Anda di halaman 1dari 3

BARBER JHONSON (1)

Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang juga mengedepankan pelayanan sebaik-baiknya
kepada masyarakat. Rumah sakit dapat diibaratkan sebagai sebuah perusahaan. Untuk itu,
Rumah sakit juga memerlukan sebuah manajemen yang baik sehingga kegiatan pelayanan dapat
berjalan dengan baik. Dalam hal tersebut rumah sakit memerlukan beberapa indikator untuk
mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang dimiliki. Pada tulisanku kali ini kita
akan membahas mengenai Grafik Barber Johnson .
Grafik Barber Johnson merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan
rumah sakit. Grafik barber Johnson sendiri diperoleh dari hasil perhitungan beberapa data
statistic rumah sakit. Dan dalam hal ini, tentu saja medical recorder memegang peran penting.
Beberapa data statistic tersebut antara lain:
BOR berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh RS digunakan oleh masyarakat dan seberapa
jauh masyarakat menggunakan pelayanan rawat inap. BOR ini akan sangat penting dalam
pengambilan keputusan perencanaan rumah sakit.
BOR, AvLOS, TOI, dan BTO merupakan indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi
pengelolaan RS. Selain itu merupakan dasar dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan
sebab ketidakefisiensian untuk perbaikan selajutnya. Untuk menilai efisiensi dibutuhkan keempat
data tersebut, atau dengan kata lain bukan hanya salah satu data yang digunakan untuk menilai
efisiensi.
Rumus BOR, AvLOS, TOI, dan BTO ada di Bagian kedua 2
Function of Barber Johnson chart antara lain:
Untuk perbandingan efisiensi dalam kurun waktu tertentuMemonitor terhadap standar/target
yang telah ditentukan
Perbandingan efisiensi antar ruang
Mengecek kesesuaian laporan
Grafik BOR makin dekat dengan sumbu Y maka BOR semakin tinggi
Grafik BTO mendekati titik sumbu maka pasien keluar makin tinggi
Apabila TOI tetap, AvLOS berkurang, BOR akan turun
Batasan nilai efisien
BOR 75%-85%
TOI 1-3 hari
AvLOS 3-12 hari
BTO >30

Apabila titik temu antara BOR, AvLOS, TOI dan BTO berada di luar daerah efisiensi maka
system kurang efisien.
Untuk kesempatan kali ini, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai bagaimana
menggambarkan daerah batas-batas efisiensi pada diagram kartesius secara manual dan konsepsi
perhitunganya. Berikut ini penjelasannya.
Pembuatan Garis BOR 75% dilakukan dengan mencari angka Avlos dan TOI nya. Pencarian
dilakukan dengan persamaan-persamaan berikut:
Kita Umpamakan
A adalah TT tersedia
O adalah Rata TT terisi dan
D adalah jumlah pasien keluar
TOI = T
AvLOS = L
BOR 75% maka rata-rata penggunaan tempat tidur (TT) adalah sebesar
= 75/100 = 3/4 A
Sehingga L= (O x 365/D)
L= 3/4 A x (365/D)
Sedangkan
T=(A O) x (365 /D)
T =(A-(3/4)A) x (365/D)
T = A x (365/D)
Dari hal ini perlu kita ingat bahwa L=T, sehingga
L:T = A x (365/D) : A x (365/D)
L:T = :
L:T = 3:1
Sehingga angka L adalah 3 dan T adalah 1. Angka ini dimasukkan dalam diagram kartesius
dimana x adalah L atau sebesar 1 sedangkan y adalah T atau sebesar 3. Titik tersebut dapat

ditarik garis lurus dari titik potong sumbu x dan y ke tak terhingga yang merupakan Garis BOR
75%
Perpotongan antara BOR 75% dengan batas-batas TOI ( 1hingga 3 hari) dan AvLOS (1 hingga
12 hari) membentuk daerah efisiensi (efficiency area) diatas. Daerah efisiensi tersebut
merupakan pedoman untuk melihat efisensi pengelolaan RS nantinya.
Apabila titik perpotongan antara BOR dan BTO berada diluar area tersebut maka dikatakan
kurang efisien.

Anda mungkin juga menyukai