Kelarutan natrium klorida (NaCl) di beberapa pelarut eutektik berbasis fosfonium

dalam (DESS) dipelajari

dalam pekerjaan ini. Tujuh kombinasi DESS diselidiki. Kelarutan NaCl meningkat
dengan suhu di
semua DESS di semua kombinasi. Jenis donor garam dan hidrogen obligasi (HBD)
dan garam: rasio mol HBD dari
DES mempengaruhi kelarutan NaCl. Kelarutan NaCl di DESS yang menggunakan
etilena glikol atau gliserol (molekul netral) sebagai HBDs sangat rendah
dibandingkan dengan DESS yang menggunakan seng (II) klorida (ZnCl2) atau
besi (III) klorida (FeCl3)
yang halida logam sebagai agen pengompleks. DESS mengandung ZnCl2
diproduksi kelarutan tertinggi.
Ethyltriphenylphosphonium bromide: ZnCl2 DES memiliki kelarutan NaCl dari
88.500 wt% pada 111 C, dan.
tetrabutylphosphonium bromide: ZnCl2 DES dimiliki NaCl kelarutan dari 70,120%
berat dan 75.000% berat di..
100 C dan 160 C, masing-masing. The termodinamika koefisien aktivitas nonacak dua-cair (NRTL) Model
digunakan untuk mengkorelasikan kelarutan NaCl dalam DESS dipelajari. nilainilai yang dihitung di beberapa DESS menunjukkan
kesepakatan memuaskan dengan nilai-nilai eksperimental.
Logam natrium adalah unsur yang sangat reaktif dan mudah terbakar dari
kelompok logam alkali. Hal ini umumnya digunakan dalam farmasi dan baterai
industri. Hal ini dihasilkan industri dengan elektrolisis garam-garam natrium,
seperti natrium klorida (NaCl) dan natrium bromida (NaBr). Penelitian
pada kelarutan berbagai natrium garam dalam pelarut yang berbeda tersedia
di dalam literatur. Penelitian tersebut adalah pada kelarutan natrium klorida
dalam
cairan ionik
studinya kontribusi untuk penelitian tentang garam fosfonium DESS
dan sifat fisik yang diinginkan mereka dengan menyelidiki kelarutan
NaCl dalam berbagai DESS untuk memahami kemampuan dan keterbatasan
ini DESS tertentu untuk membubarkan garam logam.
suhu dan jumlah HBDs atau halida logam dalam DES meningkatkan kelarutan
NaCl di DESS tersebut. Struktur kimia
DES secara signifikan mempengaruhi kelarutan NaCl dalam DESS dipelajari.
Kelarutan NaCl di DESS dengan etilena glikol atau HBDs gliserol
(Molekul netral) sangat rendah (b1 wt.%) Dan kelarutan NaCl di
DESS terdiri dari garam fosfonium dan halida logam sangat tinggi.
bromide Ethyltriphenylphosphonium dan tetrabutylphosphonium bromida
dengan ZnCl2 menghasilkan tertinggi NaCl nilai kelarutan, dengan
maksimal dari 88,800 wt.% dan 75,500 wt.%, masing-masing. Elektronegativitas
tinggi halida logam yang digunakan dalam DES bertanggung jawab untuk
lebih tinggi kelarutan NaCl. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa jenis DESS
dapat
digunakan sebagai pelarut dan elektrolit untuk menghasilkan logam natrium
pada suhu moderat. Logam natrium bereaksi dengan DESS mengandung etilena

glikol dan gliserol sebagai HBDs. Sebaliknya, DESS mengandung halida logam,
stabil dengan adanya logam natrium dan tidak ada reaksi terjadi
antara natrium logam murni dan DESS ini. Model koefisien aktivitas NRTL
digunakan untuk memprediksi kelarutan eksperimental NaCl di
diuji DESS. nilai-nilai yang diprediksi dalam beberapa kasus yang mirip dengan
nilai-nilai eksperimental

The solubility of sodium chloride (NaCl) in several phosphonium-based deep

eutectic solvents (DESs) is studied
in this work. Seven combinations of DESs were investigated. The solubility of
NaCl increased with temperature in
all DESs at all combinations. The type of salt and hydrogen bond donor (HBD)
and the salt:HBD mole ratio of the
DES affected the solubility of NaCl. The solubility of NaCl in DESs that use
ethylene glycol or glycerol (neutral molecules) as HBDs is very low in comparison
to DESs that use zinc (II) chloride (ZnCl2) or ferric (III) chloride (FeCl3)
which are metal halides as complexing agents. DESs containing ZnCl2 produced
the highest solubility.
Ethyltriphenylphosphonium bromide:ZnCl2 DES possessed a NaCl solubility of
88.500 wt.% at 111 C, and
tetrabutylphosphonium bromide:ZnCl2 DES possessed NaCl solubilities of 70.120
wt.% and 75.000 wt.% at
100 C and 160 C, respectively. The thermodynamic activity coefficient nonrandom two-liquid (NRTL) model
was used to correlate the solubility of NaCl in the studied DESs. The calculated
values in some DESs showed
satisfactory agreement with the experimental values.
Sodium metal is a highly reactive and flammable element of the alkali metal
group. It is commonly used in the pharmaceutical and battery
industries. It is produced industrially by the electrolysis of sodium salts,
such as sodium chloride (NaCl) and sodium bromide (NaBr). Research
on the solubility of various sodium salts in different solvents is available
in the literature. Such research is on the solubility of sodium chloride in
ionic liquids
his study contributes to the research on phosphonium salt DESs

and their desirable physical properties by investigating solubility of

NaCl in various DESs in order to understand the ability and limitations
of these specific DESs to dissolve metallic salts.
temperature and the amount of HBDs or metal halides in the DES increases the
solubility of NaCl in the DESs. The chemical structure of
the DES significantly affects the solubility of NaCl in the studied DESs.
The solubility of NaCl in DESs with ethylene glycol or glycerol HBDs
(neutral molecules) is very low (b1 wt.%) and the NaCl solubility in
DESs composed of phosphonium salts and metal halides is very high.
Ethyltriphenylphosphonium bromide and tetrabutylphosphonium bromide with
ZnCl2 produced the highest NaCl solubility values, with
maximums of 88.800 wt.% and 75.500 wt.%, respectively. The high
electronegativity of the metal halide used in the DES is responsible for
higher NaCl solubility. This shows that certain types of DESs can be
used as solvents and electrolytes for producing sodium metal at moderate
temperatures. Sodium metal reacts with DESs containing ethylene
glycol and glycerol as HBDs. By contrast, DESs containing metal halides,
were stable in the presence of sodium metal and no reaction occurred
between the pure sodium metal and these DESs. The NRTL activity coefficient
model was used to predict the experimental solubility of NaCl in
the tested DESs. The predicted values in some cases were similar to the
experimental values