara-cara yng berbeda. Beberapa aplikasi tori gestalt dalam proses
pembelajaran adalah pengalaman tilikan (insight), pembelajaran yang bermakna

(meaningful learning), perilaku bertujuan (purposive behavior), prinsip ruangg hidup


(life space), dan transfer dalam pembelajaran.
Komentar
/refleksi:
Pada dasarnya teoori-teori pembelajaran menurut para ahli serprti teori behaviorisme
dengan rangssangan dan stimulusnya dan Gestalt,k eduannya memiliki fingsi yang
sama dalam proses pendididkan
BAB V TEORI-TEORI PEMBELAJARAN (2)
Teori perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan mental yang
bertujuan : (1) memissahkan kenyataannya dengan fantasi, (2) menjelajah kenyataan
dan menemukan hukum-hukumnya, (3) memilih kenyataan-kenyataan yang berguna
bagi kehidupan, (4) menentukan kenyataan yang sesungguhnya di balik sesuatu yang
nampak. Pekembangan kognitif merupakan suatu proses di mana tujuan individu
melalui suatu ranggkaian yang secara kualittatiif beerbeda dengan berfikir.
Perkembangan kgnitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi hingga
dewasa, yang berrlangsung melali empat peringkat yaitu:
1. Peringkat sensori motor (0-1,5 tahun), aktivitas kognitip berpusat pada lat
indera (sensori) dan gerak (motor). Aktivitas ini terbentuk melalui proses
penyesuaian fisik sebagai hasil dari inteeraksi dengan liingkungan.
2. Peringkat

pre-operational

(1,5-6

tahun),

aktivitas

berfikirnya

belum

mempunyai sistem yang terorganisir. Cara berfikir ini bersifat tidak sistematis,
tidak konsisten dan tidak logis.
3. Peringkat concrete operational (6-12 tahun), perkembangan kognitif pada
peringkat operasi kongkrit, memberikan kecakapan anak berkenaan dengan
konsep-konsep klasifikasi, hubungan dan kuantitas.
4. Peringkat formal operational (12 tahun ke atas), perkembangan kognitif
ditandai dengan kemmpuan individu untuk berfikir secara hipotetis dan
berbeda dengan fakta, memahami konsep abstrak.
Impilkasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pengajaran antara lain :
1. Bahasa dan cara fikir anak berbeda dengan orang dewasa oleh karena itu
dalam mengajar guru hendaknya menggnakan bahasa yan sesuai dengan ara
berfikir anak.
2. Anak-anak akan beajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dnan
baik. Guru harus membantu agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
denggan bak.

3. Bahan yang akan dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
4. Beri

peluang

agar

anak

mau

belajar

sesuai

dengan

peringkat

perkembangannya.
5. Di dalam kelas hendaknya anak-anak diberi peluang untuk saling berbicara
dan beriskusi dengan teman-temannya.
Teori pemrosesan informasi (Robert Gagne), hasil pembelajaran manusia pada dasarnya
bersifat kumulatif, yang berarti bahwa hasil dari pembelajaran yang dicapai individu
adalah merupakan kumpulan keseluruhan hasil-hail pembelajaran sebelunya yang
saling terkait. Pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil pembelajaran. Peringkat dalam
proses pembelajaran menurut teori Gagne melalui fase : (1) motivasi, (2) pemahaman,
(3) pemerolehan, (4) penahanan, (5) ingatan kembali, (6) generalisasi, (7) perlakuan, (8)
umpan balik. Dalam setiap fase terjadi pemrosesan tertentu.
Dalam kaitan dengan pengajaran ada sembilan langkah pengajaran yaitu:
1. Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
2. Memberikan infomasi kepada siswa mengenai tujuan pengajaran.
3. Merangsang siswa untuk melakukan aktivitas pembelajaran.
4. Menyampaikan isi yang akan di bahas sesuai dengan topik.
5. Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa.
6. Memberikan peneguhan kepada perilaku pembelajaran siswa.
7. Memberikan umppan balik terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.
8. Melaksanakan penilaian proses dan hasil pembelajaran.
9. Memberkan kesempatan kepada siswa untuk mengingat dan menggunakan
hasil pembelajaran.
Teori pembelajaran sosial kognitif, disebut teori ini karena proses kognitif yang terjadi
dalam individu memegang peranan dalam pembelajaran, edangkan pembelajaran
terjadi karena adanya pengaruh lingkunggan sosial. Individu akan mengamati perilaku I
lingkungannya sebagai model, kemudian ditirunya sehingga menjadi perilaku miliknya.
Dengan demikian teori ini disebut teori pembelajaran melalui peniruan. Perilaku individu
terbentuk melalui peniruan terhadap perilaku di lingkuna,p embelajaran merupakan
suatu proess bagaimana membuat peniruan sebaikbaiknya sehingga bersesuaian
dengan keadaan dirinya dan tujuannya.

Komentar
/refleksi:
Teori-teori pembelajaran yang haruus diketahui adalah beragam dan kesemuannya
berperan penting terhadap proses pembelajaran dan pengajaran. Seperti menurut
teoriperkembangan kognitif proses pembelajaran akan berhasil apabila disesuaikan
dengan peringkat perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaknya diberi kesempatan
untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik yang ditunjang oleh interaksi dengan
teman sebaya, dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru dan guru hendaknya
banyak memberikan rrangsanan kepada siswa agar mu berinteraksii dengan
lingkunganya dan secara aktif mencari dan menemukan berbagai hal dari
lingkungannya. Menurut teori pembelajaran sosial kognitif yang menekankan pada
peniruan bahwa dalam pengajaran di dalam kelas guru hendaknya merupakan tokoh
perilaku bagi siswa-siswanya. Proses kognitif siswa hendaknya mendapat perhatian dari
guru, kemudian hendaknya lingkungan memberikan dukungan bagi proses
pembelajaran, dan guru membantu siswa dalam mengembangkan perilaku
pembelajaran.
BAB VI ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS DALAM PROSES PEMBELAJARAN

DAN

PENGAJARAN
Perilaku belajar siswa, dalam psikologi pendidikan, belajar diartikan sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseeluruhan sebagi hasil penglaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Dalam hubungan dengan proses belajar ini, yang harus
dikenal betuloleh para pengajar adalah apa yang disebut dengan metakognisi dan
persepsi sosial-psikologis pelajar. Yang dimaksd dengan metakognisi adalah
pengetahuan seorang individu proses dan hasil belajar yang terjadi dalam dirinya serta
hal-hal yang terkait. Hal ini mengandung arti bahwa, agar proses belajar dapat
berlangsung secara efektif, maka pelajar seharusnya mampu mengenal proses dan hasil
yang terjadi dalam dirinya. Untuk itu para pengajar hendaknya mamppu mengenal dan
membantu siswa. Yang dimaksud dengan persepsi sosio-psikologis adalah sampai
seberapa jauh pelajar mempersepsi proses belajar yang berlangsung beserta situasisituasi yang berpengaruh.
Perilaku hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Para pengajar
sangat diharapkan mampu mengantisipasi aspek-aspek perubahan perilaku ini yang
dimulai dengan perencanaan kegiatan belajar-mengajar, dan mengembangkannya
setelah kegiatan belajar berakhir. Dengan perilaku belajar yang efektif disertai proses
mengajar yang tepat, maka proses belajar-mengajar diharapkan mampu menghasilkan
manusia-manusia yang mempunyai karakteristik sebagai: (1) pribadi yang mandiri, (2)
pelajar yang efektif, (3) pekerja yang produktif, (4) anggota masyarakat yang baik.
Untuk mewujudkan kualitas manusia seperti itu, maka ada empat kualitas belajar yang
harus dikembangkan dalam diri pada siswa, yiatu: (1) belajar untuk menjadi (learning to

do), (2) belajar untuk belajar (learning to learn), (3) belajar untuk berbuat (learning to
do), (4) belajar untuk hidup bersama (learning to live together)
Perilaku mengajar guru, guru dituntut harus mampu mewujudkan perilaku mengajar
secara tepat agar menjadi perilku belajar yang efektif dalam diri siwa. Guru juga di
tuntut untuk menciptakan situasi balajar-menajar yang kondusif. Guru tidak terbatas
sebagai pengajar dalam arti penyampai pengetahuan, akan tetapi lebih meningkat
sebagai perancang pengajaran, manajer pengajaran, pengevaluasi hasil belajar dan
sebagai
direktur
belajar.
Dalam mewujudkan perilaku mengajar secara tept, karakteristik pengajar yang
diharapkan adalah:
1. Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelaajaran yang
diajarkannya.
2. Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian ddan suasana hati
secara tepat serta membuat kontak dengan kelompok secara tepat.
3. Memiliki kesabaran, keakraban, dan sensivitas yang diperlukan untuk
menumbuhkan semangat belajar.
4. Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha
memberikan penjelasan kepada pesrta didik.
5. Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik isi maupun metode.
6. Memiliki sikap terbuka, luwes, dan eksperimental dam metode dan teknik.
Pengajar akan mengajar dengan baik apabila memiliki sikap dasar yang benar, sasaran
yang benar, informasi faktual yang diperlukan, memahami macam-macam metoda dan
teknik dan mengetahui
merencanakan tindak lanjut

bagaimana

memilihnya,

membantu

pelajar

dalam

Perwujudan perilaku guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar akan nampak
pada interaksi antar keduanya. Dalam interaksi ini terjadi proses saling mempengaruhi
sehingga terjadi perubahan perilaku pada diri pelajar dalam bentuk tercapainya hasil
belajar. Sekurang-kurangnya ada tiga hal dalam interaksi pelajar-pengajar yaitu proses
belaja, metode mengajar, dan pola-pola interaksi.
Model pembelajaran yang dipandang cukup komprehensif yang dikembangkan oleh
Ernest Chang dan Don Simpson, The circle of learning: individual and Group Process
menurut model ini, pembelajaran dapat berlangsung tidak hanya tanggung jawab
individual, akan tetapi dapat dalam bentuk kolaboratif melalui proses kehidupan
kelompok. Model ini mendasarkan atas paradigma hubungan antara aktivitas dan

orientasi. Dalam proses berlangsungnya pembelajaran ada dua dimensi yaitu dimensi
aktivitas pembelajaran dan dimensi orientasi proses. Hubungan dua dimensi itu
menghasilkan empat pola pembelajaran yaitu: (1) traditional lectures atau ceramah
tradisional, (2) self study atau belajar mandiri, (3) concurrent learning atau
pembelajaran bersama, (4) colaborative learning atau pembelajaran kolaboratif.
Komentar
/refleksi:
Dalam bab ini kita dapat mengenal dan menerapkan bebgai aspek psikologis dalam
keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada saat proses belajar-mengajar. Yang
ibicarakn aspek psikologis disini yaitu aspek perilaku individu yang terkit dengan proses
belajar-mengajar. Seperti kita ketahui dalam proses kegiatan ini melibatkan intraksi
individu antara pelajar dan pengajar aspek prilkunya berarti perilaku belajar siswa dan
perilaku
mengajar
guru.
Dalam mewujudkan proses mengajar yang efektif dan efisien maka perilaku belajar
siswa dan perilaku mengajar guru dapat di dinamiskan secara baik. Pengajar (guru)
hendaknya mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar mampu
mewujudkan perilaku belajar siswa melalui interaksi belajar-mengajar yang efektif
dalam situasi belajar-mengajar yang kondusif.
BAB VII ASPEK-ASPEK PERILAKU PEMBELAJARAN
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu
tujuan tertentu. Perilaku belajar terjadi dalam situasi interaksi belajar-mengajar dalam
mencapai tujuan dan hasil belajar. Dalam berbagai teori penelitian, ternyata terdapat
kaitan yng erat antara kepuasan yang dicapai dalam elajar denga unjuk kerja dan
motivasi. Kepuasan yang diperoleh siswa dari prosse belajar dapat menunjukkan unjuk
kerja yang dan dapat meningkatkan motivasi belajar. Unjuk kerja yang dicapai
seseorang dapat mendapatkan kepuasan dan kemudian dapat meningkatkan motivasi,
dalam kaitan ini hendaknya dapat ditimbulkan suasana belajar yang sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan kepuasan agar dapat menghasilkan unjuk kerja yang baik.
Faktor yang mempengaruhi kepuasan siswa dalam belajar yaitu imbalan hasil belajar,
rasa aman dalam belajar, kondisi belajar yang memadai, kesempatan untuk
memperluas
diri,
hubungan
pribadi.
Ada beberapa prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan yaitu prinsip kompetisi,
prinsip pemacu, prinsipganjaran dan hukuman, kejelasan dan kedekatan tujuan,
pemahaman hasil, peengembangan minat, lingkungan yang kondusif, keteladanan.
Pengamatan dan perhatian merupakan aspek tingkah laku yang mempunyai peranan
penting dalam proese pembelajaran. Keefektipan suatu pross peembelajaran akan
banyak

dipengaruhi

oleh

kulitas

pengamatan

dan

perhatian

yang

diberikan.

Pengamatan atau perception, merupakan salah satu bentuk perilaku kognitif, yaitu
suatu proses mengenal lingkungan dengan menggunakan alat indera. Prosses
pengmatn tejadi karena adanya rangsangan dari lingkungan yang diterima oleh individu
denan enggunaan alat indera. Rangsangan itu kemudian diteruskan ke pusat kesadaran
yaitu otak untuk kemudian diberika makna dan tafsiran. Dilihat dari proporsi
penggunaan alat indera ada beberapa gaya pengamatan yaitu: gaya pengamatan
visual, gaya auditif, gaya taktil, gaya kinestetik.
Perhatian dapat diartikan sebagai peningkatan aktivitas mental terhadap suatu
rangsangan tertentu. Perhatian dapat lebih memusatkan pengamatan individu kepada
suatu rangsangan, sehinnga pengamatan menjadi lebih efektif. Guru dapat membantu
siswa dalam memusatkan memelihara perhatan dalam proses pembelajaran dengan
hal-hal sebagai berikut:

Isyarat, memberikan isyarat-isyarat tertentu kepada siswa pada saat memulai

pelajaran atau pada saat pergantian aktivitas.


Gerakan, senantiasa bergerak dan berkeliling ke seluruh kelas selama

menyajikan pelajaran.
Variasi,menggunakan gaya variasi dalam gaya mengajar.
Minat, memberikan minat siswa sebelum dan selama proes pengajaran.

Pertanyaan, mengajukan pertanyaan selama proses pengajaran berlangsung,


mendorong siswa untuk memberikan jawaban denga kata-kata sendiri.

Suatu proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif apabila informasi yang
dipelajari dapat diingat dengan baik dan terhindar dari lupa. Mengingat adalah
merupakan proses menerima, menyimpan, dan mengeluarkan kembali inforrmasiinformasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat
kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran.
Yang

dimaksud

dengan

transfer

dalam

pembelajaran

ialah

pemindahan

hasil

pembelajaran dari suatu situasi kee situai lain. Transfer akan terjadi apabla terdapat
kesamaan
antara
pembelajaran
yang
satu
dengan
situasi
lainnya.
Dalam proses pembelajaran kebutuhan merupakan sumber timbulnya motivasi.
Kebutuhan (need) dapat diartikan sebagai suatu sitiasi kekurangan dalam diri inividu
dan menunutut pemuasan agar dapat berfungsi secara efektif. Kebutuhan merupakan
sumber timbulnya motivasi yang mendorong individu untuk berperilaku.
Komentar
/refleksi:
Dalam bab ini dibahas mengenai beberapa aspek psikologi yang tekait dengan proses
pembelajaran dan pengajaran.dengan memperhatikan konsep psikologis diharapkan

guru mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang seefektif mungkin . Aspek


yang dibahas yaitu:
1. Motivasi,dalam hubungannya para guru mempunyai tanggungjawab dan
kewajiban untuk memotivasi dalam belajar dan membantu agar mereka
terhindar dari kemungkinan frustasi.
2. Pengamatan

dan

perhatian,

dalam

aktivitas

di

sekolah

guru

harus

mengusahakan agar siswa dapat melakukan pengamatan yang efektif agar


memperoleh hasil pembelajaran yang sebaik-baiknya. Dalam mengajar
hendaknya memberikan kesempatann epada siswa untmlakukan pengamtan
yang baik.
3. Mengingat dan lupa, tugas guru adalah membantu siswwa dalam proses
pembelajaran agar bahan-bahan yang dipelajari siswa dapat diingat dnga
baikdan terhindar dari lupa.
4. Transer dalam belajar.
5. Kebutuhan individu.
BAB VIII PSIKOLOGI MENGAJAR
Pendidikan diwujudkan melalui proses pengajaran. Proses pengajaran yang efektif
terbentuk melalui pengajaran yang meliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
2. Interaksi edukatif antara guru dengan siswa
3. Suasana demokratis
4. Variasi metode mengajar
5. Guru profesional
6. Bahan yang sesuai dan bermanfaat
7. Lingkungan yang kondusif
8. Sarana belajar yang menunjang
Model mengajar dikelompokkan dalam empat rumpun yaitu
1. Rumpun model pemrosesan informasi, model ini berorientasi pada kecakapan
siswa dam memproses informasi. terdiri atas: model berpikir induktif, model
latihan inkuri, inkuri ilmiah, penemuan konsep, pertumbuhan kognitif, model
penata lanjutan dan memori.
2. Rumpun model-model personal, model ini berorientasi kepada individu dan
perkembangan keakuan (selfhood), terdiri atas; pengajaran non-direktif,
latihan kesadaran, sinektik, sistem-sistem konseptual dan pertemuan kelas.

3. Rumpun model interaksi sosial, model ini menekankan hubungan individu


dengan orang lain atau masyarakat, terdiri dari; penentuan kelompok, inkuiri
(penemuan sosial), metode laboratori, jurisprudensial, bermain peran, model
penata lanjutan, dan simulasi sosial.
4. Rumpun model behavior (perilaku), model ini menekankan pada aspek
perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati, terdiri
dari:

manajemen

kontingensi,

kontrol

diri,

relaksasi,

pengurangan

ketegangan, latihan asertif desensitasi, latihan langsung.


Komentar
/refleksi:
Dalam bab ini meliputi psikologi belajar yang di dalamnya terdapat proses pengajaran
yang efektif. Agar dapat terjadi proses pengajaran seperti itu maka guru harus mampu
menciptakan proses pengajaran dalam suasana pembelajaran yang baik. Selanjutnya
yaitu mengenal model-model mengajar, seperti kita ketahui bahwa mengajar
merupakan tugas utama seorang guru, dengan bahasan yang ada pada bab ini, dapat
diharapkan ketika menjadi seorang guru dapat mengenal model-model mengajar dan
memilihnya secara tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta keadaan
lingkungannya.
BAB IX PSIKOLOGI GURU
Peranan (role) guru artinya keseluruhan perilaku yang harus dilakukan guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai guru. Di dalam keluarga guru perperan sebagai
pendidik dalam keluarga atau family educator, sedangkan di masyarakat, guru berperan
sebagai pembina masyarakat (sosial developer), pendorong (social motivator), penemu
(sosial inovator) dan sebagai agen masyarakat (social agent).
Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi kinerja guru:
1. imbalan kerja
2. rasa aman dalam pekerjaan
3. kondisi kerja yang baik
4. kesempatan pengembangan diri
5. hubungan pribadi
Kompetensi guru adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus ada pada
seseorang agar dapat menunjukan perilakunya sebagai guru. Kompetensi guru meliputi
kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi intelektual
dan kompetensi spiritual. Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian,
tanggung jawab dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat.

Kepribadian merupakan keseluruhan perilaku dalam berbagai aspek yang secara


kualitatif akan membentuk keunikan atau kekhasan seseorang dalam interkasi dengan
lingkungan diberbagai situasi dan kondisi. Dalam lingkup pendidikan, penampilan guru
merupakan hal yang amat penting untuk mewujudkan kineja secara tapat dan efektif.
Dengan demikian sifat utama seorang guru adalah kemampuannya dalam mewujudkan
penampilan kualitas kepribadian dalam interaksi pendidikan yang sebaik-baiknya agar
kebutuhan dan tujuan tercapai secara efektif.
Komentar

/refleksi:

Dalam keseluruhan proses pendidikan, khususnya di sekolah guru memegang peranan


yang paling utama, perilaku guru dalam proses pendidikan akan memberikan pengaruh
bagi pembinaan siswa. Dalam psikologi guru pada bab ini merupakan kajian psikologis
terhadap berbagai aspek perilaku guru khasnya dalam proses pendidikan di sekolah.
===================
A. Judul : Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
B. Pengarang : Prof. DR. Mohamad Surya
C. Penerbit : Pustaka Bani Quraisy, Bandung
D. Tahun Terbit : 2004
E. Jumlah Halaman : 112
===================
Ditulis oleh : Gesty Sugesty
Kelas : II A. Program Studi Pendidikan Ekonomi-FKIP UNIKU.
(Kajian Kritis Buku Psikologi: Diajukan Dalam rangka Memenuhi Salah Tugas Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan. 2010

Anda mungkin juga menyukai