PEMBAHASAN
Percobaan Kemampuan Koagulasi Garam-garam Sulfat dan Klorida
terjadi destabilisasi koloid dan partikel dalam air sebagai akibat dari pengadukan
dan pembubuhan bahan kimia (disebut koagulan). Akibat pengadukan, koloid dan
partikel yang stabil berubah menjadi tidak stabil karena terurai menjadi partikel
yang bermuatan positif dan negatif. Pembentukan ion positif dan negatif juga
dihasilkan dari proses penguraian koagulan. Proses ini berlanjut dengan
pembentukan ikatan antara ion positif dari koagulan dengan ion negatif dari
partikel dan antara ion positif dari partikel dengan ion negatif dari yang
menyebabkan pembentukan inti flok (presipitat). Segera setelah terbentuk inti
flok, diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti flok menjadi flok
berukuran lebih besar yang memungkinkan partikel mengendap. penggabungan
flok kecil menjadi flok besar terjadi karena adanya tumbukan antar flok.
Tumbukan ini terjadi akibat adanya pengadukan.
Koagulan akan terionisasi menjadi kation dan anionnya ketika dilarutkan
dalam air. Kation dari koagulan tersebut akan mendestabilisasi sistem koloid
dengan mengikat anion dari sistem koloid dan mengendap membentuk agregat.
Agregat-agregat yang terbentuk akan mengalami flokulasi membentuk agregat
yang berukuran lebih besar.
Ion-ion bermuatan positif dan negatif dalam air waduk akan membentuk
suatu sistem koloid. Ion-ion tersebut berada dalam jumlah yang ekuivalen dan
bersifat stabil, sehingga sulit diendapkan dan dipisahkan dengan sendirinya. Agar
dapat terjadi suatu proses koagulasi, maka pada air waduk tersebut perlu
ditambahkan suatu koagulan. Anion-anion dalam air waduk membentuk suatu
lapisan primer dan kationnya membentuk lapisan sekunder. Kation dalam air
waduk akan mengagregasi ion positif koagulan dalam lapisan sekunder, lalu
menetralkan muatan negatif yang disumbangkan oleh lapisan primer. Air waduk
bertindak sebagai lapisan primer, sedangkan lapisan sekundernya adalah setelah
ditambahkan koagulan. Penetralan muatan negatif pada lapisan primer oleh kation
pada lapisan sekunder menyebabkan pembentukan gumpalan atau koagulasi.
Gumpalan-gumpalan dalam ukuran kecil akan berkumpul membentuk gumpalan
yang lebih besar (flok).
Hasil yang diperoleh dari percobaan adalah air waduk menjadi jernih
dengan urutan kejernihan (daya koagulasi dari koagulan) : tawas (KAl(SO 4)2) >
MgSO4 > ZnSO4 > FeCl3>PAC. Semakin besar muatan positif dari koagulan, maka
kemampuan destabilisasi terhadap muatan negatif pada koloid semakin besar.
Koagulan terbaik adalah tawas (KAl(SO4)2). Hal ini disebabkan tawas mempunyai
muatan 3+ yang berasal dari ion Al3+, dimana muatan positif ini paling besar
dibandingkan koagulan yang lain sehingga semakin mudah mendestabilisasi
muatan negatif koloid dengan gaya-gaya pemisah.
Bila tawas dimasukkan ke dalam air reaksi yang terjadi :
KAl(SO4)2 + 3H2O K+ + 2SO42- + Al(OH)3
Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+
(Sudarmo,2004)
Sedangkan PAC (poli alumunium klorida) menjadi koagulan paling buruk
karena PAC merupakan suatu polimer yang terdiri dari monomer-monomer
gabungan aluminium dan klorida yang memiliki ikatan yang tidak mudah putus
sehingga sulit untuk terionisasi dan bereaksi dengan muatan dalam koloid
sehingga daya koagulasinya kecil.
Bila PAC dimasukkan ke dalam air reaksi yang terjadi :
[Al2(OH)5]+ + H2O Al(OH)3 + H+
(Sudarmo,2004)
Untuk ZnSO4 dan MgSO4 anionnya sama yaitu SO42- dan muatan kation
yang dimiliki juga sama yaitu 2+. Untuk muatan yang sama di dalam satu periode,
semakin besar nomor atomnya, maka jari-jarinya semakin kecil, semakin kecil
jari-jarinya maka semakin besar daya koagulasinya. Nomor atom Zn lebih besar
dari Mg sehingga jari-jari atom Zn lebih kecil dari Mg sehingga daya koagulasi
ZnSO4 lebih besar dibandingkan dengan MgSO4.
Bila MgSO4 dimasukkan ke dalam air reaksi yang terjadi :
MgSO4 + 2H2O Mg(OH)2 + SO42- + 2H+
Mg2+ + H2O Mg(OH)2 + 2H+
(Sudarmo,2004)
Bila ZnSO4 dimasukkan ke dalam air reaksi yang terjadi :
koagulasi
bergantung
pada
VII.
PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
Semarang, 16 November 2016
Mengetahui,
Asisten
Praktikan
Farikhatul Maftukhah
24030113120052
24030115140109
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan Kemampuan Koagulasi Garam-garam Sulfat
dan Klorida yang bertujuan untuk mempelajari daya koagulasi dari berbagai
macam garam-garam sulfat dan klorida. Prinsip percobaan ini adalah destabilisasi
koloid dengan menambahkan koagulan kationik untuk mengurangi muatan negatif
pada koloid. Metode yang digunakan adalah koagulasi dan flokulasi. Koagulasi
merupakan destabilisasi koloid dengan penetralan gaya-gaya pemisah dimana
koagulan kationik akan mengurangi muatan negatif pada sistem koloid dengan
membentuk agregat-agregat Sedangkan flokulasi merupakan penggumpalan
agregat agregat menjadi agregat agregat yang lebih besar (flok). Sampel yang
digunakan berasal dari air waduk. Hasil yang diperoleh dari percobaan adalah air
waduk menjadi jernih dengan urutan kejernihan (daya koagulasi dari koagulan) :
tawas (KAl(SO4)2) > MgSO4 >ZnSO4 > FeCl3> PAC sehingga dari hasil percobaan
diketahui bahwa daya koagulasi garam sulfat lebih baik dari garam klorida.
Kata kunci : koagulasi, flokulasi, garam sulfat, garam klorida
ABSTRACT
The experiment of Coagulation Ability of Sulfate Salts and Chloride Salts has
done. The objective of this experiment was to study coagulation power of various
salts of sulfate and chloride. The principle of this experiment was the
destabilization of colloids by adding a cationic coagulant to reduce the negative
charge on the colloids. The method of this experiment were coagulation and
flocculation. Coagulation is the destabilization of colloids by neutralizing the
forces of separation in which cationic coagulant will reduce the negative charge
on the colloidal system by forming aggregates, while flocculation is the clotting
aggregate - aggregate to form larger aggregate (floc). Samples were taken from
the water reservoir. The results obtained from the experiments was water reservoir
becomes clear with the order of clarity (coagulation power): alum (KAI (SO4) 2)>
MgSO4> ZnSO4> FeCl3> PAC so that the results of the experiment known that
coagulation power of sulfate salt better than salt chloride.
Keywords: coagulation, flocculation, sulfate salts, chloride salts
Agregat-agregat
yang
terbentuk
akan
mengalami
flokulasi
2.
3.
4.
5.
PERLAKUAN
HASIL
tetap keruh
Pendiaman
Penyaringan
tetap keruh
Pendiaman
Penyaringan
Pendiaman
Penyaringan
Air waduk+ ZnSO4
Pendiaman
Penyaringan
Air waduk+ MgSO4
Pendiaman
Penyaringan
Urutan
Kejernihan
Tawas
ZnSO4
PAC
FeCl3
Air Waduk
Koagulan
MgSO4
LAMPIRAN