Anda di halaman 1dari 14

Bali

Bintang persegi lima melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.


Candi Pahlawan Margarana melambangkan Jiwa Kepahlawanan rakyat Bali.
Candi Bentai melambangkan keagungan.
Rantai melambangkan Persatuan.
Kipas melambangkan Kebudayaan Bali.
Bunga Teratai melambangkan Singgasana Cina.
Padi Kapas melambangkan kemakmuran.

Bangka Belitung
Perisai Bersudut Lima, melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Kepulauan Bangka Belitung, melambangkan wilayah, masyarakat, sistem
pemerintah, kebudayaan dan sumberdaya alam Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Lingkaran Bulat Simetrikal, melambangkan kesatuan dan persatuan Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung dalam menghadapi segala tantangan di tengah tengah peradaban dunia yang semakin terbuka.
Butir Padi berjumlah 27 buah melambangkan nomor dari Undang-undang
pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu UU No.27 Tahun
2000,dan Buah Lada, berjumlah 31 buah melambangkan Kepulauan Bangka Belitung
merupakan Propinsi ke 31 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Padi dan buah lada
juga melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran.
Balok Timah, melambangkan kekayaan alam (hasil bumi pokok) berupa timah yang dalam
sejarah secara social ekonomis telah menopang kehidupan masyarakat Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung selama lebih dari 300 tahun. (diketemukan dan dikelola sejak tahun 1710
Mary Schommers dalam Bangka Tin)
Biru Tua dan Biru Muda (Dalam Perisai dan Lingkaran Hitam), melambangkan bahari dunia
kelautan dari yang dangkal sampai yang terdalam. Menyiratkan lautan dengan segala
kekayaan alam yang ada di atasnya, di dalam dan di dasar lautan yang dapat dimanfaatkan
untuk sebesar - besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
Putih (Tulisan), melambangkan keteguhan dan perdamaian.
Kuning ( Padi dan Semboyan), melambangkan ketentraman dan kekuatan.
Hijau (Pulau dan Lada), melambangkan kesuburan.
Hitam (Outline Lingkaran), melambangkan ketegasan.
Serumpun Sebalai, menunjukan bahwa kekayaan alam dan plularisme masyarakat Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung tetap merupakan kelurga besar komunitas (serumpun) yang
memiliki perjuangan yang sama untuk menciptakan kesejahteraan , kemakmuran, keadilan
dan perdamaian.
Untuk mewujudkan perjuangan tersebut, dengan budaya masyarakat melayu berkumpul,
bermusyawarah, mufakat, berkerjasama dan bersyukur bersama-sama dalam semangat
kekeluargaan (sebalai) merupakan wahana yang paling kuat untuk dilestarikan dan
dikembangkan. Nilai- nilai universal budaya ini juga dimiliki oleh beragam etnis yang hidup
di Bumi Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dengan demikian, Serumpun Sebalai mencerminkan sebuah eksistensi masyarakat Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung dengan kesadaran dan citacitanya untuk tetap menjadi

keluarga besar yang dalam perjuangan dan proses kehidupannya senantiasa


mengutamakan dialog secara kekeluargaan, musyawarah dan mufakat serta berkerja sama
dan senantiasa mensyukuri nikmat Tuhan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Serumpun Sebalai, merupakan semboyan penegakan demokrasi melalui musyawarah dan
mufakat.

Banten
Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat yang agamais.
Bintang bersudut lima, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menara Mesjid Agung Banten, melambangkan semangat tinggi, yang berpedoman pada
petunjuk Allah SWT.
Gapura Kaibon, melambangkan Daerah Propinsi Banten sebagai pintu
gerbang peradaban dunia, perekonomian dan lalu lintas internasional menuju
era globalisasi.
Padi berwarna kuning berjumlah 17 dan kapas berwarna putih berjumlah 8
tangkai, 4 kelopak berwana coklat, 5 kuntum bunga melambangkan Propinsi
Banten merupakan daerah agraris, cukup sandang pangan. 17-8-45
menunjukkan Proklamasi Republik Indonesia.
Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan alam dan menunjukkan
dataran rendah serta pegunungan.
Badak bercula satu, melambangkan masyarakat yang pantang menyerah dalam
menegakkan kebenaran dan dilindungi oleh hukum.
Laut berwarna biru, dengan gelombang putih berjumlah 17 melambangkan daerah maritim,
kaya dengan potensi lautnya.
Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10, menunjukkan orientasi semangat kerja
pembangunan dan sektor industri.
Dua garis marka berwarna putih, menunjukkan landasan pacu Bandara Soekarno Hatta.
Lampu bulatan kuning, melambangkan pemacu semangat mencapai cita-cita.
Pita berwarna kuning, melambangkan ikatan persatuan dan kesatuan masyarakat Banten.

Bengkulu
Buah padi bercelah 17 (tujuh belas) butir melambangkan tanggal 17. Disebelah kanan
terdapat setangkai bunga kopi berwarna putih dan buah kopi berwarna
hijau, bunga kopi berwarna putih dan buah kopi berjumlah 8 (delapan)
melambangkan bulan Agustus.
Tulang daun kopi bagian atas berjumlah 4 (empat) garis. bagian bawah
berjumlah 5 (lima) garis melambangkan tahun 1945,
arti keseluruhannya HARI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
( 17 - 8 - 1945 ).
Garis gelombang 18 (delapan batas) melambangkan tanggal 18,
Daun kopi berjumlah 11 (sebelas) helai melambangkan bulan November,
Bunga kopi setiap tangkai berjumlah 6 (enam) dan buah kopi setiap tangkai berjumlah 8
(delapan).

Arti keseluruhannya adalah hari kelahiran Provinsi Bengkulu (18 November 1968).
Buah Padi dan Kopi mencerminkan hasil utama di bidang pertanian dan perkebunan.
Bunga raflesia Arnoldi sebagai suatu keistimewaan alam dearah Provinsi Bengkulu.
Bingkai berwarna emas yang mengitari Lambang melukiskan salah satu sumber mineral di
daerah Provinsi Bengkulu.
Cerana melukiskan kebudayaan rakyat.
Rudus 2 (dua) buah melambangkan kepahlawanan.
Bintang besar dipertemuan ujung padi dan kopi melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

DI Yogyakarta

17 bunga kapas, 8 daun kapas dan 45 butir padi, adalah lambang Proklamasi Kemerdekaan
Republik IndonesiaBulatan (golong) dan tugu berbentuk silinder (giling),
adalah lambang tata kehidupan gotong royong.
Nilai-nilai keagamaan, pendidikan dan kebudayaan, digambarkan dengan
bintang emas bersegi lima dan sekuntum bunga melati di puncak tugu.
Bunga melati dan tugu yang mencapai bintang menggambarkan rasa sosial
dengan pendidikan dan kebudayaan luhur serta ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Bunga melati yang sering digunakan dalam upacara sakral
mengandung nilai seni, budaya dan religius.
Warna-warna merah putih yang dominan, serta tugu yang tegak, adalah lambang
semangat perjuangan dan kepahlawanan tatanan mirong pada hiasan saka guru sebagai
hiasan spesifik Yogyakarta, adalah lambang semangat membangun.
Sejarah terbentuknya Daerah Istimewa Jogjakarta dilukiskan dengan sayap mengembang
berbulu 9 helai di bagian luar dan 8 helai di bagian dalam, menggambarkan peranan Sri
sultan Hangmengkubuwono IX dan Sri Paku alam VIII, yang pada tanggal 5 September
1945 mengeluarkan amanatnya untuk menggabungkan daerah Kasultanan Jogjakarta dan
Kadipaten Pakualaman menjadi Daerah Istimewa Jogjakarta.
Warna hijau tua dan hijau muda, adalah lambang keadaan alam Daerah Istimewa Jogjakarta
dilukiskan dengan karena ada bagian ngarai yang subur dan ada daerah perbukitan yang
kering.
Candrasengkala / Suryasengkala terbaca dalam huruf jawa adalah lambang rasa Suka
Ngesthi Praja, Yogyakarta Trus Mandhiri, yang artinya dengan berjuang penuh rasa
optimisme membangun Daerah Istimewa Jogjakarta untuk tegak selama-lamanya: rasa (6)
suka (7) ngesthi (8) praja (1) tahun jawa 1876, Jogja (5) karta (4) trus (9) mandhiri (1)
tahun masehi 1945, yaitu tahun de facto berdirinya Daerah Istimewa Jogjakarta.
Tugu yang dilingkari dengan padi dan kapas, adalah lambang persatuan, adil dan makmur.
Ukiran, sungging dan prada yang indah, adalah lambang nilai-nilai peradaban yang luhur
digambarkan secara menyeluruh berwujud.

DKI Jakarta

Pintu Gerbang, adalah lambang Kekhususan Jakarta sebagai pintu keluar


masuk kegiatan-kegiatan nasional dan hubungan internasional.
Tugu Nasional, adalah lambang Kemegahan, Daya Juang dan Cipta.
Padi dan Kapas, adalah lambang Kemakmuran.
Ombak Laut, adalah lambang Kota, Negeri Kepulauan.
Sloka "Jaya Raya", adalah Slogan Perjuangan Jakarta.
Perisai Segilima, adalah melambangkan Pancasila.
Warna Emas pada pinggir Perisai, adalah lambang Kemuliaan Pancasila.
Warna Merah pada Sloka, adalah lambang Kepahlawanan.
Warna Putih pada Pintu Gerbang, adalah lambang Kesucian.
Warna Kuning pada Padi, Hijau, Putih dan Kapas, adalah lambang Kemakmuran dan
Keadilan.
Warna Biru, adalah lambang angkasa bebas dan luas.
Warna Putih, adalah lambang alam laut yang kasih.

Gorontalo

Jambi

Keris,

Lambang Daerah Tingkat I Provinsi Jambi, berbentuk Bidang


Dasar Segi Lima, menggambarkan lambang Jiwa dan semangat
Pancasila.
Masjid, melambangkan Ketuhanan dan Keagamaan;
melambangkan kepahlawanan dan Kejuangan;

Gong,

melambangkan jiwa musyawarah dan Demokrasi.

Jawa Barat
Gemah Ripah Repeh Rapih, merupakan pepatah lama Sunda yang bermaksud menyatakan
bahwa Jawa Barat adalah daerah yang kaya raya yang didiami oleh banyak penduduk yang
rukun dan damai.

Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk perisai yang
banyak dipakai oleh para laskar kerajaan zaman dahulu.
Kujang merupakan alat serba guna yang dikenal pada hampir setiap rumah
tangga Sunda dan apabila perlu dapat juga digunakan sebagai alat penjaga
diri dan lima lubang pada kujang tersebut melambangkan lima sila pada
dasar negara Pancasila.
Padi merupakan bahan makanan pokok masyarakat Jawa Barat sekaligus juga
melambangkan pangan dan jumlah padi 17 menggambarkan hari tanggal 17
dari bulan Proklamasi.
Kapas melambangkan sandang dan jumlah kapas 8 buah menyatakan bulan ke-8 dari tahun
Proklamasi.
Gunung, adalah lambang yang menunjukan bagian terbesar dari Jawa Barat berupa daerah
pegunungan.
Sungai dan Terusan melambangkan sungai, terusan dan saluran air yang banyak terdapat
di Jawa Barat; Sawah dan Perkebunan; menyatakan luasnya lahan persawahan dan
perkebunan (dibagian selatan dan tengah) di Jawa Barat.
Dam, Saluran Air dan Bendungan kegiatan dibidang irigasi merupakan salah satu perhatian
pokok mengingat Jawa Barat merupakan daerah agraris.

Jawa Tengah
Bentuk Kundi Amarta yang berbentuk dasar segi lima melambangkan dasar
falsafah Negara yakni Pancasila.
Laut bergelombang melambangkan kehidupan masyarakat di Jawa Tengah.
Candi Borobudur melambangkan Daya Cipta yang besar Tradisi yang baik dan
Nilai-nilai Kebudayaan yang khas dari Rakyat Jawa Tengah.
Gunung Kembar mempunyai arti idiil bersatunya rakyat dan
Daerah.

Pemerintah

Perpaduan antara Laut dan Gunung Kembar dengan latar belakangnya yang
hijau menggambarkan keadaan alamiah Daerah Jawa Tengah dengan bermacam-macam
kekayaan alamnya sebagai kehidupan dan penghidupan Rakyat Jawa Tengah.
Bambu Runcing melambangkan Kepahlawanan dan Keksatriaan Rakyat Jawa Tengah.
Bintang bersudut Lima
berwarna kuning emas yang disebut juga "Nur Cahaya"
melambangkan kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa dari Rakyat Jawa Tengah.
Padi dan Kapas melambangkan Kemakmuran Rakyat JawaTengah.
Umbul-umbul Merah Putih melambangkan Daerah Jawa Tengah sebagai bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Perpaduan antara Bintang, Padi dan Kapas melambangkan hari depan Rakyat Jawa Tengah
menuju ke Masyarakat Adil dan Makmur yang diridloi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Perpaduan antara Bulir Padi yang berbiji 17, Bambu Runcing yang beruas 8 serta Ranting
Kapas yang berdaun 4 dan berbuah 5 merupakan rangkaian angka-angka yang
mewujudkan saat yang bersejarah serta keramat "17 Agustus 1945" yang wajib kita
agungkan.

Jawa Timur
Daun lambang bentuk perisai, adalah lambang keamanan dan ketentraman serta kejujuran
melambangkan dasar dan keinginan hidup rakyat Jawa Timur yang merupakan daerah yang
termasuk aman.

Bintang dengan warna kuning emas, adalah lambang Ke Tuhanan Yang Maha
Esa, bersudut lima dan bersinar lima adalah melambangkan Pancasila
merupakan dasar dan falsafah Negara yang senantiasa dijunjung tinggi dan
selalu menyinari jiwa rakyatnya (dalam hal ini rakyat Jawa Timur) khususnya
jiwa Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Tugu Pahlawan, adalah lambang kepahlawanan, untuk melukiskan sifat dan
semangat kepahlawanan rakyat Jawa Timur (khususnya Surabaya). Dalam
mempertahankan kedaulatan dan wilayah tanah airnya.
Gunung berapi yang selalu mengepulkan asap, adalah lambang keteguhan dan kejayaan
tekad Jawa Timur dengan semangat dinamis, revolusioner pantang mundur dalam
menyelesaikan revolusi menuju cita-cita rakyat adil dan makmur, selain itu juga
menggambarkan bahwa wilayah Jawa Timur mempunyai banyak gunung-gunung berapi.
Pintu gerbang (dari Candi) dengan warna abu-abu, adalah lambang cita-cita perjuangan
serta keagungan khususnya Jawa Timur di masa silam yang masih nampak dan sebagai
lambang batas perjuangan masa lampau dengan masa sekarang, yang semangatnya tetap
berada di tiap-tiap patriot Indonesia yang berada di Jawa Timur.
Sawah dan ladang, yang dilukiskan pada bagian-bagian dengan warna kuning dan hijau,
adalah lambang kemakmuran yaitu bahwa Jawa Timur memiliki sawah dan Iadang yang
merupakan sumber dan alat untuk mencapai kemakmuran.
Padi dan kapas, adalah lambang sandang pangan, yang menjadi kebutuhan pokok rakyat
sehari-hari, gambar padi berbutir 17 buah, sedangkan kapas tergambar 8 buah,
melambangkan saat-saat keramat bagi bangsa Indonesia yaitu tanggal 17 - 8 - 1945.
Sungai yang bergelombang, menunjukkan bahwa Jawa Timur mempunyai banyak sungai
yang mengalir untuk mengairi sawah dan sumber kemakmuran yang lainnya di Jawa Timur.
Roda dan rantai, melukiskan situasi Jawa Timur pada masa sekarang yang sudah mulai
pesat pembangunan pabrik-pabrik dan lain-lain dalam rangka pembangunan Jawa Timur di
bidang industri, dan melambangkan pula tekad yang tak kunjung padam serta rasa ikatan
persahabatan yang biasa ditunjukkan oleh rakyat Jawa Timur kepada pendatang dan
peninjau dari manapun.
Pita berisikan tulisan Jawa Timur, menunjukkan lambang daerah Propinsi Jawa Timur.
Pita dasar dengan warna putih berisi tulisan JER BASUKI MAWA BEYA, menunjukkan motto
Jawa Timur yang mengandung makna bahwa untuk mencapai suatu kebahagiaan
diperlukan pengorbanan.

Kalimantan Barat
Bersudut lima berarti Pancasila, dimaksudkan Kalimantan Barat adalah bagian dari wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila.
Warna dasar hijau muda adalah lambang kesuburan.
Perisai, Mandau dan Keris adalah lambang pusaka dan kebudayaan warisan
leluhur masyarakat Kalimantan Barat.
Padi dan Kapas bersimpul pita dengan sudut empat adalah lambang
kemakmuran yang dijiwai oleh semangat catur karsa (em pat kehendak)
yaitu : kesungguhan, kejujuran, gotong-royong dan kekeluargaan.
Jumlah unsur kapas (17), nyala api (8), padi (45) adalah lambang lahirnya
Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
Garis melintang ditengah-tengah adalah lambang bentangan Khatulistiwa tepat pada garis
Equator.
Kobaran api dalam tungku adalah lambang semangat perjuangan yang tak kunjung padam.

Tulisan AKCAYA adalah lambang Tak Kunjung Binasa atau dengan keuletan yang pantang
menyerah.

Kalimantan Selatan
Parisai (Perisai), adalah alat penangkis dan bertahan yang melambangkan
kewaspadaan mempertahankan diri dari konsekwen.
Warna merah, adalah lambang keberanian dan kepahlawanan yang gagah
perkasa, menegakkan kebenaran perjuangan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam menuju "masyarakat adil dan makmur' yang diridhoi
Allah".
Warna Kuning, adalah lambang kesuburan dan harapan bagi Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan dihari yang akan datang.
Didalam Perisai terdapat lukisan-Iukisan :
Bintang berwarna Kuning Emas, adalah lambang Ketuhan Yang Maha Esa dan perlambang
keyakinan bahwa Tuhan mengetahui segala-galanya tanpa ada yang tersembunyi bagi-Nya.
Rumah berbentuk bangunan spesifik Kalimantan Selatan asli, adalah lambang Suatu unsur
kebudayaan yang depat dlbanggakan.
Warna Hitam, adalah lambang bahwa penduduk Kalimantan Selatan mempunyai kebulatan
tekad dan keunggulan kearah pelaksanaan Pembangun Nasional.
Intan, adalah lambang penghasilan Daerah Kalimantan Selatan yang sudah terkenal karena
mempunyai mutu dan nilai yang sangat tinggi, yang merupakan pula sumber mata
pencaharian penduduk Kalimantan Selatan.
Warna Putih berkilap memancar, adalah lambang bahwa penduduk Kalimantan Selatan
kalau dipimpin dengan sungguh-sungguh akan sanggup mencapai kecerdasan dan
kemajuan serta sanggup pula melaksanakan segala pembangunan menuju pada kemuliaan
dan keagungan Bangsa Indonesia.
Buah Padi dan Batang Karet, adalah lambang penghasilan dan sumber kehidupan bagi
terbesar penduduk Kalimantan Selatan.
Buah Padi sebanyak 17 buah, Intan dengan 8 (delapan) pancaran dan Batang Karet
sebanyak 1 pohon dengan bergaris 9 yang tersusun 4 disebelah kiri, 5 disebelah kanan.
Merupakan susunan angka 17 8 1945 yaitu hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tulisan berupa "WAJA SAMPAI KAPUTING adalah lambang bahwa penduduk Kalimantan
Selatan telah tekun dalam bekerja melaksanakan segala Sesuatu dengan penuh rasa
kesanggupan dan konsekwen tanpa berhenti ditengah Jalan.

Kalimantan Tengah
Belanga (Guci), adalah lambang barang pusaka yang bernilai tinggi, yang melambangkan
potensi kekayaan alam Kalimantan Tengah.

Tali Tengang (Tali yang terbuat dari kulit kayu), adalah lambang kekokohan
dan kekompakan yang tidak mudah di cerai beraikan.
Kapas dan Parei (Kapas dan Padi), adalah lambang bahan sandang pangan
yang melambangkan kemakmuran bangsa Indonesia pada umumnya dan
rakyat Kalimantan Tengah pada khususnya.
Bintang Lapak Lime ( Bintang Segi Lima), adalah lambang Pancasila sebagai
Dasar Negara Republik Indonesia.
Kambang Kapas (Bunga Kapas) 17 buah, Dawen (daun) 8 lembar dan Bua Parei (Buah Padi)
45 butir adalah lambang Hari Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Burung Tingang (Burung Enggang), adalah lambang pertanda kemakmuran dan
kedinamisan serta tekat rakyat Kalimantan Tengah untuk ikut serta secara aktif
pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.
Mandau dan sipet (Parang dan Sumpit) adalah pasangan senjata yang di buat oleh nenek
moyang Suku Dayak Kalimantan Tengah yang digunakan untuk bekerja, berburu dan
menghadapi serangan musuh.
Garantung (gong) adalah lambang bahwa masyarakat Kalimantan Tengah menjunjung
tinggi kesenian, kebudayaan, berpandangan optimis dalam menghadapi berbagai tugas
dalam suasana gotong royong sebagai lambang persatuan dan kesatuan.

Kalimantan Tengah
Lambang Perisai bersudut lima adalah lambang alat pelindung dalam
mencapai cita-cita revolusi 17 Agustus 1945.
Bintang bersudut lima adalah lambang Pancasila sebagai dasar falsafah
Negara Republik Indonesia.
Tulisan Kalimantan Timur adalah Provinsi Kalimantan Timur.
Telabang, mandau dan sumpitan adalah lambang kesiapsiagaan dan
kemampuan.
Lingkaran dengan untaian minyak dan damar adalah lambang kekayaan
alam.
Lilitan rotan yang tak terputus-putus sebanyak 24 lilitan adalah lambang
kesatuan dan kesatuan serta saat terbentuknyaProvinsi Kalimantan Timur tanggal 1
Januari 1957 (1+1+1+9+5+7).
Jumlah delapan untaian minyak, delapan untaian damar, dan satu tetesan akhir adalah
tanggal proklamasi kemerdekaan. (8+8+1=17).
Untaian minyak dan damar masing-masing delapan tetesan adalah lambang bulan
proklamasi kemerdekaan.
4 titik terukir diujung mandau dan 5 lilitan pada ujung sumpitan adalah lambang tahun
proklamasi kemerdekaan.
Tulisan "ruhui rahayu" di atas guci berarti cita-cita dan tujuan rakyat kalimantan timur
dalam mencapai masyarakat bahagia, adil dan makmur, aman tentram yang di ridhoi oleh
Allah SWT.

Kepulauan Riau

Lampung
Bentuk Perisai dengan Pita menjurai menjurai bertuliskan Sang Bumi Ruma, serta Akasara
Lampung, gambar Daun dan buah Lada, Payung dan Gong.
Perisai persegi lima Kesanggupan mempertahankan cita dan membina pembangunan
rumah tangga yang didiami oleh unsur golongan masyarakat untuk mencapai
masyarakat makmur, adil berdasarkan Pancasila.
Pita Sang Bumi Ruwa Jurai Sang Bumi = Rumah Tangga Agung yang berbilikbilik. Ruwa Jurai = dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah
Provinsi Lampung.
Aksara Lampung berbunyi : LAMPUNG
Daun Lada 17 lembar, melambangkan tanggal 17, buah lada 8 biji
melambangkan bulan Agustus,
Setangkai padi berjumlah 45, melambangkan tahun 1945. Dengan demikin daun lada, buah
lada dan setangkai padi melambangkan hari kemerdekaan pada tanggal 17-8-1945.
Biji Lada 64, melambangkan terbentuknya Provinsi Lampung tahun 1964.
Laduk, melambangkan Golok rakyat serba guna.
Payam, melambangkan Tumbak pusaka tradisional.
Gong, melambangkan alat seni budaya, sebagai pemberitahuan dimulainya karya besar
dan sebagai alat menghimpun masyarakat untuk bermusyawarah.
Siger, melambangkan mahkota keagungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat.
Payung, Jari payung 17, bagian ruas tepi 8 garis batas, ruas 19 dan rumbay payung 45,
melambangkan Negara RI diproklamasikan tanggal 17-08-1945. Kemudian payung jurai
yang melambangkan Provinsi Lampung tempat semua jurai berlindung. Tiang dan bulatan
puncak payung melambangkan satu cita membangun bangsa dan Negara RI dengan ridho
Tuhan Yang Maha Esa.
Warna.
Hijau melambangkan dataran tingggi yang subur untuk tanaman musim.
Coklat melambangkan Dataran rendah yang subur untuk sawah dan ladang.
Biru melambangkan Kekayaan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan
kehidupan para nelayan.
Putih melambangkan Kesucian dan keikhlasan hati masyarakat.
Kuning tua, muda, emas melambangkan Keagungan dan kejayaan serta kebesaran cita dan
masyarakat untuk membangun daerah dan negaranya.

Maluku
Sagu, Padi, Cengkeh dan Kelapa, adalah lambang kehidupan.
Mutiara, adalah lambang Kekayaan alam.
Tombak, adalah lambang Ksatria.
Gunung, adalah lambang Keperkasaan dan kekayaan alam yang melimpah.
Motto Siwa Lima (Milik bersama), adalah Atas Dasar Siwa Lima, memupuk
persatuan dan kesatuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Maluku Utara

Nanggroe Aceh Darussalam


Kupiah (Peci) Aceh berbentuk segi 5 (lima), adalah melambangkan Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam yang bermakna Falsafah hidup Rakyat dan
Pemerintah Daerah yang disebut PANCACITA yang terdiri dari lima unsur.
Dacing : melambangkan Keadilan.
Rencong : melambangkan Kepahlawanan.
Padi, Kapas, dan Cerobong Pabrik : melambangkan Kemakmuran.
Kubah Masjid, Kitab dan Kalam : melambangkan Keagamaan dan Ilmu Pengetahuan.

Nusa Tenggara Barat


Perisai, sebagai bentuk luar atau latar belakangnya, melambangkan
kebudayaan/ kesenian Rakyat Propinsi Nusa Tenggara Barat dan juga
melambangkan jiwa kepahlawanannya.
Tulisan berbunyi Nusa Tenggara, ialah nama daerah yang berpemerintahan
sendiri yang terdiri dari Pulau Lombok dan Sumbawa.
Rantai, yang terdiri dari 4 berbentuk bundar dan yang 5 berbentuk segi
empat : melambangkan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945.
Butiran padi sebanyak 58 butir, daun Kapas 17 dan Bunga Kapas 12 kuntum, yang
kesemuanya adalah melambangkan kelahiran Provinsi Nusa Tenggara Barat tanggal 17
Desember 1958.
Bintang Lima, melambangkan 5 sila dari pada Pancasila.
Gunung yang berasap, menunjukkan Gunung Rinjani, Gunung Berapi yang tertinggi di
Pulau Lombok.
Menjangan, menunjukkan binatang yang banyak sekali terdapat di Pulau Sumbawa.
Kubah, melambangkan penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat yang taat dan patuh
melaksanakan perintah-perintah agamanya.

Nusa Tenggara Timur


Bintang, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Komodo, melambangkan kekayaan alam khas NTT.
Padi dan Kapas, melambangkan kemakmuran.
Tombak, melambangkan keagungan dan kejayaan.
Pohon Beringin, melambangkan persatuan dan kesatuan.

Tahun 1958, melambangkan Kelahiran Provinsi NTT.

Papua
Bingkai bersudut lima, adalah lambang Persatuan Daerah Papua.
Tulisan Papua, adalah lambang Nama Kebesaran Provinsi.
Tiga Buah Gunung warna Hijau, adalah lambang kesuburuan dan kekayaan
darat Papua.
Tiga Buah Puncak Salju Putih, adalah lambang ciri khas pegunungan Papua.
Tujuh belas butir padi, adalah lambang tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI.
Delapan buah Kapas, adalah lambang bulan Proklamasi Kemerdekaan.
Lima buah yang diikat dengan sehelai pita berbentuk nomor 4, adalah lambang tahun
Proklamasi 1945.
Tumpukan Batu yang diatur memanjang dibawah tiga tuguh, adalah lambang rentetan
perjuangan yang suci dan mulia.
Tiga Tuguh warna Putih sebelah kiri dan warna Hitam sebelah kanan, adalah lambang tiga
momentum perjuangan.
Warna dasar Kuning Keemasan, adalah lambang Kejayaan hasil kekayaan Tambang bumi
Papua.

Papua Barat
Riau
Mata Rantai tak terputus yang berjumlah 45, adalah lambang persatuan
bangsa dan diproklamirkan pada tahun 1945, yaitu tahun Proklamasi
Republik Indonesia.
Padi dan Kapas adalah lambang kemakmuran (sandang pangan), padi 17
butir dan 8 Bunga Kapas merupakan tanggal Proklamasi 17 bulan 8
(Agustus).
Lancang Kuning mengandung, adalah lambang kebesaran Rakyat Riau,
sedang sogok Lancang berkepala ikan melambangkan bahwa Riau banyak
menghasilkan Ikan dan mempunyai sumber-sumber penghidupan dari laut.
Gelombang lima lapis melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara, Republik Indonesia.
Keris berhulu Kepala Burung Serindit, adalah lambang Kepahlawanan Rakyat Riau
berdasarkan pada kebijaksanaan dan kebenaran.

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan
Padi Kapas,

Lambang kemakmuran

Benteng Somba Opu, Lambang keteguhan dalam mempertahankan prinsip.


Perahu Pinisi, Lambang jiwa kelautan
Badik terhunus, Lambang kepahlawanan
Gunung, Desa dan Sawah, Lambang keharmonisan dalam kemakmuran

Sulawesi Tengah
Bentuk jantung, melambangkan hati nurani rakyat Sulawesi Tengah.

Gambar pohon kelapa, melambangkan modal utama daerah dan kesediaan


mengorbankan segala-galanya untuk cita-cita.

Bintang segi lima, melambangkan dijiwai oleh Pancasila sebagai dasar negara RI.

Daun kelapa lima helai dan buah kelapa lima buah, melambangkan mencapai cita-cita
Negara Kebangsaan yang adil dan makmur di Ridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Garis gelombang dan buah masing-masing enam dan empat gelur gelombang
memberikan pengertian akan sifat maritim sebagai modal besar pula yang
mendatangkan kemakmuran.
Padi dan daun kapas, melambangkan kemakmuran.
Angka 13 pada jumlah kapas, 4 pada gerigi kelopak kapas, 19 dan 6 dan 4 pada
jumlah buah pada dan gelur gelombang, memberikan pengertian tanggal 13
Bulan April 1964. yaitu tanggal, bulan dan tahun terbentuknya Daerah Tingkat I
Sulawesi Tengah.

Sulawesi Tenggara
Padi Kapas melambangkan kemakmuran.
Mata Rantai melambangkan kesatuan dan persatuan.
Kepala Anoa melambangkan kekayaan alam dan kebanggaan
daerah.
Perisai Segi Lima melambangkan Pancasila.

Sulawesi Utara

Sebelah kanan terdapat buah pala terbuka, berjumlah 8 (delapan) buah, kulitnya berwarna
kuning, biji pala berwarna merah, dirangkaikan dengan buah cengkih 17 (tujuh betas) buah
yang warnanya merupakan perpaduan Warna hijau kemuning dan warna hijau kecoklatcoklatan.

Angka-angka pada cengkeh 17 (tujuh betas) buah, pala 8 (delapan) buah,


dan padi 45 (empat puluh lima) butir adalah simbol yang menunjukkan "Hari
Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia" yaitu 17-8-1945.
Ditengah-tengah lingkaran buah padi, cengkeh dan pala terdapat 23 (dua
puluh tiga) untaian biji jagung yang berbentuk bulatan, terdapat 1 (satu)
pohon kelapa berdaun 9 (sembilan) mempunyai akar 6 (enam) dan di bawah
pohon kelapa terdapat 4 (empat) buah bibit kelapa melambangkan
berdirinya Provinsi Sulawesi Utara tanggal 23 September 1964.
Pohon kelapa, padi, pala, jagung dan cengkeh menggambarkan keseluruhan kekayaan
utama yang menjadi sumber hidup rakyat di daerah ini.
Dibagian bawah dari pohon kelapa terdapat pita putih berbaris merah dengan Warna hitam
(warna bayangan) bertuliskan "Sulawesi Utara" dengan Warna merah.
Sumatera Barat
Rumah Gadang, adalah lambang semangat demokrasi.
Atap Masjid, adalah lambang tumbuh kuatnya agama Islam di Sumatera
Barat.
Bintang, adalah lambang Ketuhanan Yang Maha Esa.
Riak Gelombang, adalah lambang dinamika.
Tuah Sakato, adalah lambang kesepakatan untuk melaksanakan hasil
mufakat rakyat.
Sumatera Selatan
Atap rumah Sumatera Selatan berujung 17, dengan delapan baris dan empat puluh lima
buah genteng, bunga teratai, batang hari sembilan, adalah lambang hari
kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Bunga Teratai, adalah lambang keadilan berdasarkan Pancasila.
Batang Hari Sembilan, nama lain Sumatera Selatan adalah lambang
kemakmuran.
Jembatan Ampera, adalah lambang kemajuan dan ciri khas kota Palembang.
Gunung, adalah lambang keperkasaan.
Sumatera Utara
Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai beserta perisainya,
adalah lambang kebulatan tekad perjuangan rakyat Provinsi Sumatera
Utara melawan imperialisme, kolonialisme, feodalisme dan komunisme.
Batang bersudut lima, perisai dan rantai, melambangkan
masyarakat di dalam membela dan mempertahankan Pancasila.

kesatuan

Pabrik. pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan. daun
padi dan tulisan SUMATERA UTARA, melambangkan daerah yang indah
permai, mashur dengan kekakayaan alamnya yang berlimpah-limpah.
Tujuh belas, kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat puluh lima butir
padi menggambarkan tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan RI.

Tongkat di bawah kepalan tangan, melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan


kebesaran bangsa, patriotisme, pencinta dan pembela keadilan.
Bukit barisan yang berpuncak lima, melambangkan tata kemasyarakatan
berkepribadian luhur, bersemangat persatuan, kegotong-royongan yang dinamis.
Motto Daerah , adalah Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya.

yang

Anda mungkin juga menyukai