Anda di halaman 1dari 14

Status Ujian Akhir Stase

Ilmu Kesehatan Jiwa

Penguji :
dr. H. Rusdi Effendi, Sp.KJ
Oleh :
Rizky Nugraha (2012730089)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016

STATUS PSIKIATRI
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. D

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Usia

: 32 tahun

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Betawi

Alamat

: Pulo Gadung

Pendidikan

Status

: Belum menikah

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Tanggal masuk RS
II.

: STM

: 11 Agustus 2016

RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis

Sabtu, 19 Agustus 2016 pukul 13.00 WIB di Ruang Perawatan Laki-

Laki RS Jiwa Islam Klender


Senin, 22 Agustus 2016 pukul 09.00 WIB di Ruang Perawatan Laki-

Laki RS Jiwa Islam Klender


Selasa, 23 Agustus 2016 pukul 13.00 WIB di Ruang Perawatan LakiLaki RS Jiwa Islam Klender

Alloanamnesis

Sabtu, 19 Agustus 2016 pukul 18.30 WIB dilakukan melalui telepon

dengan
- Tn. B (Adik kandung pasien).
Selasa, 23 Agustus 2016 pukul 10.40 WIB dilakukan melalui telepon
dengan
- Ny. E (Ibu kandung pasien).

A. Keluhan Utama
Pasien tidak mau bicara dan mengurung diri dikamar sudah lebih dari 2 bulan

B. Keluhan Tambahan
Pasien sering berbicara sendiri, dan apabila diajak bicara dengan keluarga
dijawab melantur.
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Enam bulan SMRS, menurut keluarga pasien hanya berdiam diri
dikamar, mengurung diri dan berbicara sendiri kadang diajak berbicara oleh
keluarga dijawab melantur.
Empat bulan SMRS, menurut keluarga pasien, pasien masih belum mau
meminum obat walaupun telah dibujuk berkali-kali oleh keluarga pasien.
Menurut keluarga pasien, pasien masih tetap bisa melakukan aktivitas seharihari dengan membantu keluarga di rumah untuk membersihkan rumah, mencuci
piring dan pakaian. Pasien masih bisa bersosialisasi dengan tetangga di
sekitarnya. Pasien masih bersemangat untuk bekerja sebagai penjual pulsa
walaupun pembeli pulsa tidak banyak.
Satu Minggu SMRS, menurut keluarga pasien, pasien sulit diajak bicara
sibuk berbicara sendiri di kamarnya dan tidak mau keluar sulit diajak untuk
beribadah, tidak mau solat. Keluarga sering mendengar pasien seperti mengobrol
dengan orang lain, padahal pasien hanya sendirian di dalam kamar. Jika diajak
berbicara pasien menjawab melantur.
Satu hari SMRS,
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Psikiatri
Menurut Ibu pasien, sejak tahun 2001-2002, pasien pernah
mengamuk ingin pindah sekolah ke sekolah pesantren dan pindah
rumah karena sudah tidak betah berada di lingkungan yang sekarang.
Namun orang tua (Ayah) tidak memiliki biaya untuk memindahkan
anaknya ke pesantren yang diinginkan, Ayahnya menganjurkan untuk
tetap bersekolah di STM karena tanggung sebentar lagi pasien akan
lulus. Semenjak itu pasien mulai menjadi diam dan murung, tidak mau
sekolah, sering mengurung diri di kamar. Pasien mulai mengalami
perubahan perilaku. Pasien menjadi pendiam, gelisah, mudah marah,
mengurung diri di kamar, sering berbicara sendiri. Pasien pertama kali

dirawat di RSJ Klender dibawa oleh ayahnya karena ada keinginan


untuk bunuh diri. Menurut keluarga pasien, sekitar 2-3 minggu dirawat
dan mengalami perbaikan. Pasien diperbolehkan untuk pulang namun
beberapa bulan semenjak keluar dari RS pasien menjadi kurang
beraktivitas dan hanya berdiam diri dikamar. Pasien tidak rutin
meminum obat yang diberikan oleh dokter.
Pada tahun 2003, pasien kambuh dan dirawat di RSJ menurut
keluarga pasien. Pasien mengurung diri dikamar tidak mau keluar
kamar, sehingga keluarga pasien memutuskan untuk di rawat di RS
Jiwa Islam Klender sekitar 4 bulan. Setelah itu pasien membaik dan
dapat bersosialisasi dengan keluarga, pasien masih mengonsumsi obat.
Namun, ibu pasien lupa nama obat yang dikonsumsi. Tapi ibu pasien
mengatakan ada 3 obat yang dikonsumsi berbentuk bulat berwarna
putih. Seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun pasien
mengonsumsi obat dan rutin kontrol ke dokter. Namun, obat yang
dikonsumsi pasien habis dan tidak kontrol lagi. Terakhir kontrol pada
tahun 2010 karena mengamuk membanting barang-barang tanpa sebab
yang jelas dan dibawa ke RSJ Klender dengan dibawa oleh keluarga
dengan tangan diikat. Setelah keluar dari rumah sakit jiwa pasien tidak
pernah kontrol lagi ke dokter karena tidak ada biaya. Pasien pernah
pergi dari rumah tanpa sepengetahuan keluarga yang berada dijakarta,
pasien ternyata perrgi ke jawa kerumah keluarga ibunya, menurut
ibunya, pasien pergi dari rumah karena mendengar bisikan yang
berisikan perintah untuk pergi ke jawa.
Satu tahun terakhir ini menurut keluarga, pasien masih tetap saja
berdiam diri sudah mulai meninggalkan solat dan mengurung diri
dikamar hanya menonton tv namun pasien kadang kadang sering
berbicara sendiri padahal dikamar tidak ada siapa-siapa, tidak ada
gangguan tidur, tidak ada gangguan makan, pasien malas mandi selama
satu minggu, sering BAB dan BAK ditempat tidur.
b. Gangguan Medik

Pasien tidak memiliki gangguan medik sebelumnya.

Pasien tidak

memiliki gangguan bawaan sejak lahir, tidak pernah mempunyai


riwayat kejang sebelumnya, tidak pernah menderita sakit berat hingga
membutuhkan perawatan rumah sakit, dan tidak ada riwayat trauma
kepala sebelumnya.
c. Penggunaan NAPZA
Menurut keluarga, pasien tidak pernah mengonsumsi zat psikoaktif
atau

mengonsumsi rokok dan tidak mengonsumsi

minuman

beralkohol.
E. Riwayat Pribadi Sebelum Sakit
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan seorang anak yang diharapkan. Pasien dikandung
cukup bulan, dilahirkan secara normal dengan bantuan bidan. Tidak ada
masalah saat dan sebelum kelahiran.
b. Masa Kanak kanak dini / awal (0 - 3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu kandungnya, ibu kandung pasien memberikan
ASI hingga usia 1,5 tahun sama seperti kakak dan adiknya. Pasien tidak
pernah mengalami sakit yang serius sampai dirawat di RS . Pasien
tumbuh dan kembang seperti anak seusianya. Tidak ada masalah dalam
pertumbuhan dan perkembangan.
c. Masa kanak kanak Pertengahan ( 3 11 tahun )
Secara fisik pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak
seusianya. Pasien mudah bergaul dengan teman di sekitar rumahnya.
Pasien gemar bermain dengan teman-teman sebayanya. Pasien juga
dekat dengan kedua orang tua, serta saudara-saudara kandungnya.
d. Masa Kanak Akhir dan Pubertas
Pasien merupakan anak yang berprestasi.
e. Masa Dewasa
- Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja
- Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah.
- Riwayat Pendidikan
SD (6 tahun 12 tahun)
Pasien mulai sekolah pada usia 6 tahun.
SMP (13 tahun 15 tahun)
Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien memiliki banyak teman
dan dapat berinteraksi sosial dengan baik.

STM (17 tahun 20 tahun)


Pasien memiliki pendidikan terakhir STM, dan tidak melanjutkan ke
perguruan tinggi karena hanya sampai kelas 2 dan pasien ingin
pindah sekolah ke pesantren. Akademik pasien cukup baik dan tidak
pernah tinggal kelas. Namun, menurut keluarga pasien, semenjak
keinginannya tidak terpenuhi, pasien hanya mengurung diri dikamar

dan tidak mau sekolah


Riwayat Agama
Pasien dibesarkan dengan agama Islam. Pasien mendapatkan
pendidikan agama yang baik. Pasien sangat jarang meninggalkan
shalat wajib dan sering mengaji, rajin berpuasa wajib, dan santun

kepada orang-orang disekitar.


Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Pasien
memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Pasien tidak pernah

mendapatkan pelecehan seksual.


Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien cenderung lebih pendiam di lingkungannya.
Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah melanggar hukum dan tidak pernah terkait
masalah dengan kepolisian.

f. Riwayat Keluarga

Keterangan :

Laki-Laki

Perempuan

Pasien

Meninggal
dunia

Tinggal
serumah

Memiliki
gangguan
jiwa

Pasien merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Pasien dilahirkan


dalam keluarga sederhana. Ayah dan ibu pasien merupakan pasangan
yang harmonis dan sangat menyayangi anak-anaknya, sehingga pasien
tidak kehilangan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Pasien memiliki
hubungan yang baik dengan kedua orangtuanya. Masing-masing saudara
kandung pasien memiliki perbedaan usia dua tahun. Pasien dekat dengan
saudara-saudara kandungnya terutama kakaknya. Menurut keluarga
pasien. Saat ini pasien tinggal dengan ibu dan ayah kandung, dua kakak
kandung perempuannya, kakak dan dua adiknya.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien seorang pria, postur tubuh tinggi sedang, berkumis tipis
berpenampilan tampak seperti usianya. Saat di wawancara, pasien
pasien berpakaian kurang rapi, mengenakan baju warna hijau dan
celana pendek coklat. Kulit pasien putih, kuku pendek, rambut hitam
pendek dan terlihat cukup bersih.
b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara, pasien tampak berdiam diri, duduk sendiri
di bangsal laki-laki RSJ Islam Klender. Selama wawancara, pasien
duduk berdampingan dengan pemeriksa dengan tenang. Kontak mata
antara dengan pemeriksa. Tidak banyak melakukan gerakan, tatapan
mata kosong
c. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kurang kooperatif kepada pemeriksa, setiap pertanyaan
yang diajukan dijawab dengan lama atau tidak dijawab sama sekali.

B. Pembicaraan
a. Volume
b. Irama
c. Intonasi
d. Artikulasi

: Rendah
: Teratur
: Sedang
:

C. Mood& Afek
a. Mood
b. Afek
c. Keserasian

: Hipotim
: Datar
: Serasi

D. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi
:
Auditorik
: Halusinasi auditorik
(- Menurut keluarga pasien, keluarga sering mendengar pasien
seperti mengobrol dengan orang lain, berbicara sendiri padahal
pasien hanya sendirian di dalam kamar).
Visual
: Tidak ada
Taktil
: Tidak ada
Olfaktorik
: Tidak ada
Gustatorik
: Tidak ada
b. Ilusi
: Tidak dapat dinilai
c. Derealisasi
: Tidak dapat dinilai
d. Depersonalisasi
: Tidak dapat dinilai
E. Gangguan Pikiran
1) Proses Pikir
a. Produktivitas
: Miskin Ide
b. Kontinuitas
Blocking
: Tidak ada
Asosiasi Longgar
: Tidak ada
Inkoherensi
: Tidak ada
Neologisme
: Tidak ada
Flight of ideas
: Tidak ada
Sirkumstansial
: Tidak ada
Tangensial
: Tidak ada
c. Hendaya bahasa
: mutisme
2) Isi Pikir
Gangguan Isi Pikir :
a. Preokupasi
: Tidak dapat dinilai
b. Ide Referensi
: Tidak dapat dinilai
c. Waham
Waham Bizarre
: Tidak dapat dinilai

Waham Somatik
Waham Kebesaran
Waham Kejaran
Waham Rujukan
Waham Dikendalikan:
Waham Cemburu
Thought of insertion
Thought of broadcasting
Thought of withdrawal
Thought of control
Obsesi
Fobia

: Tidak dapat dinilai


: Tidak dapat dinilai
: Tidak dapat dinilai
: Tidak dapat dinilai
: Tidak dapat dinilai
: Tidak dapat dinilai
: Tidak dapat dinilai
: Tidak dapat dinilai
: Tidak dapat dinilai
: Tidak dapat dinilai
: Tidak dapat dinilai
: Tidak dapat dinilai

F. Sensorium dan Kognisi


a. Kesadaran
E4V5M6 Compos Mentis
b. Orientasi
Waktu
: Baik (Pasien mengetahui perkiraan waktu
dilakukan

wawancara

sekitar

siang

hari,

dan

dapat

menyebutkan tanggal, bulan dan tahun saat dilakukan

wawancara)
Tempat
: Baik (Pasien mengetahui bahwa ia sedang berada

di Rumah Sakit)
Orang
: Baik (Pasien tahu bahwa ia diwawancarai oleh

dokter muda dapat mengenali dokter muda)


c. Daya Ingat
Segera
: Baik (mampu mengingat nama 3 benda yang

pemeriksa sebutkan)
Jangka pendek : Baik (Mampu mengingat menu makan paginya)
Jangka panjang: Baik (pasien dapat mengingat tahun kelahirannya

dan masa kecilnya)


d. Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi baik, pasien dapat dengan baik melakukan pengurangan
yang diberikan pemeriksa (seven serial test). Perhatian baik, pasien dapat
mengeja nama dokter muda I-N-T-A-N dan dapat mengeja dari belakang
N-A-T-N-I.
e. Kemampuan Membaca dan Menulis
Kemampuan menulis baik, pasien dapat menulis biodata dan dapat
membaca tulisan tersebut dengan baik.
f. Kemampuan Visuospasial

Baik. Pasien dapat menggambar dua buah persegi lima berhimpitan dan
dapat menggambarkan jam analog pukul 03.00.
g. Pemikiran abstrak
Baik. Pasien dapat memberikan arti dari peribahasa Sambil
menyelam minum air yang artinya dapat melakukan beberapa pekerjaan
sekaligus.
h. Kemampuan Informasi dan Intelegensi
Baik. Pasien mengetahui nama presiden Republik Indonesia saat
ini.
G. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik.
H. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial : Buruk (Selama dirawat pasien selalu berdiam).
Uji Daya Nilai : Baik (Pasien apabila menemukan dompet akan ia
cari KTPnya dan akan dikirim via pos ke rumahnya).
I. Reality Testing of Ability (RTA)
RTA terganggu.
J. Tilikan
Derajat 1. Pasien menyangkal penuh terhadap penyakitnya.
K. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya.
IV.

STATUS FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda Vital
Tekanan darah
Suhu
Nadi
Pernapasan
Kepala
Thorax
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
B. Status Neurologi

: Baik
: Compos mentis
: 120/80 mmHg
: 360 C
: 84 x/menit regular
: 20 x/menit
: Normocephal
: Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/: BJ I dan II reguler murni, murmur (-), gallop (-)
: Supel, bising usus +
: hangat, CRT 2 detik

Gangguan rangsangan meningeal


: Tidak ada
Mata
Gerakan
: kaku
Bentuk pupil
: Isokor
Refleks cahaya
: +/+
Motorik
Tonus
: dalam batas normal
Kekuatan
: dalam batas normal
Koordinasi
: dalam batas normal
Refleks
: dalam batas normal

V.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien adalah laki-laki
berumur 38 tahun, suku Betawi, agama Islam, pendidikan terakhir STM,
pekerjaan wiraswasta. Pasien dibawa oleh kedua kak kandungnya

ke RSJI

Klender pada tanggal 9 Juli 2016 dengan keluhan utama pasien terlihat berbicara
sendiri sejak 3 hari SMRS. Pasien berbicara sendiri hingga tidak tidur seharian
penuh pada 1 hari SMRS. Menurut keluarga pasien, pasien tidak mau minum
obat sejak dua bulan yang lalu. Pasien memutuskan tidak mau minum obat
karena pasien merasa dirinya sehat dan baik-baik saja, dan pasien juga merasa
seteah minum obat badannya menjadi lemas, malas, dan terlalu sering tidur.
Sejak tidak mau minum obat, pasien menjadi sering marah-marah dan sering
berbicara sendiri. Menurut pasien, ia mendengar suara-suara yang berasal dari
hatinya. Suara-suara itu memberitahukan kepada pasien ilmu mengenaicara
menyembuhkan orang sakit, menyembuhkan hewan dan menanam bibit
tumbuhan dengan cepat. Dari ilmunya tersebut pasien bisa jadi mengetahui
berbagai jenis penyakit pada hewan dan pasien mengetahui cara menanam bibit
agar tumbuh dengan cepat yang biasanya orang lain lakukan selama 6 hari tetapi
pasien bisa 1 hari saja. Pasien mengaku mengetahui jalan-jalan di Jakarta
walaupun pasien belum pernah melewati jalan tersebut. Pasien tahu jalan karena
mengikuti bisikan yang berasal dari mata batinnya. Pasien sudah lama
mengalami bisikan-bisikan yang berasal dari suara hatinya dan pasien tidak
mengetahui awal mulai bisikan tersebut. Pasien juga sering terlihat gelisah dan
tidak mau bercerita kepada keluarganya. Pasein menjadi pendiam dan sering
mengurung diri dikamar. Pasien jarang keluar rumah untuk bersosialisasi dengan
tetangganya. Semakin lama kondisi pasien semakin parah. Sehingga pasien sulit

tidur karena berbicara sendiri di kamarnya dan tidak mau keluar kamar. Sesekali
pasien keluar kamar hanya untuk makan dan setelah itu pasien kembali ke
kamarnya. Meskipun saudara-saudara berdatangan untuk berkunjung, pasien
tidak mau keluar kamar. Pasien pernah mengkonsumsi alkohol pada saat SMP
selama dua tahun, namun setelah itu pasien berhenti dan tidak pernah
mengkonsumsi lagi.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan, mood eutimik, afek terbatas.
Bicara spontan, produktivitas baik. Gangguan persepsi berupa halusinasi
auditorik, RTA terganggu, tilikan derajat I.
VI.

DAFTAR PROBLEM
1. Problem organobiologik : Terdapat masalah genetik pada keluarga pasien
2. Problem psikologik dan perilaku :
Halusinasi auditorik
Menarik diri dari pergaulan sosial.
3. Problem Keluarga
: Tidak ada

VII.

FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan psikologi yang secara klinis
bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya
(impairment/disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang
biasa dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien
ini menderita gangguan jiwa.
Aksis I . Dari riwayat penyakit dahulu tidak didapatkan riwayat kejang epilepsi
dan trauma kepala sehingga diagnosis gangguan mental organik (F00-F09) dapat
disingkirkan. Pasien merokok sejak SMP dan masih merokok hingga saat ini,
pasien juga pernah mengkonsumsi alkohol pada saat SMP selama dua tahun,
namun sudah berhenti dan tidak minum lagi hingga saat ini. Pada pasien ini
tidak memenuhi kriteria diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat zat
psikoaktif (F10-F19).
Dari hasil wawancara didapatkan afek terbatas, halusinasi auditorik, tilikan
derajat I, RTA terganggu, dan menarik diri dari lingkungan sosial. Berdasarkan
data-data di atas, maka sesuai kriteria PPDGJ III, untuk :
Aksis I
Pada pasien memenuhi kriteria diagnosis F20.0 (Skizofrenia
Aksis II

Paranoid).
Pada pasien kriteria diagnosis Z 03.2 (tidak ada diagnosis aksis
II)

Aksis III
Aksis IV
Aksis V

Tidak ada diagnosis


Berkaitan dengan ketidakpatuhan minum obat
Penilaian kemampuan penyesuaian diri mempergunakan skala
GAF menurut PPDGJ III didapat saat pemeriksaan (current) :
60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang). GAF HLPY : 70-61
(beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi secara umum masih baik).

VIII. EVALUASI MULTIAKSIS


Aksis I
: F20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II
: Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III
: Tidak ada diagnosis
Aksis IV
: Masalah ketidakpatuhan minum obat
Aksis V
: GAF current: 60-51
GAF HLPY
: 70-61
IX.

RENCANA TERAPI
Farmakoterapi
- Risperidone 3 x 2mg
- Trihexyfenidyl 3 x 2mg
- Clozapin 1 x 25mg
Non Farmakoterapi
- Terapi Suportif
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan hilang
dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara teratur,
menjelaskan pentingnya kontrol ke dokter setelah pulang dari rumah
sakit dan akibat yang terjadi bila pasien tidak teratur minum obat.
-

Disarankan untuk sering berdiskusi dengan keluarga apabila ada masalah.


Terapi Berorientasi Keluarga
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai kondisi pasien
agarkeluarga dapat menerima dan tidak dijauhi, dan agardapat
mendukung kesembuhan pasien dengan mengingatkan untuk minum

obat.
Terapi Sosial Budaya
Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau pekerjaan yang

bermanfaat dan terapi rekreasi dengan


Terapi Spiritual
Memotivasi pasien untuk selalu menjalankan ibadah, seperti shalat,
mengaji dan berdzikir.

X.

PROGNOSIS
Premorbid
Riwayat penyakit keluarga
Ada
Kepribadian premorbid
Tidak ada
Faktor presipitasi
Ada
Status pernikahan
Belum menikah
Sosial ekonomi
Cukup
Riwayat penyakit yang Ada

Prognosis
Buruk
Baik
Baik
Buruk
Baik
Buruk

sama
Morbid
Onset usia dewasa muda
Tidak
Perjalanan penyakit
Kronis
Kelainan organik
Tidak Ada
Respon terapi
Baik
Gejala positif
Ada
Gejala negatif
Ada

Prognosis
Baik
Buruk
Baik
Baik
Baik
Buruk

Faktor yang memberikan pengaruh baik :


- Tidak ada kelainan kepribadian premorbid
- Faktor pencetus jelas yaitu : ketidakpatuhan minum obat
- Sosial ekonomi cukup
- Onset bukan usia dewasa muda
- Tidak ada kelainan organik
- Respon terapi sebelumnya baik
- Adanya gejala positif
Faktor yang memberikan pengaruh buruk :
- Ada riwayat penyakit keluarga
- Pasien belum menikah
- Adanya riwayat penyakit yang sama sebelumnya
- Gangguan sudah terjadi selama hampir satu tahun
- Adanya gejala negatif
Faktor yang memberikan pengaruh baik
Ad vitam
: ad bonam
Ad functionam
: ad bonam
Ad sanationam
: ad malam

Anda mungkin juga menyukai