Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sejak zaman dahulu manusia dan hewan telah memanfaatkan sumber daya yang ada
di alam ini untuk memenuhi kebutuhan pokok demi mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Sejalan dengan aktivitas tersebut dibuang pula sisa-sisa yang tidak dipakai atau
tidak digunakan atau tidak diinginkan lagi yaitu yang dikenal dengan sampah.
Sampah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia oleh karena adanya sampahsampah pada umumnya adalah sebagai akibat daripada adanya kegiatan-kegitan manusia itu
sendiri.
Permasalahan mengenai sampah timbul sejalan dengan tingkat perkembangan dan
kemajuan di bidang teknologi, disamping itu produksi sampah pun terus meningkat.
Meningkatnya jumlah penduduk di lain pihak sumber daya alam yang ada termasuk lahan
digunakan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga menambah kompleksnya
permasalahan yang di hadapi.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam prosesproses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang
dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam
kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut
jenis-jenisnya.
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini
masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah.
Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di
tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah yang
membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi
ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat,
1

sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak
terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga
kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya.
I.2. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah pengertian sampah?


Apakah jenis-jenis dan karakteristik sampah?
Apakah faktor yang mempengaruhi jumlah sampah?
Apakah masalah yang ditimbulkan dari sampah?
Bagaimana solusi pengelolaan sampah?

I.3. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Mengetahui pengertian sampah


Mengetahui jenis-jenis dan sumber-sumber sampah
Mengetahui masalah yang ditimbulkan dari sampah
Mengetahui solusi pengelolaan sampah

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian sampah
Sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau
benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang
(Soekidjo Notoatmodjo, 1997).
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Berangkat dari
pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan
sehari-hari masyarakat (istilah lingkungan untuk manajemen, Ecolik, 1996).
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari suatu
sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai
ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif karena dalam penanganannya
baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar.
Sampah juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari hasil kegiatan
manusia atau hewan bila tidak diinginkan lagi dianggap tidak berguna dan dibuang maka
dianggap sebagai sampah.
II.2 Jenis-Jenis dan Karakteristik Sampah
Berdasarkan zat kimia yg terkandung didalamnya :
a. Sampah an-organik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya : logam.
b. Sampah organik, adalah sampah yangg pada umumnya dapat membusuk, misal sisa makanan.
Berdasarkan karakteristik sampah :
1.

Garbage
Berupa benda organik yang mudah membusuk dan cepat terurai bila cuaca panas,
serta dapat menimbulkan bau busuk, banyak terdapat di pasar, rumah makan, tempat
pemukiman, rumah sakit dan lainnya.

2.

Rubbish
a) Mudah terbakar (zat-zat organik, kertas, kayu, karet, daun-daun kering).
b) Tidak mudah terbakar (zat-zat anorganik, kaca,besi,kaleng).

3.

Ashes
3

Semua debu jalanan dan sisa-sisa pembakaran dari kegiatan industri.


4.

Street sweeping
Sampah dari jalanan,trotoar yang ditimbulkan oleh kegiatan orang.

5.

Lead animal
Bangkai binatang yang besar (anjing, kucing) yang mati karena kecelakaan atau
alami.
6. House hold refuse
Sampah dari perumahan dan kantor, berupa sampah campuran(garbage,ashes,
rubbish).
7. Abandoned vehicle
Bangkai-bangkai kendaraan bermotor.
8. Demolision dan Contructions Waste
Sisa sisa bahan pembangunan gedung - gedung. (tanah,pasir,batu-batuan, kayukayu)
9. Sampah industri
Sisa - sisa hasil pertanian, perkebunan, industri.
10. Santage solid
Benda-benda organik yang solid menyangkut di pintu masuk pusat pengolahan cair
buangan.
11. Sampah khusus
Sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti bahan beracun yang
berbahaya dan zat radioaktif.

II. 3 Faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah sampah


1. Jumlah penduduk
Tergantung pada aktifitas dan kepadatan penduduk, makin padat penduduk maka
jumlah sampah makin meningkat dan makin berkurangnya tempat penampungan
sampah sementara.
2. Sistem pengumpulan/pembuangan sampah yang digunakan
Pengumpulan sampah dengan memakai gerobak akan lebih lambat jika dibandingkan
dengan mobil truk.
3. Daur ulang
Pengambilan kembali jenis sampah untuk dipakai kembali oleh pemulung, bila
nilainya kurang ekonomis maka jenis sampah tersebut akan menumpuk.
4. Geografi dan topografi.
Lokasi tempat pembuangan apakah di daerah pegunungan, lembah, pantai dan dataran
rendah.
4

5. Waktu
Tergantung dari faktor harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Jumlah sampah
bervariasi menurut waktu. Pada siang hari jumlah sampah lebih banyak daripada pagi
hari, sedangkan di daerah pedesaan jumlah sampah tidak begitu tergantung dengan
faktor waktu.
6. Sosial ekonomi dan budaya masyarakat
Adat istiadat,kebiasaan, taraf hidup dan mental masyarakat.
7. Musim
Pada musim hujan mungkin banyak sampah akan tersangkut pada selokan-selokan,
pintu air atau tempat penyaringan air limbah.
8. Kemajuan teknologi & Peradaban
Jenis dan jumlah sampah akan meningkat seperti plastik, karton, rongsokan, bangkai
AC, TV, Kulkas dan kenderaan bermotor.
II.4 Dampak yang Ditimbulkan dari Sampah
Sampah-sampah yang berserakan, terutama ditumpukan sampah yang berlebihan
dapat mengundang lalat, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan,
mencemari udara, tanah dan air. Sampah sendiri dapat berdampak positif dan negative
diantaranya :
1. Dampak Positif
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap
masyarakat dan lingkungannya antara lain :
a.
b.
c.

Sampah dapat dipergunakan untuk menimbun tanah seperti rawa-rawa dan dataran rendah.
Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
Dapat diberikan untuk makanan ternak melalui proses pengelolaan yang telah ditentukan

d.
e.
f.
g.
h.

lebih dahulu untuk mencegah pengaruh yang buruk dari sampah terhadap ternak.
Berkurangnya tempat untuk berkembang biak serangga atau binatang pengerat.
Menurunnya insiden penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah.
Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup bagi masyarakat.
Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan kebudayaan masyarakat.
Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu negara
sehingga dana tersebut dapat digunakan untuk keperluan lain.
2. Dampak negatif
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan memberikan pengaruh yang negative
terhadap masyarakat dan lingkungannya antara lain :
a. Pencemaran Lingkungan
Sampah dari berbagai sumber dapat mencemari lingkungan, baik lingkungan darat,
udara maupun perairan. Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya
5

ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit,
sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak sedap
dipandang mata).
Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang
tidak

sedap,

debu

gas-gas

beracun.

Pembakaran

sampah

dapat

meningkatkan

karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang,


amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang
bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar
sampah.
Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya
perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang
terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan
sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke
permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air. Jika bahan pencemar itu berupa
B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium,
maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat
pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu
menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang disembarang
tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk.
b. Penyebab Penyakit
Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan lingkungan yang baik bagi hewan
penyebar penyakit penyakit misalnya : lalat, nyamuk, tikus, dan bakteri patogen (penyebab
penyakit). Adanya hewan-hewan penyebar penyakit tersebut mudah tersebar dan menajalar
ke lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit itu misalnya kolera, disentri, tipus, diare, dan
malaria.
c. Penyumbatan Saluran Air, Banjir dan Kekeringan
Sampah jalanan dan rumah tangga sering bertaburan dan jika turun hujan akan
terbawa ke got/sungai, akibatnya sungai tersumbat dan timbul banjir. Selanjutnya banjir dapat
menyebarkan penyakit, banyak got di musim hujan menjadi mampet karena penduduk
membuang sampah disembarang tempat. Kebiasaan membuang sampaj di sungai
dihilangkan.
Banjir selalu terjadi di beberapa daerah rawan banjir ketika musim hujan. Jika curah
hujan kecil, mungkin air dapat meresap ke dalam tanah dan bermanfaat untuk memelihara
6

kelembapan tanah. Namun, ketika curah hujan yang turun begitu besarnya, air yang tidak
meresap atau limpasan (aliran) permukaaan terbuang melalui saluran drainase dan sungai.
Bila limpasan permukaan tidak tertampung oleh saluran-saluran tersebut, air akan meluap
membanjiri kawasan yang lebih rendah.
Jika banjir terjadi pada musim hujan, pada musim kemarau selalu saja mendatangkan
kekeringan. Air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah terbuang menjadi banjir, dapat
mengurangi kesempatan untuk menambah cadangan air tanah. Pada saat musim kemarau tiba,
di mana curah hujan semakin rendah, simpanan air tanah terus berkurang oleh penguapan dan
pemakaian air yang terus bertambah. Penyedotan air tanah yang tidak diimbangi dengan
penambahan kembali melalui upaya peresapan air, lama kelamaan akan menyebabkan
kelembapan tanah berkurang dan akan menyebabakan tanah menjadi retak ketika musim
kemarau datang. Tanaman perdu dan semak pun tidak mau tumbuh karena suplai air sebagai
sumber kehidupan terhenti. Lebih dari itu, sumber air bersih untuk kebutuhan manusia juga
menjadi sulit.
d. Dampak Sampah Terhadap Keadaan Sosek Ekonomi
a) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat ; bau yang tidak sedap dan pemandangan yang
buuk karena sampah bertebaran dimana-mana.
b) Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan.
c) Pengelolaan sampah tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan-pembiayaan
secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak
langsung (tidak mau kerja, rendahnya produktivitas).
e. Perubahan Iklim
Pembakaran sampah menimbulkan polusi sepanjang waktu, membuat lapisan di
atmosfer yang sangat kuat menyerap radiasi inframerah. Radiasi infranerah merupakan
pemantulan panas dari sinar matahari yang bila terus tertahan akan menyebabkan bumi lebih
panas sehingga terjadi pemanasan global. Akibatnya, keseimbangan bumi terganggu.
Pemanasan global (global warming) juga menyebabkan terjadinya perubahan iklim
(climate change), gejala el nino, dan gejala la nina. Peningkatan curah hujan lebih dari
biasanya menunjukkan suatu gejala alam yang perlu diwaspadai. Hal ini terjadi setelah uap
air diatas permukaan laut terus bertambah luas dan volumenya terus membesar. Perbedaan
tekanan udara di beberapa wilayah yang disebabkan oleh panas maupun dingin yang berbeda
jauh menjadi prinsip terjadinya aliran angin kencang, berupa badai, topan, atau angin ribut.

f. Lahan Resapan Air berkurang


Perkembangan kehidupan yang terus berlangsung menuntut terjadinya perubahan
penggunaan lahan daratan yang terus meluas. Perluasan lahan untuk pemukiman penduduk
menyebabkan berkurangnya lahan terbuka hijau yang semula berfungsi untuk meresapkan air
hujan. Perumahan yang didirikan beserta bangunan lain berupa prasarana jalan (aspal, semen,
paving blok, dan konblok) serta saluran air merupakan bidang kedap yang tidak dapat
meresapkan air.
Selain itu kehadiran lumut di permukaan tanah, ternyata menghalangi peresapan air
hujan ke dalam tanah. Pada dasarnya, upaya peresapan air hujan ke dalam tanah bertujuan
untuk memelihara kelembapan tanah di bawah bangunan. Tujuan lainnya yaitu menambah
cadangan air tanah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air bagi kehidupan dan
berbagai keperluan air domestik, seperti untuk sanitasi dan kebutuhan rumah tangga yang
lain. Fenomena keamblesan atau penurunan permukaan tanah dan intrusi air laut di wilayah
pantai serta berkurangnya sumber air tanah dan keretakan bangunan menunjukkan
berkurangnya air yang diresapkan dibandingkan air yang disedot atau diambil dari dalam
tanah.
II. 5 Solusi Pengelolaan Sampah
1.

Tahap pengumpulan dan penyimpanan


Sampah disimpan pada tempat sementara, yaitu tempat sampah di kantor, rumah

tangga, hotel, restoran dll. Sebaiknya sampah basah dan sampah kering dikumpulkan dalam
tempat yang berbeda untuk memudahkan pemusnahannya.
Syarat-syarat tempat penampung sementara:
a) Konstruksi harus kuat, tidak mudah bocor.
b) Mempunyai tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan.
c) Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang. Dari penyimpanan ini
kemudian dikumpulkan lalu dimasukkan kedalam Dipo (rumah sampah). dipo ini
dapat dikelola oleh pemerintah, berupa bak besar untuk menampung sampah rumah
tangga.
Syarat-syarat Rumah sampah/Dipo
a)
b)
c)

Dibangun diatas permukaan tanah setinggi kendaraan pengangkut sampah.


Mempunyai dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah.
Mempunyai lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat dan

d)
e)

binatang lain masuk ke dalam dipo,


Ada kran air untuk membersihkan.
Tidak menjadi tempat tinggal/sarang lalat, tikus.
8

f)

Mudah dicapai oleh masyarakat.


Cara pengumpulan sampah di dipo ada dua macam :

a) Sistem duet: tempat sampah kering dan tempat sampah basah.


b) Sistem trio: tempat sampah basah, sampah kering dan tidak mudah terbakar.
2.

Tahap pengangkutan
Setelah dari Dipo sampah diangkut dengan mobil ke tempat pembuangan akhir atau

pemusnahan sampah.
3.

Tahap Pemusnahan
Ada beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan oleh institusi atau

individu dan penggunaan teknologi pemanfaatan sampah antara lain :


a) Sanitary land-fill
Adalah sistem terbaik yaitu pemusnahan sampah dengan jalan menimbun
sampah dengan tanah yang dlakukan lapis demi lapis. Dengan demikian sampah
tidak berada di alam terbuka, sehingga tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang
binatang pengerat. Sampah semua jenis diangkut dan dibuang ke suatu tempat yang
jauh dari pemukiman dengan ditimbun tanah lapis demi lapis, setelah lebih dahulu
sampah dan tanah tersebut dipadatkan.
Metode Sanitary Land-Fill
1)

Metode Galian Parit (Trench Method)


Sampah di buang pada galian parit yang memanjang. Hasil galian digunakan untuk
menutup sampah yang ditimbun dan tanah penutup dipadatkan kemudian diratakan
kembali, setelah sebuah parit terisi penuh, dibuat parit baru disebelah parit yang

2)

terdahulu.
Metode area
Sampah dibuang diatas tanah seperti pada tanah rendah, rawa-rawa, lereng bukit

3)

kemudian ditutup dengan tanah yang diperoleh dari tempat tersebut.


Metode Ramp
Merupakan gabungan dari kedua metode diatas, prinsipnya lapisan tanah dilakukan
setiap hari setebal 15 cm diatas tumpukan sampah. Setelah lokasi Sanitary Landfill
stabil, maka pada tempat ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana jalur hijau
(pertamanan), lapangan olah raga, tempat rekreasi, tempat parkir dll.

b) Incinerator
Incinerator adalah alat untuk membakar sampah yang terkendali melalui
pembakaran dengan suhu yang tinggi dan merupakan salah satu metode disposal
9

yang dapat diterapkan didaerah perkotaan atau daerah yang sulit mendapatkan tanah
kosong untuk membuang sampah.
Keuntungan dari metode ini, ialah dapat membakar semua jenis sampah
kecuali batu dan logam serta tidak dipengaruhi oleh iklim. Suhu yang masih tinggi
dalam incinerator dimanfaatkan untuk menggerakkan generator atau mengeringkan
lumpur pada pengolahan air kotor. Residu pembakaran berupa abu dapat
dipergunakan untuk menimbun tanah, abu yang dihasilkan kurang lebih 20-25%
dari berat sampah yang dibakar atau sekitar 5-10 % dari volume sampah yang
dibakar. kerugiannya tidak semua jenis sampah dimusnahkan terutama sampah dari
logam, disamping akan menimbulkan pencemaran udara bila incenerator tidak
dilengkapi dengan air pollution control.
Di negara maju telah banyak dibangun incenerator modern dengan panas yang
tinggi dan dirancang sedemikian rupa, hingga dapat membakar relatif semua jenis
sampah menjadi abu serta tetap menjaga lingkungan dari pencemaran. Satu hal yang
harus diperhatikan adalah abu sisa pembakaran secara berkala harus diambil dan
dibuang. Untuk itu perlu disediakan tempat khusus pembuangan abu sisa
pembakaran.
c) Composting
Pemusnahan sampah antara lain dengan jalan memanfaatkan proses
dekomposisi sampah organik oleh kuman-kuman pembusuk dan pada kondisi
tertentu akan menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk. Tahap-tahapan
pembuatan kompos:
Pemisahan benda-benda yang tidak dapat dipakai sebagai pupuk seperti gelas,
kaleng, besi dan lainnya,sampah dihancurkan menjadi partikel-partikel yang lebih
kecil dan tidak boleh lebih kecil dari 5cm. Kemudian dilakukan pencampuran
dengan karbon dan nitrogen dengan komposisi paling baik antara C : N = 1 : 30.
Sampah ditempatkan dalam galian tanah yang tidak begitu dalam dan dibiarkan
terbuka sehinga terjadi proses aerobik. Agar pupuk terbentuk sempurna, sampah
perlu dibolak-balik 4-5 kali selama 15-21 hari, baru kemudian akan menjadi pupuk.
Yang penting diperhatikan jangan sampai ada binatang pengerat atau insekta yang
lain bersarang.
d) Hot feeding

10

Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (babi), sampah harus diolah lebih
dulu, dimasak atau direbus untuk mencegah terjadinya penularan penyakit cacing
dan trichinosis.
e) Discharge to sewers
Sampah dihancurkan sampai halus sebelum dimasukkan ke dalam sistem
pembuangan air limbah dengan syarat sistem pembuangan air limbah harus baik.
f)

Dumping
Dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan,jurang dan tempat sampah.

g)

Individual inceneration
Pembakaran sampah secara perorangan oleh misyarakat terutama didaerah
perdesaan.

h)

Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau daur
ulang, Seperti plastik gelas,kaleng, besi dan lainnya.

i)

Reduction
Menghancurkan sampah organik atau garbage menjadi bertuk yang lebih kecil,
diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bahan lemak.

j)

Salvaging
Pemanfaatan sampah yang dapat dipakai kembali misalnya kertas bekas.
Bahayanya dapat menularkan penyakit.

11

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:
1. Sampah diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari hasil kegiatan manusia
atau hewan bila tidak diinginkan lagi dianggap tidak berguna dan dibuang maka
dianggap sebagai sampah.
2. Jenis-jenis sampah berdasarkan zat kimia yg terkandung didalamnya dan
berdasarkan karakteristik sampah.
3. Faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah sampah, yaitu : jumlah penduduk,
sistem pengumpulan/pembuangan sampah yang digunakan, daur ulang, geografi
dan topografi, waktu, sosial ekonomi dan budaya masyarakat, musim, kemajuan
teknologi & peradaban.
4. Sampah memiliki dampak positif dan negative. Dampak negative diantaranya :
pencemaran Lingkungan, Penyebab Penyakit, Penyumbatan Saluran Air, Banjir
dan Kekeringan, Perubahan Iklim, Lahan Resapan Air berkurang, dan lain-lain.
5. Pengelolaan sampah memiliki beberapa tahap, antara lain : Tahap pengumpulan
dan penyimpanan, Tahap pengangkutan, dan Tahap Pemusnahan.

III.2 Saran
Di harapkan kepada para mahasiswa dan pembaca makalah ini untuk lebih
mendalami ilmu tentang upaya-upaya pengelolaan sampah untuk kelestarian lingkungan
hidup. Karena pencemaran oleh sampah sudah sangat mengkhawatirkan dimana lingkungan
yang kita huni ini sudah tercemar oleh berbagai jenis sampah, baik yang berbahaya maupun
tidak, baik yang dapat dimanfaatkan maupun tidak.
12

DAFTAR PUSTAKA
Daud, Anwar. 2005. Dasar-dasar kesehatan lingkungan.Makassar:Hasanuddin
University Press(LEPHAS)
http://zona-vella.blogspot.com/2012/01/sampah-padat.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah
http://carapedia.com/pengertian_definisi_sampah.
Diakes pada 17 Oktober 2013

13

Anda mungkin juga menyukai